BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pertanyaan penelitian, dan struktur organisasi. A. Latar Belakang Penelitian Ojek merupakan sarana transportasi umum berbentuk sepeda motor yang bersifat informal. Keberadaan ojek dinyatakan informal karena tidak diakui pemerintah dan tidak memiliki izin operasi (Suryadi, 2012). Kemunculan Go-Jek merupakan bentuk inovasi berbasis aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk mengakses ojek. Go-Jek muncul pada bulan Maret 2014 dan mampu mendapat perhatian dari masyarakat dengan meningkatnya jumlah pengguna dan jumlah driver. Pada awal tahun 2015, jumlah driver Go-Jek yang hanya berjumlah 20 orang mengalami peningkatan menjadi berjumlah 20.000 driver pada bulan Agustus 2015 (Novalius, 2015) dan mengalami peningkatan secara drastis menjadi 200.000 driver pada bulan Oktober 2015 (Fauzi, 2015). Berbagai kalangan masyarakat seperti tukang ojek biasa, ibu rumah tangga, mahasiswa dan pegawai swasta antusias untuk dapat menjadi driver Go-Jek. Salah satu faktor penyebab tingginya antusiasme warga menjadi driver Go-Jek adalah penghasilan yang tinggi (Hutabarat, 2015). Meningkatnya minat masyarakat untuk bergabung sebagai mitra kerja perusahaan Go-Jek disebabkan karena tingginya penghasilan driver Go-Jek. Hutabarat (2015) menyatakan bahwa penghasilan Go-Jek dapat mencapai Rp.1.000.000 per hari. Hal tersebut menyita perhatian media dan publik. Laporan dari salah satu media massa, Kompas pada tanggal 3 Agustus 2015, menyatakan bahwa salah seorang Manager Resort di Puncak Jawa Barat beralih profesi menjadi driver Go-Jek setelah mencoba menjadi driver Go-Jek selama 15 hari (Riang, 2015). Alasan kepindahan kerja tersebut adalah karena tingginya penghasilan driver Go-Jek. Pada saat awal kemunculan Go-Jek (pada masa promo), perusahaan Go-Jek menawarkan sistem dan aturan yang menguntungkan serta menawarkan bonus 1
2 yang besar kepada para driver. Berdasarkan wawancara dengan salah satu driver Go-Jek menyatakan bahwa perusahaan Go-Jek pada awalnya menawarkan banyak keuntungan kepada driver melalui subsidi dengan banyak memberikan bonus yaitu apabila mendapat pelanggan 5 kali akan mendapatkan bonus Rp. 50.000 dan hak sebesar Rp. 4000/km. Akan tetapi, penawaran yang dijanjikan oleh Perusahaan Go-Jek tersebut hanya berlaku pada jangka waktu tertentu (masa promosi). Setelah melewati masa promosi, terjadi perubahan secara sepihak oleh perusahaan terkait sistem, aturan dan bonus yang diterapkan bagi driver Go-jek. Hak dan bonus yang diberikan driver mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 3000/km, dan berlaku apabila mendapat penumpang minimal 8 orang serta bonus yang diperoleh juga lebih rendah yaitu hanya sebesar Rp. 20.000. Bila dilihat lebih dekat mengenai isi kontrak kerja perusahaan dengan driver, balas jasa atau imbalan yang disampaikan oleh perusahaan kepada driver tidak tertulis secara terperinci dalam kontraknya, akan tetapi balas jasa atau imbalan tersebut merupakan bentuk kontrak tidak tertulis yang mengandung harapan individu kepada organisasi/perusahaan yang fungsi sebagai pendamping kontrak kerja resmi yang dinamakan kontrak psikologis (Millmore dalam Anggraeni, 2013). Walaupun tidak tertulis secara jelas, kontrak psikologis sama penting dengan kontrak kerja yang tertulis dan terikat secara hukum. Perbedaanya dalam kontrak kerja tertulis terdapat perjanjian yang spesifik dan dijelaskan secara eksplisit, sedangkan kontrak psikologis tidak tertulis, namun berbentuk pemahaman pribadi yang dibentuk oleh subjektifitas presepsi pribadi (Sonnenberg, 2006). Dalam hubungan kerja antara pegawai dan perusahaan kontrak psikologis digambarkan sebagai hubungan pertukaran dimana pegawai akan memberikan usaha dan tenaganya untuk perusahaan, sebagai gantinya pegawai berharap mendapatkan imbalan sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukanya untuk perusahaan Shore & Tetrick (dalam Santosa, 2004) Kontrak psikologis muncul sebagai sebuah keyakinan pegawai dalam kewajiban bersama atau timbal balik antara pegawai dengan perusahaan (Rousseau, 1989). Kontrak psikologis terbentuk ketika pegawai mempersepsikan bahwa organisasi/perusahaan bersedia memberikan balas jasa atau imbalan yang setimpal untuk di tukar dengan kontibusi pegawai kepada perusahaan (Syarif,
