Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Kementerian Kesehatan melaksanakan enam sasaran pokok RPJMN Tahun dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, yaitu (1) meningkatkan status kesehatan dan status gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan. (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Sebagai acuan untuk mengarahkan pembangunan kesehatan di lingkup Badan PPSDM Kesehatan telah ditetapkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Dalam dokumen perencanaan strategis tersebut telah memuat indikator kinerja dan target yang diurai per tahun serta rencana indikasi pendanaannya. Selanjutnya tugas dan fungsi dari Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan tertuang dalam Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan sebagai satuan kerja Badan PPSDM Kesehatan memiliki peranan penting dalam menyelenggarakan fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan dan peningkatan mutu SDM Kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan dan pengembangan jabatan fungsional. Dalam melaksanakan kegiatan peningkatan dan penjaminan mutu SDM Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan semakin dituntut untuk Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

8 menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang menuntut azas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggaraan negara harus dapat mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasil dari seluruh program dan kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Laporan Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016 adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan selama tahun Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: Tugas: melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan fungsional. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

9 b. Pelaksanaan di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan fungsional. c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan fungsional. d. Pelaksanaan administrasi pusat. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan terdiri atas; Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan yang terdiri dari 2 Sub Bidang yaitu Sub Bidang Sub Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan, dan Subbidang Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan 1. Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan Tugas: Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis, penyusunan program standardisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan. Fungsinya: a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan dan fasilitasi profesi tenaga kesehatan. b. Penyiapan pelaksanaan di bidang fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan dan fasilitasi profesi tenaga kesehatan. 2. Bidang Pendidikan Berkelanjutan yang terdiri dari 2 Sub Bidang yaitu Sub Bidang Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan Tugas: melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pendidikan berkelanjutan Fungsinya: a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pendidikan berkelanjutan sumber daya manusia kesehatan dan profesi kesehatan b. Penyiapan pelaksanaan di bidang pendidikan berkelanjutan sumber daya manusia kesehatan dan profesi kesehatan Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

10 3. Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional yang terdiri dari 2 Sub Bidang yaitu Sub Bidang Analisis dan Pemetaan Jabatan Fungsional dan Sub Bidang Pemantauan dan Evaluasi Jabatan Fungsional. Bidang mempunyai tugas melaksanakan Tugas: melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengembangan jabatan fungsional. Fungsinya: a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis dan pemetaan dan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional. b. Penyiapan pelaksanaan di bidang analisis dan pemetaan dan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional. 4. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan pusat Struktur organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan seperti pada gambar berikut: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

11 Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

12 D. PERMASALAHAN UTAMA Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan prioritas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) serta peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, sertifikasi tenaga kesehatan dan pengembangan jabatan fungsional, menjadi tantangan yang harus diselesaikan oleh Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan. Disamping itu, terdapat permasalahan yang dihadapi yang menjadi strategyc issue untuk dilakukan upaya tindak lanjut, antara lain: 1. Belum optimalnya pengelolaan Surat Tanda Register (STR) terkait dengan seringnya keterlambatan penerbitan STR 2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan spesialistik di daerah 3. Pengadaan Dokter Layanan Primer (DLP) masih terkendala regulasi 4. Belum optimalnya pengelolaan jabatan fungsional meliputi aspek perencanaan, pengangkatkan dan pengembangan jabatan fungsional Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

13 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Rencana Kinerja Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI maupun Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun Perencanaan kinerja ini memuat seluruh target kinerja yang ingin dicapai dalam satu tahun. Target kinerja ini mempresentasikan nilai kuantitatif setiap indikator kinerja baik pada tingkat sasaran strategik maupun sasaran kegiatan yang mendukung indikator kinerja. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan untuk periode satu tahun. Sesuai dengan rencana strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun , sasaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan adalah terselenggaranya peningkatan mutu SDM Kesehatan mengacu pada Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), yang ditetapkan secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis yang ingin dicapai. IKK Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dengan target capaian indikator pada tahun 2016 sebagai berikut: 1) Jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi sebanyak orang. 2) Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak orang. Disamping IKK juga ada Indikator Kinerja Pendukung yang merupakan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainya sesuai dengan Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (RAP Badan PPSDM Kesehatan) Tahun , Indikator kinerja kegiatan pendukung tersebut yaitu: 1) Kegiatan prioritas nasional Kantor Staf Presiden (KSP) melalui peningkatan dan penjaminan mutu kesehatan dengan target capaian akhir tahun 2016 Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

14 (B12), yakni terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri. 2) Penyelenggaraan penganugerahan tenaga kesehatan teladan tahun 2016 sebanyak 306 orang 3) Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) sebanyak 13 dokumen 4) Tersusunnya dokumen ketatausahaan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan: (a) Kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi sebanyak 3 dokumen (b) Pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) sebanyak 2 dokumen (c) Kepegawaian dan ketatausahaan sebanyak 2 dokumen Pada tahun 2016 melalui perjanjianan kinerja telah ditetapkan target capaian kinerja sebagai berikut: a. Jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi sebanyak orang. Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan regulasi yang terkait dengan kualitas tenaga kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) mempunyai tugas dalam penyelenggaraan sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan yang menjalankan praktik dan atau pekerjaan keprofesiannya yang salah satu fungsinya adalah melakukan penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR). Tenaga kesehatan yang telah lulus dalam proses tersebut akan diberikan sertifikat kompetensi sebagai bukti pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki, dan menjadi landasan registrasi dan lisensi/perizinan untuk melakukan pekerjaan profesi. MTKI adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. Upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan dilakukan melalui uji kompetensi yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan bekerjasama Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

15 dengan MTKI dan LPUK (Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi). MTKI merupakan suatu lembaga yang melakukan kebijakan-kebijakan terkait dengan sertifikasi (melalui uji kompetensi sesuai dengan standar profesi) dan registrasi (melalui pemberian surat tanda registrasi), sedangkan Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) selaku pelaksanaan kebijakan di Provinsi. Definisi operasional dari indikator ini adalah jumlah STR yang diberikan kepada tenaga kesehatan selain dokter, dokter gigi dan tenaga kefarmasian oleh MTKI. Indikator ini dihitung jumlah STR yang diterbitkan/diberikan kepada tenaga kesehatan selain dokter, dokter gigi dan tenaga kefarmasian oleh MTKI selama tahun b. Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak orang. Pendidikan berkelanjutan tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu tenaga kesehatan. Tujuan dari pendidikan berkelanjutan tenaga kesehatan adalah meningkatnya mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan pelayanan kesehatan program tugas belajar Kementerian Kesehatan diselenggarakan dalam rangka menyediakan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh pembangunan dan pelayanan kesehatan. Definisi operasional dari indikator ini adalah: Jumlah SDM kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dan instansi kesehatan yang diberikan beasiswa untuk pendidikan berkelanjutan (Diploma III, S1, S2, S3, Profesi dan PPDS/PDGS) pada tahun Indikator ini dihitung jumlah peserta tugas belajar baru (Diploma/ Strata/ Profesi dan PPDS/PDGS) yang diberikan beasiswa selama tahun 2016 berdasarkan Surat Keputusan Penetapan dari Menteri Kesehatan RI. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

16 c. Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) sebanyak 13 dokumen. Rancangan NSPK yang disusun terkait dengan pelaksanaan kegiatan fasilitasi standarisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan dan pengembangan jabatan fungsional. Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyusun NSPK terkait fasilitasi standardisasi, sertifikasi dan profesi tenaga kesehatan, pengembangan jabatan fungsional, buku petunjuk teknis/pedoman, Surat Keputusan Bersama (SKB), Buku Panduan, Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan Surat Edaran yang ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan. d. Tersusunnya dokumen ketatausahaan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan meliputi; kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi sebanyak 3 dokumen, pengelolaan keuangan dan BMN sebanyak 2 dokumen dan pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan sebanyak 2 dokumen. Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyusun perencanaan program, laporan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan program. Seperti diketahui bahwa perencanaan program merupakan turunan atau rincian dari Renstra Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan yang dirinci dalam bentuk program tahunan. Program tahunan diantaranya memuat perencanaan program, laporan kinerja serta monitoring dan evaluasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai acuan dalam menyusun kegiatan dan anggaran begitu juga untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan sebagai bahan masukan penyempurnaan pelaksanaan program yang sedang berlangsung dan kegiatan program tahun selanjutnya. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

