INVENTARISASI DAERAH PROSPEK URANIUM SEKTOR SIGLI ACEH TAHAPAN PROSPEKS: PENDAHULUAN



dokumen-dokumen yang mirip
REKAMAN DATA LAPANGAN

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

Bab III Geologi Daerah Penelitian

Ciri Litologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB III Perolehan dan Analisis Data

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB IV ASOSIASI FASIES DAN PEMBAHASAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto 3.6 Singkapan perselingan breksi dan batupasir. (Foto diambil di Csp-11, mengarah kehilir).

IDENTIFIKASI BATUAN SUMBER DAN DELINIASI SEBARAN ENDAPAN ALUVIAL MENGANDUNG MONASIT DI KABUPATEN BANGKA, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

BAB II TATANAN GEOLOGI

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT (PAPUA BARAT)

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

Gambar 2.1 Tatanan tektonik lempeng Papua (Dow dkk., 1988)

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 34 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

// - Nikol X - Nikol 1mm

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli

Lampiran 1. Luas masing-masing Kelas TWI di DAS Cimadur. Lampiran 2. Luas Kelas TWI dan order Sungai Cimadur

Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

hiasan rumah). Batuan beku korok

PEDOMAN PRAKTIKUM GEOLOGI UNTUK PENGAMATAN BATUAN

KETERDAPATAN MINERALISASI EMAS YANG BERASOSIASI DENGAN SINABAR DI KECAMATAN RAROWATU KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB II TINJAUAN UMUM

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Subsatuan Punggungan Homoklin

BAB IV Kajian Sedimentasi dan Lingkungan Pengendapan

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR PROVINSI MALUKU 2014

STUDI DEPOSIT MONASIT DAN ZIRKON DI DAERAH CERUCUK BELITUNG

Foto 3.5 Singkapan BR-8 pada Satuan Batupasir Kuarsa Foto diambil kearah N E. Eko Mujiono

Proses metamorfosis meliputi : - Rekristalisasi. - Reorientasi - pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya.

BAB IV PROVENAN BATUPASIR FORMASI KANTU

Bab II Geologi Regional

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, M e i 2012: 25-40

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27

A B C D E A B C D E. A B C D E A B C D E // - Nikol X Nikol mm P mm

EKSPLORASI UMUM BAHAN BAKU SEMEN DI KABUPATEN PASIR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

Geologi dan Potensi Sumberdaya Batubara, Daerah Dambung Raya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

hancuran yang muncul sebagai breksiasi. Tebal batulempung dalam perselingan sangat bervariasi, dari 20 cm hingga 30 cm.

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

I.1 Latar Belakang I.2 Maksud dan Tujuan

EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe tamar. , 5,91% SiO 2 dan 1,49% TiO 2

BAB 3 Tatanan Geologi Daerah Penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

Transkripsi:

