BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan semua harapan itu dengan kerjasama maupun kolaborasi. Pendidik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

KISI KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS (UKK) MAPEL PENJASORKES KELAS VII SMP KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keseluruhan yang melibatkan aktivitas jasmani serta pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Diterapkanya pendidikan dasar Sembilan tahun berdasarkan UU Nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

PENGEMBANGAN PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR (SD) MODEL TERPADU MADANI

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MAPEL PENJASORKES KELAS IX SMP KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RIYAN FATHUL CHOER, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. gerak sempurna yang dilakukan manusia dewasa.

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk bergerak, karena itu tanpa melakukan aktivitas jasmani secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi permainan dan olahraga, aktifitas

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: BANGKIT KUSUMA BUDI NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. Pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada para siswa

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan atas pembelajaran peserta didik merupakan harapan bagi semua pendidik dan orang tua didik, dalam pelaksanaan pembelajaran dapat mewujudkan semua harapan itu dengan kerjasama maupun kolaborasi. Pendidik atau guru dan orangtua didik agar dapat memahami dan menyesuaikan peserta didik yang menjadi tanggung jawab bersama. Pemisahan tanggung jawab itu sebenarnya tidak mutlak karena orang tua didik harus mengetahui keadaan peserta didik dan latar belakang. Dengan perubahan kurikulum yang mendadak bagi instrumen pendidikan harus membiasakan perlakuan yang relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar, menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Peserta didik dalam pembelajaran harus dalam suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, menggunakan kelompok kerjasama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah, dapat mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi, proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap.proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam 1

2 format ramah otak. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari. Permasalahan peserta didik dalam pembelajaran di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan peserta didik dalam melakukan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan, lingkungan keluarga maupun sekolah lebih mementingkan hasil akademis, memberikan peserta didik tugas-tugas yang menumpuk. Kemajuan teknologi semakin menambah gerak peserta didik semakin berkurang seperti menonton TV maupun video game dan mengakibatkan Kemampuan kemampuan gerak dasar dan kebugaran jasmani peserta didik semakin menurun. Dampak dari kesemuanya akan menimbulkan rasa emosi yang berlebihan, gejolak emosi dapat ditandai oleh berbagai gejala antara lain takut, gusar atau marah, kecemburuan, kebencian, kesedihan kecemasan, ketegangan Pembelajaran penjasorkes terdapat materi atletik yang merupakan salah satu dasar pembinaan olahraga dan gerak jasmani, maka sangat penting peranan pembelajaran atletik pada peserta didik khususnya di sekolah menengah pertama dengan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Pembelajaran atletik di sekolah menengah pertama merupakan upaya peletakan dasar kemampuan olah tubuh dan olah gerak sehingga dalam proses pembelajarannya menekankan pada faktor kegembiraan pada anak dari permainan gerak dan kegiatan olahraga atletik. Unsur-unsur dalam pembelajaran atletik meliputi nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Lompat jauh merupakan salah satu bagian dalam pengajaran atletik di sekolah menengah pertama sesuai dengan muatan materi Kurikulum KTSP.

3 Pembelajaran di sekolah menengah pertama dilaksanakan dengan melihat pada keberadaan sarana dan prasarana sekolah yang bersangkutan, kemampuan siswa dan arah pengembangan selanjutnya. Materi yang diajarkan di sekolah menengah pertama merupakan latihan bagi peserta didik untuk melakukan gerakan dasar Gerak merupakan suatu kebutuhan yang harus dipelajari pada saat anak usia sekolah menengah pertama karena akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan, mengingat hal tersebut akan dibutuhkan untuk perkembangan gerak yang sangat penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada perkembangan selanjutnya. Umumnya anak berusia 12-16 tahun pada masa ini akan melanjutkan keterampilan kemampuan gerak dasar yang telah didapat sebelumnya sehingga karakteristik dan kemampuan anak-anak yang mengarah pada aspek edukatif yang menumbuhkan rasa senang dalam berolahraga, mengembangkan kapasitas fisik secara menyeluruh, memberikan pengalaman gerak yang bermacam-macam agar anak memiliki perbendaharaan gerak yang lengkap dan beragam terutama dalam bentuk-bentuk permainan, selain itu dapat juga mengajar keterampilan dasar/teknik dasar dan tidak kalah pentingnya juga dapat menanamkan kebiasaan dan sikap mental yang baik (disiplin, tekun, semangat, keberanian, berkosentrasi dan kejujuran), anak yang mengalami kematangan kemampuan gerak dasar yang baik akan lebih senang melakukan kegiatan yang melibatkan gerak badannya. Sedangkan kematangan kemampuan gerak dasar yang kurang akan lebih senang melakukan kegiatan yang sedikit melibatkan aktivitas geraknya.