17 Selanjutnya pengelolaan keuangan dan BMN perlu dibuat laporannya berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Untuk pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan diselenggarakan terutama dalam rangka koordinasi dan rekonsiliasi administrasi dan kepegawaian di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dilakukan dengan meningkatkan kepemimpinan, koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas, meningkatkan dukungan sumber daya (SDM, dana dan sarana prasarana yang memadai), pengelolaan, pembinaan dan pengawasan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan serta tugas teknis dan kegiatan lainnya. B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian kinerja digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) dan sanksi (punishment). Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

18 Target capaian IKK Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016 ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Dokumen perjanjian kinerja (PK) tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET (Orang) (1) (2) (3) 1 Terselenggaranya Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan Perjanjian Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2016 secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

19 Tabel 2.2 Rincian Penetapan Kinerja Tahun 2016 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN Terselenggaranya fasilitasi Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi Orang standardisasi, sertifikasi dan profesi tenaga kesehatan 1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga 1 kesehatan Dokumen 2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan 2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan Jumlah dokumen fasalitasi preofesi tenaga kesehatan 2 Dokumen Jumlah peserta baru penerima Orang bantuan pendidikan 1) Pendidikan berkelanjutan profesi Kesehatan a) Jumlah dokumen manajemen 1 Dokumen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan b) Jumlah peserta PPDS/PPDGS 800 Orang 2) Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan b) Jumlah penerima bantuan pendidikan diploma, strata dan profesi 3 Dokumen Orang Disamping IKK Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan yang telah ditetapkan diatas, sesuai dengan RAP BPPSDM Kesehatan tahun , didukung oleh indikator kinerja pendukung yang merupakan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainya. Indikator kinerja pendukung tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

20 Tabel 2.3 Indikator Pendukung Tahun 2016 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA PENDUKUNG TARGET SATUAN Kegiatan prioritas nasional Kantor Staf Presiden (KSP) melalui peningkatan dan penjaminan mutu kesehatan Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri pada bulan 12 (B12) Diperoleh Lisensi dari BNSP Dokumen 2 Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan kriteria (NSPK) Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan kriteria (NSPK) 1) Fasilitasi Standardisasi, Sertifikasi dan Profesi Tenaga Kesehatan a) Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan b) Jumlah dokumen fasilitasi profesi tenaga kesehatan 13 Dokumen 1 Dokumen 2 Dokumen 2) Pendidikan Berkelanjutan a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan b) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi Kesehatan 3 Dokumen 1 Dokumen 3) Pengembangan Jabatan Fungsional a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 4 Dokumen 2 Dokumen 306 Orang Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

21 3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tersusunnya: (1) Kebijakan Perencanaan, Program dan laporan evaluasi (2) Pengelolaan Keuangan dan BMN (3) Pengelolaan kepegawaian dan Ketatausahaan a) Jumlah dokumen perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program b) Jumlah dokumen rencana dan anggaran program jangka pendek dan panjang c) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program d) Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN e) Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan 7 Dokumen/ Laporan 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

22 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUATAN IMPELEMENTASI LAPORAN KINERJA PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan berkomitmen untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja di lingkungannya melalui upaya penguatan terhadap implementasi SAKIP Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan. Upaya yang dilakukan dalam rangka penguatan implementasi Laporan Kinerja di tahun 2016 sebagai berikut: 1) Menyusun Perjanjian Kinerja Peningkatan Mutu SDM Kesehatan yang diarahkan pada hasil yang ingin dicapai. Perjanjian kinerja disusun melalui proses pembahasan dengan Bidang-Bidang/Sub Bagian di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dengan menekankan pada upaya peningkatan kinerja dan pencapaian terhadap target kinerja yang telah ditetapkan. Perhatian serius Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan terhadap kualitas penyusunan perjanjian kinerja ditunjukkan dengan dilakukannya penandatanganan perjanjian kinerja tahun 2016 pada bulan Januari ) Mendorong Bidang-Bidang/Sub Bagian untuk memanfaatkan Laporan Kinerja sebagai bahan evaluasi dan perbaikan perencanaan ke depannya, sehingga dapat terwujud kinerja yang optimal di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan. 3) Melakukan evaluasi terhadap indikator kinerja agar lebih relevan, menggambarkan hasil, dan dapat diukur secara obyektif yang lebih menggambarkan hasil dan terukur. 4) Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja melalui kegiatan kursus dan pelatihan manajemen strategis untuk meningkatkan Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

23 kualitas perencanaan kinerja di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan. B. CAPAIAN KINERJA JUMLAH TENAGA KESEHATAN TEREGISTRASI Capaian kinerja merupakan penilaian pencapaian tujuan atau sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Capaian kinerja diukur dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja. Target indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi selama periode Renstra dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Target Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun Indikator Kinerja Target (Orang) Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Target indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi selama periode Renstra pada tabel 3.1 diatas, terlihat bahwa target terendah pada tahun 2015 dan target tertinggi pada tahun Capaian kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi selain dokter dan dokter gigi pada tahun 2016 termasuk kategori berhasil, bahkan realisasinya jauh melampaui target (191,00%), sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

24 Tabel 3.2 Capaian Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2016 Indikator Target (Orang) Realisasi (Orang) Capaian Kinerja (%) (rata-rata) Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi , , ,19 Tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi, baik capaian kinerja tahun 2016 maupun capaian kinerja tahun 2015 dan capaian kinerja rata-rata selama periode Renstra sudah melampaui dari target yang ditetapkan (capaian kinerja diatas 100%). Dari target sebanyak tenaga kesehatan teregistrasi sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2016 telah terealisasi sebanyak orang atau capaian kinerja sebesar 191,00%. Capaian kinerja indikator ini lebih rendah, bila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015 dengan realisasi sebanyak orang (capaian kinerja sebesar 246,89%). Demikian pula jika dibandingkan dengan capaian kinerja rata-rata periode Renstra tahun sebesar 210,19%. Namun demikian capaian kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi pada tahun 2016 ini sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi tahun 2015 dan tahun 2016 sebagaimana dijelaskan pada grafik 3.1 dibawah ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

25 Grafik 3.1 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2015 dan Tahun 2016 Indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi dihitung berdasarkan jumlah STR yang diterbitkan/dikirim ke Provinsi. Penerbitan STR tahun 2016 sebagaimana dijelaskan pada grafik 3.2 berikut ini: per Provinsi Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

26 Grafik 3.2 Penerbitan STR per Provinsi Tahun 2016 Pada grafik 3.2 diatas, diketahui bahwa penerbitan/pengiriman STR selama tahun 2016 yang paling banyak adalah Provinsi Jawa Barat sebanyak STR, diikuti Provinsi Jawa Tengah sebanyak STR dan Provinsi Sumatera Utara sebanyak STR. Sedangkan Provinsi yang paling sedikit menerbitkan STR adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan 770 STR. Pengajuan usul penerbitan STR oleh tenaga kesehatan dilakukan secara kolektif dan/atau individual kepada MTKI melalui MTKP Provinsi domisili, praktek atau pekerjaannya. Mulai tahun 2016 ini MTKI telah menyelenggarakan registrasi tenaga kesehatan melalui STR secara Online bagi usulan baru. Pada awal tahun 2017 direncanakan pengurusan re-registrasi dapat diselenggarakan secara online dan diharapkan dapat mengurangi kendala yang ada pada penerbitan STR secara manual serta dapat mempersingkat waktu penerbitan STR. Saat ini tenaga kesehatan yang Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

27 sudah teregisterasi meliputi 22 jenis profesi yaitu: Perawat, Bidan, Fisioterapi, Perawat Gigi, Refraksionis Optisien, Terapis Wicara, Radiografer, Okupasi Terapis, Ahli Gizi, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Teknisi Gigi, Sanitarian, Elektromedis, Analis Kesehatan, Perawat Anestesi, Akupuntur Terapis, Fisikawan Medis, Ortotis Prostetis, Teknisi Transfusi Darah, Kesehatan Masyarakat, Teknik Kardiovaskuler dan Psikologi Klinis. Sedangkan profesi tenaga kesehatan lainnya ditentukan lebih lanjut dengan keputusan Ketua MTKI. Gambar 3.1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan (drg. Usman Sumantri, M.Kes) ketika memberikan sambutan dan membuka secara resmi Seminar Registrasi Tenaga Kesehatan Indonesia Secara Online tanggal 1 Desember 2016, di Aula Gedung dr. Suwardjono Surjaningrat, Sp.OG, DR (HC). STR profesi tenaga kesehatan yang sudah diterbitkan oleh MTKI dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 secara kumulatif berjumlah STR, dengan penerbitan STR terbanyak profesi perawat sebanyak STR (42,09%), diikuti profesi Bidan sebanyak STR (39,62%) dan profesi Analis Kesehatan sebanyak STR (3,67%). Sedangkan yang paling sedikit penerbitan STRnya adalah profesi Teknik Kardiovaskuler dengan 62 STR. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.3 berikut ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

