BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global yang terjadi disuatu negara dapat mempengaruhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

BAB I PENDAHULUAN. maupun sektor keuangan. Interaksi kegiatan ekonomi sektor rill bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. atau surat berharga. Financial Market sendiri terbagi menjadi dua yaitu Capital

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian Indonesia menjadikan Indonesia menjadi salah satu emerging

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

kapan saja di seluruh wilayah dunia. Salah satunya yaitu dengan berinvestasi di pasar modal. Keberadaan pasar modal di Indonesia sangat penting sebaga

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kini lebih cenderung untuk menginvestasikan dana yang dimiliki

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. The Association of South East Asian Nations atau yang sering

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip umum perdagangan bebas adalah menyingkirkan hambatan-hambatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PASAR KEUANGAN (FINANCIAL MARKET) PASAR UANG (MONEY MARKET) Bagan 2.1 Struktur Pasar Modal

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini disahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki rata-rata nilai corporate governance rendah diantara lima negara lain

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya perjanjian kerjasama perdagangan antar dua negara atau yang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Liberalisasi perdagangan telah menjadi fenomena dunia yang tidak bisa

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang


PROTOKOL UNTUK MENGUBAH BEBERAPA PERJANJIAN EKONOMI ASEAN TERKAIT DENGAN PERDAGANGAN BARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang (Hanafi, 2008). perusahaan, dan pemerintah. Menurut Undang-Undang No.

Implikasi perdagangan barang dalam ASEAN Free Trade terhadap perdagangan. Intra dan Ekstra ASEAN Tahun Dono Asmoro ( )

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. fakta-fakta bahwa setiap pasar modal di dunia ini telah tersambung jaringan online

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan global yang terjadi disuatu negara dapat mempengaruhi negara lainnya terutama dalam kaitannya dengan pasar modal. Hal ini dikarenakan adanya efek penularan (integrasi) yang dapat mempengaruhi keadaan sekuritas di pasar modal masing-masing negara. Di Asia Tenggara, konsep ekonomi global telah tercipta pada tahun 1967 melalui kerjasama bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara yang yang disebut Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Pembentukan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berawal dari konferensi Bangkok di Thailand, sehingga tercipta kerjasama dengan beranggotakan 5 negara yaitu: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Hasil dari konferensi Bangkok yaitu: Pertama, Mempercepat pertumubuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara. Kedua, meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional. ketiga meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi. Keempat memelihara kerjasama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada. Kelima, meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara. Setelah dibentuknya Association of Southeast Asian Nations ASEAN negara-negara Asia Tenggara lainnya mulai bergabung, negara tersebut yaitu: Brunei

Darussalam pada 8 Januari 198, Vietnam pada 28 Julai 1995, Laos, Myanmar pada 23 Julai 1997 dan Kamboja pada 30 April 1999 (Koesrianti 2004). Ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara masih digolongkan sebagai negara berkembang karena masih tergantung pada hasil alam. Pembentukan kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Perkembangan kerjasama bidang ekonomi berawal dari terbentuknya kerjasama Preferential Trade Arrangement (PTA) kemudian berkembang menjadi Free Trade Area (FTA), perkembangan terakhir kerjasama ekonomi ASEAN yaitu pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) (www.kemlu.go.id). Pembentukan kerjasama ekonomi pada sektor keuangan di Asia Tenggara memberikan keuntungan untuk berbagai pihak seperti investor dan pihak yang membutuhkan dana. Keuntungan yang dapat diperoleh Investor dari adanya kerjasama negara-negara ASEAN diantaranya investor dapat melakukan investasi di berbagai negara bukan untuk melakukan investasi langsung (direct investment), seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional, tetapi dengan cara membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan di bursa-bursa efek negara ASEAN. Kerjasama ekonomi menjadikan kawasan ASEAN yang kompetitif, hal ini dapat dicerminkan dari terintegrasinya bursa-bursa saham atau keeratan hubungan bursa saham antar negara. Konsep integrasi ekonomi dipelopori oleh Viner (1950), Viner menjelaskan dampak suatu integrasi ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan dapat dilakukan melalui trade creation dan trade diversion. Trade creation yaitu suatu negara dapat

