1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penyaluran kredit kepada perusahaan-perusahaan dan masyarakat, maka setiap bank diwajibkan untuk melaksanakan prinsip kehatihatian (Prudential Banking Principles) dalam menyalurkan kreditkreditnya.penerapan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Principles) dalam seluruh kegiatan perbankan merupakan salah satu cara untuk menciptakan perbankan yang sehat, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap perekonomian secara makro. Dalam prinsip kehati-hatian terhadap 5C of Credit yang meliputi character (watak), capacity (kemampuan), capital (modal), collateral (agunan), condition of economi (prospek usaha dari kreditur), yang di mana prinsip 5C ini merupakan prinsip yang saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikesampingkan. Hal ini didasarkan adanya risiko yang sangat tinggi dalam melakukan pemberian kredit sebagai usaha utama bank. 1 Selain itu kegagalan di bidang kredit dapat berakibat pada terpengaruhnya kesehatan dan kelangsungan usaha bank sendiri.untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan 1 Pengertian Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit Dalam Perbankan dan Pengaturannya di Indonesia,http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-prinsipkehati-hatian-dalam.html, diakses tanggal 20 September 2017
2 kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjiakan merupakan faktor penting yang harusdiperhatikan oleh bank.apabila debitur cidera janji dengan tidak melakukan pelunasan utang setelah melewati proses somasi atas perjanjian utang-piutang dalam hak tanggungan, karena sertifikat hak tanggungan memiliki kekuatan eksekutorial. Diperjanjikanatau tidak diperjanjikan dalam akta pembebanan hak tanggungan, berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, yaitu jika debitur cidera janji (wanprestasi) pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Penjualan objek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan dengan cara melalui perlelangan umum apabila penjualan dibawah tangan tidak mendapatkan persetujuan pihak debitur.pengertian Lelang menurut Peraturan Menteri Keuangan Nom or 27 /PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (yang selanjutnya disebut PMKNo. 27 /PMK.06/2016) Pasal 1 Angka 1 menyebutkan: Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/ atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan Pengumuman Lelang. Lelang atau penjualan terbuka untuk umum, memberikan beberapa manfaat atau kebaikan dibandingkan dengan penjualan yang lainnya, yaitu, adil,
3 cepat, aman mewujudkan harga yang tinggi dan memberikan kepastian hukum bagi pembeli lelang, yaitu hak atas tanah tersebut serta mendapatkan perlindungan hukum. Kepastian hukum lelang dapat diperoleh apabila memenuhi unsur penjualan barang melalui lelang yang diawali dari pendaftaran, dilakukan secara terbuka untuk umum, dilakukan dengan cara penawaran harga yang secara tertulis atau lisan, didahului dengan pengum uman lelang, dilakukan didepan pejabat lelang, dan ditetapkannya pemenang lelang yang dilengkapi dengan berita acara lelang yang disebut risalah lelang. Pada faktanya, terjadipembeli lelang hak tanggungan yang beritikad baik tidak dapat memperoleh dan menikmati hak atas tanah yang telah dimenangkannya, karena adanya pembatalan lelang walaupun sebetulnya syarat pada lelang tersebut telah dilengkapi secara formil. Contoh kasus diatas dapat dipaparkan sebagai berikut : PutusanMahkamah Agung dengan registrasi perkara No. 2877K/PDT/2013 yang telah inkracht menyatakan menolak permohonan kasasi dari para pemohon kasasi yaitu PT. Bank Mega Syariah Pekalongan dan Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Pekalongan. Putusan tersebut memperkuat Putusan Pengadilan Tinggi Semarang dengan registrasi perkara No. 50/Pdt/2013/PT. SMG yang menyatakan perlelangan terhadap barang jaminan milik Para Penggugat yang berupa sebidang tanah pekarangan tercantum dalam sertifikat Hak Milik No.00462 yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2011 adalah
4 melanggar Pasal 1338 KUHPerdata dan dinyatakan batal demi hukum.dalam Putusan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum, karena telah melakukan pelelangan barang jaminan yang belum jatuh tempo dan dengan harga jauh dibawah harga dasar. Kasus tersebut terjadi ketika debitur sebagai pihak penggugat merasa dirugikan dengan adanya lelang yang telah dilaksanakan oleh KPKNL Pekalongan. Pihak Penggugat sebelumnya telah melakukan upaya hukum melalui Pengadilan Negeri Pekalongan dengan registrasi perkara No. 08/Pdt.G/2012/PN.Pkl, yang menyatakan bahwa gugatan debitur tidak dapat diterima.mencermati kasus di atas tentunya menimbulkan permasalahan bahwa sekalipun telah dilakukan eksekusi lelang obyek hak tanggungan, masih terbuka dan dimungkinkan adanya pembatalan lelang.sebetulnya hakim dalam setiap mengambil putusan mempunyai berbagai pertimbangan. Dalam hal ini, penulis ingin meneliti pertimbangan yang dipertimbangkan oleh hakim apakah sudah tepat atau belum dari sisi akademis.selain itu, peneliti ingin membahas bagaimana perlindungan hukum bagi pembeli lelang terhadap lelang eksekusi hak tanggungan yang telah dibatalkan oleh pengadilan. Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Perlindungan Hukum Pembeli lelang Eksekusi Hak Tanggungan
5 yang dibatalkan oleh Pengadilan (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang masalah. Maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim membatalkan eksekusi lelang hak tanggungan dalam perkara Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013? 2. Bagaimana Perlindungan Hukum terhadap Pembeli lelang Eksekusi Hak Tanggungan yang dibatalkan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013? C. Tujuan Penelitian Perbuatan dari penelitian dan penulisan yang didasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan di atas, memiliki beberapa tujuan yaitu : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis dasar pertimbangan hakim membatalkan eksekusi lelang hak tanggungan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum pembeli lelang eksekusi hak tanggungan yang dibatalkan oleh pengadilan berdasarkan Putusan Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013.. D. Manfaat Penelitian Penelitian tentang Perlindungan Hukum Pembeli lelang Eksekusi Hak Tanggungan yang dibatalkan oleh Pengadilan (StudiPutusan Mahkamah Agung
6 No.2877 K/PDT/2013)diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi kalangan Akademisi, Notaris, Pejabat PembuatAkta Tanah dan masyarakat luas. 1. Manfaat Teoritis a. Untuk memberikan penjelasan tentang perlindungan hukum bagi kreditur dan pembeli lelang terhadap lelang eksekusi hak tanggungan yang telah dibatalkan oleh pengadilan. b. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum Kenotariatan pada khususnya. Terutama mengenai bidang Lelang. 2. Manfaat Praktis Sejalan dengan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna terutama secara praktis bagi para praktisi hukum dalam menangani dan penyelesaian perkara -perkara dalam bidang Lelang. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan penulis, setelah mengadakan pengamatan kepustakaan terdapat penulisan ilmiah dalam bentuk penelitian tesis tentang perlindungan hukum lelang, yaitu : 1. Galuh Pramesti, Tahun 2010 tentang, Perlindungan Hukum Terhadap Pemenang Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dalam hal Obyek Lelang diblokir oleh Badan Pertanahan Nasional ada dua permasalahan dalam penelitian tersebut; Pertama, Bagaimana perlindungan hukum pemenang
7 lelang Eksekusi Hak Tanggungan dalam hal obyek lelang diblokir oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kedua, pertimbangan apa yang menyebabkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sleman bersedia atas permohonan pihak ketiga melakukan pemblokiran atas objek lelang selama lebih dari 30 hari. 2 a. Kesimpulan: Dalam penelitian tersebut, perlindungan hukum terhadap pemenang lelang eksekusi HaK Tanggungan dalam hal obyek lelang diblokiroleh Badan Pertanahan Nasional masih kurang, karena pemenang lelang sudah melaksanakan semua kewajinbannya, tetapi haknya untuk melakukan balik nama tidak dapat dilakukan karena blokir yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional. Pertimbangan dari BPN untuk memblokir tanah tersebut lebih dari 30 hari adalah karena adanya tindakan k ehati-hatian, di mana Kepala Kantor Pertanahan mempunyai hak prerogatif yang tidak tertulis untuk memblokir. b. Perbedaan Fokus Penelitian: Dalam penelitian tersebut fokus mengkaji tentang perlindungan hukum terhadap pemenang lelang hak tanggungan dalam hal obyek lelang diblokir oleh BPN, sedangkan penulis mengkaji 2 Galuh Pramesti Daishiaputri, 2010 Perlindungan Hukum Terhadap Pemenang Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dalam hal Obyek Lelang diblokir oleh Badan Pertanahan Nasional, Tesis,Universitas Gajah Masa, Yogyakarta.
8 tentang Perlindungan Hukum pembeli lelang Hak Tanggungan yang dibatalkan. 2. Fibria Tiwa Ari Putri, Tahun 2009 tentang, Perlindungan Hukum Kreditur dan Debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan secara Lelang Di KPKNL. Ada dua permasalahan dalam penelitian tersebut; Pertama, Bagaimana perlindungan hukum terhadap debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan dalam lelang di kantor Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ( KPKNL). Kedua, Bagaimana perlindungan hukum terhadap kreditur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan dalam lelang di kantor Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ( KPKNL). 3 a. Kesimpulan: Dalam penelitian tersebut, perlindungan hukum kreditur dan debitur akibat tidak terjualnya obyek Hak Tanggungan secara lelang di KPKNL yaitu dengan diberikan kesempatan untuk dilakukan lelang ulang, yang dapat dilakukan 60 (enam puluh) hari setelah lelang pertama dilaksanakan.. b. Perbedaan Fokus Penelitian 3 Fibria Tiwa Ari Putri, 2009, Perlindungan Hukum Kreditur dan Debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan secara Lelang Di KPKNL, Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
9 Dalam penelitian tersebut fokus mengkaji tentang perlindungan hukum Kreditur dan Debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan secara lelang di kantor KPKNL, sedangkan penulis mengkaji tentang perlindungan hukum pembeli lelang Hak Tanggungan yang dibatalkan.