28 Grafik 3.3 Penerbitan STR Kumulatif Per Jenis Tenaga Kesehatan Tahun Gambar 3.2. Surat Tanda Register (STR) Profesi Radiografer dan Profesi Fisioterapi Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

29 Walaupun capaian kinerja indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sudah sangat baik, tetapi dalam proses pencapaian kinerja indikator ini terdapat permasalahan-permasalahan, yaitu: 1. Adanya ketidaksesuaian antara penerimaan dana PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) untuk STR dengan jumlah STR yang diterbitkan. 2. Sistem registrasi tenaga kesehatan secara online masih mengalami kendala disebabkan Hosting server di Kementerian Kesehatan tidak stabil sehingga upload kelengkapan dokumen yang diinput/enty sering gagal yang mengakibatkan tidak lengkapnya berkas calon peserta dalam sistem informasi STR online. Dari permasalahan-permasalahan diatas, upaya-upaya yang sedang dan akan dilakukan adalah: 1. Berupaya lebih optimal dalam melakukan pengendalian dan pengawasan atas penerimaan PNBP dan pelaksanaan penerbitan STR 2. Berkoordinasi dengan Ketua Divisi Registrasi MTKI agar melakukan koordinasi dengan MTKP dan Bendahara Penerimaan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan STR online dengan berkoordinasi dengan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan untuk mengupayakan server tetap stabil terutama saat registrasi online. C. CAPAIAN KINERJA JUMLAH PESERTA BARU PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan berasal dari kontribusi peserta baru tugas belajar SDM Kesehatan dan peserta baru program pendidikan dokter spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS). Target indikator kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan selama periode Renstra dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

30 Tabel 3.3 Target Indikator Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Tahun Indikator Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Target (Orang) Renstra Perjanjian Kinerja Target indikator jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan selama periode Renstra setiap tahunnya sebesar orang. Melalui Perjanjian Kinerja antara Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dengan Kepala Badan PPSDM Kesehatan target indikator jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan pada tahun 2016, telah ditetapkan menjadi orang. Penambahan target dalam Perjanjian Kinerja ini didasarkan dengan penambahan anggaran Pusat Peningkatan Mutu yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dan mulai tahun , indikator ini diusulkan revisi menjadi dua indikator, yaitu; (1) Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan (peserta lama dan baru), dan (2) Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan (peserta lama dan baru). Peserta baru penerima bantuan pendidikan berasal dari peserta baru tugas belajar SDM Kesehatan tahun 2016 dan peserta baru program pendidikan dokter spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS) Angkatan XVI dan Angkatan XVII. Capaian kinerja peserta baru penerima bantuan pendidikan Berdasarkan SK Penetapan Peserta oleh Menteri Kesehatan sebanyak orang (kontribusi dari peserta tugas belajar SDM Kesehatan atau peserta tugas belajar reguler tahun 2016 sebanyak orang, peserta PPDS/PDGS Angkatan XVI sebanyak 150 orang dan peserta PPDS/PDGS Angkatan XVII sebanyak 246 orang). Bila dibandingkan dengan target Renstra , capaian kinerja peserta baru Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

31 penerima bantuan pendidikan sudah melampaui dari target yang telah ditetapkan, yakni capaian kinerja melebihi orang atau 149,90%. Namun bila dibandingkan dengan target Perjanjian Kinerja sebanyak orang peserta baru penerima bantuan pendidikan berkelanjutan, maka capaian indikator kinerja ini sebesar 49,97% atau tidak mencapai target. Capaian kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan tahun 2016 seperti dijelaskan pada grafik 3.4 dibawah ini: Grafik 3.4 Capaian Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Tahun 2016 Capaian kinerja indikator ini berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pada tahun 2016, tahun 2015 dan selama periode Renstra periode dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

32 Tabel 3.4 Capaian Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Tahun 2016, 2015 dan selama Periode Renstra ( ) Indikator Target (Orang) Realisasi (Orang) Capaian (%) (rata-rata) Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan pendidikan ,97% 120,80% 102,54% Pada tabel 3.4 diatas terlihat bahwa capaian kinerja indikator pada tahun 2016 ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan, dan lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 sebesar 120,80% dan capaian kinerja rata-rata pada periode Renstra , yakni sebesar 102,54%. Hal ini disebabkan karena tingkat kelulusan calon peserta tubel sangat rendah (baik tubel SDM Kesehatan atau tubel reguler maupun tubel PPDS/PDGS). Jumlah calon peserta tubel reguler yang melamar tahun 2016 berdasarkan aplikasi Tubel Online tercatat sebanyak lulus administrasi pusat dengan jumlah kelulusan akademik sebanyak peserta atau 57,33%. Sedangkan jumlah calon peserta PPDS/PDGS Angkatan XVI yang lulus administrasi pusat berdasarkan aplikasi PPDS Online tercatat sebanyak 258 orang dan yang lulus akademik sebanyak 150 orang atau 58,14%. Demikian pula dengan PPDS/PDGS Angkatan XVII tercatat sebanyak 503 calon peserta yang lulus administrasi pusat dan yang lulus akademik sebanyak 246 peserta atau 48,91%. Selain itu program dokter layanan primer (DLP) yang diharapkan akan terekrut sebanyak 300 orang untuk memenuhi kebutuhan dokter di pelayanan primer atau Puskesmas tidak terealisasir sesuai target karena belum siapnya regulasi terkait dengan DLP. Jumlah peserta tugas belajar SDM Kesehatan (pendidikan diploma dan strata) dan peserta PPDS/PDGS dari tahun sebagaimana terlihat pada grafik 3.5 dan 3.6 di bawah ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

33 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan Jumlah Peserta PPDS/PDGS Tahun Tahun Sampai dengan tahun 2016 capaian kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan telah terealisasi sebanyak orang atau 49.97%, yaitu dari peserta penerima bantuan PPDS/PDGS angkatan XVI sebanyak 150 orang berdasarkan penetapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/456/2016 tanggal 3 September 2016, tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Enam Belas Tahun 2016 dan dari peserta penerima bantuan PPDS/PDGS angkatan XVII sebanyak 259 orang berdasarkan penetapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/584/2016 tanggal 11 November 2016, tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Tujuh Belas Tahun Untuk peserta baru tugas belajar SDM Kesehatan sebanyak orang telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/H.V/SK/169/2016 tanggal 21 Oktober 2016 tentang Peserta Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan Dan Penerima Bantuan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan Yang Berasal Dari Pemerintah Daerah Angkatan Tahun Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

34 Secara rinci capaian kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan berkelanjutan tahun 2016, yang berasal dari peserta baru tugas belajar SDM Kesehatan dapat dilihat pada grafik 3.7 berikut ini: Grafik 3.7 Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Yang Berasal Dari Tugas Belajar SDM Kesehatan Tahun 2016 Dari grafik 3.7 diatas terlihat bahwa peserta baru penerima bantuan pendidikan yang berasal dari tugas belajar SDM Kesehatan tahun 2016, yang terbanyak adalah program pendidikan strata dua (S-2) dengan 735 peserta diikuti program strata satu (S-1) dengan 148 peserta dan paling sedikit program diploma III. Sedangkan untuk program strata satu (S-1) profesi sebanyak 97 peserta dan program strata tiga (S-3) sebanyak 57 peserta. Program Diploma IV yang paling banyak diminati yaitu; Spesialis Dental Asisten, Kebidanan dan Gizi. Untuk program strata satu (S-1) profesi yang banyak diminati seperti; Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Apoteker, Kebidanan dan Ilmu Gizi. Sedangkan untuk program strata dua (S-2) profesi yang paling banyak diminati yaitu; Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Anak, dan Keperawatan Komunitas. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