INVENTARISASI DAERAH PROSPEK URANIUM SEKTOR SIGLI ACEH TAHAPAN PROSPEKS: PENDAHULUAN Bambang Soetopo, Agus Sutriyono, Sajiyo Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nukiir-BATAN ABSTRAK INVENTARISASI DAERAH PROSPEK URANIUM SEKTOR SIGLI ACEH TAHAPAN PROSPEK~;I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan berdasar1<an kedapatan batuan sedimen yang diendapkan pada lingkungan reduktif yang potensial sebagai tempat akumulasi U dan batuan beku asam sampai menengah sebagai sumber.. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan awal tentan geologi, radiometri dan geokimia, serta untulk membatasi daerah prospek yang diangga potensial untuk pengembangan eksplorasi uranium. Penelitian dilakukan dengan pengamatan geoiogi, pengukuran radiometri, percontohan geokimia lumpur dan mineral berat dan analisis mineralogi dan geokimia. Oaerah penelitian seluas :!:2600 km2 tersusun oleh satuan sabak (Jura Awal), satuan sekis (Trias), satuan filit (Trias), satuan metanapal gampingan (Kapur), satuan granodiorit biotit (Kapur), satuan batulanau hitam (Eosen), satuan batupasir (Eosen), satuan granodiorit porpiri (Eosen), Batupasir konglomeratan (Oligosen Akhilr- Miosen awal), Batulanau (Miosen Tengah), Olivin basal (Miosen Tengah-Miosen Akhir) dan aluvial (Holosen). Batuan tersebut tersesar1<an oieh sesar mendatar sinistral timur laut-barat daya, sesar mendatar dekstral barat laut-tenggara, sesar naik barat laut-tenggara dan sesar normal barat baratlaut-timur tenggara. Radiometri batuan ber1<isar antara 4(1-100 cis, dan kawr U total batuan antara 0,36-150,84 ppm. Hasil analisis geokimia menunjukkan daerah anomali tadah seluas 93,186 km2. ABSTRACT URANIUM PROSPECT INVENTORY ON GENERAL PROSPECTION STAGE AT SIGU SECTOR ACEH. This study based on the considering of the existerk:e of reductive sedimentary rock and acid igneous rocks. The rocks could be favook>ie for uranium accumulation and source rocks respectively. The aim of this study is to understand the uranium geology, radiometric and geochemical anomalies distribution and it to delineate the prospective area to uranium accumulation. Method of this study field geological observations, radiometric measurements, stream sedimerrt and heavy mineral concentrate sampling, minerelogical and geochemicalaboratory analysis. litho logically, the area composed of slate (Early Yurassic), schist and phyllite (Triassic) and meta calcareous marl (Cretaceous). Those rocks un conformably overly by black siltstone and sandstone (Eocene) conglomerate sandstone (Late Oligocene-Early Miocene) siltstone (Middle Miocene). Some intrusions have been identified as biotite granodiorite (Cretaceou~~) porphyritic granodiorite (Eocene) and Olivine basalt ( Middle Miocene-late Miocene). The rock have been faulted by dextral strike slip fault NW-SE, thrust fault NW-SE, sinistral; strike slip fault NE-SW, and normal faults WNW-ESE:. Radioactivity value of rocks range between 40-100 cps SPP2NF and it contains is range about 0.36-150.84 ppm U. The geocl"igmical pro~t area has been defined at the area Of 93.186 km2. PENDAHUlUAN Latar Belakang Oi daerah Sigli ditemukan kelompok batuan granitoid berumur Kapur yang potensial Sebagai sl:mber uranium dan batuan Sedimen Teffiier seperti F. Tangla, F. Agam dan F. Meucampli diendapkan pada lingkungan paralic-fluviatil berumur lebih muda dari pada kelorropok granitoid, yang potensial sebagai perangkap uranium i1j. Batuan sedimen T ersier tersebut merupakan hasi! rombakan dari batuan yang lebih tua ~ 8d batuan granitoid dan batuan malihan(2). Granitoid di daerah pe/lelitian identik dengan granit yang ditemukan (ji Tangse menunjukkan adanya indikasi peminelalen U, berupa temuan anomali radiometri sebesar 225 cis, contoh geokimia lumpur 40 ppm U (3). Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan pengetahuan ten tang geologi, radiometri dan geokimia yang berkaitan dengan mineraiisasi uranium dengan sasaran membatasi daerah yang prospek untuk ekspiorasi uranium janjutan. Secara Geografis daerah penelitian tel1etak diantara 40 r- PROSIDING -ISBN 979-8769 -II -2

