PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KELILING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SD Negeri 006 KUALA LAHANG

dokumen-dokumen yang mirip
Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

*

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

1130 ISSN:

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KELILING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SD Negeri 006 KUALA LAHANG Aguslim Kepala SD Negeri 006 Kuala Lahang e-mail: aguslim022@gmail.com Abstrak The purpose of this research is to improve the students output of PKn subject class IV SD Negeri 006 Kuala Lahang. The sample which is obtained are 31 students of class IV SD Negeri 006 Kuala Lahang. Kind of the research is classrom action research. The data is obtained through: 1) students output test; 2) observation form of learning activity; and 3) the portofolio of group work output. The result of analyzing data indicated the average of students score is 62,32. In cycle 1 increased to 73,48, then in cycle 2 increased to 81,81. Based on this research, it can be concluded that an increased in students output through round-group technique of cooperative learning method Keywords: learning activity, cooperative learning method, students 1. PENDAHULUAN Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa. Komunikasi antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diciptakan sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk materi pelajaran berlangsung efektif dan efisien. Belajar efektif hanya terjadi jika siswa itu sendiri yang turut aktif dalam merumuskan serta memecahkan masalah [1]. Proses pembelajaran berjalan dengan baik, apabila guru berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam pembelajaran kimia. Guru diharapkan untuk lebih kreatif dalam memilih dan menyesuaikan teknik pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yaitu PKn yang diajarkan di SD Negeri 006 Kuala Lahang, masih mencari teknik pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran PKn. Namun, metode yang pernah digunakan kurang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran PKn, sehingga banyak siswa yang belum mendapatkan nilai yang mamuaskan. Dengan melihat data nilai kelas IV SD Negeri 006 Kuala Lahang maka daya serap siswa dalam pelajaran PKn belum mencapai hasil yang diharapkan karena kurangnya minat siswa dalam belajar PKn. Hal ini terbukti dengan tidak siapnya siswa secara mental menghadapi pelajaran dengan seringnya minta izin keluar kelas (permisi), pasif dalam mengikuti pelajaran, belum berani menyampaikan hasil kerja, baik secara kelompok atau individu, tidak konsentrasi dalam memperhatikan pelajaran, dan tidak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Salah satu teknik yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam belajar pada penelitian ini adalah kelompok. Pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok merupakan suatu kegiatan berkeliling dalam menyampaikan menyampaikan pendapat. Jumlah anggota kelompok pada pembelajaran koperatif Teknik keliling kelompok adalah 4 orang yaitu siswa no 1 (akademik rendah), siswa no 2 (akademik sedang), no 3 (akademik sedang) dan diahiri oleh siswa no 4 (akademik tinggi). Proses berkeliling ini terjadi didalam kelompok, siswa telah duduk dalam kelompok sesuai urutan dalam menyampaikan pendapat tentang LKS yang dikerjakan, penyampaian pendapat dimulai dari siswa no 1 Penerapan Model Pembelajaran... (Aguslim) 123

(akademik rendah), dilanjutkan oleh siswa no 2 (akademik sedang), no 3 (akademik sedang) dan diahiri oleh siswa no 4 (akademik tinggi). Proses pembelajaran koperatif teknik keliling kelompok mengajarkan masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi masing-masing anggota kelompok dan mendengarkan pendapat dan pemikiran anggota yang lain [2]. Sehingga dengan penerapan teknik keliling kelompok semua siswa berpartisipasi aktif dalam berdiskusi kelompok. Siswa menjadi lebih paham terhadap materi, karena siswa yang kurang mengerti dapat langsung bertanya kepada teman sekelompok dan penyelesaian soal dilakukan berulang-ulang (secara individu dan berkelompok). Penelitian tentang penerapan kelompok telah dilakukan oleh Misrawati (2009) dalam mata pelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD 003 Pulau Panjang Hilir Kecamatan Inuman membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa [3]. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Keliling Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 006 Kuala Lahang. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Kooperatif Trianto mengutip dari Eggen pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama [4]. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah [5]. Model pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Anggota timnya heterogen yang terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal dari latar belakang yang berbeda [6]. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya [4]. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif [5]. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim dkk, yaitu: 1) Siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah. 3) Bila memungkinkan anggota kelompok berdasarkan ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda. 4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari individu [7]. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1. Saling ketergantungan positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. 2. Tanggung jawab perseorangan Jika tugas dan pola penilaian dilakukan menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. 3. Tatap muka Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap anggota kelompok mempunyai latar belakang pengalaman, keluarga, sosial-ekonomi yang berbeda. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. 4. Komunikasi antar anggota 124 Jurnal Selodang Mayang, Vol. 4 No. 2, Agustus 2018

