PROFIL PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN A. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, struktur Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan berada di Bawah Badan PPSDM Kesehatan. 1. Struktur Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 tahun 2018 tanggal 18 Juli 2018, Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri atas: a. Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan yang terdiri dari 2 Sub yaitu Subbidang Pengembangan Jabatan Fungsional I dan Subbidang Pengembangan Jabatan Fungsional II. b. Bidang Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi yang terdiri dari 2 sub yaitu Subbidang Pengembangan Karir dan Subbidang Tata Kelola Sertifikas.i c. Bidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan berkelanjutan terdiri dari 2 sub yaitu Subbidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Berkelanjutan I dan Subbidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Berkelanjutan II. d. Subbagian Tata Usaha; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional Bagan 1. Organisasi Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN SUB. BAGIAN TATA USAHA BIDANG PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN BIDANG PENGEMBANGAN KARIR DAN TATA KELOLA SERTIFIKASI BIDANG PENGEMBANGAN KUALIFIKASI SDM KESEHATAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN I PENGEMBANGAN KARIR PENGEMBANGAN KUALIFIKASI SDM KESEHATAN BERKELANJUTAN I PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN II TATA KELOLA SERTIFIKASI PENGEMBANGAN KUALIFIKASI SDM KESEHATAN KELOMPOK JABATAN Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan FUNGSIONAL 1
B. Tugas dan Fungsi 1. Berdasarkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2018 tanggal 18 Juli tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan, bidang pengembangan karir dan tata kelola sertifikasi serta bidang pengembangan kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan berkelanjutan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelanggarakan Fungsi : a. Penyusunan Kebijakan Teknis di Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan, Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi, dan Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Berkelanjutan b. Pelaksanaan di Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan, Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi, dan Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Berkelanjutan c. Pemantauan, evaluasi dan Pelaporan di Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan, Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi, dan Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Berkelanjutan. d. Pelaksanaan administrasi Pusat C. Sumber Daya 1. Ketenagaan Pada saat ini, Pusat Peningkatan Mutu memiliki SDM sebanyak 77 orang, terdiri dari PNS sebanyak 58 orang, honorer sebanyak 19 orang. Pegawai PNS yang berlatar belakang Pendidikan S2 sebanyak 22 orang, S1 sebanyak 27 Orang, D4 sebanyak 1 orang, D3 Sebanyak 5 orang, SLTA sebanyak 2 orang dan SD sebanyak 1 orang. Pegawai Pramubakti yang berlatar belakang Pendidikan S1 sebanyak 3 orang, D3 sebanyak 5 orang, dan SLTA sebanyak 3 Orang dan SLTP 1 orang. Sedangkan tenaga honorer yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 4 orang, D III sebanyak 5 orang dan SLTA sebanyak 3 orang. Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan 2
Tabel Jumlah Pegawai Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan berdasarkan Golongan No Pangkat Golongan Jumlah % 1. Pembina Utama Madya IV D 1 1.72 2. Pembina Tingkat I IV B 2 3.45 3. Pembina IV A 10 17.30 4. Penata Tingkat I III D 20 33.89 5. Penata III C 8 13.79 6. Penata Muda Tingkat I III B 12 20.69 7. Penata Muda III A 2 3.45 8. Pengatur Tingkat I II D - 0 9. Pengatur II C 2 3.45 10. Juru Muda I A 1 1.72 JUMLAH 58 100.00 D. Pelaksanaan dan Pencapaian Kinerja Tahun 2016 2018 1. Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil bahwa Instansi pembina jabatan fungsional memiliki 18 tugas untuk pengelolaan jabatan fungsional binaannya. Untuk Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan 3
