BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Januari hingga April 2017 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

A. WAKTU DAN TEMPAT B. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN. 1. Penelitian Tahap I

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Bab III Bahan dan Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III METODOLOGI A.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

Transkripsi:

16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Januari hingga April 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Penelitian Materi yang digunakan untuk membuat nasi instan adalah Beras C4 Delanggu sebanyak 5 kg yang diperoleh dari pasar swalayan ADA Banyumanik, sari kedelai sebanyak 4 l yang diperoleh dari Rumah Makan Tahu Serasi Bu Khotijah di Bandungan, kaldu ayam dengan perbandingan sayap ayam broiler (sebanyak 2,3 kg yang diperoleh dari pasar swalayan Superindo, Tembalang) dan air 1:3 (m/v) dan Natrium Sitrat 4,76%. Bahan yang digunakan untuk pengujian adalah larutan HCl 0,02 N (Merck), H 2 SO 4 (Merck), HgO (Merck), larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 (Merck), K 2 SO 4 (Merck), Na 2 B 4 O 7.10 H 2 O (Merck), H 3 BO 3 (Merck), indikator (campuran 2 bagian metil merah 0,2% dalam alkohol dan 1 bagian bromo creosol green (bcg) 0,2% dalam alkohol), aquades, petroleum ether. Beras yang digunakan adalah merek Beras C4 Delanggu. Hasil uji oleh Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta mengenai kandungan pestisida golongan organiklorin, organofosfat dan karbamat pada beras tersebut menunjukkan hasil negatif. Berdasarkan hasi uji Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gajdah Mada, Beras C4 Delanggu ini memilliki kandungan nutrisi seperti yang tercantum pada Tabel 2.

17 Tabel 2. Kandungan Nutrisi Beras C4 Delanggu No. Parameter Uji Hasil Satuan Metode Uji 1 Protein 8,87 % Titrimetri (WI-UGM-FTP-LAB-01-103) 2 Air 13,26 % Gravimetri (WI-UGM-FTP-LAB-01-101) 3 Abu 0,47 % Gravimetri (WI-UGM-FTP-LAB-01-102) 4 Lemak total 0,39 % Gravimetri (WI-UGM-FTP-LAB-01-104) 5 Serat Kasar 0,16 % Gravimetri (IKU/5.4/AK-06) 6 Karbohidrat 77,03 % Residual Sumber: Kemasan Beras C4 Delanggu. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nasi instan adalah timbangan analitik, hot air dryer, lemari pendingin (freezer), baskom, termometer, panci, kompor listrik, pengaduk, loyang alumunium dan wadah nasi instan. Peralatan yang digunakan untuk pengujian nasi instan adalah gelas ukur, stopwatch, pemanas Kjeldahl, labu Kjeldahl berukuran 50 ml, alat destilasi, erlenmeyer 100 ml, buret 25 ml, neraca analitik, alat ekstraksi Soxhlet, desikator dan kertas saring bebas lemak. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian terdiri dari desain penelitian, prosedur penelitian, variabel penelitian dan analisis data yang diperoleh dari penelitian. 3.2.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan rasio penambahan sari kedelai dan kaldu ayam. Rasio penambahan sari kedelai : kaldu ayam yang digunakan adalah 1:2 (T1), 1:1 (T2) serta 2:1 (T3). Setiap perlakuan

18 akan dilakukan sebanyak 7 kali pengulangan. Desain penelitian pembuatan nasi instan dengan penambahan sari kedelai dan kaldu ayam dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Desain Penelitian Pembuatan Nasi Instan Ulangan (U) Perlakuan Penambahan Sari Kedelai dan Kaldu Ayam (T) T1 T2 T3 1 T1U1 T2U1 T3U1 2 T1U2 T2U2 T3U2 3 T1U3 T2U3 T3U3 4 T1U4 T2U4 T3U4 5 T1U5 T2U5 T3U5 6 T1U6 T2U6 T3U6 7 T1U7 T2U7 T3U7 Keterangan: T1 : Penambahan sari kedelai dan kaldu ayam dengan rasio 1:2. T2 : Penambahan sari kedelai dan kaldu ayam dengan rasio 1:1. T3 : Penambahan sari kedelai dan kaldu ayam dengan rasio 2:1. Formulasi bahan yang digunakan pada nasi instan dengan penambahan sari kedelai dan kaldu ayam adalah sebagai berikut: T1 : Beras 120 g (34,78%), sari kedelai 75 ml (21,74%) dan kaldu ayam 150 ml (43,48%). T2 : Beras 120 g (34,78%), sari kedelai 112,5 ml (32,61%) dan kaldu ayam 112,5 ml (32,61%). T3 : Beras 120 g (34,78%), sari kedelai 150 ml (43,48%) dan kaldu ayam 75 ml (21,74%). Sedangkan jumlah bahan perendam Natrium Sitrat yang digunakan dalam setiap perlakuan setara dengan dua kali volume beras (±150 ml) yaitu sebanyak 300 ml.