4300"-501000" LU dan 95020 30"-95050 00" BT dan ser.ara adminitratif tennasuk Kecamatan T eunom, Kruengsabe, Setia Bakti Kabupaten Aceh Barat dan Kecamatan Glumpang Tiga, Mutiara, Tiro, Kemala Tangse, Gumpang, Delima, Padang Tiji Kabupaten Pidie. METODE KERJA.pengamatan geologi pada singkapan batuan yang meliputi aspek litologi, struktur dan mineralisasi tenggara. Geologi Daerah Penelitian Geologi daerah penelitian adalah sebagai berikut (Gambar 1) : 1. Satuan batu Sabak Penyebaran satuan tersebut berarah baratlauttenggara, terdiri dati sabak dan rijang yang keduanya tak terpisahkan..pengukuran radiometri singkapan dan bongkah batuan serta pengambilan contoh batuan yang mewakili setiap batuan untuk analisis mineralogi dan geokimia.pengambilan contoh lumpur sungai dan mineral berat pada cabang sljngai dan lintasan sungai seti2p 1-2,5 km serta dilakukan pengukuran radiometri.. preparasi contoh lumpur dan mineral beret untuk analisis laboratorium. arlalisis laboratorium Geokimia (kadar U mobil dan U total) dan Mineralogi (petrografi) HASIL DAN PEMBAHASAN Geoloyi Regional Geologi Galang dan Banda Aceh tersusun oleh intrusi batolit Sikuleh. Garis timur Geumpang tersusun oleh batuan sedimen Mesozoikum dan Paleozoiukum (Mum, Mug, Muw, Mutl) super group Tersier I, super grup Tersier II, super grup torsier III dan batuan volkanik muda, dan garis baret Gumpang tersusun oleh batuan meta sedimen Mesozoikum, volkanik Tersier, super grup tersier II, sedimen Pleistosen dan Alluvium. Struktur geologi yang bel1<embang adalah sesar Banda Aceh- ANI) dan sesar Baro 1] dijumpai pada bagian bawah Sungai Agam, Sungai Inong, Sungai Baro, Sungai Makup, Sur.gai Lutung, dengan penyebaran baret laut- 3. Satuan Sekis Penyebaran Satuan sakis berarah baratlauttenggara terdili dali sakis dan filit yang tak terpisahkan satu sarna lain dengan oominasi filit..filit, Sekis, tekstur lepidoblastik, sekistositi, ukuran sedang, komposisi felspar, kuarsa, klorit, serisit, biotit. lapuk kecoklatan, tekstur lepidoblastik, struktur seki stositi, ukuran O,006-O,12mm, komposisi kalsit, kua~, klorit, gipsum, minera! lempung, mineral opak. Satuan ini di terobos oleh diorit dan berdasarkan ciri litologi serta kedudukannya dilapangan dapat disebandingkan dengan Formasi Geumpang berumur Jura Atas. 2. Satuan Filit Poia penyebaran Satuan filii berarah timur lautbaret daya, terdiri dari :

JAKARTA, I 2 HE12002 I Filit, tekstur lepidoblastik struktur slat'j cleavage, ukuran sedang-halus, komposisi ortoklas, plagioklas, kiorit, biotii, serisit..kuarsit, tekstur granoblastik, ukuran pasir, kuarsa, felspar, n-luskovit, biotit, serisit. Berdasarkan!itologi dan kedudukan di lapangan satuan ini dapat disebandingkan dengan Kelompok Wyola berumur Trias. 4. Satuan Meta Napal gampingan Meta Napal gampingan, tekstur klastik, ukuran O,OO5-Q,OO8 mm, komposisi kalsit, mineral lempung, mineral ~k dan fosil, semen karbonat Batuan tersebut terdapat urat kalsit ukuran milirnetlik yang rnerupakan hasil rekristalisasi. Berdasarkan Giri litologi dan kedudukannya dilapangan satuan batuan tersebut dapat disebandingkan oongan Formasi Batugamping Teunom berumur Kapur 5. saw an granodiorit biotit terdiri dari : Satuan batuan tersebut berarah timur -barat, yang.granodlorit biotit, tekstur hotokristalin,.diorit, hipidiomolfik, bentuk anhedral-subhedral, ukuran O,O~,5 mm, komposisi plagioklas, ortoklas, kuarsa, klori~ biotit, monasit, apati~ horr.b!ende, mineral ~k. Batuan lersebut mengalami alterasi biotit terubah menjadi klorit, sedangkan ortoklas, plagioklas terubah menjadi serisit. Batuan tersebut mener(t)()s satuan meta napa! gampingan. tekstur holokristalin, hipidiomorfik, bentuk euhedral-subhedral, ukuran sedang-kasar, komposisi plagioklas, ortoklas, biotit, klorit, turmalin, hornblende. Fenokris felspar memper1ihatkan terorentasi. Granit pegmc:titik, tekstur holoklistalin, hipidiomorfik, bentuk euhedral, ukuran 0,08-6 mm, komposisi kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, klorit, allanit, mikroklin, mineral opak. Batuan tersebut mengalami alterasi biotit terubah menjadi klorit..andesit,.basalt, tekstur holokristalin, porpiritik, ukllran halus, komposisi felspar, turmalin, biotit, hornblende, pirit, batuan tersebut tersingkap sebagai korok dalam granodiorit biotit. tekstur holokristalin, porpiritik, bentuk subhedral, ukuran 0,01-7 mm, komposisi mineral plagioklas, hornblende, augit, olivin, biotit, muskovit dan mineral opak. Batuan tersebut telah mengalami alterasi, pjagioklas dan ortoklas terubah menjadi serisit sedang biotit terubah menjadi kl.:>rlt. Kedapatan batuan tersebut sebagai korok da1am granodiorit biotit. Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan dilapangan satuan tersebut dapat disebandingkan dengan granodiorit Sikuleh yang berumur Kapur. Satuan batuan tersebut menerobos satuan di atasnya (satuan batusabak, filit, sekis, metaru!pal gampingan). 6. SatuRn batulanau hitam Penyebaran Satuan batulanau hitam berarah baiat laut-tenggara, diendapkan tidak selaras di ~tas metarnlpal gampingaro terdiri dari :.Konglomerat, bentuk frngmen membulat tanggung, ukuran 1-10 cm, terdiri dari fragmen kuarsa andesit, sekis, diorit, dengan semen berupa silika, pemilahan jelek, kemas terbuka, porositas baik, kompak..batupasir, bentuk butir membl:lat tanggung, fragrnen dan matrik kuarna, kalsit, fosil, rijang, mikroklin, muskovit, plagioklas, biotit, gloukonit, semen silika dan karbonat, pemilahan baik, kemas tertutup, porositas baik, campuran pirit, kompak..batulanau hitam, ukuran lanau, bentuk membulat, campurnn serisit, muskovit Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan satuan batuan tersebut dapat disebandingkan dengan 90