jabatan fungsional bidang kesehatan terdapat 30 jenis dengan jumlah 355.512 orang (per Februari 2019) yang tersebar di 28 kementerian dan lembaga. Instansi Pembina Jabfung Kesehatan Saat ini terdapat lebih dari dua belas ribu stakeholder Instansi Pengguna jabatan fungsional kesehatan yang tersebar luas di Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Banyaknya stakeholder terkait jabatan fungsional kesehatan dapat dilihat pada Gambar berikut : Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan 4
Kegiatan Pengembangan jabatan fungsional kesehatan meliputi : a. Penyusunan/ Revisi Regulasi Peraturan Menteri Pendayagunaan Negara dan Reformasi Birokrasi Jabatan Fungsional Kesehatan Kondisi regulasi kebijakan jabatan fungsional kesehatan sudah relatif lama, sudah tidak up to date dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebijakan terkini. Sehingga pada tahun 2017 Kementerian Kesehatan melaksanakan kegiatan revisi kebijakan jabatan fungsional kesehatan, yaitu untuk jabatan fungsional; Perawat, Perawat Gigi, Dokter, Bidan, Apoteker, Asisten Apoteker, Epidemiolog Kesehatan dan Entomolog Kesehatan. Disamping itu telah dilakukan penyusunan naskah akademik dan butir-butir kegiatan dan draf revisi untuk 11 jenis jabatan fungsional. b. Penyusunan Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyusun pedoman formasi bagi pejabat fungsional kesehatan sebagai acuan untuk menghitung jumlah formasi jabatan fungsional kesehatan berdasarkan jenjang jabatannya. Serta menjadi acuan umntuk penyusunan formasi jabatan fungsional kesehatan yang menjadi binaan Kementerian Kesehatan yaitu Dokter Pendidik Klinis, Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Radiografer, Pranata Laboratorium Kesehatan, Perekam Medis, Fisioterapis, Teknisi Elektromedik, Ortotis Prostetis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, Refraksionis Optisien, Teknisi Gigi, Teknisi Transfusi Darah, Fisikawan Medik, Psikolog Klinis, Sanitarian, Epidemolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan, Nutrisionis, Apoteker, Asisten Apoteker, Administrator Kesehatan, Penyuluh Kesmas dan Pembimbing Kesehatan Kerja. c. Penyusunan Pedoman Inpassing Jabatan Fungsional Kesehatan Dengan telah terbitnya Permenpan-RB Nomor 26 Tahun 2016 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian/Inpassing, Kementerian Kesehatan melalui Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menindaklanjuti dengan menyusun regulasi internal sebagai upaya payung hukum pelaksanaan kegiatan Inpassing yang bersifat nasional di lingkungan Kementerian Kesehatan dan serta instansi pengguna jabatan fungsional kesehatan. Pedoman tersebut ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2017 tentang Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan 5
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Kesehatan melalui Penyesuaian/Inpassing. d. Revisi Pedoman Penilaian Jabatan Fungsional Kesehatan e. Penyusunan Standar Kompetensi Teknis Jabfungkes f. Penyusunan Standar Kualitas Hasil Kerja Jabatan Fungsional Kesehatan g. Inpassing Nasional Jumlah pejabat fungsional kesehatan yang diusulkan Inpassing Nasional sebanyak 13.753 orang dari 30 Jabfungkes. h. Pengembangan Sistem Informasi Berdasarkan kebutuhan informasi pada pelaksanaan pengembangan jabatan fungsional kesehatan bagi stakeholder Instansi Pembina dan Instansi Pengguna Jabatan Fungsional Kesehatan, maka dilakukan Pembangunan Jejaring Stakeholder jabatan fungsional kesehatan melalui Sistem Informasi Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan Republik Indonesia Berbasis Web dan Android (SI BANG JANGKRI) dengan alamat url : http://sibangjangkri.kemkes.go.id 2. Pengembangan Pola Karir dan Tata Kelola Sertifikasi SDM Kesehatan a. Pengembangan Karir SDM Mengingat Sub Bagian Pengembangan Karir terbentuk akhir 2018 maka saat ini sedang dalam tahap pengembangan Grand Design pengembangan karir SDM Kesehatan. b. Fasilitasi Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Dalam kerangka kebijakan sertifikasi, sebagai pijakan utama adalah standar yang berlaku secara nasional dan internasional. Standar nasional salah satunya adalah SKKNI dengan pola sesuai Permenaker nomor 3/2016: Dalam hal sertifikasi tenaga kesehatan yang telah bekerja di fasyankes, membutuhkan SKKNI sebagai acuan utama, sehingga kebutuhan akan fasilitasi SKKNI tak dapat terhindarkan untuk semua tenaga kesehatan SKKNI yang telah berhasil difasilitasi sejak tahun 2017 dan ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja adalah SKKNI bagi Fisioterapis dan Ahli Teknologi Laboratorium Medik. Tahun 2018 menyusul segera ditetapkan Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan 6