mengimpor barang dengan harga yang lebih murah dari negara lain dalam suatu kawasan integrasi ekonomi, sehingga kesejahteraan negara anggota akan meningkat, sedangkan trade diversion adalah mengimpor barang dari negara yang terintegrasi secara ekonomi, karena produk negara lain dalam kawasan tersebut menjadi lebih murah akibat adanya perlakuan khusus dalam penetapan tarif. Menurut Acshani (2008), Integrasi dapat berupa satu kawasan ekonomi tanpa frontier (batas antar negara) dimana setiap penduduk maupun sumberdaya dari setiap negara anggota bisa bergerak bebas sebagaimana dalam negeri sendiri. Tujuaanya adalah untuk mencapai kegunaan yang paling optimal yang pada akhirnya akan mendorong tercapainya tingkat kesejahteraan yang sama dinegara-negara anggota. Hal inilah yang menjadi cikal bakal perkembangan integrasi pasar modal di ASEAN yang dilandasi dengan 4 pilar utama yaitu: Free movement of goods and services, freedom of movement for skilled and talented labours, freedom of stabilishment and provision of services and mutual recognition of diplomas, free movement of capital. Pilar terakhir sangat penting dalam perkembangan integrasi pasar modal (Koesrianti 2004). Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Korelasi indeks harga saham gabungan dalam jangka panjang antar pasar modal suatu negara digunakan untuk mengetahui tingkat dan perkembangan integrasi pasar modal. Menurut Zulbiadi Latief (2018), Indeks Harga Saham Gabungan adalah indeks untuk seluruh saham yang diperdagangkan di BEI, yang mencerminkan trend pergerakan dan nilai rata-rata keseluruhan saham dari emiten yang ada di Indonesia. Sunariyah (2009), menjelaskan

Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. IHSG mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Maksud dari gabungan itu sendiri adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan lebih dari satu, bahkan seluruh saham yang tercatat di bursa efek tersebut (Sunariyah, 2004). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Asia Tenggara tidak terjadi serentak. Oleh karena itu, jika pada pasar domestik memiliki indeks harga saham gabungan yang lebih rendah dibandingkan indeks harga saham gabungan di negara-negara lain, maka akan menawarkan keuntungan yang lebih besar baik bagi para investor domestik maupun investor asing dengan jalan melakukan diversifikasi investasi. Beberapa penelitain terdahulu mengenai Integrasi Pasar Modal ASEAN yaitu: Menurut penelitian Wawarundeng, J.H. dan Rate, P.V. (2017), menunjukkan bahwa dari 4 negara asean yaitu Malaysia, Singapura Thailand dan Filipina terdapat hubungan yang signifikan terhadap 3 negara yaitu Singapura, Thailand dan Filipina. Sedangkan hasil penelitian terhadap Pasar modal Malaysia menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hasil penelitian Nurhayati (2013), masing-masing pasar modal baik bursa efek Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand berpengaruh secara signifikan terhadap pasar modal di bursa efek Indonesia. Di sisi yang lain, pasar modal Indonesia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pasar modal negara-