Formasi Meucampli berumur Eosen, diendapkan pada lingkungan paralik-fluviatil. 7. Satuan batupasir Penyebaran Satuan tersebut berarah timur -barat, diendapkan tidak selaras di atas metanapal gampingan terdiri dari :.Batupasir, bentuk membulat, ukuran halus-sedang, pemilahan baik, kemas terbuka, fragmen/matrik kuarsa, muskovit, kalsit, biotit, plagioklas, mineral opak, gloukonit, semen silika dan karbonat, porositas baik, kompak..batupasir konglomeratan, bentuk membulat tanggung, ukuran pasir, pemilahan baik, kemas terbuka, fragmen/matrik kuarsa, muskovit, felspar, biotit, hornblende, semen silika, porositas baik, kompak..batupasir lanauan, bentuk membulat, ukuran pasir halus, komposisi mineral sedikit, muskovit, felspar, kuarsa, klorit. Pada satuan batuan ini memper1ihatkan struktur "paralel laminas! dan "cross laminas! dan didukung dengan ditemukannya mineral gloukonit. Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan satuan tersebut dapat disebandingkan dengan Formasi Agam berumur Eosen Awa:, diendapkan pada lingkungan sublitoral-paralik. 8. Sawan granodiorit porfiri Penyebaran satuan batuan tersebut berarah barat :aut-tenggara terdiri dati :.Granodiorit portiri, tekstur holokristalin, portiritik, ukuran 0,006-2,5 mm, bentuk anhedral, komposisi plagioklas, hornblende, kuarsa, ortoklas, hipersten, pirit, biotit, muskovit, augit. Sebagian ortoklas dan plagioklas terubah menjadi serisit dan mineral lempung, sedang biotit terubah menjadi klorit..andesit. tekstur holokristalin, portiro afanitik,.dasit, ukuran halus, komposisi plagioklas, turmalin, biotit, hornblende, batuan tersebut terdapat sebagai korok dalam diorit berarah N 3000 E. tekstur holokristalin, porfiritik, bentuk mineral anhedral-euhedral, ukuran 0,009-5 mm, komposisi kuarsa, plagioklas, hornblende, biotit, muskovit, apatit, alanit, mineral opak. Sebagian plagioklas terubah menjadi serisit, sedang biotit terubah menjadi klorit serta apatit terubah menjadi kalsit, diduga sebagai proses hidrotermal magmatik. Batuan tersebut tak terpisahkan dengan granodiorit porfi ri. Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan satuan tersebut dapat disebandingkan dengan Komplek Gle Seukeun berumur Eosen. Satuan tersebut menerobos satuan di atasnya (batu pasir, batulanau pasiran) 9. Satuan batupasir konglomeratan Penyebaran satuan batuan tersebut berarah baratlaut-tenggara, satuan ini diendapkan selaras di atas satuan batupasir dan batulanau hitam yang terditi dati:.batupasir konglomeratan, bentuk membulat tanggung, ukuran pasir kasar-kerakal, fragmen kuarsa, felspar, matrik kuarsa, felspar, klorit, glukonit, hornblende, semen silika, pemilahan jelek, kemas terbuka, kompak..batupasir, bentuk membulat, ukuran O,OO1.{),3 mm, komposisi kuarsa, ortoklas, plagioklas, kalsit, fosil, mineral opak, pemilahan baik, kemas tertutup, porositas baik, kompak. Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan satuan batuan tersebut dapat disebandingkan dengan Formasi Tangla berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal, diendapkan pada lingkungan paralik-fluviatil. PkOS\OING -ISBN 979-8769 -II.2 91