19 Model matematis rancangan percobaan yang diterapkan adalah: Yij = µ + α i + Ɛij.. (1) Keterangan: Yij = Angka pengamatan dari perlakuan ke-i (Penambahan sari kedelai dan kaldu ayam dengan rasio 1:2, 1:1 dan 2:1) dan ulangan ke-j (1,2,3,4,5,6,7). µ = Nilai tengah perlakuan. α i = Pengaruh perlakuan ke-i (Penambahan sari kedelai dan kaldu ayam dengan rasio 1:2, 1:1 dan 2:1) Ɛij = Pengaruh galat substitusi perlakuan ke-i (Penambahan sari kedelai dan kaldu ayam dengan rasio 1:2, 1:1 dan 2:1) dan ulangan ke-j (1,2,3,4,5,6,7). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak terdapat pengaruh rasio penambahan sari kedelai dan kaldu ayam pada nasi instan terhadap densitas kamba, rasio dan waktu rehidrasi, kadar protein, kadar lemak dan mutu hedonik. H 1 : Terdapat pengaruh rasio penambahan sari kedelai dan kaldu ayam pada nasi instan terhadap densitas kamba, rasio dan waktu rehidrasi, kadar protein, kadar lemak dan mutu hedonik. Secara statistik, hipotesis empirik diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: H 0 : µ 1 =µ 2 =µ 3. H 1 : µ 1 µ 2 µ 3, atau setidak-tidaknya ada satu perbedaan nilai tengah (µ). Kriteria pengujian analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: F hitung < F tabel, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. F hitung F tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima.

20 3.2.2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian yaitu proses pembuatan kaldu ayam dan prosedur penelitian inti yaitu proses pembuatan nasi instan. Bahan baku kaldu ayam yang dibuat adalah sayap ayam. Sayap ayam dicuci hingga bersih kemudian direbus hingga kotoran yang menempel pada sayap ayam mengapung, lalu air rebusan pertama dibuang dan sayap ayam dicuci kembali. Sayap ayam direbus perbandingan berat sayap ayam dan volume air yaitu 1:3 hingga air rebusan menyusut. Perebusan dilakukan dengan energi panas kompor terkecil selama tiga jam. Kaldu ayam kemudian disaring dan disimpan dalam wadah. Sari kedelai diperoleh dari Rumah Makan Tahu Serasi Bu Khotijah yang berada di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kedelai yang digunakan merupakan kedelai impor. Kedelai tersebut lalu direndam selama satu jam dengan perbandingan berat kedelai (dalam kilogram) dan volume air (dalam liter) yaitu 1:5. Setelah itu kedelai digiling, kemudian disaring dan direbus hingga mendidih. Sari kedelai kembali disaring lalu dibiarkan dalam kondisi hangat. Setelah itu sari kedelai dikemas dan siap digunakan. Prosedur pembuatan nasi instan dilakukan sesuai dengan Luna et al. (2015) dengan modifikasi pada suhu pembekuan serta lama dan suhu pengeringan. Pembuatan nasi instan diawali dengan mencuci 120 gram beras C4 untuk setiap ulangan, lalu beras tersebut direndam dengan rasio volume beras (± 150 ml) dan bahan perendam Natrium Sitrat 4,76% 1:2 selama 2 jam. Kemudian beras dicuci hingga bersih dari bahan perendam. Beras direbus menggunakan panci tertutup

21 selama 15 menit dengan larutan bahan tambahan (kaldu ayam dan sari kedelai) sesuai dengan perlakuan yaitu rasio sari kedelai : kaldu ayam masing-masing 1:2 (T1), 1:1 (T2) dan 2:1 (T3). Total volume larutan sari kedelai dan kaldu ayam adalah 1,5 kali volume beras yaitu 225 ml. Setelah itu beras dibekukan pada suhu -10 C selama 24 jam dan kemudian dihangatkan kembali (thawing) dengan menggunakan air bersuhu ruang selama dua jam. Setelah itu beras dikeringkan dengan hot air dryer pada suhu 55 C selama 9 jam. Setelah dikeringkan, nasi instan diuji densitas kamba, waktu serta rasio rehidrasinya dan kadar protein serta lemak. Nasi instan setelah diuji waktu dan rasio rehidrasinya akan menjadi nasi yang siap disantap, lalu nasi tersebut diuji sifat organoleptiknya melalui uji hedonik. Prosedur pembuatan nasi instan ini dapat dilihat pada Ilustrasi 1. 3.2.3. Uji Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diuji pada nasi instan dengan penambahan sari kedelai dan kaldu ayam adalah densitas kamba, rasio dan waktu rehidrasi, kadar protein, kadar lemak dan mutu hedonik. a. Densitas Kamba Penetapan densitas kamba dilakukan sesuai dengan penelitian Prasert dan Suwannaporn (2009) yaitu nasi instan kering dimasukan ke dalam gelas ukur 100 ml dan ditepuk-tepuk 25-30 kali untuk membuat nasi menjadi lebih padat dan tidak bercelah. Volume nasi instan ditetapkan sebesar 60 cm 3. Densitas kamba nasi instan dihitung sebagai berikut:

22 Beras Dicuci Direndam dengan Natrium Sitrat 4,76% selama 2 jam Dicuci Direbus selama 15 menit dengan larutan sari kedelai dan kaldu ayam. Larutan sari kedelai: kaldu ayam dengan perbandingan 1:2 (T1), 1:1 (T2) dan 2:1 (T3) Dibekukan pada suhu -10 C selama 24 jam Dihangatkan dengan air bersuhu ruang selama 2 jam Dikeringkan dengan oven pada suhu 55 C selama 9 jam Nasi Instan Pengujian: - Densitas kamba - Waktu rehidrasi - Daya rehidrasi - Proksimat (kadar protein dan lemak) Diseduh air panas 90 C Pengujian: - Sifat organoleptik (uji tingkat kesukaan/ hedonik) Nasi siap santap Ilustrasi 1. Diagram Alir Pembuatan Nasi Instan dengan Penambahan Sari Kedelai dan Kaldu Ayam (modifikasi Luna et al., 2015).

23 b. Rasio dan Waktu Rehidrasi Uji rasio rehidrasi dilakukan mengacu pada penelitian Kurnia dan Satiawihardja (2012) yaitu rasio rehidrasi ditentukan dengan menggunakan 10 g nasi instan kering yang dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu ditambah dengan 150 ml air. Sampel kemudian dimasukkan ke waterbath bersuhu 80 o C selama 10 menit. Sampel hasil pemanasan didiamkan sampai mencapai suhu kamar. Nasi yang telah direhidrasi kemudian ditiriskan lalu ditimbang. Rasio rehidrasi dihitung dengan rumus: Waktu rehidrasi diukur dengan metode ukur yang mengacu pada penelitian Kurnia dan Satiawihardja (2012) yaitu 20 g sampel nasi instan kering dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml, kemudian dicampur dengan 60 ml air pada suhu 90 C. Waktu rehidrasi diukur dalam satuan menit dimulai sejak seluruh sampel tergenang air panas sampai air panas terserap seluruhnya. c. Kadar Protein Uji kadar protein dilakukan dengan metode mikro Kjeldahl sesuai dengan AOAC (2005). Sampel ditimbang sebanyak 0,25 g, dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml, ditambahkan 0,25 g selenium dan 3 ml H 2 SO 4 pekat. Kemudian sampel didestruksi pada suhu 410 o C selama kurang lebih 1 jam sampai larutan jernih lalu didinginkan. Setelah dingin, ke dalam labu Kjeldahl ditambahkan 50 ml akuades dan 20 ml NaOH 40%, kemudian dilakukan proses destilasi dengan suhu destilator 100 o C. Hasil destilasi

24 ditampung dalam labu Erlenmeyer 100 ml yang berisi campuran 10 ml asam borat (H 3 BO 3 ) 2% dan 2 tetes indikator bromcherosol green-methyl red. Setelah volume destilat mencapai 40 ml dan berwarna hijau kebiruan, maka proses destilasi dihentikan. Lalu destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti sampel nasi instan. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut : dengan volume dalam mililiter dan faktor konversi = 6,25. d. Kadar Lemak Uji kadar lemak dilakukan dengan metode Soxhlet sesuai dengan AOAC (2005). Sampel seberat 2 g (W 1 ) disebar di atas kapas yang beralaskan kertas saring dan digulung membentuk thimble. Sampel yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya (W 2 ) dan disambungkan dengan tabung Soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung Soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak (nheksana). Kemudian dilakukan refluks selama 6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C, setelah itu labu dimasukkan dalam desikator sampai beratnya konstan (W 3 ).

25 Kadar lemak dihitung dengan rumus: e. Mutu Hedonik Penentuan kualitas mutu hedonik dilakukan melalui uji organoleptik sesuai dengan pendapat Adawiyah dan Waysima (2009) oleh panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang. Uji tingkat kesukaan (hedonik) dilakukan dengan menggunakan variabel kesukaan terhadap warna, tekstur, aroma, rasa dan cita rasa keseluruhan nasi instan. Skala hedonik yang digunakan memiliki rentang dari 1 sampai 7. Deskripsi setiap angka adalah: 7= sangat suka, 6= suka, 5= agak suka, 4= netral, 3= agak tidak suka, 2= tidak suka, 1= sangat tidak suka. 3.2.4. Analisis Data Data hasil pengukuran densitas kamba, rasio dan waktu rehidrasi, kadar protein dan kadar lemak yang diperoleh dianalisa menggunakan metode Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf signifikansi 5%. Jika terjadi pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan (Pamungkas et al., 2013). Data mutu hedonik dianalisa menggunakan metode uji Kruskal-Wallis pada taraf signifikansi 5%. Uji ini dapat digunakan untuk evaluasi data ordinal (Harinaldi, 2005) seperti data mutu hedonik. Jika terdapat pengaruh yang nyata, maka uji akan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.