BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret sampai April 2015 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

MATERI DAN METODE. Materi

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

METODE. Materi. Alat. Rancangan

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

MATERI DAN METODE. Materi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK, PRODUKSI VFA DAN NH 3 PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL JERAMI PADI BERBEDA SECARA IN VITRO ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap yang diproses

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Transkripsi:

25 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret sampai April 2015 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jerami jagung, jerami jagung amoniasi, onggok, polar, bungkil kelapa, molases, garam, calcit, starvit, go pro, soyxyl, dan tepung kedelai. Bahan yang digunakan antara lain cairan rumen domba, larutan McDougall, larutan pepsin HCl, CO 2, akuades, supernatan, indikator metil merah, H 3 BO 4 4%, H 2 SO 4 0,0055 N, H 2 SO 4 15%, Na 2 CO 3 jenuh, indikator PP 1%, NaOH 0,5 N, HCl 0,5 N dan vaselin. Alat yang digunakan antara lain tabung fermentor, inkubator, oven, tanur, pompa vakum, eksikator, kertas saring, timbangan analitik, centrifuge, cawan conway, peralatan titrasi, erlenmeyer, pipet ukur, cawan porselen, pendingin leibig, beker glass, tabung suling khusus, stirer dan kompor. 3.2. Metode Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yang meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

26 3.2.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi penyediaan materi dan peralatan yang digunakan dalam penelitian, penggilingan jerami jagung, amoniasi jerami jagung yang telah digiling, dan analisis proksimat pada bahan pakan penyusun TMR. Kandungan nutrien bahan pakan penyusun TMR dapat dilihat pada Tabel 1. Penyusunan TMR berdasarkan hasil analisis proksimat pada bahan pakan. Komposisi TMR dan kandungan nutriennya disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 1. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Bahan Pakan Kandungan Nutrien BK PK TDN LK SK BETN ABU BO ------------------------------(%BK)----------------------------- Onggok 88,04 1,54 79,32 0,39 9,15 81,04 7,88 92,12 Polar 88,88 16,64 71,37 4,04 16,92 56,44 5,96 94,04 Bungkil Kelapa 92,52 20,97 63,32 12,21 36,09 24,06 6,66 93,34 Molases 75,16 1,91 89,41 1,18 0,01 96,84 10 90 Garam 95 1,01 0 0 0 0 0 100 Calcit 99,73 0,53 0 0 0 0 98,73 1,27 Starvit 98,01 0,08 0 0 0 0 86,09 13,91 Gopro 94,93 81,02 90,41 3,38 6,04 56 15,85 84,15 Protein by-pass 94,19 38,28 92,8 10,71 31,11 14,69 5,81 94,19 (Soyxyl ) Tepung Kedelai 91,62 28,57 96,45 19,97 7,34 39,08 5,04 94,96 Jerami Jagung 91,62 5,53 54,98 2,01 31,55 49,41 11,51 88,49 Jerami Jagung Amoniasi 88,66 10,31 56,19 1,72 30,92 47,33 9,73 90,27 Keterangan : produk komersial yang diproduksi oleh CV. Berkah Intan Sentosa

