KAJIAN PENGUKURAN BIDANG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2017

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

MODUL 3 GEODESI SATELIT

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

ANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR ABSTRACT

ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN POSISI GPS CORS RTK-NTRIP DENGAN METODE RAPID STATIK

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

PELATIHAN PONDOK SURVEYOR

ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN GPS KINEMATIK

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

Bab IV Analisis dan Pembahasan

PEMANFAATAN JRSP METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI KETINGGIAN BANGUNAN DALAM RANGKA UPAYA MENJAGA ZONA KKOP BANDARA JUANDA. (Studi Kasus : Masjid Ar-Ridlo Sedati Sidoarjo)

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP

STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS

BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia

Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

Atika Sari, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Cakupan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) KERANGKA DASAR PEMETAAN

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV

Can be accessed on:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (MULTI)

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2013

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

Jurnal Geodesi Undip April 2015

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MT.,MS. POLYGON

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Tinjauan Umum Deformasi

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

MIKHO HENRI DARMAWAN Ir.CHATARINA N,MT DANAR GURUH.ST,MT

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)

1.Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran 2.Kontrol Jarak dan Sudut 3.Basik titik untuk pengukuran selanjutnya 4.

ILMU UKUR WILAYAH DAN KARTOGRAFI. PWK 227, OLEH RAHMADI., M.Sc.M.Si

Tujuan Khusus. Tujuan Umum

ORIENTASI PADA PRA PLOTTING PETA BERSISTEM KOORDINAT LOKAL TERHADAP SISTEM KOORDINAT FIX (TETAP)

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Fauzan Murdapa. Abstrak

Contohnya adalah sebagai berikut :

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin

STUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 202 DALAM PENGUKURAN SITUASI. Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT

GPS vs Terestris (1)

Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MS.,MT.

Perlunya peta dasar guna pendaftaran tanah

KERANGKA DASAR KADASTRAL NASIONAL (KDKN)

Pengaruh Koneksitas Jaring Terhadap Ketelitian Posisi Pada Survei GPS

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

KAJIAN PENGUKURAN BIDANG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CORS (Continuously Operating Reference Station) Yubi Hartland Muharam Akbar 1) Joni Effendi ; 2) Diah Kirana ABSTRAK Pengukuran posisi titik-titik dengan metode ektraterestrial menggunakan receiver GPS saat ini sudah banyak digunakan. Hal tersebut ditunjang oleh kemajuan teknologi sehingga hasil yang diperoleh mempunyai ketelitian yang tinggi dengan waktu yang relatif singkat. Penelitian ini bertujuan mengkaji sampai sejauh mana ketelitian pengukuran titk koordinat bidang tanah dan hitungan luas metoda koordinat yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan receiver Javad Triumph VS dengan batas bidang tanah hasil pengukuran CORS metode RTK dengan Base Station CORS BPN Kabupaten Bekasi terhadap ketentuan BPN. Selisih nilai koordinat CORS metode RTK dan koordinat ETS di bawah nilai standar deviasi koordinat dan selisih hitungan luas cara koordinat dari nilai koordinat bidang tanah dengan menggunakan CORS metode RTK dan ETS masih dibawah nilai standar deviasi luasnya dan dibawah nilai ketelitian yang ditetapkan oleh BPN. Kata Kunci : Pengukuran bidang tanah, CORS RTK, ETS, Ketentuan BPN, Standar Deviasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pengukurannya meliputi pengukuran batas-batas bidang tanah dengan mengacu pada titik-titik dasar teknik yang diklasifikasikan menurut tingkat kerapatannya. Sehubungan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan navigasi saat ini kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dapat dilakukan dengan metode pengamatan Global Positioning System (GPS). Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan metode Global Positioning System (GPS) memunculkan sistem pengadaan titik kontrol dasar modern sebagai referensi penentuan posisi untuk pengukuran dan pemetaan secara terus menerus dan dapat diakses secara real time. Sistem titik kontrol modern tersebut adalah CORS (Continuously Operating Reference Station). 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah ketelitian koordinat batas bidang tanah hasil pengukuran CORS metode RTK dengan Base Station CORS BPN Kabupaten Bekasi sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh BPN? 2. Berapa ketelitian hasil pengukuran luasan bidang tanah hasil hitungan koordinat CORS metode RTK dengan Base Station CORS BPN Kabupaten Bekasi? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Menentukan koordinat (X,Y) hasil pengukuran CORS metode RTK dengan Base Station CORS BPN Kabupaten Bekasi. 2. Menganalisa luas hasil hitungan koordinat (X,Y) pengukuran CORS metode RTK dengan Base Station CORS BPN Kabupaten Bekasi. Program Studi Teknik Geodesi, FT-UNPAK 1

