BAB IV TEMUAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA USAHA HANY COLLECTION. : Indina Tarziah NPM :

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok

BAB II LANDASAN TEORI

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENJAHIT PAKAIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1. PENDAHULUAN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN BONEKA WISUDA PADA MA GIC ART COLLECTION PERIODE JANUARI 2013 SEMINAR PENULISAN ILMIAH

Penentuan Harga Jual Donat Toping Keju LAPORAN LABA RUGI BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT.BINTANG KRISTAL ABADI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA KONVEKSI TAS AFRA

HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA

Bahan Belajar. Kreasi Kain Perca. (c) PP-PAUD DAN DIKMAS JABAR

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan disebut sebagai kegiatan produksi. Yang dimaksud produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembimbing : Mella Sri Kencanawati, SE., MMSI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTINGPADA KONVEKSI KUMALA JAYA DI SUKOHARJO

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA BUSANA

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II METODE PERANCANGAN

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING ATAU JOB COSTING)

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

PENENTUAN BIAYA PROSES: AKUNTANSI KERUGIAN PRODUKSI

Transkripsi:

62 BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Bagian ini membahas gambaran umum Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang yaitu sejarah usaha, pencatatan yang disusun, dan kendala yang dihadapi, dan lain-lain. 1. Sejarah Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang yang menjadi objek penelitian ini adalah usaha yang memproduksi pakaian sesuai permintaan pelanggan. Dimana bahan bakunya adalah kain atau bakal dari pelanggan itu sendiri, lalu akan di jahit oleh karyawan Rumah Mode Wulan Gumilang sesuai keinginan pelanggan berdasarkan desain yang diinginkan pelanggan maupun sesuai desain yang ditawarkan oleh pihak Rumah Mode Wulan Gumilang. Kegitan usaha Rumah Mode Wulan Gumilang ini memiliki tahapan dari pengukuran badan si pelanggan, lalu setelah mendapatkan ukuran pakaian dari si pelanggan tersebut, pihak Rumah Mode Wulan Gumilang menggambar pola pada koran, kemudian kain dan pola di satukan untuk di rader, dan setelah itu masuk ke proses menjahit pakaian sesuai yang di inginkan sampai dengan terakhir proses finishing. Produksi usaha ini sudah dilakukan pemilik sejak tahun 2008 yang dikelola oleh Sri Hardini. Adapun usaha ini awalnya didirikan bertujuan untuk membantu menutupi kebutuhan rumah tangganya. Tetapi seiring berjalannya waktu usaha ini bukan hanya membantu perekonomian rumah tangga melainkan juga perekonomian masyarakat sekitar. Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang ini berlokasi di Jalan Letda Soejono No. 268, Medan. Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Jl. Letda Soejono No. 268 dikelola sendiri oleh pemilik dengan dibantu karyawan. Dimana awalnya Rumah Mode Wulan Gumilang ini hanya memiliki 2 karyawan dan 2 mesin jahit,

63 berkembang hingga sekarang sudah memiliki 11 karyawan dan 13 mesin jahit.omset yang diperoleh rata-rata setiap bulannya Rp 22.000.000,00. Rumah Mode Wulan Gumilang sejak Tahun 2008 sudah di jadikan tempat PKL oleh mahasiswa Universitas Negeri Medan Jurusan Tata Busana hingga sekarang Rumah Mode Wulan Gumilang ini masih menjadi tempat pilihan PKL bagi mahasiswa Jurusan Tata Busana Universitas Negeri Medan.Selain itu terdapat juga mahasiswa Universitas Negeri Medan yang bekerja paruh waktu di Rumah Mode Wulan Gumilang ini. 2. Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang tidak tertulis dengan jelas, tetapi dari hasil wawancara dan pengamatan oleh penulis maka struktur organisasi dapat digambarkan seperti gambar 4.1 Pemilik Usaha Penanggungjawab Karyawan Karyawan Harian Karyawan Borongan Gambar 4.1: Sturuktur Organisasi Susunan organisasi dan tugas masing masing pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pemilik Ibu Sri Hardini sebagai pemilik usaha hanya bertugas mengawasi pekerja yang bekerja di Usaha Jahit Rumah Mode Wulan Gumilang dan sekaligus ikut membantu menjahit. b. Penanggungjawab Karyawan

64 Penanggungjawab karyawan bertugas mengawasi karyawan dalam bekerja seperti absensi kehadiran karyawan dan memberi arahan kepada karyawan yang baru masuk. c. Karyawan Bulanan Karyawan bulanan bertugas menjahit pakaian pelanggan sampai tahapan finishing. Karyawan bulanan ini digaji berdasarkan seberapa banyak pakaian yang di jahit dan di gaji per bulan. d. Karyawan Borongan Karyawan borongan memilki tugas yang sama dengan karyawan harian, hanya saja karyawan borongan pengerjaan menjahit pakiannya dilakukan di rumah masing-masing. 3. Proses Produksi Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Kegiatan produksi merupakan proses penciptaan barang atau jasa melalui perubahan input menjadi output. Produksi juga merupakan pusat pelaksanaan kegiatan kongkrit mengadakan barang atau jasa. Proses produksi Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut: a. Tahap Pembuatan Pola Dalam istilah desain busana, pola adalah bagian-bagian pakaian yang dibuat dari kertas untuk dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahit. Pola dasar dibuat berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai. Rumah Mode Wulan Gumilang sendiri menggunakan koran sebagai media untuk membuat pola. b. Tahap Pemotongan Bahan Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting sesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong. Sebelum pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada pola dijiplak ke atas kain dengan bantuan rader, karbon jahit, dan kapur jahit.

65 c. Tahap Pekerjaan Menjahit Setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum tangan atau mesin jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah teknik jahitan, misalnya tusuk balik (setik balik), tusuk rantai, dan tusuk tangkai. Selain itu dikenal jahitan kampuh untuk menyambung dua helai kain menjadi satu, dan teknik menjahit kelim. Walaupun jahitan mesin lebih rapi daripada jahitan tangan, tidak semua teknik jahitan dapat dilakukan dengan mesin. Setelah pakaian selesai dijahit, bagian tepi kampuh yang bertiras dirapikan dengan mesin obras agar benang-benang kain tidak terlepas. d. Tahap Penyelesaian Akhir (Finishing) Setelah selesai, pakaian sering perlu dilicinkan dengan setrika di atas papan setrika. Penyetrikaan bagian-bagian yang sulit seperti lengan baju dilakukan dengan bantuan bantal setrika. B. Penghitungan HPP Menurut Metode yang Diterapkan UKM dan Full Costing Adapun penghitungan harga pokok produksi menurut UKM Rumah Mode Wulan Gumilang Jl. Letda Sujono No.268 terdapat pada tabel 4.1 Tabel 4.1: Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Pada Bulan April 2018 No. Keterangan Biaya Per Kebutuhaan Per Jumlah Satuan Bulan 1. Asiantek / Kain Lapis 88 meter 7.000/m 616.000 2. Biaya Listrik - - 150.000 3. Biaya Gaji Karyawan 11 Orang 10.000.000 4. Biaya Gaji Pembolong 3 Orang kancing dan payet 3.000.000

66 Jumlah Biaya Produksi 13.766.000 Jumlah Produksi 100 HPP = Jumlah Biaya Produksi/Jumlah Produksi 137.660 Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang hanya mengakui biaya bahan baku, biaya listrik, biaya gaji karyawan, Sedangkan dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis dalam menentukan harga pokok produksi dengan metode full costing penulis dapat mengelompokkan biaya-biaya ke dalam beberapa macam pengeluaran biaya dan pengeluaran hal yang didasarkan pada harga-harga riil dari apa yang sebenarnya terjadi di Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang. Hal ini penting untuk memudahkan dalam perhitungan dan mempermudah dalam fungsi pengawasan terhadap biaya-biaya tersebut. Adapun kelompok biaya yang memberikan kontribusi dalam penentuan harga pokok produksi Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilangadalah sebagai berikut: 1. Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari produk yang dihasilkan. Pada Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilangyang menjadi bahan bakunya adalah kain pelapis. Untuk kebutuhan bahan baku per bulan diuraikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2:

67 Biaya Bahan Baku Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang pada Bulan April 2018 Harga Kebutuhan Total Kebutuhan Satuan Perbulan (M) Asiantek/Kain Lapis 88 m 7.000 616.000,00 2. Tenaga Kerja Langsung Perhitungan biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari biaya yang dikeluarkan oleh Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilanguntuk tenaga kerja yang langsung berhubungan denga proses produksi. Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang saat ini mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 11 orang dengan masing-masing tugas. Biaya Tenaga kerja langsung dalam Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang terinci pada tabel 4.3. Tabel 4.3: Biaya Tenaga Kerja Langsung Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018 No. 1 2 Jumlah Jumlah Upah Tenaga Upah/Pakian Produksi/Orang Bulanan Kerja Gaji Karyawan Borongan 4 Rp 100.000 8 Pakaian Rp 800.000 Gaji Karyawan Bulanan 7 Rp 100.000 - - 1. Menik 9 Pakaian Rp 900.000 2. Putri 10 Pakaian Rp1.000.000

68 3. Nita 9 Pakaian Rp 900.000 4. Elis 10 Pakaian Rp1.000.000 5. Wirdah 10 Pakaian Rp1.000.000 6. Nur 10 Pakaian Rp1.000.000 7. Lisa 10 Pakaian Rp1.000.000 Biaya Produksi = Rp 3.200.000 + Rp 6.400.000 = Rp 10.000.000 3. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini lazim disebut biayaoverhead pabrik (BOP). BOP dalam penyajian metode full costing dibedakan berdasarkan sifatnya yaitubiaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel, dan sebaliknya. Pada biaya varibel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahanvolume kegiatan (konstan). Sedangkan biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan /aktivitassampai tingkat tertentu.pada biaya tetap, biaya satuan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, makin tinggivolume kegiatan makin rendah biaya satuan, dan sebaliknya. Berikut akan disajikan penelusuran pengeluaran biaya tidak langsung (BOP) pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang: a) Bahan Tidak Langsung Bahan Tidak Langsung atau sering juga disebut bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga keseluruhan produk. Bahan tidak langsung merupakan biaya variabel karena semakin tinggi tingkat produksi pakian maka semakin tinggi pula penggunaan bahan tidak

69 langsung tersebut. Bahan Tidak Langsung Pada Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang diuraikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4: Biaya Bahan Tidak Langsung Usaha Jahit Pakain Rumah Mode Wulan Gumilang pada Bulan April 2018 Total Kebutuhan Kancing, manik-manik, jarum jahit, benang, benang gulung. 3.000.000,00 b) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk. Biaya Tenaga kerja tidak langsung pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang adalah biaya gaji pembolong kancing baju. Biaya gaji pembolong kancing baju tersebut rata-rata 500.000/bulan, tergantung berapa baju yang siap. Selain itu biaya tenaga kerja tidak langsung yang di keluarkan Rumah Mode Wulan Gumilang yaitu gaji tukang payet, dimana rata-rata gaji tukang payet tersebut sebesar 2.500.000/bulan. Gaji tukang payet tergantung berapa baju yang dipayet tersebut perbulannnya. Jadi biaya tenaga kerja tidak langsung yang dikeluarkan Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang adalah sebesar Rp 3.000.000,00/ bulan. c) Biaya Depresiasi Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur ekonomisnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan,

70 termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Pengeluaran biaya ini dikeluarkan tetap setiap tahunnya sehingga mempunyai sifat biaya tetap dan berhubungan tidak langsung dengan aktivitas pengeloaan usaha. Akan tetapi sebenarnya biaya ini tidak tunai artinya perusahaan tidak mengeluarkan rupiah untuk membayar, hanya membebankan biaya karena pengguanaan aktiva tetap itu. Perhitungan biaya penyusutan dalam penelitian ini menggunakan metode garis lurus yang mana besaran biaya penyusutan diperoleh dari harga perolehan dikurangi nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis asset tetap tersebut. Umur ekonomis didapat dari hasil wawancara dengan pemilik Usaha Jahit Pakain Rumah Mode Wulan Gumilang. Umur ekonomis untuk aset berbeda-beda seperti umur ekonomis peralatan tahun, kendaraan tahun, mesin tahun, bangunan tahun. Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai perhitungan biaya penyusutan asset tetap pada Usaha Jahit Pakain Rumah Mode Wulan Gumilang disajikan pada tabel 4.5 Tabel 4.5: Perhitungan Biaya Penyusutan Aset Tetap pada Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018 N o Tahun Peroleha n Jumla h (Unit) Harga Perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis Penyusuta n/tahun Mesin 2008 1 Jahit 2 1.600.000-8 Tahun 200.000 Manual 2 Mesin Jahit 2010 8 6.400.000-8 Tahun 800.000 Manual 3 Mesin Obras 2010 2 3.000.000-8 Tahun 375.000

71 Mesin 4 Lubang Kancing Sepeda 5 Motor King Sepeda 6 Motor Honda 7 Peralatan 2010 2012 2014 2008 1 3.000.000-8 Tahun 375.000 1 8.000.000-8 Tahun 1.000.000 1 15.000.000 8 Tahun 1.875.000 5 4.900.000-4 Tahun 1.225.000 Biaya Produksi 5.850.000 d) Biaya Perlengkapan Biaya perlengkapan sendiri merupakan biaya untuk mengadakan barag-barang yang diperlukan sebagai perlengkapan untuk membuat suatu karya jadi atau karya yang dapat di pasarkan. Untuk Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilangbiaya perlengkapan dalam perhitungannya dengan menghitung biaya penggunaannya. Biaya perlengkapan pada Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang dalam memproduksi pakaian dirincikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6:

72 Biaya Perlengkapan pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang periode Bulan April 2018 No. Jumlah (Unit) Harga Persatuan Harga Perolehan Nilai Persediaan yang tersisa Total Biaya Pemakai an/ Produksi 1 Gunting 20 70.000 1.450.000 1.397.000 53.000 2 Kapur, Jarum, Pentul, Peniti, Hanger, Penggari s 700.000 300.000 400.000 Biaya Produksi 453.000 Perhitungan untuk penggunaan perlengkapan didapat dari biaya penggunaan perlengkapan produksi dikurang nilai persediaan yang tersisa perbulannya. e) Biaya Listrik, Air, dan Telepon Biaya listrik merupakan kelompok biaya yang dipengaruhi oleh aktivitas usaha yang bersifat tetap. Biaya penggunaan listrik, air dan telepon pada Usaha Jahit Pakain Rumah Mode Wulan Gumilang diuraikan pada tabel 4.7.

73 Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Listrik, Air dan Telepon pada Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018 No. Biaya Per Bulan 1. Listirk 150.000,00 2. Air 160.000,00 3. Telepon 100.000,00 Biaya Produksi 410.000,00 Berdasarkan data pada tabel 4.7dapat diketahui bahwa pengeluaran untuk biaya overhead lainnya pada listrik sebesar Rp 150.000,00 /bulan. Biaya air sebesar Rp 160.000,00/bulan dan Telepon untuk keperluan usaha per bulan sebesar Rp 100.000,00/bulan. f) Biaya Administrasi dan Umum Biaya ini merupakan biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung terhadap aktivitas pengelolaan usaha dan bersifat tetap karena pengeluaran biaya relatif tetap, pada Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang tidak terdapat biaya adaministrasi dan umum. C. Pembahasan Dari pengklasifikasian yang telah penulis lakukan di atas maka dapat disusun perhitungan pokok produksi dengan metode full costing dihasilkan dari pengakumulasian seluruh pengeluaran biaya. Biaya-biaya yang dimasukkan dalam perhitungan HPP dengan pendekatan full costing dengan penjumlahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang disajikan pada tabel 4.8.

74 Tabel 4.8: Perhitungan HPP dengan Metode Full Costing pada Usaha Rumah Mode Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018 Keterangan Total Biaya Total Biaya Bahan Baku 616.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung 10.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik (BOP) Biaya Overhead Pabrik Tetap: Pemakaian Bahan Baku Tidak Langsung 3.000.000,00 Tenaga Kerja Tidak Langsung 3.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik Variabel: Biaya Listrik, Air dan Telepon 410.000,00 Penyusutan Mesin Jahit Manual 66.666,00 Penyusutan Mesin Obras 31.250,00 Penyusutan Mesin Lubang Kancing 31.250,00 Penyusutan Kendaraan 239.583,00 Perlengkapan 453.000,00 Biaya Bunga - Total BOP 7.231.749,00 Biaya Produksi 17.874.749,00 Jumlah Produksi Jadi 100 Harga Pokok Produksi 178.477,49 Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.8 bahwa total biaya produksi pakaian bulan April 2018 sebesar Rp 17.874.749. Angka tersebut diperoleh dari penjumlahan biaya langsung (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung) dan biaya tidak langsung (biaya overhead pabrik). Produksi yang dihasilkan oleh Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang selama periode bulan April 2018

75 sebesar 100 Pakaian. Maka harga pokok produksi pakaian adalah dibagi 100 sehingga menghasilkan Rp 178.477,49. Jika laba yang diinginkan perusahaan adalah Rp 200.000,00 dalam setaip pakaian maka harga jual dari metode yang dilakukan oleh perusahaan dan dengan metode full costing tentu saja berbeda. Berdasarkan perhitungan Pada tabel 4.1 dan 4.8 diperoleh perbandingan sebagai berikut. Tabel 4.9 Perbandingan Metode Full Costing dan Metode yang dilakukan perusahaan Keterangan Biaya Produksi Perbulan Harga Pokok Produksi Per Pakaian Keuntungan yang diinginkan Harga Jual Metode Full Costing 17.874.749,00 178.477,49 200.000,00 378.477,49 Metode yang diterapkan perusahaan 13.766.000,00 137.660,00 200.000,00 337.660,00 Dari tabel perbandingan di atas walaapun perbedaan yang terlihat hanya sebesar sekitar Rp 40.817,00 tentu saja Rp 40.817,00 ini berpengaruh untuk kelanjutan usaha berikutnya. Kelebihan lebih besar Rp 40.817,00 pada metode full costing ini disebabkan pada metode full costing semua unsur biaya ikut diperhitungkan seperti biaya penyusutan, biaya pemakaian perlengkapan,dan lainnya yang mana pada metode yang digunakan perusahaan tidak ikut diperhitungkan. Tentu saja Seperti biaya penyusutan yang sering diabaikan UKM

76 seharusnya memang perlu diakui walaupun sebenarnya biaya penyusutan bukan kas tunai yang dikeluarkan tetapi adalah jumalah uang yang harus disisihkan atau ditabung dari pendapatan perusahaan secara berkala dalam rangka mempersiapkan penggantian atau pembelian suatu peralatan atau mesin tertentu.