35 Gambar 3.3. Sosialisasi Aturan Kebijakan Kementerian Kesehatan Dengan Peserta PPDS/PDGS Di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Permasalahan yang ada dari upaya untuk pencapaian kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan adalah: 1. Tugas Belajar SDM Kesehatan Pendidikan Diploma dan Strata. Masalah tugas belajar SDM Kesehatan pendidikan diploma dan strata adalah: a. Perencanaan penempatan paska tubel oleh Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian Daerah) belum optimal. b. Penetapan biaya pendidikan di institusi pendidikan khususnya yang memiliki status Badan Hukum Perguruan Tinggi Negeri (BHPTN) berubah setiap tahun akademik mengakibatkan perencanaan anggaran kurang adekuat. c. Penetapan grading biaya pendidikan untuk peserta tugas belajar SDM Kesehatan oleh Perguruan Tinggi menggunakan grade tertinggi. 2. Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PDGS). Masih rendahnya jumlah peserta bantuan PPDS/PDGS yang berasal dari daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK), disebabkan oleh: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

36 a. Rendahnya tingkat kelulusan seleksi akademik dari calon peserta PPDS/PDGS. b. Kurangnya dukungan Pemerintah Daerah dalam penyiapan sarana prasarana di rumah sakit untuk penempatan kembali dokter spesialis dan tidak adanya formasi serta insentif bagi lulusan PPDS/PDGS non PNS. c. Rendahnya kepatuhan dokter spesialis/dokter gigi spesialis untuk ditempatkan di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) atau daerah yang kurang diminati. Dari permasalahan atau hambatan diatas, upaya yang telah dan akan dilakukan adalah: 1. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penempatan paska tugas belajar di unit kerjanya. 2. Melakukan negosiasi dengan institusi pendidikan agar dapat menurunkan grade biaya pendidikan bagi peserta tubel SDM Kesehatan. 3. Peningkatan kemampuan calon peserta PPDS/PDGS melalui e-learning tenaga kesehatan melalui program PPDS/PDGS dengan alamat web: 4. Berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dalam hal regulasi penyiapan sarana dan prasarana di rumah sakit, khususnya ruma sakit tipe C untuk penempatan lulusan PPDS/PDGS. 5. Berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam rangka meningkatkan jenjang karir bagi lulusan PPDS/PDGS non PNS dan mempercepat proses status kepegawaian menjadi PNS. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

37 D. INDIKATOR PENDUKUNG 1. Program Prioritas Nasional Kantor Staf Presiden (KSP) Dalam rangka penyiapan tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya ke luar negeri dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan perdagangan bebas serta penyamaan pengakuan/perhargaan (recognition) dengan negara lain melalui pemberian sertifikasi kompetensi kerja. Untuk mencapai rekognisi sertifikasi tenaga kesehatan yang terstandar di tingkat internasional dengan tenaga perawat sebagai pilot project, juga sebagai salah satu amanah dari Wakil Presiden untuk memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi internasional bagi tenaga kesehatan di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan menginisiasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri. Pembentukan LSP Nakes ini memiliki persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) nomor: 2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi. Pembentukan LSP Nakes yang akan didayagunakan ke luar negeri tersebut, merupakan program Peningkatan dan Penjaminan Mutu SDM Kesehatan yang masuk dalam program prioritas Kantor Staf Presiden (KSP). Pembentukan LSP Nakes ini dipantau secara berkala setiap triwulan sekali (capaian B04, B06, B09 dan B12) melalui Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan untuk selanjutnya dilaporkan ke KSP. Ukuran keberhasilan pembentukan LSP Nakes secara bertahap adalah; (1) Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (2) Tersedianya standar kompetensi kerja (3) Tersedianya skema sertifikasi (4) Tersedianya asesor kompetensi (5) Tersedianya materi uji kompetensi kerja (6) Tersedianya dokumen pengendalian mutu (7) Diperolehnya lisensi LSP Nakes dari BNSP Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

38 Tabel 3.5 berikut ini menjelaskan capaian keberhasilan Pembentukan LSP Nakes, mulai dari Surat Keputusan Menteri Kesehatan sampai diperolehnya lisensi LSP Nakes dari BNSP. NO Kementerian Kesehatan KEGIATAN PRIORITAS Tabel 3.5 Capaian Program Prioritas Nasional KSP Dalam Peningkatan dan Penjaminan Mutu Kesehatan Tahun 2016 PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN PENINGKATAN DAN PENJAMINAN MUTU KESEHATAN Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenaga Kesehatan yang akan didayagunakan ke LN - Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kes BNSP, BNP2TKI, Kemenlu, Lembaga Diklat terkait, penyelenggara uji kompetensi organisasi profesi Pelaksanaan Janji Presiden/Wakil Presiden di Tahun Anggaran 2016 Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan yang terlisensi oleh BNSP 1. Surat Keputusan Menkes tentang LSP Nakes; 2. Tersedianya standar kompetensi 3. Tersedianya skema Sertifikasi; 4. Tersedianya asesor kompetensi; 5. Tersusunnya materi uji kompetensi kerja; 6. Tesedianya dokumen pengendalian mutu LSP. 7.Diperolehnya lisensi dari BNSP. TARGET B04: Dokumen Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan TARGET B06: Tersedianya standar kompetensi kerja, skema sertifikasi, dokumen pengendalian mutu. TARGET B09: Tersedianya Asesor kompetensi dan tersusunnya materi uji kompetensi kerja TARGET B12: Diperolehnya lisensi LSP dari BNSP B04: 80% Proses penandatanganan Dokumen Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan oleh Menteri Kesehatan B06: 70% Dokumen skema sertifikasi dan dokumen Pengendalian Mutu (Panduan Mutu) dalam proses pengesahan Ketua LSP Nakes B09: 100% - Terselenggaranya proses assesment terhadap calon asesor kompetensi dengan hasil rekomendasi diterbitkannya sertifikat Asesor Kompetensi sebanyak 41 orang dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) - Materi uji kompetensi (MUK) kerja terdiri dari; (1) MUK Jenis Bukti Check List Observasi, (2) MUK Jenis Bukti Tambahan dan (3) MUK Jenis Bukti Tidak Langsung B12: 100% - Sebagai syarat final untuk memperoleh Lisensi dari BNSP: (1) Adanya hasil verifikasi LSP Nakes, (2) Full Asessment untuk memdapatkan Perawat yang tersertifikasi, dan (3) Lisensi LSP Nakes Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

39 Sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan, Pembentukan LSP Nakes telah berjalan dengan baik dengan capaian rata-rata 87,50% atau kategori tercapai denga penilaian hijau. Gambar 3.4. Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes), Suhartati, S.KP, M.Kes (keempat dari kanan depan) bersama para Asesor Kompetensi dalam Kaji Ulang Manajemen LSP Nakes tanggal 22 Desember 2016 Di Hotel Grand Dhika, Jakarta 2. Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Kesehatan Dalam rangka pengembangan profesionalisme dan pembinaan karier Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menduduki jabatan fungsional, diperlukan kesesuaian antara kompetensi dan kualifikasi jabatan. Kesesuaian tersebut harus dimulai sejak proses perencanaan, pengangkatan, dan pengembangan. Untuk mewujudkan hal tersebut pengelolaan jabatan fungsional bidang kesehatan sangat diperlukan. Namun kondisi saat ini regulasi atau kebijakan pengelolaan jabatan fungsional masih berdiri sendiri-sendiri, belum terstruktur dan belum berjalan dengan optimal. Berdasarkan hasil pemetaan jabatan fungsional bidang kesehatan menunjukkan bahwa jumlah pemangku jabatan fungsional kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan sebanyak orang dan jumlah pemangku jabatan fungsional non kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan sebanyak orang. Sedangkan berdasarkan hasil pemetaan Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

40 nasional yaitu bersumber dari Direktorat Pengolahan Data dan Sistem Informasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) menunjukkan rekapitulasi data Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan jabatan fungsional kesehatan yang terdiri dari 28 jenis sebanyak orang. Jumlah tersebut selain ada di lingkungan Kementerian Kesehatan juga tersebar di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6 Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