1.4. Batasan Masalah 1. Alat yang digunakan saat pengukuran CORS metode RTK menggunakan Javad Triumph VS dan untuk ETS menggunakan GTS 255 N Topcon. 2. Bidang tanah yang diukur terdiri dari bidang tanah yang terbuka dan bidang tanah yang sedikit tertutup. 3. Pembanding untuk mengetahui ketelitian pengukuran koordinat CORS metode RTK dengan Base Station CORS BPN Kabupaten Bekasi dilakukan pengukuran koordinat dengan alat ETS. 4. Perhitungan luas bidang tanah menggunakan koordinat hasil batas bidang tanah. 5. Standar Deviasi selisih koordinat dan luas menggunakan standar deviasi terbesar antara hitungan koordinat CORS metode RTK atau ETS metode Polar. 1.5. Metodologi Gambar 1. Metodologi 1.6. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil berada di daerah Kabupaten Bekasi dengan jumlah kajian sebanyak dua bidang tanah. Untuk lokasi yang pertama terletak di Perumahan Grand Wisata Desa Lambang Sari - Kecamatan Tambun Selatan - Kabupaten Bekasi dan yang kedua berada di Kp. Kelapa II Desa Lambang Sari - Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bidang Tanah Bidang tanah dapat didefinisikan sebagai bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang terbatas. Pemetaan bidang tanah dilakukan dengan cara melakukan pengukuran posisi titik-titik batas dari bidang tanah untuk mendapatkan kepastian letak bidang tanah tersebut di permukaan bumi. Pemetaan suatu bidang tanah dilaksanakan dengan cara terestrial, fotogrametris, atau metode lainya 2.2 Pengukuran Continuously Operating Reference Station (CORS) adalah suatu teknologi berbasis GNSS/GPS yang berwujud sebagai suatu jaring kerangka geodetik yang pada setiap titiknya dilengkapi dengan receiver yang mampu menangkap sinyal dari satelit-satelit GNSS yang beroperasi secara penuh dan kontinyu selama 24 jam per hari. ETS merupakan alat ukur jarak pendek yang dirancang untuk pengukuran teliti dengan menggunakan sinar inframerah sebagai gelombang pembawa dimana dapat langsung dikoreksi terhadap pengaruh kondisi atmosfer Pada Kajian ini pengukuran CORS menggunakan Metode RTK (RealTimeKinetic). Dengan menggunakan Base Station BPN Kabupaten Bekasi sedangkan pada pengukuran ETS digunakan Metode Polar. Metode polar merupakan metode yang menjadi dasar penentuan posisi horizontal berdasarkan arah dan jarak suatu titik ke titik lain, yang dimaksud dengan arah adalah sudut jurusan titik polar ke titik lainnya. Pada Pengukuran ETS pada kajian kali ini mengunakan 2 titik hasil pengukuran CORS Metode RTK yang digunakan sebagai titik ikat. Program Studi Teknik Geodesi, FT-UNPAK 2

1. Standar Deviasi Koordinat Metode Polar Pada pengukuran ETS akan menghasilkan jarak dan sudut, pada setiap pengukuran akan mengalami kesalahan yang mempengaruhi titik koordinat yang telah diukur, sehingga penerapan standar deviasi pada posisi adalah dengan maksud mendapatkan ketelitian posisi. Sehingga rumus standar deviasi koordinatnya adalah XB = XA+ dab sin αab YB = YA + dab cos αab (σxb) 2 = (σxa) 2 + ( XB dab )2 (σαab) 2 + ( XB dab )2 (σdab) 2 = (σxa) 2 + (σdab cos α AB) 2 (σαab) 2 + (sin αab) 2 (σdab) 2 (σyb) 2 = (σya) 2 + ( YB dab )2 (σαab) 2 + ( YB dab )2 (σdab) 2 = (σya) 2 + (σdab -sin α AB) 2 (σαab) 2 + (cos αab) 2 (σdab) 2 2. Hitungan Luas Hitungan luas hasil koordinat pengukuran menggunakan rumus sebagai berikut 2L=((X1.Y2)+ (X2.Y3)+ (X3+Y4) + (X4.Y1) (Y1.X1)+(Y2.X2)+(Y3.X3) (Y4.X1)) 3. Hitungan Standar Deviasi Hitungan Luas Standar Deviasi pada bidang merupakan penerapan standar deviasi pada Luas dengan maksud mendapatkan ketelitian Luas. Sehingga rumus standar deviasi luasnya adalah (σ L ) 2 = ( 2L X1 )2 (σx1) 2 + ( 2L X2 )2 (σx2) 2 + ( 2L X3 )2 (σx3) 2 + ( 2L X4 )2 (σx4) 2 - ( 2L Y1 )2 (σy1) 2 + ( 2L Y2 )2 (σy2) 2 + ( 2L Y3 )2 (σy3) 2 + ( 2L Y4 )2 (σy4) 2 4.. Ketelitian Luas Bidang Tanah Menurut Badan Pertanahan Nasional (BPN) Ketelitian luas bidang tanah yang diperkenankan di BPN adalah KL 0.5 L, dimana KL adalah Ketelitian Luas dan L adalah Luas bidang tanah tersebut. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Koordinat Pengukuran CORS dan ETS Pada Dua Bidang 1. Koordinat Pengukuran CORS Metode RTK Hasil koordinat pengukuran menggunakan alat Javad Triumph VS pada 2 bidang pengukuran dengan 7 titik pada bidang 1 dan 6 titik pada bidang 2 adalah: 2. Koordinat Pengukuran ETS Hasil koordinat pengukuran menggunakan alat Javad Triumph VS pada 2 bidang pengukuran dengan 7 titik pada bidang 1 dan 6 titik pada bidang 2 adalah: 3. Luas Bidang CORS dan ETS Luas bidang pada masing-masing pengukuran adalah sebagai berikut: Program Studi Teknik Geodesi, FT-UNPAK 3