10. Satuan batulanau Penyebaran satuan batuan tersebut berarah baratlaut-tenggara, diendapkan Udak selaras di alas satuan batupasir konglomerntan yang terdiri dari :.Konglomerat, bentuk fragmen membulat, ukuran kerakal, pemilahan jelek, kemas terbuka, fragmen andesit, diorit, rijang, kuarsa, filit, matrik pasir, semen silika, kompak dan terdapat struktur "graded bedding" terbentuk pada arus normal.batupasir, bentuk buur membulatanggung, ukuran pasir, pemifahan baik, kemas tertutup, matrik kuarsa, felspar, klorit, biotit, semen silika, kompak..batulanau, bentuk membulat, ukuran lanau, komposisi felspar, serisit, kuarsa..batugamping, putih kekuningan, bentuk butir merrbulat tanggung, ukuran pasir halus, rnatrik, felspar, kalsit, kuarsa, semen karbonat, kompak. Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan satuan batuan tersebut dapat disebandingkan dengarl Forrnasi Kota Bakti berumur Miosen Tengah, diendapkan pada fingkungan sub litoral. 11. Satuan Olivin basal Satuan oiivin basat, tekstur lepidoblastik, ukuran sedaflg-halus, komposisi klorit, antigorit, krisotil, olivin, mineral ~k. Batuan tersebut teralterasi menjadi kaolin. Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan satuan batuan tersebut sebanding dengan serpentinit Tangse berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir. 12. Aluvial Penyebaran endapan aluvial berarah barat lauttenggara, endapan aluvial ini merupakan rombakan batuan yang lebih tua, berumur Holosen. Struktur geologi yang berkembang berupa :.Stratifikasi dan Foliasi, Stratifikasi di batuan sedimen sebagai struktur primer terdapat di batupasir, batulanau berupa struktur laminasi, struktur silang siur dan struktur.graded bedding". Secara umum berarah N 1100-140 E/ 30.77 E dan ~J 256-320 E/ 39-700 E. Sedang foliasi terdapat dalam batuan malihan yang teidiri dari filit, sekis, batusabak, secara umum berarah N 12~;o. 1920 E/ 55-67 E. Dari hasil pengukuran jurus dan kemiringan perlapisan batuan pada daeriah penelitian di dapatkan struktur antiklin deng.an sumbu berarah barat laut-tenggara. Sesar yang dijumpai berupa Sesar normal berarah N 112 E/ 700, sesar mendatar dektral berarah N 3250-3450 E/600-700 dan sesar mendatar sinistral berarah N 100 E serta sesar naik N 2600 E, kemiringan sub vertikal Radiometri Pengukuran radiometri dilakukan pada singkapan batuan, contoh lumpur dan mineral beret, radiometri batuan dievaluasi berdasarkan jenis batuan. Clari beberapa pengukuran radiometri contoh lumpur clan mineral berat dihitung secara statistik, anomali radiometri dinyatakan sarna dengan atau lebih besar dari M + 2 S. 1. Radiometri Singkapan batuan Pengukurnn rndiometri batuan dilakukan pada setiap singkapan, menunjukkan harga yang bervariasi antarn 40-150 cis dengan harga latar 40 cis. (Tabel 1) 2. Radiometri contoh lumpur $ungai Hasil pengukuran radiometri dati 220 contoh lumpur sungai menunjukkan kisaran antara 20-100 rjs. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh harga rata-rata (M) = 50,25 rjs, nilai simpangan baku (8) = 14,25 rjs dan nilai anomali (M+2 S) = 79,25 rjs. Berdasal'kan perhitungan statistik terdapat 12 contoh yang menunjukkan anomali, yaitu di S. Sikuleh dan S. Tangse

