PROSPEK BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN NGAWI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN JELAWAT Business Development of Jelawat Fish Cultivation

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

Oleh :KetutSiswaMitra Program StudiManajemenSumberDayaPerairan JurusanPerikanan Dan IlmuKelautan FakultasPertanian UniversitasWarmadewa Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan strategis dari Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*

PENDAHULUAN. Latar Belakang

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

Geographycal Situation. KEADAAN GEOGRAFIS Geographycal Situation

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Budidaya ikan sistem karamba jaring apung di Waduk Kedungombo Kabupaten Boyolali. Sutini NIM K UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN AIR TAWAR DI DESA SENDANGTIRTO, KECAMATAN BERBAH, KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INPUT PAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis Sp)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilham Drizal 1), Kusai 2), and Lamun Bathara 2) Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERAGAAN USAHATANI MINA PADI

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 201

ANALISIS PENDAPATAN DAN RESIKO USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AGUS PRANOTO

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU TEKNIK PRODUKSI IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) BERDASARKAN METODE FORCE FIELD ANALYSIS (FFA)

281 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DALAM MINA PADI DI DESA A. WIDODO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

Perkembangan Perikanan Budidaya dan Kontribusinya di sektor Pertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Luas dan Penggunaan Lahan Kabupaten Mamuju Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Role and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province ABSTRACT

DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

Transkripsi:

PROSPEK BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN NGAWI Darmawan Soecahyo darmawansoecahyo.litbang@gmail.com ABSTRACT The decrease of fish catch from the sea will open up opportunities for freshwater fish cultivation The increase of fish production from freshwater fish farm has increased quite high, that is 11 percent every year. This indicates high willingness of the community to conduct freshwater fish farming. The purpose of this research is to know the potential of freshwater fish cultivation in the research location, to know the constraints faced by the freshwater fish farmers in the research location. The method used is the Z test, BEP test. Ngawi Regency with an area of 129,598 Ha with the availability of water from large rivers and from wells. Community supportive human resources based on HDI reach 68.32. Fish production reached 2,278.88 tons in 2015. In Kabupaten Ngawi for the cultivation of catfish as much as 800 Kg with an income of Rp. 11.2 million with profit of Rp. Rp. 2,274,000 3 months maintenance period, carcass cultivation of 1,600 Kg with revenue of Rp. 49.6 million with a profit of Rp. 23,125,000 with a maintenance period of 12 months. Government of Ngawi Regency to program the addition of fishery power to assist farmers in conducting freshwater fish farming, guidance and provide information related to how to get capital assistance with a light interest. Department of Cooperatives and SMEs East Java Province facilitate in the formation of cooperatives or specialized financial institutions in the field of fisheries that will help farmers in terms of capital needs for the development of freshwater fish farming in East Java. East Java Provincial Government to schedule the mapping of freshwater fish production and market as a synergy between the Provincial Government and Ngawi District Government. Keyword : freshwater fish, cultivation prospects, income increase ABSTRAK Semakin menurunnya hasil tangkapan ikan dari laut akan membuka peluang bagi usaha budidaya ikan air tawar Kenaikan produksi ikan hasil budidaya ikan air tawar mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu 11 persen tiap tahun. Hal tersebut menandakan cukup tinggi kemauan masyarakat melakukan usaha budidaya ikan air tawar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi usaha budidaya ikan air tawar di lokasi penelitian, mengetahui kendala yang dihadapi oleh pembudidaya ikan air tawar di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah uji BEP. Kabupaten Ngawi dengan luas wilayah 129.598 Ha dengan ketersediaan air dari sungai besar dan dari sumur. SDM masyarakat yang mendukung berdasarkan IPM mencapai 68,32. Produksi ikan mencapai 2.278,88 ton pada tahun 2015. Di Kabupaten Ngawi untuk budidaya ikan lele panen sebanyak 800 Kg dengan pendapatan sebesar Rp. 11.200.000 dengan keuntungan sebesar Rp. Rp. 2.274.000 masa pemeliharaan 3 bulan, budidaya ikan gurami panen 1.600 Kg dengan pendapatan Rp. 49.600.000 dengan keuntungan sebesar Rp. 23.125.000 dengan masa pemeliharaan 12 bulan. Pemerintah Kabupaten Ngawi agar memprogramkan penambahan tenaga perikanan untuk 233