4. Selisih Koordinat RTK ETS Selisih pengurangan Koordinat CORS Metode RTK dengan ETS adalah: 7. Selisih Luas Bidang Pengukuran CORS dan ETS Selisih hasil pengukurangan luas antara kedua bidang dengan metode CORS dan ETS adalah: 5. Standar Deviasi Koordinat CORS Metode RTK Untuk nilai Standar Deviasi koordinat pengukuran CORS metode RTK menggunakan hasil perhitungan dari ketelitian pada alat Javad Triumph VS. Dimana keteletian alat Triumph VS ini adalah 1cm+1ppm dan jarak dari Station Base BPN Kabupaten Bekasi ke rover di bidang pengukuran sejauh 25 km 1 cm = 0.01 m 8. Standar Deviasi Selisih Perhitungan Luas Standar Deviasi pada Luas dihitung untuk mendapatkan Ketelitian Luas pada bidang. Terdapat 2 bidang dan 2 metode pengukuran yang dihitung ketelitian luasnya, sehingga standar deviasi luasnya adalah: 25 km = 25.000 m = 0.01 + 1 1.000.000. 25.000 = 0.035 m 6. Standar Deviasi Koordinat Metode Polar Kesalahan yang didapat dari tiap titik per bidang tanah yang sudah diukur dengan ETS dalam metode pengukuran polar memiliki nilai yang berbeda-beda. Hasilnya adalah: 3.2. Pembahasan 1. Selisih Koordinat Bidang 1 CORS Metode RTK dan ETS Koordinat ketelitian hasil pengukuran bidang 1 untuk pengukuran CORS metode RTK dan ETS terdapat selisih diantara keduanya. Untuk bidang 1 didapatkan wilayah yang terbuka. Dari hasil pengukuran terdapat perbedaan selisih tertinggi antara pengukuran CORS metode RTK dan ETS pada Program Studi Teknik Geodesi, FT-UNPAK 4

bidang 1 berada dititik P3 (0.028) (0,029) dan P4 (0.049) (-0,014). 2. Selisih Koordinat Bidang 2 CORS Metode RTK dan ETS Koordinat hasil pengukuran bidang 2 untuk pengukuran CORS metode RTK dan ETS terdapat selisih diantara keduanya. Untuk bidang 2 ini didapatkan wilayah yang sedikit tertutup dengan daerah bidang tanah yang rimbun dengan pepohonan. Dari hasil pengukuran terdapat perbedaan selisih tertinggi antara pengkuran CORS metode RTK dan ETS pada bidang 2 berada dititik P5 dan P6. Dengan selisih tertinggi pada P5 (-0.002) (-0.025) dan P6 (0.014) (-0.027). 4. Selisih Luas Bidang Terhadap Standar Ketelitian Luas BPN Ketelitian luas bidang tanah yang diperkenankan oleh BPN adalah KL 0.5 L, dimana didapatkan hasil acuan ketelitian berasal dari perhitungan Luas terhadap ETS. Dengan perhitungan acuan luas bidang 1 0.5 521.342 sebesar ±11.416 m 2 dan perhitungan acuan luas bidang 2 0.5 1026.008 sebesar ±16.015 m 2. 3. Selisih Luas Bidang Terhadap Standar Deviasi Luas Dari hasil perhitungan standar deviasi luas didapatkan ketelitian luas bidang masing-masing. Terdapat 2 bidang dan 2 metode pengukuran. Disimpulkan pada tabel bahwa nilai dari selisih luas pada bidang tidak melebihi nilai standar deviasi pada luas. Dimana 0.591 m 2 tidak melebihi nilai 1.370 m 2 sehingga dapat dikatakan masuk terhadap standar deviasi luas Hasil toleransi ketelitian yang berasal dari perhitungan selisih luas bidang tanah antara ETS - RTK sebesar 0.591 m 2 untuk bidang 1 dan 0.905 m 2 untuk bidang 2. Disimpulkan bahwa ketelitian luas masing-masing bidang yang terdapat pada bidang 1 dan 2 tidak melebihi standar ketelitian luas yang ditetapkan oleh BPN, bahwa ketelitian luas sama dengan KL 0.5 L. Dimana nilai selisih luas bidang 1 0.591 m 2 tidak melebihi nilai ketelitian BPN yaitu ±11.416 m 2, dan untuk bidang 2 0.905 m 2 tidak melebihi ±16.015 m 2 5. Selisih Luas Bidang Terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Harga dari tanah bergantung pada lokasi letak dari wilayah tersebut. Apabila lokasi tanah berada pada wilayah desa dengan akses jalan yang sulit, maka harga tanah semakin murah begitupun sebaliknya. Program Studi Teknik Geodesi, FT-UNPAK 5