Komunikasi antar anggota menghendaki pelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotannya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 5. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif [2]. 2.2. Pembelajaran Kooperatif Teknik Keliling Kelompok Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran. Kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai [8]. Pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok merupakan suatu kegiatan berkeliling dalam menyampaikan menyampaikan pendapat. Jumlah anggota kelompok pada pembelajaran koperatif Teknik keliling kelompok adalah 4 orang yaitu siswa no 1 (akademik rendah), siswa no 2 (akademik sedang), no 3 (akademik sedang) dan diahiri oleh siswa no 4 (akademik tinggi) proses berkeliling ini terjadi didalam kelompok, siswa telah duduk dalam kelompok sesuai urutan dalam menyampaikan pendapat terhadap LKS yang sedang dikerjakan, penyampaian pendapat dimulai dari siswa no 1 (akademik rendah), dilanjutkan o leh siswa no 2 (akademik sedang), no 3 (akademik sedang) dan diahiri oleh siswa no 4 (akademik tinggi). Pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok merupakan suatu kegiatan yang mengajarkan masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan penjelasan dan pemikiran anggota yang lain [2]. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran teknik Keliling Kelompok yang dikemukakan oleh Lie adalah: 1) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menyampaikan pendapat dan penjelasan terhadap tugas yang dikerjakan. 2) Siswa berikutnya juga memberikan kontribusinya. 3) Demikian seterusnya, giliran bicara dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan [2]. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dimana proses berkeliling tejadi didalam kelompok yaitu siswa bergantian dalam menyampaikan pendapat tentang LKS yang sedang dikerjakan dimulai dari siswa yang berkemampuan akademik rendah (siswa nomor 1), kemudian dilanjutkan oleh siswa akademik sedang (siswa nomor 2), begitu seterusnya dan diakhiri oleh siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi (siswa nomor 4) [2]. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 006 Kuala Lahang Kecamatan Gaung kelas IV semester 2 tahun ajaran 2016/2017 dan waktu pelaksanaannya dimulai pada bulan Desember 2016-April 2017. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas IV dengan jumlah siswa 31 orang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah: 1) Pengamatan Terhadap Aktivitas belajar, yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk melaksanakan pendataan ini, peneliti dibantu oleh 1 orang teman sejawat yang sudah cukup berpengalaman. 2) Portofolio yang dilakukan untuk mengumpulkan dokumen kegiatan kelompok siswa. 3) Tes/Ulangan Formatif, yang diberikan oleh peneliti pada setiap akhir siklus untuk memperoleh hasil belajar siswa baik secara individu, maupun secara kalsikal untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian adalah: Penerapan Model Pembelajaran... (Aguslim) 125