41 Jumlah PNS berdasarkan jabatan fungsional kesehatan tersebut tidaklah sedikit, untuk itu perlu didukung oleh regulasi dan kebijakan yang komprehensif agar pengelolaan dan penyelenggaraan pengembangan jabatan fungsional dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Kondisi yang ada saat ini beberapa regulasi dan kebijakan yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan-RB) belum sepenuhnya mengakomodir penyelenggaraan dan pengelolaan jabatan fungsional bidang kesehatan. Hasil identifikasi awal yang telah dilakukan oleh Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan ditemukan beberapa permasalahan terkait jabatan fungsional, antara lain: (1) Regulasi/Kebijakan yang mengatur tentang Jabatan Fungsional. Belum semua jabatan fungsional bidang kesehatan memiliki petunjuk teknis (juknis) yang mengatur tentang penilaian angka kredit. Sementara beberapa jabatan fungsional bidang kesehatan yang sudah memiliki juknis, perlu ditinjau ulang mengingat tahun penerbitan peraturan tersebut sudah lama sehingga mungkin tidak relevan lagi dengan perkembangan situasi dan kondisi saat ini. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku, salah satunya adalah Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun (2) Standar Kompetensi. Standar kompetensi jabatan fungsional terdiri dari 3 yaitu; standar kompetensi manajerial, standar kompetensi teknis, dan standar kompetensi sosio-kultural. Dari 28 jabatan fungsional kesehatan, hanya 10 jabatan fungsional yang telah memiliki standar kompetensi manajerial. Sedangkan untuk standar kompetensi teknis sedang dalam proses penyusunan untuk 6 jabatan fungsional. Sementara untuk standar kompetensi sosiokultural belum ada pedomannya untuk semua jabatan fungsional kesehatan. Selain itu pedoman yang mengatur penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan juga belum tersedia. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

42 (3) Pedoman Formasi. Saat ini belum semua jabatan fungsional kesehatan memiliki pedoman formasi, hanya jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja yang telah memiliki pedoman formasi. Pedoman tersebut untuk mendapatkan jumlah dan susunan jabatan fungsional sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara professional, serta memungkinkan pencapaian jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat dan atau jabatan. (4) Sosialisasi tentang kebijakan jabatan fungsional. Sosialisasi kebijakan/regulasi tentang jabatan fungsional kepada pemangku jabatan fungsional belum optimal, sehingga informasi terkait pengumpulan angka kredit, pedoman penilaian, pembinaan karir, dan lainnya kurang dipahami oleh para pemangku jabatan fungsional sehingga keberlangsungan jabatan fungsionalnya terhambat atau bahkan terhenti. (5) Pelatihan. Kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk jabatan fungsional belum memenuhi standar kompetensi, khususnya standar kompetensi teknis. Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan jabatan fungsional belum sesuai kebutuhan. Hal tersebut disebabkan antara lain karena keterbatasan anggaran dalam rangka meningkatkan kemampuan kompetensi teknis untuk pemangku jabatan fungsional. (6) Sistem Informasi. Sistem Informasi yang mendukung pemetaan dan pendataan jabatan fungsional masih sangat terbatas, belum terintegrasi, dan belum update secara berkesinambungan. (7) Tim Penilai. Belum ada pedoman yang mengatur tentang standardisasi tim penilai terutama terkait latar belakang pendidikan yang berbeda dengan jabatan fungsional yang dinilainya. Selain itu sosialisasi dan pembekalan untuk tim penilai masih terbatas. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

43 (8) Pembinaan dan Pengawasan. Pedoman monitoring dan evaluasi jabatan fungsional belum ada. Evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan jabatan fungsional masih terbatas dan tidak berkesinambungan. Terkait dengan hal tersebut diatas, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan pada tahun 2016 ini telah melaksanakan pemetaan dengan melibatkan pengelola jabatan fungsional, tim penilai, pejabat fungsional di unit-unit Program Kementerian Kesehatan, melakukan harmonisasi dengan Kementerian dan Lembaga lainnya, konsultasi dengan KemenPAN-RB dan Badan Kepegawaian Negara serta studi literatur maka diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengelolaan jabatan fungsional, seperti tampak dalam tabel 3.7 berikut. Hasil analisis ini selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan roadmap pengelolaan jabatan fungsional. Tabel 3.7 Analisis SWOT Pengelolaan Jabatan Fungsional Kriteria Strength Weakness Opportunities Threat SDM (Pengelola dan Pembina) SDM (Pejabat Fungsional) Kementerian Kesehatan telah Memiliki PMK Nomor 72 Tahun 2014 tentang Unit Pembina Jabatan Fungsional - Jenis dan jumlah pejabat fungsional yang sudah teridentifikasi - Adanya UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 yang menjelas kan bahwa ASN akan menduduki jabatan yaitu; Di dalam regulasi belum ada penunjukkan penanggung jawab yang definitif untuk pengelolaan jabatan fungsional - Belum adanya peta dan formasi jabatan - Banyaknya tugas tambahan diluar tugas pokok sebagai pejabat fungsional Adanya UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 yang menjelaskan bahwa ASN akan menduduki jabatan yaitu jabatan administrasi, jabatan fungsional dan jabatan pimpinan tinggi - Adanya kejelasan terhadap jenjang karier - Restrukturisasi organisasi - Dinamisasi peraturan - Mutasi pengelola jabatan fungsional - Adanya regulasi yang mengatur tentang pemberhentian sementara pejabat fungsional yang tidak dapat mengumpulkan angka kredit selama 5 tahun Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

44 Anggaran Metode Material jabatan administrasi, jabfung dan jabatan pimpinan tinggi - Terbitnya PMK Nomor 64 ttg SOTK (adanya bidang pengembanga n jabatan fungsional) - Adanya regulasi pengelolaan jabfung - Adanya regulasi tentang pengelolaan jabfung - Peta pejabat fungsional kesehatan di Indonesia - Aplikasi e-pak Jabfung - Tidak adanya dukungan regulasi terkait anggaran jabatan fungsional - Pengelolaan pembinaan jabfung bukan menjadi tusi utama pembina dan pengguna - Terbatasnya anggaran khusus di unit pembina terkait jabfung - Regulasi sudah tidak update - Tidak sesuai dengan perkembangan IPTEK - Pengelolaan data jabfung belum berbasis komputerisasi - Aplikasi yang ada masih sebatas penilaian angka kredit - Adanya UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 yang menjelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara akan menduduki jabatan yaitu jabatan administrasi, jabatan fungsional dan jabatan pimpinan tinggi - Tersedianya anggaran pengelolaan administratif kepegawaian - Tersedianya blue print sistem informasi Jabfung - Adanya bidang pengembangan jabatan fungsional - Aplikasi e-pak mempercepat proses penetapan angka kredit - Aplikasi e-pak jabfung merupakan sub sistem dari sistem informasi Jabfung - Pengelolaan jabatan fungsional belum menjadi program prioritas - Kecepatan perkembangan IPTEK kesehatan tidak diikuti dengan regulasi yang tersedia - kebijakan sistem informasi pada setiap instansi berbeda-beda - Kualitas kemampuan pejabat fungsional memanfaatkan sistem informasi berbeda-beda Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

45 3. Penganugerahan tenaga kesehatan teladan Penganugerahan atau pemberian penghargaan tenaga kesehatan teladan Di Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2016 ini diselenggarakan bertepatan dengan perayaan ulang tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Kegiatan ini bertujuan sebagai pengakuan atas keteladanan tenaga kesehatan dalam pembangunan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan secara obyektif dan transparan. Selain itu kegiatan penganugerahan ini memiliki tujuan khusus, yaitu: (a) Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat Provinsi yang memenuhi persyaratan administrasi dan bobot penilaian. (b) Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan strata pertama melalui Puskesmas. (c) Meningkatnya profesionalisme tenaga kesehatan di dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. (d) Meningkatnya minat tenaga kesehatan untuk bekerja di Puskesmas. (e) Tumbuhnya kompetisi yang sehat di antara tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan strata pertama di Puskesmas. Jenis tenaga kesehatan yang mendapatkan penghargaan sebagai tenaga kesehatan teladan di Puskesmas meliputi 9 jenis tenaga kesehatan, yaitu; dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian. Penetapan 9 jenis tenaga kesehatan teladan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga dituangkan di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemberian Penghargaan Bagi Tenaga Kesehatan Teladan di Pusat Kesehatan Masyarakat. Kegiatan penganugerahan tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat nasional ini telah diselenggarakan selama delapan hari dari tanggal Agustus 2016 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Pertemuan dihadiri oleh 9 jenis tenaga kesehatan teladan yang berasal dari 34 Provinsi sebanyak 216 orang atau 70,59% dari target yang ditetapkan sebanyak 306 orang. Hal ini disebabkan jenis tenaga Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