3. Alat ETS harus teliti pada saat membidik target pada prisma karena akan mempengaruhi hasil koordinat yang didapatkan. DAFTAR PUSTAKA Didapatkan selisih nilai harga per meter dengan luas kurang dari 1 meter, dengan selisih luas yang berbeda antara pengukuran CORS metode RTK dengan ETS. Dimana untuk bidang 1 sebesar Rp 2.068.500 dan untuk bidang 2 sebesar Rp 905.000. Untuk bidang 2 dengan bidang yang tertutup selisih yang didapatkan hampir menyentuh 1 m 2. Maka untuk pengukuran dengan CORS pada bidang yang tertutup beresiko merugikan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Pengukuran terletak di Kabupaten Bekasi dengan 2 bidang yang dikaji yaitu bidang 1 dengan kondisi lahan yang terbuka, dimana terdapat 7 titik batas bidang tanah dan bidang 2 dengan kondisi lahan yang sedikit tertutup, dimana terdapat 6 titik batas bidang tanah. 2. Selisih nilai koordinat CORS metode RTK dan koordinat ETS di bawah nilai standar deviasi koordinat. 3. Selisih hitungan luas cara koordinat dari nilai koordinat bidang tanah dengan menggunakan CORS metode RTK dan ETS masih dibawah nilai standar deviasi luasnya dan dibawah nilai ketelitian yang ditetapkan oleh BPN. 4.2 Saran 1. Penggunaan CORS metode RTK pada alat Triumph VS sebaiknya dilakukan pada ruang terbuka 2. Alat Triumph VS pada saat pengukuran agar alat selalu tegak, dikarenakan akan mempengaruhi kualitas data yang didapatkan Abidin, H.Z. 2000. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: v PT.Pradnya Paramita. Edisi Kedua. ISBN 979-408-377-1.268 pp. Badan Pertanahan Nasional, 1998. Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Dixon, 1992. Tanah : Both the physical asset and the rights which the owner or others may enjoy in or over it. H.M Arba. Hukum Agaria Indonesia. Fajriyanto, 2009. Prinsip Utama Pengukuran Jarak Dengan Alat Total Station. Jurnal Pengukuran Dengan Alat Total Station Vol 3 edisi 1 PP 11-17 Mohamadazm, 2012. Jaringan CORS di Indonesia dan dibeberapa Negara Lainnya di Dunia. Jurnal jaringan CORS Indonesia Vol 4 edisi 1 PP 23-27 Ningsih, 2014. Kajian Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Metode DGPS Post Processing Dengan Menggunakan Receiver Trimble GEOXT. Semarang. Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1996 Tentang Pengukuran dan Pemetaan untuk Penyelengaraan Pendaftaran Tanah. Program Studi Teknik Geodesi, FT-UNPAK 6

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap PMNA / KBPN Nomor 3 Tahun 1997. Tentang Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. Ratriwijaya, 2012. Konsep Pengukuran dan Konsep Penentuan Posisi. Bandung. Jurnal Penentuan Posisi GPS Vol 3 edisi 2 PP 34-44 Ruwiastuti, 1988. Pengertian Tanah. H.M Arba. Hukum Agaria Indonesia. Setiady, 2013.Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah. Jurnal Hal 12 Online Institut Teknologi Nasional Vol.1 Nomor 1.ISSN 2338-350X. Undang-undang Nomor 12 tahun 1985. Tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967. Tentang Dasar Pokok-Pokok Agraria. Penulis : 1. Yubi Hartland Muharam Akbar, ST, Alumni (2018) Program Studi Teknik Geodesi, FT - UNPAK 2. Ir. Bebas Purnawan, Msc, Staff dosen Program Studi Teknik Geodesi, FT - UNPAK 3. Ir. Rudi Rachmat Atmawidjaya Staff dosen Program Studi Teknik Geodesi, FT - UNPAK Program Studi Teknik Geodesi, FT-UNPAK 7