27 Tabel 2. Komposisi TMR. Bahan Pakan A0 A1 S0 S5 S10 S0 S5 S10 --------------------------(%BK)------------------------- Onggok 7,50 8,50 11,50 10,50 13,00 16,50 Polar 23,30 25,30 23,30 22,00 21,50 17,80 Bungkil kelapa 14,00 11,00 10,00 13,00 11,00 11,20 Molases 1 1 1 1 1 1 Garam 1 1 1 1 1 1 Calcit 1 1 1 1 1 1 Starvit 1 1 1 1 1 1 Gopro 1,2 1,2 1,2 0,5 0,5 0,5 Protein by-pass (Soyxyl ) - 5 10-5 10 Tepung Kedelai 10 5-10 5 - Jerami jagung 40 40 40 - - - Jerami jagung Amoniasi - - - 40 40 40 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Tabel 3. Kandungan nutrien TMR. Nutrien A0 A1 S0 S5 S10 S0 S5 S10 -----------------------------(%BK)--------------------------- PK 13,00 13,20 13,19 13,97 13,99 13,95 TDN 65,05 65,20 65,33 65,72 65,91 65,98 ABU 10,15 10,20 10,28 9,42 9,5 9,61 BO 89,84 89,80 89,72 90,58 90,50 90,39 BK 91,10 91,11 91,17 89,75 89,64 89,75 SK 23,11 23,64 24,41 22,73 23,11 24,07 LK 5,53 4,78 4,13 5,27 4,51 3,94 BETN 47,90 47,90 47,74 47,65 48,18 47,76 3.2.2. Tahap Pelaksanaan 3.2.2.1. Pengukuran KcBK dan KcBO. Pengukuran kecernaan dilaksanakan berdasarkan metode Tilley dan Terry (1966). Tabung fermentor yang telah dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 110ºC disiapkan. Sampel ditimbang seberat 0,55-0,56 g dan dimasukkan ke dalam tabung fermentor

28 kemudian ditambahkan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan McDougall. Tabung digojok dan dialiri CO 2 selama 30 detik untuk menciptakan kondisi anaerob kemudian ditutup dengan karet berventilasi, dan diinkubasi selama 48 jam dalam water bath dengan suhu 39 o C. Tabung fermentor digojok setiap 6 jam. Setelah 48 jam, tabung fermentor dimasukkan ke dalam ember berisi air dingin. Tabung fermentor dicentrifuge dengan kecepatan 4.000 rpm selama 10 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan dibagian bawah dan supernatan yang bening berada dibagian atas. Residu hasil sentrifugasi ditambahkan 50 ml larutan pepsin-hcl 0,2% kemudian ditutup dan diinkubasikan selama 48 jam dan dilakukan penggojokkan setiap 6 jam. Setelah 48 jam inkubasi dihentikan dengan cara menyaring residu dengan kertas saring dan bantuan pompa vakum. Residu hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen yang sudah diketahui bobotnya dan dikeringkan dalam oven hingga bobotnya konstan dan ditimbang untuk mengetahui BK residu. Selanjutnya bahan kering yang didapat dipijarkan atau diabukan dalam tanur listrik selama 6 jam pada suhu 450-600 o C untuk mengetahui bahan organiknya. Sebagai blanko dipakai residu asal fermentasi tanpa sampel bahan pakan. Kecernaan bahan kering dan bahan organik dihitung dengan rumus : BK sampel (g) - (BK residu (g) - BK Blanko (g)) % KcBK x100%...(1) BK Sampel BO sampel (g) - (BO residu (g) - BO Blanko (g)) % KcBO x100%...(2) BO Sampel

29 3.2.2.2. Pengukuran produksi VFA. Sampel ditimbang seberat 0,55-0,56 g dan dimasukkan ke dalam tabung fermentor kemudian ditambahkan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan McDougall. Tabung digojok dan dialiri CO 2 selama 30 detik untuk menciptakan kondisi anaerob kemudian ditutup dengan karet berventilasi, dan diinkubasi selama 3 jam dalam water bath dengan suhu 39 o C. Setelah 3 jam inkubasi dihentikan, tabung fermentor dicentrifuge dengan kecepatan 4.000 rpm selama 10 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan dibagian bawah dan supernatan dibagian atas yang selanjutnya digunakan untuk analisis produksi VFA dan NH 3. Pengukuran produksi VFA dilaksanakan berdasarkan Metode Steam Destilation (Widodo et al., 2012), supernatan diambil sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung suling khusus dan ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 15%. Selanjutnya tabung suling khusus dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang telah dihubungkan dengan pendingin leibeg dan berisi air kemudian dipanaskan untuk didestilasi. Hasil destilasi ditangkap dengan 5 ml yang berada dalam labu erlenmeyer. Setelah volume NaOH 0,5 N mencapai 100 ml destilasi dihentikan kemudian ditambahkan 2 tetes Indikator PP (Phenolpthalin) yang selanjutnya dilakukan titrasi dengan HCl 0,5 N sampai warnanya berubah dari merah jambu menjadi jernih. Sebagai blanko dilakukan destilasi dengan tabung suling khusus yang berisi 1 ml H 2 SO 4 15% tanpa supernatan. Konsentrasi VFA dihitung dengan rumus : VFA (mm) = (ml titran blanko ml titran sampel) x N HCl x 1000/5 mm...(3)