membantu pembudidaya dalam melakukan usaha budidaya ikan air tawar, melakukan bimbingan dan memberikan informasi terkait cara mendapatkan bantuan modal dengan bunga yang ringan. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi jawa Timur memfasilitasi dalam pembentukan koperasi atau lembaga keuangan khusus di bidang perikanan yang akan membantu pembudidaya dalam hal kebutuhan modal guna pengembangan usaha budidaya ikan air tawar di Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar mengagendakan pemetaan produksi ikan air tawar dan pasar sebagai bentuk sinergitas program antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi. Kata kunci : ikan air tawar, prospek budidaya, peningkatan pendapatan PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau, 7870 pulau yang bernama dan 9634 pulau belum memiliki nama (Data Departemen dalam Negeri Tahun 2004). Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki garis pantai 95.181 km dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Canada. Indonesia memiliki sumber daya perikanan meliputi, perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Budidaya laut terdiri dari budidaya ikan, budidaya moluska (kerang kerangan) dan budidaya rumput laut, budidaya air payau yang potensi pengembangannya mencapai sekitar 913.000 Ha, dan budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa), kolam air tawar, dan mina padi di sawah, serta bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan seperti industri, penyediaan benih, industri bahan pangan dan lain sebagainya. Pertambahan jumlah penduduk dunia semakin tahun relatif cukup semakin pesat, begitu juga Indonesia yang merupakan salah satu negara di dunia mempunyai jumlah penduduk besar. Peningkatan jumlah penduduk ini mengakibatkan semakin bertambahnya kebutuhan akan makanan yang dikonsumsi. Pemenuhan kebutuhan makanan salah satunya ditunjang dari hasil perikanan baik berupa ikan segar ataupun dari hasil olahan berbahan ikan. Di Indonesia khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan ikan sebagian besar masih mengandalkan dari laut dengan kata lain bergantung pada usaha penangkapan ikan yang dilakukan nelayan. Hal tersebut dirasakan tidak akan bertahan lama karena kondisi perairan laut kita semakin turun sehingga mengakibatkan hasil tangkapan ikan juga semakin menurun. Bahkan ditakutkan apabila tidak ada perubahan model usaha penangkapan ikan diprediksi tahun 2048 ikan yang berada di lautan akan habis, sehingga tidak ada lagi ikan yang bisa ditangkap. Semakin menurunnya hasil tangkapan ikan dari laut akan membuka peluang bagi usaha budidaya ikan air tawar, dengan kata lain diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai pengganti ikan air laut dan secara langsung juga memberikan kesempatan biota laut untuk berkembang biak kembali. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar merupakan pasar yang sangat potensial untuk produk produk perikanan. Walaupun tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih cukup rendah berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan tahun 2011, Indonesia mempunyai tingkat konsumsi ikan per kapita sebesar 31,5 kg per tahun masih di bawah negara tetangga kita Malaysia yang mencapai 55,4 kg per tahun. Akan tetapi pertumbuhan rata rata tingkat konsumsi ikan di Indonesia mencapai 16,7 persen dibandingkan Malaysia yang hanya 1,26 persen per tahun. Dengan melihat kondisi tersebut maka peluang masih terbuka untuk usaha budidaya ikan air tawar. 234