1. Data aktivitas hasil belajar klasikal diharapkan dapat mencapai nilai rerata 65% sampai dengan 85%. Untuk menghitung data aktivitas siswa digunakan rumus jumlah perolehan skor semua siswa dibagi jumlah siswa yang hadir hasilnya dikalikan 100. 2. Data hasil penilaian portofolio diharapkan dapat mencapai 65% sampai dengan 85%. Untuk menghitung data hasil penilaian portofolio digunakan rumus jumlah skor perolehan dibagi jumlah skor maksimal. 3. Data hasil belajar dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar yaitu 100% siswa mencapai hasil 75 -> 75 (75 sampai dengan lebih besar dari 75). Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan dua kategori yaitu ketuntasan belajar secara individu dan secara klasikal. Untuk menghitung ketuntasan individu digunakan rumus sebagai berikut: siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika nilai siswa telah mencapai batas kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah mata pelajaran PKn, yaitu 70 atau lebih besar dari 70. Sedangkan untuk ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah siswa tuntas belajar N = ----------------------------- x 100 Jumlah siswa yang hadir 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data melalui skor ulangan harian siklus I dan II mengalami peningkatan dengan rata-rata siklus I adalah 73,48 (kategori baik) dan siklus II dengan rata-rata 81,81 (kategori amat baik). Peningkatan ini terjadi karena pada kelompok siswa memiliki tanggung jawab individu untuk menyelesaikan LKS yang diberikan, dan dapat menyampaikan pendapat dan penjelasan terhadap tugas yang diberikan. Penyampaian pendapat dilakukan oleh siswa no 1 (kelompok akademik rendah), kemudian siswa no 2 dan siswa no 3 (kelompok sedang) dan diakhiri dengan siswa no 4 (kelompok tinggi). Aturan penyampaian pendapat menyebabkan siswa akademik rendah tidak bergantung pada siswa akademik tinggi dan akan berusaha untuk memahami materi yang diajarkan. Pada tahap terakhir siswa bekerja kelompok untuk mendiskusikan jawaban yang tepat untuk dijadikan jawaban kelompok. Aktivitas dalam pembelajaran tinggi, dan dapat meningkatkan prestasi belajar. Sesuai dengan pendapat Sardiman dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak berlangsung dengan baik [9]. Dalam pembelajaran teknik keliling kelompok dilakukan penilaian aktivitas belajar siswa (afektif) bertujuan agar pembelajaran koperatif teknik keliling kelompok dapat terlaksana dengan baik. Analisis data tentang nilai perkembangan siswa dalam penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa sesudah tindakan. Dari analisis data tentang ketercapaian KKM diperoleh fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sesudah tindakan bila dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai sebelum tindakan. Namun bagi siswa yang belum tuntas diberikan program perbaikan atau remedial. Bila suatu pengajaran masih ada siswa yang belum tuntas maka siswa tersebut harus diberikan remedial sampai ketuntasan belajar tercapai. Meningkatnya ketuntasan belajar, sehingga dapat mencapai ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila 75% dari keseluruhan siswa telah memperoleh nilai minimal 70 maka akan dikatakan tuntas. Ketuntasan belajar ini tidak terlepas dari kreatifitas guru dalam memberi motivasi pada siswa selama proses pembelajaran, dan dengan melakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah, maka ingatan terhadap bahan ajar yang diperolehnya dapat dihasilkan untuk meningkatkan hasil belajarnya. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami pengingkatan. Aktivitas belajar siswa dengan nilai A pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase nilai A 52.26%, nilai B 38.06%, dan nilai C 9.68%, sedangkan pada siklus II Persentase nilai A 61,29%, nilai B 30,98%, dan nilai C 7,74%. Sedangkan nilai portofolio siswa yang diambil dari nilai kelompok yang juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. Kelompok dengan nilai A pada siklus I dan siklus II juga mengalami 126 Jurnal Selodang Mayang, Vol. 4 No. 2, Agustus 2018