bagi 4 profesi lainnya yaitu Elektromedis, Dietisien, Nutrisionis, dan Teknisi Gigi c. Pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LSP Nakes telah resmi berdiri berdasarkan SK Menteri Kesehatan nomor 262/2016 dan SK Lisensi BNSP 637-ID/2016. Sejak berdirinya, LSP nakes tahun 2016 telah dilakukan penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bagi beberapa Tenaga Kesehatan; Penyusunan Skema Sertifikasi bagi Perawat di Rawat Inap (berdasarkan SKKNI), Perawat di ICU, Perawat di Hemodialisa, dan Perawat Home Care; Workshop Asesor Kompetensi, Workshop Tempat Uji Kompetensi, dan Penyusunan Materi Uji Kompetensi. Capaian LSP Nakes dari tahun 2016-2019 antara lain: Memiliki skema sertifikasi antara lain Keperawatan di Rawat Inap, ICU, Hemodialisa, dan Home Care) sesuai dengan Standar dari Arab Saudi, Dubai, dan SKKNI Pengembangan MUK (Materi Uji Kompetensi) 4 Skema Sertifikasi dengan Metode Portofolio dan Observasi Pengembangan Asesor Kompetensi sesuai skema sertifikasi. Sampai saat ini, jumlah seluruh asesor kompetensi adalah 114 orang LSP Tenaga Kesehatan sampai tahun 2018 berhasil melakukan sertifikasi kepada 171 perawat yang akan ditempatkan ke luar negeri Pengembangan Tempat Uji Kompetensi (TUK) Penyiapan tenaga perawat yang akan didayagunakan ke luar negeri. Sebagai langkah awal penyiapan tenaga perawat ke luar negeri adalah untuk ke Negara Qatar, salah satu kriteria yang harus dipenuhi adalah memiliki sertifikat Prometric Qatar. Uji sertifikasi ini merupakan sertifikasi internasional dari luar negeri dengan metode online, diselenggarakan oleh perusahaan swasta luar negeri Prometric. 3. Pengembangan Kualifikasi Pendidikan SDM Kesehatan Berkelanjutan a. Pemberian Bantuan Pendidikan Tugas Belajar Reguler SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI melalui Pusat Peningkatan Mutu SDMK melakukan upaya pengembangan dan peningkatan kualitas SDM Kesehatan melalui program pemberian bantuan tugas belajar program diploma, strata, dan profesi. Program pemberian bantuan tugas belajar ini diberikan kepada PNS Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan 7
yang mengabdi di bidang Kesehatan baik di lingkungan Kementerian Kesehatan maupun Pemerintah Daerah. b. Pemberian Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Guna memenuhi kekurangan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis di seluruh Rumah Sakit Pemerintah terutama di daerah perbatasan dan kepulauan, maka sejak Tahun 2008 Kemenkes memulai Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis dan Pendidikan Dokter Gigi Spesialis yang selanjutnya disebut Program Bantuan PDS dan PDGS (PPDS dan PPDGS) yaitu bantuan pendidikan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan untuk membiayai pendidikan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. c. Program Bantuan Biaya Fellowship Bagi Dokter Spesialis Untuk memenuhi jumlah dokter spesialis di Rumah Sakit diperlukan pemenuhan kompetensi dokter spesialis melalui fellowship. Fellowship merupakan upaya pemenuhan kompetensi dokter spesialis yang disenggarakan di Rumah Sakit kelas A dalam jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun oleh Kolegium dan Organisasi Profesi terkait. Saat ini telah dilakukan fasilitasi program fellowship untuk dokter spesialis jantung dan onkologi hematologi. d. Program Bantuan Biaya Pendidikan Program Dokter Layanan Primer Pendidikan Program Dokter Layan Primer (DLP) akan diselenggarakan di Fakultas Kedokteran yang memiliki akreditasi kategori tertinggi untuk program studi kedokteran dengan berkoordinasi dengan Organisasi Profesi. Peserta DLP adalah semua dokter yang berminat untuk berkarir di pelayanan primer yaitu dokter Puskesmas dan dokter praktek mandiri. Kementerian Kesehatan melalui Badan PPSDM Kesehatan telah memberikan bantuan biaya kepada peserta pendidikan Dokter Layanan Primer sebanyak 33 orang pada tahun 2016, sebanyak 18 peserta tahun 2017 dan sebanyak 14 peserta tahun 2018. Institusi penyelenggara pendidikan Dokter Layanan Primer masih terbatas yaitu hanya ada di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. e. Program Pemantapan Calon Dokter Spesialis Pada Provinsi Papua Dan Papua Barat Profil Puskat Mutu SDM Kesehatan 8