46 kesehatan yang mengikuti penganugerahan tenaga kesehatan teladan pada tahun 2016 ini lebih banyak dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya 4 jenis tenaga kesehatan (dokter/dokter gigi, perawat/bidan, nutrisionis/gizi dan tenaga kesehatan masyarakat). Dengan adanya perubahan jumlah jenis tenaga kesehatan teladan ini berdampak kepada alokasi anggaran yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota masing-masing daerah. Sehubungan dengan perubahan jumlah jenis tenaga kesehatan tersebut, pada tahun 2016 ini tidak seluruh Provinsi dapat mengirimkan 9 jenis tenaga kesehatan teladan karena keterbatasan anggaran di masing-masing Provinsi, keterbatasan sumber daya (manusia dan perangkat) proses seleksi di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, waktu dan proses yang cukup panjang dalam melakukan revisi anggaran. Gambar 3.5. Para Peserta Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan terpilih, ketika berphoto bersama dengan Presiden Joko Widodo setelah mengikuti Upacara Penaikan Bendera 17 Agustus 2016 di Istana Merdeka Jakarta Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

47 4. Jumlah Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Dari target 13 dokumen rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) sampai dengan akhir anggaran tahun 2016 telah terealisasi sebanyak 18 dokumen NSPK atau capaian sebesar 138,46%, yaitu: 1. Panduan Mutu Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) 2. Skema Sertifikasi Kompetensi Pelaksana Keperawatan rawat Inap Di Rumah Sakit 3. Materi Uji Kompetensi (MUK) Jenis Bukti Checklist Observasi 4. Materi Uji Kompetensi (MUK) Jenis Bukti Tidak Langsung 5. Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Kemampuan Tenaga Kesehatan 6. Buku Saku Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Tahun Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/456/2016 tanggal 3 September 2016, tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Enam Belas Tahun Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/H.V/SK/169/2016 tanggal 21 Oktober 2016 tentang Peserta Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan Dan Penerima Bantuan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan Yang Berasal Dari Pemerintah Daerah Angkatan Tahun Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/584/2016 tanggal 11 November 2016, tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Tujuh Belas Tahun Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 60 Tahun 2016 tentang Pembinaan Jabatan Fungsional 11. Grand Design Pengelolaan Jabatan Fungsional 12. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional 13. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Dokter 14. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Dokter Gigi Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

48 15. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Perawat 16. Petunjuk Teknis Rancangan Permenkes tentang Jabatan Fungsional Perawat Gigi 17. Rancangan Permenkes tentang Standar Kompetensi Teknis 28 Jabatan Fungsional 18. Rancangan Permenkes tentang Standar Kompetensi Manajerial 18 Jabatan Fungsional 5. Dokumen Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Dari target 7 dokumen ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan telah terealisasi sebanyak 11 dokumen atau 157,15%, yaitu telah tersusun: 1) Penyusunan POA Puskat Mutu SDM Kesehatan Tahun ) Penyusunan RKP dan Renja K/L Puskat Mutu SDM Kesehatan 3) Penyusunan RKA-KL dan DIPA ) Reviu Rencana Aksi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan ) Laporan Triwulanan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun ) Laporan Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan ) Laporan Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun ) Laporan Barang Milik Negara Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun Anggaran ) Laporan Persediaan Periode Tahun Anggaran ) Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun ) Reviu SOP Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016 Secara rinci capaian kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2016 dapat dilihat dalam tabel 3.8 Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) sebagai berikut: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

49 Tabel 3.8 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2016 No SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN REALI SASI % Terbentuknya Lembaga Lisensi dari Dokumen Terbitnya Kegiatan prioritas 100 Sertifikasi Profesi Tenaga nasional KSP BNSP Lisensi Kesehatan (LSP Nakes) yang melalui peningkatan dan penjaminan dari akan didayagunakan ke luar BNSP negeri mutu kesehatan 2 Rancangan Norma, Standar Prosedur dan kriteria (NSPK) 3 Pengembangan Jabatan Fungsional Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) 13 NSPK ,46 1) Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan Jumlah pedoman fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan 2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan Jumlah pedoman fasilitasi profesi tenaga kesehatan 3) Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 4) Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi Kesehatan 5) Analisis dan Pemetaan Jabatan Fungsional Jumlah dokumen Analisis dan Pemetaan Jabatan Fungsional 6) Pemantauan dan Evaluasi Jabatan Fungsional Jumlah dokumen Pemantauan dan Evaluasi Jabatan Fungsional Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 1 Dokumen/ Pedoman 2 Dokumen/ Pedoman 3 Dokumen/ Pedoman 1 Dokumen/ Pedoman 4 Dokumen/ Pedoman 2 Dokumen/ Pedoman Orang ,59 4 Terselenggaranya peningkatan mutu SDM Kesehatan 1) Jumlah tenaga kesehatan Teregistrasi 2) Jumlah peserta baru penerima Pendidikan berkelanjutan (a) Jumlah peserta baru penerima penerima bantuan pendidikan Diploma & Strata (b) Jumlah peserta baru PPDS/ PDGS Orang , Orang , Orang , Orang ,50 Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

50 5 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tersusunnya: (1) Kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi (2) Pengelolaan keuangan dan BMN (3) Pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan ,00 a) Jumlah dokumen perencanaan dan pelaksanaan program b) Jumlah dokumen rencana dan anggaran program jangka pendek & panjang c) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program d) Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN f) Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan 7 Dokumen 1 Pedoman Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen E. SUMBER DAYA Untuk mencapai target kinerjanya, Puskat Mutu SDM Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya antara lain sumber daya manusia dan sumber daya anggaran. 1. Sumberdaya Manusia. Kekuatan personil sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskat Mutu SDM Kesehatan saat ini berjumlah 86 orang yang terdiri dari jenis kelamin pria berjumlah 31 orang dan wanita berjumlah 55 orang, meliputi; pejabat struktural sebanyak 10 orang, staf pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 63 orang dan tenaga honorer untuk membantu operasional kegiatan seharihari berjumlah 13 orang. Untuk mencapai target indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sebanyak orang, SDM yang berkontribusi dan memegang peranan penting dalam memenuhi target tersebut sebanyak 28 orang yang Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

51 tergabung dalam Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan, dengan supporting Sub Bagian Tata Usaha. Demikian pula dalam mencapai target indikator jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak orang, SDM yang memegang peranan penting dan berkontribusi untuk memenuhi target tersebut sebanyak 19 orang yang tergabung dalam Bidang Pendidikan Berkelanjutan. Sumberdaya manusia yang berstatus PNS dirinci menurut golongan kepangkatan yaitu pegawai golongan IV berjumlah 10 orang, pegawai golongan III berjumlah 59 orang, pegawai golongan II berjumlah 3 orang, dan 1 orang pegawai golongan I. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai proporsi personil sumber daya manusia berdasarkan jenis kelamin dan golongan kepangkatannya, digambarkan pada grafik 3.6 dan 3.7 berikut ini: Grafik 3.6 Proporsi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

52 Grafik 3.7 Proporsi SDM Berdasarkan Golongan Kepangkatan Sedangkan berdasarkan latar belakang tingkat pendidikannya yang terbanyak adalah PNS dengan pendidikan setingkat sarjana (S1) sebanyak 34 orang, diikuti pasca sarjana (S2) sebanyak 25 orang, SMA sebanyak 7 orang, Diploma III sebanyak 6 orang, dan pendidikan SD 1 orang. Gambaran lebih jelas mengenai proporsi SDM berdasarkan berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan, dapat dilihat pada grafik 3.8 berikut ini. Grafik 3.8 Proporsi SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