Dari segi produksi, berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan tahun 2011, produksi perikanan mencapai 12,39 juta ton. Dari jumlah tersebut hasil produksi perikanan tangkap mencapai 5,41 juta ton dan nilai produksi perikanan budidaya sebesar 6,98 juta ton. Dari 6,98 juta ton usaha budidaya, 1,1 juta ton merupakan ikan air tawar sisanya terbagi atas beberapa jenis usaha budidaya yaitu budidaya tambak air payau, budidaya jaring apung, budidaya dalam karamba dan budidaya di laut. Potensi perikanan di Indonesia menurut data Kementrian kelautan dan Perikanan tahun 2014 menyebutkan mencapai 3000 triliun per tahun, akan tetapi yang baru bisa dimanfaatkan hanya sekitar 225 triliun atau hanya sekitar 7,5% saja. Dengan melihat data diatas maka peluang dalam kegiatan perikanan sungguh sangat terbuka lebar dan sangat tinggi, hal tersebut juga dilihat dengan upaya pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia yang semakin mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Kenaikan produksi ikan hasil budidaya ikan air tawar mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu 11 persen tiap tahun. Hal tersebut menandakan cukup tinggi kemauan masyarakat melakukan usaha budidaya ikan air tawar. Pengembangan usaha perikanan sebenarnya bisa digunakan sebagai pendorong pemulihan ekonomi yang diperkirakan membutuhkan dana sekitar 82 miliar dolar per tahun. Dimana indonesia diharapkan mampu menjadi penghasil produk perikanan terbesar didunia hal ini bisa dikatakan karena melihat peningkatan kontribusi perikanan indonesia pada tahun 2004 sampai 2009. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi Sumberdaya Kelautan dan perikanan dan menjadikan sektor ini sebagai prime mover pembangunan ekonomi nasional khususnya di Jawa Timur, sehingga diperlukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan Kelautan dan Perikanan. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan penelitian Prospek Budidaya Ikan Air Tawar Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dengan harapan hasil penelitian ini memberikan informasi penting kepada masyarakat seberapa besar prospek usaha melakukan usaha budidaya ikan air tawar. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui potensi usaha budidaya ikan air tawar di lokasi penelitian, Melakukan analisa usaha budidaya Ikan air tawar dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di lokasi penelitian. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersusunnya rekomendasi teridentifikasinya potensi usaha budidaya ikan air tawar di lokasi penelitian, hasil analisa usaha budidaya ikan air tawar dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di lokasi penelitian. ANALISA DATA Untuk menganalisa secara ekonomi budidaya ikan air tawar tiap jenis ikan maka dilakukan perhitungan biaya produksi dalam satu proses budidaya. Komparasi dilakukan dengan menghitung keuntungan atau margin pendapatan pembudidaya ikan dan perhitungan keuntungan dalam prosentase dalam satu kali proses budidaya ikan dengan menggunakan uji Z untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapatan antar jenis ikan yang dibudidayakan. Untuk kelayakan usaha digunakan uji BEP produksi dan BEP harga untuk mengetahui batas produksi dan batas harga apabila pembudidaya tidak mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan. 235

HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Perikanan di Kabupaten Ngawi Kabupaten Ngawi mempunyai luas daerah sebesar 1.295,98 Km 2 atau 129.598 Ha dengan topografi yang berupa dataran tinggi dan tanah datar, luas lahan pertanian sawah mencapai 50.476 (38,95 persen), lahan pertanian bukan sawah seluas 60.454 Ha (46,65 persen) dan lahan bukan pertanian seluas 18.668 Ha (14,40 persen). Penggunaan lahan pertanian bukan sawah terbagi yaitu sebagai lahan tegal/kebun seluas 17.841 Ha, ladang/huma seluas 233 Ha, kebun seluas 2.077 Ha, ditanami pohon/hutan rakyat seluas 852 Ha, padang penggembalaan/rumput seluas 6 Ha, serta penggunaan lainnya (tambak, kolam, empang, hutan negara) seluas 39.445 Ha, sehingga Kabupaten Ngawi sangat berpotensi dalam usaha pengembangan usaha budidaya ikan air tawar yang mempunyai ketersediaan lahan cukup luas. Kabupaten Ngawi dilalui sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo dengan debit air mencapai 11,97 liter per detik dan Sungai Madiun dengan debit air mencapai 6,44 liter per detik, serta banyak sungai sungai kecil yang berada di Kabupaten Ngawi. Untuk ketersediaan air dalam mendukung proses usaha Budidaya ikan air tawar sangat cukup. Selain kebutuhan air bisa didapatkan dari sungai yang mengalir di Kabupaten Ngawi, pihak Pemerintah Daerah khususnya Dinas Perikanan banyak memberikan bantuan berupa sumur sumur pompa beserta alat pompa dalam upaya mendukung masyarakat dalam melakukan usaha budidaya ikan air tawar. Disamping itu didukung tingkat curah hujan yang cukup yaitu sebesar 56,25 mm 3 per tahun pada tahun 2015. Sumber Daya Manusia dalam melakukan usaha budidaya ikan air tawar di Kabupaten Ngawi terbilang cukup mendukung, dari data yang ada penduduk berusia 15 tahun keatas yang bekerja di bidang pertanian,kehutanan dan perikanan mencapai 212.629 orang. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Ngawi mencapai angka 68,32 ini berarti masuk dalam kategori skala Menengah keatas, sehingga sangat memungkinkan dalam mendukung usaha budidaya ikan air tawar. Potensi Pasar ikan air tawar di Kabupaten Ngawi masih sangat terbuka luas, selain memenuhi kebutuhan di Kabupaten Ngawi itu sendiri dan Provinsi Jawa Timur, akan tetapi juga banyak permintaan akan ikan dari Provinsi Jawa Tengah yang dirasa masih kurang bisa memenuhi pasar yang ada. Maka masih sangat dibutuhkan produksi yang lebih besar lagi guna memenuhi permintaan pasar yang telah terbuka lebar tersebut. Produksi ikan air tawar di Kabupaten Ngawi berdasarkan data dari Dinas Perikanan tahun 2015 mencapai 2.728,88 ton termasuk penangkapan di perairan umum serta melalui usaha budidaya ikan. Kabupaten Ngawi sendiri mempunyai danau atau waduk yang juga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan usaha budidaya ikan air tawar. Analisa Usaha Analisa usaha budidaya ikan Lele di Kabupaten Ngawi dengan penebaran bibit ikan lele sebanyak 10.000 ekor sebagai berikut: Tabel 1. Analisa Usaha Ikan Lele di Kabupaten Ngawi No 1 2 Biaya Operasional 236 Rupiah Bibit Ikan lele ukuran 3-5 cm 10.000 ekor x 70 Rp 700.000 Pakan 820 Kg x 9.300 Rp 7.626.000

Biaya lain lain Rp 600.000 3 Total Rp 8.926.000 Dari penebaran bibit ikan lele sebanyak 10.000 ekor mampu menghasilkan ikan lele sebanyak 800 Kg dengan masa pemeliharaan selama 3 bulan dan harga jual ikan lele tiap Kg sebesar Rp. 14.000, maka didapatkan hasil sebesar 14.000 x 800 = Rp. 11.200.000. Sehingga pendapatan bersih pembudidaya ikan lele sebesar Rp. 11.200.000 Rp. 8.926.000 = Rp. 2.274.000. BEP Produksi yang didapatkan adalah 8.926.000 : 14.000 = 637,5 yang berarti dengan produksi ikan lele sebesar 637,5 Kg akan mampu menutupi biaya produksi ikan lele selama proses budidaya ikan lele dan dapat dikatakan budidaya ikan lele di Kabupaten Ngawi masih layak diusahakan karena hasil yang didapatkan lebih besar dari BEP produksi yaitu 800 Kg. BEP harga yang didapatkan adalah 8.926.000 : 800 = Rp. 11.157 yang berarti jika harga ikan lele Rp. 11.157 maka pembudidaya tidak akan mendapatkan keuntungan dan juga tidak akan mengalami kerugian. Analisa usaha budidaya ikan gurami di Kabupaten Ngawi dengan penebaran bibit ikan gurami sebanyak 5.000 ekor sebagai berikut : o Tabel 2. Analisa Usaha Ikan Gurami di Kabupaten Ngawi Biaya Operasional Rupiah Bibit Ikan gurami 5000 ekor x 1000 Rp 5.000.000 Pakan 2125 Kg x 9.400 Rp 19.975.000 Biaya lain lain Rp 1.500.000 Total Rp 26.475.000 Dari hasil penebaran bibit ikan gurami sebanyak 5.000 ekor didapatkan hasil produksi sebesar 1.600 Kg dengan masa pemeliharaan selama 10 12 bulan dan harga jual Rp. 31.000. Sehingga nilai produksi ikan gurami sebesar 1.600 x 31.000 = Rp. 49.600.000. Pendapatan bersih pembudidaya ikan gurami sebesar 49.600.000 26.475.000 = Rp. 23.125.000 dengan masa pemeliharaan antara 10 12 bulan. Nilai BEP Produksi sebesar 26.475.000 : 31.000 = 854 yang berarti dengan penebaran sebanyak 5.000 ekor, hasil produksi sebesar 854 Kg sudah mampu menutupi biaya produksi ikan gurami selama proses budidaya ikan. Sehingga usaha budidaya ikan gurami di Kabupaten Ngawi layak diusahakan karena mampu memproduksi diatas nilai BEP produksi. Sedangkan nilai BEP harga adalah 26.475.000 : 1.600 = Rp. 16.546 yang berarti dengan harga jual ikan gurami senilai Rp. 16.546 tiap kilogam pembudidaya ikan gurami tidak akan mendapatkan keuntungan dan tidak akan mengalami kerugian. Hasil analisa diatas menunjukkan untuk biaya sarana budidaya ikan dalam hal ini adalah ketersediaan air dianggap bernilai sangat minimal, maka untuk melihat prospek kedepan apabila air yang didapatkan sudah sulit maka bisa dilakukan beberapa cara untuk mengurangi atau menyingkapi ketersediaan air yang digunakan dalam usaha budidaya ikan. Air yang digunakan dalam usaha budidaya ikan bisa menggunakan sistem tidak ada air yang terbuang atau disebut dengan sistem sirkulasi air, dimana air yang dibuang selama proses budidaya ikan diolah kembali 237