-- SE~INAR ImK NUKUR DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA TAMBANG JAKARTA, PUSAT PENGEHBANGAN BAHAN GALIAN DAN GEOlOGI NUKLIR -BATAN 2 HE12002 3. Radiometri contoh mineral berat Hasil pengukuran radiometri mineral berat sebanyak 135 contoh, menunjukkan kisaran 20-100 cis. Dan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata (M) = 48,1 cis, nilai simpangan baku (S) = 15,21 cis dan nilai anomali (M+2S) = 78,83 cis. Berdasar1<an statistik di daerah penelitian terdapat 6 contoh yang menunjukkan anomali, yaitu di S. Sikuleh. Geokimia Anomali geokimia dititik beratkan pada analisis kadar U mooil pada contoh lumpur sungai dan mineral berat. Evaluasi kadar lumpur sungai dan mineral berat dihitung secara statistik ares dasar domain litologi batuan beku, metasedimen, dan sedimen. Nilai anomali dinyatakan oleh nilai kadar sarna dengan atau lebih besar dati M+2S. 1. Kadar U mobil contoh lumpur sungai Untuk mendapatkan nilai anomali kadar U dari 220 contoh lumpur dilakukan perhitungan secara statistik yang didasarkan atas domain litoiogi batuan beku dan batuan sedimen serta batuan metasedimen. Dari perhitungan statistik diperoleharga rata-rata (M) = 0,25 ppm, sirnpangan baku (5) = 0,20 ppm dan anomali (M+2S) = 0,65 ppm, harga tersebut untuk batuan metasedimen dan batuan sedimen, sedang untuk batuan beku harga rata-rata (M) = 0,73 wm, simpangan baku (8) = 0,50 ppm dan anomali (M+2S) = 1,81 ppm ( Gambar 2). 2. Kadar U mobil contoh mineral berat Untuk mendapatkan nilai anomali kadar U dati 135 contoh mineral berat dilakukan perhitungan secara statistik yang didasarkan atas domain litologi batuan beku dan batuan sedimen gerta batuan metasedimen. Oari perhitungan statistik diperoleharga rata-rata (M) = 0,58 ppm, simpangan baku (8) = 4,32 ppm dan anomali (M+2S) = 13,22 ppm, harga tersebut untuk batuan metasedimen dan batuan sedimen, sedang untuk batuan beku harga rata-rata (M) = 11,42 ppm, simpangan baku (S) = 7,42 ppm dan anomali (M+2S) = 26,34 ppm (Gambar 3). 3. Kadar U total batuan Dari hasil analisis kadar U total batuan berkisar antara 0,36-150,34 ppm, sedang anomali kadar U berkisar an tara 9,50-150,84 ppm terdapat pads 6 lokasi dalam litologi granodiorit biotit, diorit, kuarsit, batupasir, dan batupasir konglomeratan (TabeI1).. Keberadaan min~ral radioaktif Keberadaan elemen radioaktif bersumber dari batuan granodiorit biotit yang berumur Kapur dan terooosan dasit yang berumur Eosen. Dari hasil analisis petrografi. batuan tersebut mengandung mineral allanit dan monasit dengan menunjukkan jejak partikel alpa pada film CN 85 sebagai indikasi adanya elemen radioaktif. Sedang hasil analisis geokimia menunjukkan kadar U total batuan 2,95-150, 88 serta kadar U mobil contoh lumpur menunjukkan anomali sebesar >1,81 ppm dengan harga later 0,73 ppm, sedang kadar U mobil contoh mineral berat menunjukkan anomali set>esar 26,34 ppm dengan harga later 11,42 ppm. Dali beberapa parameter tersebut ditunjukkan mineral radiokatif berupa allanit den monasit yang berasal dali terd>osan granodiolit biotit dengan indikasi adanya kenaika nilai radiometri pada daerah kontak yaitu dali 40 rjs rnenjadi 125 rjs den kadar U total batuan kuarsit, rnetalanau berkisar antara 9,50-100,51 ppm. Akibat proses pelapukan pada batuan granodiolit biotit den metasedimen rnaka mineral allanit, monasit terlepas, tertranspor dan kemudian terperangkapada batupasir dan batupasir konglomeratan yang berumur Oligosen Akhir-Miosen awe! dengan ditunjukkan anomali kadar U