53 2. Sumberdaya Keuangan. a. Anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan Anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan tahun 2016 mengalami penyesuaian atau efisiensi anggaran sebanyak dua kali. Pagu awal tersedia sebesar Rp ,-, dan sesuai hasil reviu RKA-K/L dan refocusing anggaran oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 15 Juli 2016, jumlah anggaran mengalami revisi menjadi sebesar Rp ,- (jumlah dana efisiensi hasil reviu sebesar Rp ,-). Selanjutnya berdasarkan Instruksi Presiden Nomor: 8 Tahun 2016 terkait langkah-langkah penghematan DIPA Kementerian Kesehatan Tahun 2016, Puskat Mutu SDM Kesehatan melakukan blokir mandiri (self blocking), sehingga pagu terakhir menjadi sebesar Rp ,- (efisiensi dana sebesar Rp ,-). Capaian kinerja anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016 sebesar Rp ,- atau sebesar 60,40% berdasarkan pagu efisiensi awal dan sebesar 77,08% berdasarkan pagu self blocking. Realisasi belanja modal setelah self blocking sebesar 96,86% dan realisasi belanja barang setelah self blocking sebesar 77,01%. Untuk lebih jelasnya realisasi capaian kinerja anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan dapat dilihat pada tabel 3.9 dibawah ini: No Jenis Belanja Tabel 3.9 Realisasi Capaian Kinerja Anggaran Puskat Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016 Pagu Efisiensi Awal (Rp) Pagu Self Blocking (Rp) Realisasi (Rp) % Thd Pagu Efis. Awal % Thd Pagu Self Block ing 1 Belanja Modal ,82 96,86 2 Belanja Barang ,33 77,01 3 Belanja Pegawai Belanja Bansos T O T A L ,40 77,08 Sumber: emonev DJA, 2016 Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

54 b. Anggaran Dekonsentrasi Puskat Mutu SDM Kesehatan pada tahun 2016 mengalokasikan anggaran dekonsentrasi ke 34 Dinas Kesehatan Provinsi sebesar Rp ,- dengan target output kegiatan Tenaga Kesehatan Selain Dokter dan Dokter Gigi yang memiliki Surat Tanda Register (STR) sebanyak orang. Dan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor: 8 Tahun 2016 terkait langkah-langkah penghematan DIPA Kementerian Kesehatan Tahun 2016, anggaran dekonsentrasi mengalami efisiensi (self blocking) menjadi sebesar Rp ,- (efisiensi dana sebesar Rp ,-). Capaian realisasi anggaran dekonsentrasi tahun 2016 terserap sebesar Rp ,- atau sebesar 45,28% terhadap pagu awal dan sebesar 89,25% setelah mengalami efisiensi anggaran (self blocking) dengan capaian out sebanyak orang (Tenaga Kesehatan Selain Dokter dan Dokter Gigi yang memiliki STR) atau sebesar 86,27%. Capaian realisasi dan capaian output dari masing-masing satuan kerja Dinas Kesehatan Provinsi dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

55 Tabel 3.10 Capaian Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dan Capaian Output Berdasarkan Satuan Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2016 Anggaran Output Pagu Setelah No Provinsi Pagu Awal Realisasi % Thd Pagu % Thd Pagu Target Realisasi Total Self Blocking (Rp) (Rp) Awal Self Blocking (Volume) (Volume) Progres (%) (Rp) 1 DKI Jakarta ,60 96, ,96 2 Banten ,45 89, ,31 3 Jawa Barat ,16 85, ,17 4 Jawa Tengah ,52 95, ,22 5 D I Yogyakarta ,44 95, ,49 6 Jawa Timur ,66 84, ,00 7 Aceh ,68 80, ,83 8 Sumatera Utara ,14 99, ,37 9 Sumatera Barat ,20 90, ,24 10 Riau ,91 68, ,01 11 Kepulauan Riau ,07 88, ,53 12 Jambi ,25 95, ,04 13 Sumatera Selatan ,27 93, ,23 14 Bangka Belitung ,69 90, ,57 15 Bengkulu ,79 77, ,19 16 Lampung ,19 82, ,54 17 Kalimantan Barat ,72 99, ,28 18 Kalimantan Tengah ,71 90, ,65 19 Kalimantan Selatan ,04 94, ,42 20 Kalimantan Timur ,86 64, ,32 21 Sulawesi Utara ,37 98, ,42 22 Sulawesi Tengah ,07 92, ,16 23 Sulawesi Selatan ,38 80, ,73 24 Sulawesi Tenggara ,07 96, ,06 25 Sulawesi Barat ,82 92, ,77 26 Gorontalo ,97 95, ,00 27 Bali ,18 97, ,00 28 Nusa Tenggara Barat ,27 84, ,08 29 Nusa Tenggara Timur ,37 96, ,84 30 Maluku ,27 85, ,66 31 Maluku Utara ,95 75, ,00 32 Papua ,00 80, ,34 33 Papua Barat ,61 99, ,00 34 Kalimantan Utara ,08 86, ,21 T O T A L ,28 89, , ,00 86,27 Keterangan Sumber: emonev DJA, 2016 F. REALISASI ANGGARAN Realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja pada tahun 2016 sebagaimana diperlihatkan pada tabel 3.11 dibawah ini: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

56 Tabel 3.11 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2016 Sasaran Program Indikator Kinerja Target (Orang) Realisasi (Orang) Pagu Awal (Rp) Pagu Setelah Self Blockng (Rp Realisasi (Rp) % Thdp Pagu Awal % Thd Pagu Self Block Ing Terselenggaranya Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi Orang Orang ,58 89,57 Tabel 3.11 diatas menunjukkan bahwa untuk mencapai target kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan pada tahun 2016 mengalokasikan anggaran (pagu awal) sebesar Rp ,- dan mengalami blokir mandiri (self blocking) menjadi Rp ,- (efisiensi sebesar Rp ,-). Walaupun anggaran untuk target indikator kinerja ini belum terserap maksimal (71,58% terhadap pagu awal dan 89,57% terhadap pagu self blocking) atau anggaran terserap sebesar Rp ,-, tetapi capaian kinerja indikator ini sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 sudah melebihi 100% (capaian kinerja sebesar 191,00%). Hal ini disebabkan antara lain karena beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan MTKI seperti; operasional MTKI, pengelolaan STR, dukungan pengembangan profesi kesehatan berkelanjutan dan pertemuan koordinasi dan evaluasi MTKI dengan MTKP dan Organisasi Profesi tidak optimal dilaksanakan. Selain itu kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana dekonsentrasi juga tidak terserap maksimal. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kesehatan, penerbitan STR dikenakan biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp per STR melalui Satuan Kerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan. Selama tahun 2016, penerimaan PNBP melalui penerbitan STR tersebut sudah mencapai Rp ,- yang disetor ke kas negara. Namun dikarenakan belum mendapatkan izin penggunaan atas PNBP tersebut Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

57 oleh Kementerian Keuangan, sehingga penerimaan PNBP STR tidak dapat digunakan untuk operasional dan kegiatan MTKI. Selanjutnya untuk realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja pada tahun 2016, sebagaimana diperlihatkan pada tabel 3.12 dibawah ini: Tabel 3.12 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Tahun 2016 Sasaran Program Indikator Kinerja Target (Orang) Realisasi (Orang) Pagu Awal (Rp) Pagu Setelah Self Blockng (Rp Realisasi (Rp) % Thdp Pagu Awal % Thd Pagu Self Block ing Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan Orang Orang ,39 77,15 Pada tabel 3.12 diatas terlihat bahwa untuk mencapai target kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan pada tahun 2016 mengalokasikan anggaran (pagu awal) sebesar Rp dan mengalami self blocking menjadi Rp , (efisiensi sebesar Rp ,-). Walaupun anggaran untuk target indikator kinerja ini tidak terserap optimal (61,39% terhadap pagu awal dan 77,15% terhadap pagu self blocking) atau anggaran terserap sebesar Rp , dan capaian kinerja indikator ini sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 tidak mencapai target (capaian kinerja sebesar 49,97%). Hal ini disebabkan calon peserta tubel SDM Kesehatan hasil rekrutmen tubel Online, yang lulus administrasi pusat tercatat sebanyak orang. Dengan perkiraan lulus seleksi akademik sebanyak 75% (1.443 orang), tetapi calon peserta tubel SDM Kesehatan yang lulus akademik sebanyak orang atau sebesar 57,33%. Demikian pula dengan tingkat kelulusan calon peserta PPDS/PDGS hasil rekrutmen secara online yang lulus seleksi administrasi pusat sebanyak 761 orang. Dengan perkiraan lulus seleksi akademik sebanyak 75% (570 orang), namun Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