untuk dipergunakan lagi, hal ini memang membutuhkan biaya tambahan untuk mengolah air tersebut agar siap sebelum digunakan untuk proses budidaya ikan. Biaya tambahan untuh pengolahan air ini tidak terlalu besar, hanya menggunakan beberapa macam zat tambahan seperti arang, ijuk serta beberapa probiotik, penggunaan arang dan ijuk bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan probiotik diberikan terus selama proses budidaya ikan. Dalam satu kali usaha budidaya ikan hal ini bisa dikategorikan dalam biaya tambahan dengan nilai tambahan sebanyak Rp. 50.000. Dengan nilai tersebut, masih dikatakan sangat sedikit biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya ikan. Dalam hal pakan, dimana selama ini pakan yang digunakan adalah pakan dari pakan pabrik yang harganya cukup tinggi sehingga biaya penggunaan pakan sangat besar pada biaya produksi, maka dengan beragamnya sumberdaya hayati yang ada di tiap Kabupaten, sangat dimungkinkan untuk membuat pakan buatan sendiri atau lebih dikenal dengan Pakan Mandiri. Pemerintah telah berupaya mensosialisasikan penggunaan Pakan Mandiri ini untuk mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan pembudidaya ikan dengan mengadakan pelatihan dan bantuan berupa alat pembuatan pakan mandiri tersebut. Keanekaragaman Sumberdaya hayati yang sangat melimpah ini bisa dipergunakan sebagai bahan pembuatan Pakan Mandiri yang bisa dilakukan oleh pembudidaya berdasarkan ketersediaan bahan yang mudah didapat dan murah di tiap tiap lokasi budidaya ikan tersebut. Beberapa produk Pakan Mandiri yang dihasilkan bisa menekan biaya produksi. Kita ketahui harga pakan dari pabrik berkisar antara Rp. 9.200 sampai dengan Rp. 9.500, sedangkan Pakan Mandiri yang dihasilkan membutuhkan biaya berkisar Rp. 4.000. Harga ini bisa mereduksi biaya pakan yang dikeluarkan sampai Rp. 5.500 rupiah per kilogramnya. Jika penggunaan Pakan mandiri digunakan pada usaha budidaya ikan,maka analisa usaha yang didapatkan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Analisa Usaha Ikan Lele Menggunakan Pakan Mandiri di Kabupaten Ngawi No 1 2 3 4 Biaya Operasional 238 Rupiah Bibit Ikan lele ukuran 3-5 cm 10.000 ekor x 70 Rp 700.000 Pakan 100 Kg x 9.300 Rp 930.000 Pakan 720 Kg x 4000 Rp 2.880.000 Biaya lain lain Rp 650.000 Total Rp 5.160.000 Apabila dalam usaha budidaya ikan lele di kabupaten Ngawi menggunakan pakan mandiri yang digunakan setelah menggunakan pakan pabrik pada awal masa budidaya, maka akan dapat mengurangi biaya produksi dalam suatu usaha budidaya tersebut. Seperti pada tabel 5.21. diatas maka dengan hasil panen sebanyak 800 Kg dan harga jual sebesar Rp. 14.000 per kilogram, keuntungan yang didapatkan pembudidaya ikan adalah 800 x 14.000 = Rp. 11.200.000 5.160.000 = Rp. 6.040.000. Dengan masa pemeliharaan selama 3 bulan, maka keuntungan setiap bulannya