total batuan 37,12-00,44 ppm dan anomali kadar U mineral berat > 13,22 ppm dengan adanya terobo~n dasit yang berumur Eosen mengakibatkan kenaikanilai radiometri dan 50 cis menjadi 150 cis, kadar U total menunjukkan 37,12-00,44 ppm.hasil analisis kadar U mobil pada contoh lumpur menunjukkan anomali 0,65 ppm dengan harga latar 0,25 ppm sedang mineral berat menunjukkan anomali sroesar 13,22 ppm dengan harga latar 5,86 ppm. Dan beberapa kelompok anomali pada peta geokimia baik pada U lumpur maupun mineral berat 00ngan ~rhatikan litologinya, maka akan diketahui pef1<jraan kemungkinan sektor yang paling menank untuk dkembangkan. Untuk itu dilakukan penggabungan penyebaran daerah anomali lumpur, daerah anornali mineral hemt dan kadar U total batuan. Dan hasil penggctjungan atau paduan tersebut ddapatkan 6 kelompok daerah tadah kadar U yang paling menank dengan luas 93,186 km ( 3,58 %) dan daerah penelitian dengan litologi granodiorit biotit, dasit, filit dan batupasir konglomeratan (Gambar 4). Keberadan mineral radioaktif pada batuan beku di daerah tersebut berkaitan dengan proses hidrotermal magrnatik dengan terdapatnya urat-urat kuarsa. KESlft'PULAN 1. GeoIogi daerah penelitian terdiri dari satuan sabak, satuan sekis, satuan filit, satuan meta napa!. t 2. 3. 4. s. a. 7. 8 8. IG ". t"- 13. 14 15. 16 17 1 18 19 20 21 gampingan, satuan granodiorit biotit, satuian batulanau hitam, satuan batupasir, satucan granodiorit pcrpiri, satuan batupasir konglomerataln, satuan batufanau, satuan oiivin basalt dan aluvial 2. Radiometri relatif tinggi terdapat pads kontak batuan granodiorit biotit dengan metasedirnen, pembacaan 125 cis dan kadar U total 100,51 ppm. 3. Mineral yang mengandung unsur radioaktif ~)8 monasit dan a/lanit bersumber dari granodiorit biotit dan dasit yang berkaitan dengan proses hidrotermall. 4. Oaerah tadah anomali U yang paling rnenar;k terdapat pada 6 lokasi dengan luas 93,186 km2 (3,fiS %). DAFTARPUSTAKA 1. JD.BENNETT.D.MCC, DKK, Geologi Lembar Calang, Sumatra, Pusat Penelitian dcln Pengembangan GeoIogi, Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi, 1981. 2. JD. BENNETT D. MCC, DKK, GeoIogi Lembiar Banda Aceh, Sumatra, Pusat Penelitian dcln Pengembangan GeoIogi, Direktorat Jend~al Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi, 1981. T 1KJei1.Pengukuran Radiometri dan Kadar U T olal batua!l 3. RAMADANUS, DKK, PPBGN-BATAN, Prospeksi Pendahuluan Sektor Tangse, Aceh Pidie, 198:2. I --58181 ~d$ _u BIO-' ~ 4)-«1 2.25 --e-lm O,~ BIO-'- ~ 75 2,55 BIO-'mngm..- BIO-'ko ~-M 00.44 ~ BIO-'ko...r8I81 «I 37.12 --«I Set;. Sam 4)-50 Fa Sam 4) 0,* Fa Fa 4) 1.16 KU8.a FB 00 100.51 -FB 50 9,50 0iWI- 0iWI 4)-M 1,~ Rij8Ig ~ 5O_-M 0,76 "'-"'~ ~~ 50-~ 3,25 _boil _..il- 6J-~ 150,84 [);,ffl -~It~.. «I-E 2104 -Gf8R)dudb;," 50-00 o,~ Gfri" Gt""'~ffl"'" 00..~ Deli _~d,..1poi 60-150 ~ _Ii _uli,..1poi ~-Im o~ «I '4 PP'OSIDING -~N '7'-876'~ 11-2