peningkatan. Pada siklus I Persentase nilai A 50%, nilai B 28,12%, dan nilai C 21.87%, sedangkan pada siklus II Persentase nilai A 68.75%, nilai B 21.87%, dan nilai C 9.37%. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat membuat siswa mengingat lebih lama materi yang disampaikan, sehingga hasil belajar dapat meningkat. Sesuai dengan yang diungkapkan Slameto, siswa menjadi partisipan yang aktif dalam proses belajar, maka ia akan memiliki pengetahuan yang baik. Apabila kita telah menguasai pelajaran dengan baik, maka prestasi belajar akan mengalami peningkatan [10]. Penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok memiliki keunggulan masing-masing anggota kelompok akan mengemukakan pendapat tentang LKS yang dikerjakan, sehingga siswa mempunyai keterampilan dalam mengemukakan pendapat, penyampaian pendapat dimulai dari siswa no 1 dan diakhiri siswa no 4. Apabila salah satu anggota kelompok sedang menyampaikan pendapat, anggota kelompok lain harus mendengarkan dan tidak boleh memotong pembicaraan, perbedaan pendapat dapat didiskusikan pada saat diskusi kelompok untuk memperoleh jawaban yang tepat untuk jawaban kelompok. Pembelajaran koperatif teknik keliling kelompok, kelompok terbaik akan mendapatkan penghargaan yang diperoleh dari nilai rata-rata perkembangan individu anggota kelompok berdasarkan selisih skor dasar dengan skor evaluasi pada setiap kali pertemuan. Pemberian penghargaan ini membuat setiap kelompok termotivasi untuk menjadi kelompok terbaik sehingga setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sesuai dengan pendapat Suprijono bahwa keberhasilan kelompok bergantung pada setiap usaha anggota [5]. Pemberian penghargaan kelompok juga menyebabkan siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sebaik-baiknya, supaya dapat menyelesaikan soal evaluasi dengan benar. Sesuai dengan pendapat Sardiman motivasi memiliki peranan yang khas dalam menumbuhkan perasaan senang dan semangat untuk belajar [9]. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Teknik Keliling Kelompok pada pertemuan pertama siswa masih bingung dengan langkah-langkah pembelajaran, terutama saat menyampaikan pendapat. Siswa langsung menyanggah pendapat temannya. Selain itu siswa no 1 cenderung masih bergantung pada siswa no 4 pada saat mengerjakan LKS secara individu, untuk mengatasi permasalahan dengan cara mengingatkan siswa tentang langkah-langkah teknik keliling kelompok dan menuntun siswa ketika menyampaikan pendapat. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 006 Kuala Lahang tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan dapat dilihat pada : 1. Hasil belajar siswa, dari data awal ratarata 62.32, pada siklus I meningkat menjadi 73.48 maka peningkatan dari data awal ke siklus I 11 poin. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 81.81, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 8 poin. Sehingga peningkatan total menjadi 19 poin. 2. Persentase aktivitas belajar siswa dengan nilai A pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase nilai A 52.26%, nilai B 38.06%, dan nilai C 9.68%, sedangkan pada siklus II Persentase nilai A 61,29%, nilai B 30,98%, dan nilai C 7,74%. 3. Nilai portofolio Kelompok dengan nilai A pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I Persentase nilai A 50%, nilai B 28,12%, dan nilai C 21.87%, sedangkan pada siklus II Persentase nilai A 68.75%, nilai B 21.87%, dan nilai C 9.37%. 5.2. Saran Berdasarkan simpulan yang dikemukakan diatas maka peneliti menyarankan kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut: 1. Bagi siswa, peneliti menyarankan agar lebih meningkatkan keaktifan selama proses belajar mengajar. 2. Bagi guru, peneliti mengharapkan model Penerapan Model Pembelajaran... (Aguslim) 127

kelompok dapat diterapkan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi pihak sekolah, informasi dalam mengembangkan alat dan fasilitas belajar dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran serta dapat merencanakan pengembangan guru dalam mengajar. 4. Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengembangkan penelitian pada bidang kajian yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA [1] Nasution, M.A., Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1995 [2] Lie, Anita, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo, 2002 [3] Misrawati, Penerapan Pembelajaran Koperatif Teknik Keliling Kelompok Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Matematika di Kelas IV SDN 003 Pulau Panjang Hilir Kecamatan Inuman. Pekanbaru: Skripsi, FKIP, 2009 [4] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010 [5] Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka belajar, 2011 [6] Slavin, R, Cooperative Learning, Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: terjemahan Lita Nusa media, Ha: 8-159, 2009 [7] Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press, 2000 [8] Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006 [9] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada, 2011 [10] Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta, 2003 128 Jurnal Selodang Mayang, Vol. 4 No. 2, Agustus 2018