sebesar Rp. 2.013.333 nilai ini lebih besar dibandingkan keuntungan usaha budidaya ikan lele menggunakan pakan pabrik saja yaitu sebesar Rp. 758.000 setiap bulan. Tabel 4. Analisa Usaha ikan gurami menggunakan Pakan Mandiri di Kabupaten Ngawi No 1 2 3 4 Biaya Operasional Rupiah Bibit Ikan gurami 5000 ekor x 1000 Rp 5.000.000 Pakan 150 Kg x 9.400 Rp 1.410.000 Pakan 1975 x 4000 Rp 7.900.000 Biaya lain lain Rp 1.600.000 Total Rp 15.910.000 Apabila dalam usaha budidaya ikan gurami sebagian pakan yang diberikan menggunakan pakan mandiri, maka akan mengurangi biaya produksi dari biaya penggunaan pakan yang diberikan selama proses budidaya ikan. Seperti pada tabel 5.22 diatas, dengan jumlah produksi sebesar 1.600 Kg dengan masa pemeliharaan selama 10 12 bulan dan harga jual Rp. 31.000, sehingga keuntungan yang diperoleh pembudidaya ikan adalah 1.600 x 31.000 = Rp. 49.600.000 15.910.000 = Rp. 33.690.000, keuntungan pembudidaya ikan setiap bulannya Rp. 2.807.500 nilai ini lebih besar dibandingkan keuntungan usaha budidaya apabila seluruhnya menggunakan pakan pabrik yaitu sebesar Rp. 1.927.083 setiap bulannya. KESIMPULAN Keuntungan pembudidaya ikan lele di Kabupaten Ngawi selama pemeliharaan 3 bulan adalah sebesar Rp. 2.274.000, maka pendapatan setiap bulannya adalah sebesar Rp. 758.000. Biaya variabel pembudidaya ikan gurami di Kabupaten Ngawi dengan penebaran 5.000 ekor bibit adalah sebesar Rp. 26.475.000. Keuntungan pembudidaya ikan gurami dikabupaten Ngawi dengan masa pemeliharaan 12 bulan adalah sebesar Rp. 23.125.000, sehingga pendapatan setiap bulannya adalah sebesar Rp. 1.927.083. Terdapat perbedaan pendapatan pembudidaya ikan lele dengan pembudidaya ikan gurami di Kabupaten Ngawi, dimana pendapatan pembudidaya ikan gurami lebih besar. REKOMENDASI Perlu adanya penambahan tenaga perikanan khususnya Dinas Perikanan yang akan membantu pembudidaya dalam melakukan usaha budidaya ikan air tawar di Kabupaten Ngawi Perlunya bimbingan dan informasi dari Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam mendapatkan bantuan modal dengan bunga yang ringan. 239