3 2008). Kontrak psikologis dipengaruhi oleh peran perusahaan secara praktis dalam memenuhi balas jasa atau imbalan disesuaikan dengan hasil yang dicapai oleh pegawai (Ellron, dkk, 1994). Apabila balas jasa atau imbalan tidak setimpal dengan usaha dan tenaganya untuk perusahaan, maka dapat menyebabkan timbulnya suatu masalah di perusahaan (Charisma dkk, 2013). Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Schein bahwa individu akan bekerja dengan efektif apabila terdapat kesesuaian antara apa yang akan diberikan organisasi kepada pegawai dan apa yang harus pegawai berikan kepada organisasi/perusahaan (Schein dalam Anggraeni, 2013). Kunci dari kontrak psikologis adalah mutualitas di antara individu dengan individu, maupun individu dengan perusahaan (Anoraga, 2005). Bagaimana mutualitas driver dengan perusahaan menarik untuk dikaji, sebab hal ini berkaitan langsung dengan bagaimana driver mempersepsikan kontrak psikologis dengan perusahaan sebagai hubungan kontrak psikologis yang transactional, relational, balance atau transitional mengacu kepada imbalan jasa sebagai balasan dari kontribusi kewajiban yang telah dilakukan. Sebab pandangan driver atas hubungannya dengan perusahaan akan membentuk sikap/perilaku driver yang akan berhubungan dengan motivasi kerja driver sebagai ujung tombak perusahaan. Sebagaimana penelitian yang telah di lakukan oleh Jayanti ( 2013) menjelaskan bahwa pegawai yang sukarela melaksanakan tugasnya melebihi perannya adalah pegawai yang memiliki motivasi kuat dan adanya perasaan yang diakibatkan dari terpenuhinya kontrak psikologis. Menurut Hasibuan (2007), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai tujuan. Motivasi kerja menurut Robbins (2008) adalah suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuan. Lawler (1973) menyatakan bahwa seorang pegawai akan termotivasi secara intrinsik untuk melakukan pekerjaannya dengan baik selama pekerjaan yang dilakukan akan memberikan umpan balik terhadap hasil yang akan diperoleh. Hal ini sesuai dengan teori motivasi kerja yang dikemukakan oleh Kinlaw (2008) motivasi adalah energi yang mendorong pegawai untuk bekerja. Pegawai yang memiliki
4 motivasi kerja yang tinggi akan selalu mencoba melakukan yang terbaik serta bersedia meluangkan waktu dan upaya ekstra untuk melakukan pekerjaannya. Sedangkan pegawai yang memiliki motivasi kerja yang rendah adalah pegawai yang seringkali tidak mau mencoba melakukan yang terbaik, serta jarang meluangkan waktu dan upaya ekstra untuk melakukan pekerjaannya. Penelitian ini bermaksud untuk mengukur hubungan antara kontrak psikologis dengan motivasi kerja driver Go-jek. Berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kontrak psikologis dengan motivasi kerja driver Go-Jek? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kontrak psikologis dengan motivasi kerja driver Go-Jek. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara secara praktis, adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti yaitu ; 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai hubungan antara kontrak psikologis dengan motivasi kerja pada driver Gojek, serta menambah kajian, literatur dan dapat menjadi acuan apabila di kemudian hari hendak dilakukannya penelitian serupa dengan tingkatan yang lebih tinggi oleh peneliti lainnya. 2. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi perusahaan Go-jek untuk mengetahui bagaimana hubungan kontrak psikologis dengan motivasi kerja para drivernya.
5 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang akan diuraikan dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa bab yang akan dibahas sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dalam penelitian. Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berfungsi sebagai landasan teoritis bagi penelitian. Pada bab ini memaparkan teori mengenai prestasi belajar, self-regulated learning dan stres akademik serta siswa akselerasi di Indonesia. Kemudian itu terdapat pula kajian konseptual yang didapat dari kondisi empiris dari penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran yang peneliti buat. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang desain penelitian, lokasi dan populasi/sampel penelitian, metode penelitian dan teknik pemilihan sampel, definisi konseptual dan definisi operasional dari variabel yang terlibat dalam penelitian, pemilihan data dan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, proses pengembangan instrumen yang di dalamnya ada pengujian validitas, reliabilitas, dan karakteristik lainnya dan teknik analisis data. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pengolahan atau analisis data yang telah diperoleh, dan pembahasannya yang dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah di bahas di bab II. 5. BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.