SEMINAR IPTEK NUKUR DAN PENGELOLAAN SUMRER DAYA TAMUi4.NG PUSAT PENGEHBANGAN BAHAN GALIAN DAN GEOLOGI NUKLIR -BATAN --JAKARTA. 1 2 ~E!~~ Gambar 1. Pet; Geclogi Daerah Penelitian PROSIDING -ISBN 979-8769 -II -2 95

Gamb~r 3. P,ta K'iamaan Kadar U Mobil Minerai Birat PROSIDING -ISBN 979-8769-11-2 97

98 Gambar~. Peta Paduan Ke amaan Kadar Gtokimia U Mobillumpur O..n Mine~1 Bern

Oiskusi 1. P.Widito (P2BGGN) a. Prospeksi ini ditujukan hanya untuk mencari anomali yang didasar1<an pada pertjitungan statistik, bagaimananomali tersebut dihubungkan dengan kadar U batuan pada umumnya, sedimen, beku dan rnetamorf? b. Adakah suatu batasan kadar U yang anomali dalam mineral berat, lumpur dan batuan? BalTbang Soet~ : a. Hli>ungan anomali lulr4>ur, mineral berat dengan kadar U pada batuan sedirnen, rnetamof dan beku adalah mempunyai kesamaan. T erbukti pada kadar U batuan yang tinggi, temyata kadar U dalam lulr4>ur juga tinggi -Kadar U batuan beku tinggi 21,04-150,84 WfTl, sehingga anomali lurnpur dan mineral berat juga tinggi (1,81-26,34) wm -Kadar U batuan sedimen dan metamorf relatif tinggi 9,50-100,55 wftl. sehingga anomali lumpur dan mineral beratjuga tinggi (0,65-13,22) wm b. Batasan kadar U dalam mineral berot, Lumpur dan batuan, ada sebagai anomali yaitu : Rumus M + 2 S -Batasan anomali kadar U daiam mineral berat : beku > 26,34 wm, sedang Metamorf dan sed:men > 13,22 ppm. -Batasan anomali kadar U dalam lurnpur : beku > 1,81 ppm, sedang metamorf dan sedimen sebesar > 0,65 ppm. -Batasan anomali kadar U batuan : batuan beku > 150,84 ppm, batuan metamorf > 100,51 ppm dan batuan sedimen > 90,44 ppm. 2. Sapardi (P2BGGN BATAN) Tidak ada korelasi antara kesimpulan dengan latar belakang prospeksi yang dilakukan, yaitu daerah anomali (radiometri) dalam batuan beku dan rnetamorf. Sernentara yang dikejar misinya adalah batuan seamen reduktif. Saran evaluasi kembali kesimpulan yang ditank. Barrmng Soet~ : Saran ditenma, dalam kesimpulan masih ada kekurangan karena yang dievaluasi berdasarkan paduan kadar U mineral berat dan lumpur, kadar U total batuan belum tercantumkan. Dan hasil analisa kadar U total batuan pada batupasir dan batupasir konglometan menunjukkan anomali dengan kadar 37,12-00,44 ppm dan anomali kadar U mineral berat > 13,22 ppm, sedang hasil analisis petrografi batuan te~ut rnengandungloukonit dan mineral ~k yang diduga diendapkan pada kondisi reduktif. Dan data tersebut diperoleh daerah yang prospek terapat pada batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen. PROSIDING.ISBN 979-8769 -II -2 99