Perlu dibangunnya atau dibentuknya Koperasi atau lembaga keuangan lainnya khusus di bidang perikanan yang akan membantu pembudidaya dalam hal kebutuhan modal guna pengembangan usaha budidaya ikan air tawar di Jawa Timur. DAFTAR PUSTAKA Adera F, 2011. Industrial Engineering (QSPM-Quantitative Strategic Planing Matrix). http://aderafiansyah.blogspot.co.id/2012/10/qspm-quantitative-strategic-planning_31.html. 19 Oktober Andy K, 2012. Belajar SPSS dan Statistika. www.tutorial-spss-statistika.blogspot.com. 17 Oktober Anonymous, 2013. Mengenal Ikan Mas. www.tanijogonegoro.com. 8 Oktober 2016 Anonymous, 2015. Kabupaten Kediri Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri, Anonymous, 2015. Kabupaten Blitar Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Anonymous, 2015. Kabupaten Ngawi Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi, Anonymous, 2015. Macam Jenis Ikan Lele Budidaya. www.berkebunonline.com. 5 Oktober Anonymous, 2015. Sekilas Ulasan Mengenal Ikan Patin. www.seputarikan.com. 4 Oktober 2016 Anonymous, Lima Jenis Ikan Lele Unggul di Indonesia. www.indoaqua.net. 4 Oktober 2016 Anonymous, Membuat sendiri pakan lele alternatif. Alamtani Agribisnis dan Hobi. www.alamtani.com/pakan-lele-alternatif. 16 Oktober 2016 Anonymous, Kamus Definisi dan Pengertian ( Terlengkap untuk anda menggali Informasi). www.definisipengertian.net/pengertian-analisis-swot-definisi-dan manfaat/. 17 Oktober Anonymous, Pengertian, Definisi Analisis SWOT+Manfaat. http://pengertianedefinisi.com/pengertian-definisi-analisis-swot-manfaat/. 17 Oktober Bambang Agus Murtidjo, 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Penerbit Kanisius, 2011. Cetakan ke-7 Cahyo Saparinto, 2009. Budidaya Ikan di Kolam Terpal. Penebar Swadaya, 2009. Edi Afrianto, Evi Liviawaty, 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Penerbit Kanisius, 2011. Cetakan-18 H. Rahmat Rukmana, 2005. Ikan Gurami Pembenihan dan Pembesaran. Penerbit Kanisius, 2005. Cetakan ke-1 Ir. Bambang Cahyono, 2000. Budi Daya Ikan Air Tawar. Penerbit Kanisius, 2010. Cetakan ke-9. Khairuman, SP. Dan Khairul Amri, S.Pi, M.Si, 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. AgroMedia Pustaka, 2008. Cetakan pertama Khairuman, SP. Dan Khairul Amri, S.Pi, M.Si, 2011. 2,5 Bulan Panen Nilai. Penerbit PT AgroMedia, 2011. Kholish Mahyuddin, S.Pi, MM, 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya, 2010. Cetakan I M. Ghufran H. Kordi K, 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Penerbit LILY PUBLISHER, 2010. 240

M. Ghufran H. Kordi K, 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Penerbit Lily Publisher, 2010. Odang Carman dan Adi Sucipto, 2013. Pembesaran nila 2,5 bulan. Penerbit Penebar Swadaya. Cetakan I. Perwito, 2010. Matrik QSPM. http://perwitoe.blogspot.co.id/2010/07/matrik-qspm.html. 20 November Rachmatun Suyanto, 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta 2010. Cetakan Pertama. Rachmatun Suyanto, 2007. Budidaya Ikan Lele edisi revisi. Penerbit Penebar Swadaya, 2007. Riawan Putra Rahmat, 2013. Budidaya Gurami (Plus mengenal standard mutu produk gurami). AgroMedia Pustaka, 2013. www.agromedia.net, 17 februari Roma P, 2014. Uji Z. www.romapandiangan.blogspot.co.id. 17 Oktober 2016 Surya Gunawan, 2014. Kupas Tuntas Budidaya bisnis Lele. Penebar Swadaya, 2014 Yusuf Bachtiar, 2010. Buku Pintar Budidaya dan Bisnis Gurami. Penerbit PT AgroMedia Pustaka. Jakarta 2010. Cetakan Pertama. 241