30 3.2.2.3. Pengukuran produksi NH 3. Pengukuran produksi NH 3 dilaksanakan berdasarkan metode mikrodifusi conway (Widodo et al., 2012) Cawan conway yang sudah dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 110ºC dimasukkan 1 ml larutan asam borat berindikator metil merah di bagian tengah dan 1 ml larutan Na 2 CO 3 jenuh ditempatkan pada salah satu ujung cawan conway. Supernatan yang berasal dari proses fermentasi selama 3 jam diambil 1 ml ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan conway yang bersebelahan dengan larutan Na 2 CO 3. Cawan Conway yang sudah diolesi vaselin pada bagian tepinya ditutup rapat hingga kedap udara, kemudian cawan digoyang-goyangkan agar larutan supernatan dan. larutan Na 2 CO 3 bercampur. Setelah itu diinkubasi selama 24 jam dalam suhu kamar hingga larutan asam borat berindikator berubah warna dari merah menjadi keunguan. Kemudian dititrasi dengan H 2 SO 4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari keunguan menjadi merah kembali. Konsentrasi NH 3 dihitung dengan rumus : NH 3 (mm) = ml H 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x 1000...(4) 3.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3 dengan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor pertama yaitu penambahan jerami jagung pada TMR (A0) dan penambahan jerami jagung amoniasi pada TMR (A1). Faktor kedua adalah suplementasi protein by pass dengan taraf 0% (S0), 5% (S5) dan 10 % (S10) pada TMR. Data yang diperoleh diolah menggunakan Analisis variansi (Anova) dengan uji F pada taraf

31 signifikan 5% dan dilakukan uji lanjut Uji Wilayah Ganda Duncan pada data yang signifikan. Kombinasi perlakuan: A0S0 = TMR berbasis jerami jagung + suplementasi protein by pass 0% A0S5 = TMR berbasis jerami jagung + suplementasi protein by pass 5% A0S10 = TMR berbasis jerami jagung + suplementasi protein by pass 10% A1S0 = TMR berbasis jerami jagung amoniasi + suplementasi protein by pass A1S5 0% = TMR berbasis jerami jagung amoniasi + suplementasi protein by pass 5% A1S10 = TMR berbasis jerami jagung amoniasi + suplementasi protein by pass 10% Model matematis rancangan percobaan: Keterangan : Yijk = μ + αi + βj+ (αβ)ij + εijk... (5) Yijk = nilai pengamatan perlakuan ke-i, perlakuan ke-j, ulangan ke-k μ = Nilai rata-rata αi = pengaruh perlakuan ke- i βj = pengaruh perlakuan ke-j (αβ)ij = pengaruh interaksi perlakuan ke-i dan perlakuan ke-j εij = Pengaruh galat percobaan ke-i, perlakuan ke-j, ulangan ke-k Hipotesis : a. H0 = Tidak ada interaksi antara amoniasi jerami jagung dan suplementasi protein by-pass terhadap kecernaan dan degradabilitas TMR secara in vitro. H1 = Ada interaksi antara amoniasi jerami jagung dan suplementasi protein by-pass terhadap kecernaan dan degradabilitas TMR secara in vitro. b. H0 = Tidak ada pengaruh amoniasi jerami jagung terhadap kecernaan dan degradabilitas TMR secara in vitro. H1 = Ada pengaruh amoniasi jerami jagung terhadap kecernaan dan degradabilitas TMR secara in vitro. c. H0 = Tidak ada pengaruh suplementasi protein by-pass terhadap kecernaan dan degradabilitas TMR secara in vitro. H1 = ada pengaruh suplementasi protein by-pass terhadap kecernaan dan degradabilitas TMR secara in vitro.