negara yang lain, artinya pasar modal Indonesia ada pada posisi yang rentan, mudah terpengaruh oleh gejolak pasar modal yang terjadi di negara-negara lain khususnya dalam satu kawasan ASEAN. Hasil penelitian Satya Budi Widagdo (2010), menunjukkan bahwa ratifikasi Protokol Kyoto oleh Indonesia memberikan pengaruh positif bagi tingkat integrasi pasar modal Indonesia dengan pasar modal ASEAN. Pengaruh yang diberikan ini merupakan pengaruh tidak langsung yaitu melalui perubahan harga minyak yang mempengaruhi tingkat return saham. Hasil penelitian Sugiyanto dan Sudarwan (2013), Terjadi kointegrasi pada pasar modal Indonesia dan pasar modal regional, sehingga setiap fluktuasi ekonomi yang terjadi di satu negara akan mempengaruhi negara lainnya. Pasar modal di Singapura adalah pasar modal yang paling besar pengaruhnya dilingkugan regional, sehingga setiap gejolak yang terjadi di pasar modal Singapura akan mempengaruhi pasar modal di negara tetangganya. Pasar modal yang paling tidak terpengaruh oleh gejolah di pasar regional adalah pasar modal Philipina. Menurut hasil penelitian Guesmi (2012), berkaitan dengan evolusi integrasi di pasar saham Asia Tenggara dan menyimpulkan bahwa dengan pengecualian pasar Singapura, pasar negara berkembang tidak terintegrasi dengan kuat. Meski tren umumnya mengarah pada peningkatan integrasi keuangan, emerging market nampaknya masih tersegmentasi secara signifikan dari pasar regional. Kerjasama pasar modal yang lebih erat intra kawasan antara Indonesia dan negara-negara ASEAN tentunya akan meningkatkan peran pasar modal dalam

pembangunan ekonomi negara-negara ASEAN. Permasalahan yang muncul dari adanya integrasi ekonomi adalah seberapa dekat keterkaitan antar pasar modal Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan uraian diatas, masalah integrasi pasar modal ASEAN sangat penting. Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana intergrasi yang terjadi antara pasar modal ASEAN yaitu Jakarta Composite Index (Indonesia) dengan 5 negara ASEAN lainnya yaitu Kuala Lumpur Composite Index (Malaysia), Strait Time Index (Singapura), Securities Exchange of Thailand Index (Thailand), Philippine Stock Excngae (Filipina) dan Vietnam Stock Index (Vietnam) dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Hubungan Pasar Modal ASEAN dengan Pasar Modal Indonesia di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Singapura dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia? 2. Bagaimana hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Malaysia dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia? 3. Bagaimana hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Thailand dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia? 4. Bagaimana hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Fillipina dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia?

5. Bagaimana hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Vietnam dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Singapura dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia. 2. Untuk mengetahui hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Malaysia dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia? 3. Untuk mengetahui hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Thailand dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia 4. Untuk mengetahui hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Fillipina dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia 5. Untuk mengetahui hubungan Indeks Harga Saham Gabungan Vietnam dengan Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang terkait dalam mengambil kebijakan yang akan ditempuh sehubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Bagi Investor Memberikan gambaran tentang hubungan antara Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia dengan Indeks Harga Saham Gabungan negara ASEAN

lainnya sehingga dapat menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal. 3. Bagi Akademisi dan Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya serta mampu memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dalam penelitian ini. 1.5 Ruang lingkuppenelitian Penulis membatasi penelitian ini dengan meneliti apakah ada hubungan antara Jakarta Composite Index (Indonesia) dengan 5 negara ASEAN lainnya yaitu Kuala Lumpur Composite Indeks (Malaysia), Strait Time Index (Singapura), Securities Exchange of Thailand Index (Thailand), dan Philippine Stock Excange (Filipina) dan Vietnam Stock Index (Vietnam). 1.6 Sistematika Penulisan Secara umum, pembahasan ini akan dibagi kedalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN LITERATUR Bab ini merupakan tinjauan pustaka tentang teori-teori dan konsep-konsep yang dapat memperkuat penelitian dalam skripsi ini. Dalam bab ini juga akan dibahas penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan hipotesis yang akan digunakan. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi tata cara atau metodologi yang digunakan untuk penelitian yang menguraikan tentang alasan pemilihan objek, sumber data, variabel penelitian, teknik pengambilan data, dan teknik analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil uji hipotesis apakah pasar modal negara, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam mempunyai hubungan dengan pasar modal Indonesia. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penulisan penelitian ini.