4 Hasil belajar diartikan sebagai kemampuan siswa dalam penguasaan materi dan keterampilan berpikir. Gambaran mengenai hasil belajar siswa dapat terlihat di buku laporan semester (buku nilai) yang merupakan hasil evaluasi pembelajaran siswa selama satu semester. Buku rapor memuat nilai akhir semua mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa selama satu semester yang kemudian semuanya diakumulasi dan dirata-rata sebelum dikonversikan pada kriteria hasil yang sesuai. Kriteria hasil ini biasa digambarkan dalam bentuk ranking. Semakin tinggi rata-rata nilai rapor maka akan semakin baik hasil belajar yang didapat Pengaruh kemampuan gerak dasar adalah program pengembangan kemampuan jasmani melalui bentuk-bentuk gerakan dasar pada kelas sekolah dasar, selain untuk memberikan pengalaman yang benar juga untuk menanamkan keberanian pada peserta didik. Motorik adalah suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologi maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan, peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati tersebut melalui antara lain: penerimaan informasi/stimulus, pemberian makna terhaap informasi, pengolahan informasi, proses pengambilan keputusan dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik (keseluruhannya merupakan peristiwa psikis). Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar dalam pembelajaran penjasorkes adalah kebugaran jasmani, merupakan faktor penting yang mempengaruhi kebugaran jasmani, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Permainan dan olahraga,

5 olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, nonlokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. Aktivitas penbangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. Berdasarkan hasil observasi hari Selasa, 15 Agustus 2017 mengacu pada kemampuan gerak dasar, kebugaran jasmani dan tingkat kecerdasan emosi pembelajaran penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Pengajian Ahad Pagi Bersama (SMP IT PAPB) di Kota Semarang. Berdasarkan analisis kesulitan melalui observasi awal peneliti menemukan beberapa kendala antara lain: Dari sampel penelitian ini, Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Pengajian Ahad Pagi Bersama dalam pembelajaran Penjasorkes belum mencapai hasil belajar, kurangnya prasarana yang berupa halaman sekolah yang tidak seimbang dengan jumlah peserta didik. Selain itu pembelajaran sangat sulit untuk memberikan materi ajar secara maksimal. Metode pembelajaran yang diberikan guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, namun peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran. Pembelajaran disekolah Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Pengajian Ahad Pagi Bersama lebih mementingkan bidang akademik dari pada pendidikan non akademik. Secara umum guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan mempunyai tugas sebagai pembimbing, pendidik, dan pengajar dimana tugas guru tersebut satu sama lainnya saling menunjang. Guru pendidikan jasmani, olahraga

6 dan kesehatan berperan sebagai pembimbing agar siswa belajar dengan aktif dan kreatif sehingga memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik dan perkembangan sikap yang serasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan kebugaran jasmani dan kemampuan gerak dasar siswa terhadap hasil belajar penjasorkes siswa SMP IT PAPB Semarang. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, memperhatikan beberapa faktor yang diduga mempunyai hubungan terhadap pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Pengajian Ahad Pagi Bersama perlu dilakukan identifikasi terhadap permasalahan-permasalahan yang akan di kaji, adapun yang di dapat di identifikasi permasalahan sebagai berikut : 1) Kurangnya prasarana yang berupa halaman sekolah yang tidak seimbang dengan jumlah peserta didik. 2) Pembelajaran sangat sulit untuk memberikan materi ajar secara maksimal. 3) Metode pembelajaran yang diberikan guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, namun peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakan masalah diatas maka perlu dibatasi agar permasalahan yang akan dikaji lebih terarah. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah tentag kebugaran jasmani, kemampuan gerak dasar dan hasil belajar. 7 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah ada hubungan antara kebugaran jasmani terhadap hasil belajar penjasorkes semester ganjil di SMP IT PAPB Kota Semarang? 2) Apakah ada hubungan antara gerak dasar terhadap hasil belajar penjasorkes semester ganjil di SMP IT PAPB Kota Semarang? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1) Mengetahui hubungan antara kebugaran jasmani terhadap hasil belajar penjasorkes semester ganjil di SMP IT PAPB Kota Semarang. 2) Mengetahui hubungan antara gerak dasar terhadap hasil belajar penjasorkes semester ganjil di SMP IT PAPB Kota Semarang.

8 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat teoritis Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber informasi tentang hubungan kebugaran jasmaniterhadap hasil pembelajaran penjasorkes sehingga dapat dijadikan sebagai dokumen tertulis yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang membutuhkan. 1.6.2 Manfaat praktis 1) Menjadi petunjuk dan bahan masukan bagi guru penjasorkes dalam pelaksanaan pembelajaran. Menjadi bahan informasi kepada sekolah sehingga dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran.