BAB I PENDAHULUAN. prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Principles) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ini jasa perbankan melalui kredit sangat membantu. jarang mengandung risiko yang sangat tinggi, karena itu bank dalam memberikannya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyalurkan kredit secara lancar kepada masyarakat. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA BERDASAR UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah berikut atau tidak berikut benda- benda lain yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yaitu sejak tahun 1908 pada saat Vendu Reglement diumumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi sebagai dampak krisis ekonomi global. tahun 2008 mencapai (dua belas ribu) per dollar Amerika 1).

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan negara dan rakyat yang makin beragam dan. atas tanah tersebut. Menurut A.P. Parlindungan 4

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. ini hampir seluruh kegiatan ekonomi yang terjadi, berkaitan dengan bank. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang adalah di bidang ekonomi. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

BAB II PENGATURAN HAK ISTIMEWA DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN GARANSI. Setiap ada perjanjian pemberian garansi/ jaminan pasti ada perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan laju perekonomian akan menimbulkan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang berintikan

BAB IV PENUTUP. 1. Latar belakang pihak kreditur membuat perjanjian kredit dalam bentuk akta

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

memperhatikan pula proses pada saat sertipikat hak atas tanah tersebut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara internasional maupun domestik masing-masing Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi sebagai salah satu bagian yang terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan. meningkatnya kemajuan tersebut, maka semakin di perlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

Imma Indra Dewi Windajani

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN TITLE EKSEKUTORIAL DALAM SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

P U T U S A N Nomor 461/Pdt/2013/PT.Bdg.

BAB I PENDAHULUAN. satu perolehan dana yang dapat digunakan masyarakat adalah mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

serta mengembangkan perangkat peraturan pendukung, serta pengembangan sistem pendanaan perumahan. Salah satu alternatif dalam pendanaan perumahan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Lelang menurut sejarahnya berasal dari bahasa latin yaitu action yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB II Kasus Posisi, Fakta Hukum, dan Identifikasi Fakta Hukum. selaku Kreditur, telah terjalin hubungan keperdataan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penyaluran kredit kepada perusahaan-perusahaan dan masyarakat, maka setiap bank diwajibkan untuk melaksanakan prinsip kehatihatian (Prudential Banking Principles) dalam menyalurkan kreditkreditnya.penerapan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Principles) dalam seluruh kegiatan perbankan merupakan salah satu cara untuk menciptakan perbankan yang sehat, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap perekonomian secara makro. Dalam prinsip kehati-hatian terhadap 5C of Credit yang meliputi character (watak), capacity (kemampuan), capital (modal), collateral (agunan), condition of economi (prospek usaha dari kreditur), yang di mana prinsip 5C ini merupakan prinsip yang saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikesampingkan. Hal ini didasarkan adanya risiko yang sangat tinggi dalam melakukan pemberian kredit sebagai usaha utama bank. 1 Selain itu kegagalan di bidang kredit dapat berakibat pada terpengaruhnya kesehatan dan kelangsungan usaha bank sendiri.untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan 1 Pengertian Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit Dalam Perbankan dan Pengaturannya di Indonesia,http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-prinsipkehati-hatian-dalam.html, diakses tanggal 20 September 2017

2 kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjiakan merupakan faktor penting yang harusdiperhatikan oleh bank.apabila debitur cidera janji dengan tidak melakukan pelunasan utang setelah melewati proses somasi atas perjanjian utang-piutang dalam hak tanggungan, karena sertifikat hak tanggungan memiliki kekuatan eksekutorial. Diperjanjikanatau tidak diperjanjikan dalam akta pembebanan hak tanggungan, berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, yaitu jika debitur cidera janji (wanprestasi) pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Penjualan objek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan dengan cara melalui perlelangan umum apabila penjualan dibawah tangan tidak mendapatkan persetujuan pihak debitur.pengertian Lelang menurut Peraturan Menteri Keuangan Nom or 27 /PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (yang selanjutnya disebut PMKNo. 27 /PMK.06/2016) Pasal 1 Angka 1 menyebutkan: Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/ atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan Pengumuman Lelang. Lelang atau penjualan terbuka untuk umum, memberikan beberapa manfaat atau kebaikan dibandingkan dengan penjualan yang lainnya, yaitu, adil,

3 cepat, aman mewujudkan harga yang tinggi dan memberikan kepastian hukum bagi pembeli lelang, yaitu hak atas tanah tersebut serta mendapatkan perlindungan hukum. Kepastian hukum lelang dapat diperoleh apabila memenuhi unsur penjualan barang melalui lelang yang diawali dari pendaftaran, dilakukan secara terbuka untuk umum, dilakukan dengan cara penawaran harga yang secara tertulis atau lisan, didahului dengan pengum uman lelang, dilakukan didepan pejabat lelang, dan ditetapkannya pemenang lelang yang dilengkapi dengan berita acara lelang yang disebut risalah lelang. Pada faktanya, terjadipembeli lelang hak tanggungan yang beritikad baik tidak dapat memperoleh dan menikmati hak atas tanah yang telah dimenangkannya, karena adanya pembatalan lelang walaupun sebetulnya syarat pada lelang tersebut telah dilengkapi secara formil. Contoh kasus diatas dapat dipaparkan sebagai berikut : PutusanMahkamah Agung dengan registrasi perkara No. 2877K/PDT/2013 yang telah inkracht menyatakan menolak permohonan kasasi dari para pemohon kasasi yaitu PT. Bank Mega Syariah Pekalongan dan Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Pekalongan. Putusan tersebut memperkuat Putusan Pengadilan Tinggi Semarang dengan registrasi perkara No. 50/Pdt/2013/PT. SMG yang menyatakan perlelangan terhadap barang jaminan milik Para Penggugat yang berupa sebidang tanah pekarangan tercantum dalam sertifikat Hak Milik No.00462 yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2011 adalah

4 melanggar Pasal 1338 KUHPerdata dan dinyatakan batal demi hukum.dalam Putusan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum, karena telah melakukan pelelangan barang jaminan yang belum jatuh tempo dan dengan harga jauh dibawah harga dasar. Kasus tersebut terjadi ketika debitur sebagai pihak penggugat merasa dirugikan dengan adanya lelang yang telah dilaksanakan oleh KPKNL Pekalongan. Pihak Penggugat sebelumnya telah melakukan upaya hukum melalui Pengadilan Negeri Pekalongan dengan registrasi perkara No. 08/Pdt.G/2012/PN.Pkl, yang menyatakan bahwa gugatan debitur tidak dapat diterima.mencermati kasus di atas tentunya menimbulkan permasalahan bahwa sekalipun telah dilakukan eksekusi lelang obyek hak tanggungan, masih terbuka dan dimungkinkan adanya pembatalan lelang.sebetulnya hakim dalam setiap mengambil putusan mempunyai berbagai pertimbangan. Dalam hal ini, penulis ingin meneliti pertimbangan yang dipertimbangkan oleh hakim apakah sudah tepat atau belum dari sisi akademis.selain itu, peneliti ingin membahas bagaimana perlindungan hukum bagi pembeli lelang terhadap lelang eksekusi hak tanggungan yang telah dibatalkan oleh pengadilan. Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Perlindungan Hukum Pembeli lelang Eksekusi Hak Tanggungan

5 yang dibatalkan oleh Pengadilan (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang masalah. Maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim membatalkan eksekusi lelang hak tanggungan dalam perkara Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013? 2. Bagaimana Perlindungan Hukum terhadap Pembeli lelang Eksekusi Hak Tanggungan yang dibatalkan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013? C. Tujuan Penelitian Perbuatan dari penelitian dan penulisan yang didasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan di atas, memiliki beberapa tujuan yaitu : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis dasar pertimbangan hakim membatalkan eksekusi lelang hak tanggungan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum pembeli lelang eksekusi hak tanggungan yang dibatalkan oleh pengadilan berdasarkan Putusan Putusan Mahkamah Agung No.2877 K/PDT/2013.. D. Manfaat Penelitian Penelitian tentang Perlindungan Hukum Pembeli lelang Eksekusi Hak Tanggungan yang dibatalkan oleh Pengadilan (StudiPutusan Mahkamah Agung

6 No.2877 K/PDT/2013)diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi kalangan Akademisi, Notaris, Pejabat PembuatAkta Tanah dan masyarakat luas. 1. Manfaat Teoritis a. Untuk memberikan penjelasan tentang perlindungan hukum bagi kreditur dan pembeli lelang terhadap lelang eksekusi hak tanggungan yang telah dibatalkan oleh pengadilan. b. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum Kenotariatan pada khususnya. Terutama mengenai bidang Lelang. 2. Manfaat Praktis Sejalan dengan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna terutama secara praktis bagi para praktisi hukum dalam menangani dan penyelesaian perkara -perkara dalam bidang Lelang. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan penulis, setelah mengadakan pengamatan kepustakaan terdapat penulisan ilmiah dalam bentuk penelitian tesis tentang perlindungan hukum lelang, yaitu : 1. Galuh Pramesti, Tahun 2010 tentang, Perlindungan Hukum Terhadap Pemenang Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dalam hal Obyek Lelang diblokir oleh Badan Pertanahan Nasional ada dua permasalahan dalam penelitian tersebut; Pertama, Bagaimana perlindungan hukum pemenang

7 lelang Eksekusi Hak Tanggungan dalam hal obyek lelang diblokir oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kedua, pertimbangan apa yang menyebabkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sleman bersedia atas permohonan pihak ketiga melakukan pemblokiran atas objek lelang selama lebih dari 30 hari. 2 a. Kesimpulan: Dalam penelitian tersebut, perlindungan hukum terhadap pemenang lelang eksekusi HaK Tanggungan dalam hal obyek lelang diblokiroleh Badan Pertanahan Nasional masih kurang, karena pemenang lelang sudah melaksanakan semua kewajinbannya, tetapi haknya untuk melakukan balik nama tidak dapat dilakukan karena blokir yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional. Pertimbangan dari BPN untuk memblokir tanah tersebut lebih dari 30 hari adalah karena adanya tindakan k ehati-hatian, di mana Kepala Kantor Pertanahan mempunyai hak prerogatif yang tidak tertulis untuk memblokir. b. Perbedaan Fokus Penelitian: Dalam penelitian tersebut fokus mengkaji tentang perlindungan hukum terhadap pemenang lelang hak tanggungan dalam hal obyek lelang diblokir oleh BPN, sedangkan penulis mengkaji 2 Galuh Pramesti Daishiaputri, 2010 Perlindungan Hukum Terhadap Pemenang Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dalam hal Obyek Lelang diblokir oleh Badan Pertanahan Nasional, Tesis,Universitas Gajah Masa, Yogyakarta.

8 tentang Perlindungan Hukum pembeli lelang Hak Tanggungan yang dibatalkan. 2. Fibria Tiwa Ari Putri, Tahun 2009 tentang, Perlindungan Hukum Kreditur dan Debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan secara Lelang Di KPKNL. Ada dua permasalahan dalam penelitian tersebut; Pertama, Bagaimana perlindungan hukum terhadap debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan dalam lelang di kantor Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ( KPKNL). Kedua, Bagaimana perlindungan hukum terhadap kreditur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan dalam lelang di kantor Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ( KPKNL). 3 a. Kesimpulan: Dalam penelitian tersebut, perlindungan hukum kreditur dan debitur akibat tidak terjualnya obyek Hak Tanggungan secara lelang di KPKNL yaitu dengan diberikan kesempatan untuk dilakukan lelang ulang, yang dapat dilakukan 60 (enam puluh) hari setelah lelang pertama dilaksanakan.. b. Perbedaan Fokus Penelitian 3 Fibria Tiwa Ari Putri, 2009, Perlindungan Hukum Kreditur dan Debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan secara Lelang Di KPKNL, Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

9 Dalam penelitian tersebut fokus mengkaji tentang perlindungan hukum Kreditur dan Debitur akibat tidak terjualnya objek Hak Tanggungan secara lelang di kantor KPKNL, sedangkan penulis mengkaji tentang perlindungan hukum pembeli lelang Hak Tanggungan yang dibatalkan.