58 kenyataannya calon peserta PPDS/PDGS yang lulus akademik hanya 396 orang atau hanya sebesar 52,00%. Dan kekurangan peserta PPDS/PDGS seyogyanya dapat dipenuhi dari program dokter layanan primer (DLP, tetapi dikarenakan belum siapnya regulasi yang mendukung DLP ini, pengadaan DLP tidak dapat terealisasi. Selanjutnya tidak optimalnya serapan anggaran indikator jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan disebabkan hal-hal sebagai berikut: a. Jumlah kelulusan akademik peserta tubel baru (tubel reguler dan tubel PPDS/PDGS) tidak memenuhi target yang telah ditetapkan, sehingga serapan tidak optimal karena pembayaran peserta tubel hanya sekitar 50% dari peserta tubel yang harus dibayarkan. b. Biaya penunjang pendidikan bagi peserta PPDS/PDGS sebesar Rp ,- per semester dan biaya rumah sakit pendidikan sebesar Rp ,- per semester tidak dapat dibayarkan (peserta PPDS/PDGS aktif sebanyak orang). Hal ini mengingat adanya saran dari BPKP, yaitu: (1) Beberapa rumah sakit belum memiliki pola tarif atau belum memungut/menerapkan pola tarif. (2) Besaran biaya penunjang pendidikan tidak dimasukkan dalam pola tarif Badan Layanan Umum (BLU) di Institusi Pendidikan. c. Dengan diberlakukannya uang kuliah tunggal (UKT) penyebabkan biaya pedidikan tubel SDM Kesehatan lebih rendah dari SPP dan dana pengembangan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dana yang telah dianggarkan tidak terserap optimal. d. Biaya penelitian peserta tubel SDM Kesehatan sebagian besar tidak terserap karena sebagian peserta melebihi masa pendidikan yang telah ditetapkan, sehingga biaya penelitian peserta tidak dapat dibayarkan. Terkait dengan tidak optimalnya penyerapan anggaran untuk pencapaian target indikator kinerja kegiatan, maka untuk tahun anggaran berikutnya masingmasing penanggung jawab Bidang/Sub Bagian di lingkungan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

59 (1) Menyusun perencanaan tubel SDM Kesehatan dan tubel PPDS/PDGS secermat mungkin, dengan mempertimbangkan hal-hal yang menjadi kendala tidak terserapnya secara optimal pembayaran peserta tubel reguler dan tubel PPDS/PDGS. (2) Menyusun kegiatan sesuai skala prioritas pelaksanaan kegiatan. (3) Jika diperlukan segera usulkan revisi DIPA/POK dalam rangka percepatan penyerapan anggaran. (4) Mempercepat pertanggungjawaban realisasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan serta percepatan pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan. (5) Sebagai mekanisme reward dan punishment, perlu dipertimbangkan penyediaan anggaran di tahun berikutnya, agar disesuaikan dengan realisasi kegiatan pada tahun ini. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

60 BAB IV PENUTUP Capaian kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2016 secara umum cukup baik, dilihat dari besarnya capaian indikator kinerja kegiatan yang telah dilaksanakan. Walaupun capaian indikator kinerja tahun 2016 lebih rendah dibandingkan dengan capaian tahun lalu tetapi masih terbilang wajar, mengingat semua satuan kerja-satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan juga mengalami kondisi yang sama. Dari analisis capaian kinerja yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi. Target indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sebanyak orang, telah terealisasi sebanyak orang atau progres capaian sebesar 191,00%. 2. Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan. Target indikator jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak orang, telah terealisasi sebanyak orang atau progres capaian sebesar 49,97%. Target indikator ini tidak tercapai dikarenakan tingkat kelulusan akademik calon peserta tubel (tubel PPDS/PDGS dan tubel reguler) sangat rendah sekitar 54,79%. Disamping itu program dokter layanan primer (DLP) yang diharapkan dapat berkontribusi sebanyak 300 orang guna memenuhi kebutuhan dokter di pelayanan primer tidak terealisasi sesuai dengan target yang ditetapkan, karena belum siapnya regulasi terkait dengan DLP. 3. Capaian bulan ke-12 (B12) untuk kegiatan prioritas nasional Kantor Staf Presiden (KSP), program peningkatan dan penjaminan mutu kesehatan melalui pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri tercapai 100%, yakni dengan terbitnya Lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

61 4. Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dari target 13 dokumen telah terealisasi sebanyak 18 dokumen atau capaian sebesar 138,46%. 5. Jumlah peserta penganugerahan tenaga kesehatan teladan dari target 306 orang telah terealisasi sebanyak 216 orang atau capaian sebesar 70,59%. 6. Jumlah dokumen ketatausahaan (kebijakan perencanaan, program, laporan evaluasi, pengelolaan keuangan dan BMN dan pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan) dari target 7 dokumen telah terealisasi sebanyak 11 dokumen atau capaian 157,14%. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan mengarah dan sejalan dengan sasaran bahkan sampai dengan akhir anggaran tahun 2016 capaian rata-rata sudah diatas 100% atau sebesar 117,86%, namum demikian capaian kinerja tersebut tidak diikuti dengan realisasi penyerapan anggaran yang ideal. Serapan anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan belum optimal, yakni sebesar 60,40% atau Rp ,- dari pagu efisiensi awal sebesar Rp ,- dan sebesar 77,08% dari pagu self blocking sebesar Rp ,-. Hal ini perlu mendapat perhatian dari masing-masing pejabat Bidang/Sub Bagian/MTKI untuk melakukan evaluasi tidak optimalnya penyerapan anggaran dan melakukan perbaikan untuk perencanaan kegiatan yang lebih cermat dan konsisten pada tahun mendatang. Laporan Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan

62 LAMPIRAN

63 1 RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN

64 NO SASARAN MATRIKS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN INDIKATOR Terselenggaranya Peningkatan Mutu 1 Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi Mutu SDM Kesehatan 2 Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan a Peserta Lama b Peserta Baru Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan TARGET (Orang) a Peserta Lama b Peserta Baru !

65 RPJMN Semula Menjadi Semula Menjadi Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi INDIKATOR Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan RENSTRA Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 1 Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan (orang) 2 Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan (orang) REVISI RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN DEFINISI OPERASIONAL Jumlah tenaga kesehatan perawat, bidan, gizi, sanitarian, fisioterapis, terapis wicara, okupasi terapis, ortotik prostetik, radiografer, teknisi elektromedis, perawat gigi, teknisi gigi, perawat anestesi, akupuntur terapis, fisikawan medis, analis kesehatan, refraksionis optisien, teknisi transfusi darah, teknisi kardiovaskuler dan tenaga kesehatan lainnya selain dokter, dokter gigi dan tenaga farmasi yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Jumlah SDM kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan yang ditingkatkan kemampuan melalui tugas belajar Diploma/ Strata dan PDS/PDGS (peserta baru) Tenaga Kesehatan selain Dokter, Dokter Gigi dan Tenaga Farmasi yang Memiliki STR TARGET Jumlah SDM kesehatan yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui tugas belajar Diploma, Strata dan Profesi (peserta lama dan baru) a. Peserta Lama b. Peserta Baru Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan serta yang disetarakan (peserta lama dan baru) a. Peserta Lama b. Peserta Baru

66 SASARAN PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN Alokasi Pendanaan FASILITASI STANDARISASI DAN PROFESI TENAGA KESEHATAN Alokasi Pendanaan Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Target Kinerja Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan Alokasi Pendanaan Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan Alokasi Pendanaan FASILITASI STANDARISASI DAN PROFESI TENAGA KESEHATAN Jumlah dikumen Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan USULAN ALOKASI PENDANAAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN STATUS AWAL TAHUN ANGGARAN Target Kinerja Jumlah Dokumen Fasilitasi Penyusunan Standar Profesi Tenaga Kesehatan Target Kinerja PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Alokasi Pendanaan Bantuan Pendidikan (Tubel untuk Diploma, Strata dan Profesi) Alokasi Pendanaan Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/ Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PDGS) Alokasi Pendanaan PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan Target Kinerja Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan Target Kinerja TOTAL

67 ALOKASI PENDANAAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN SASARAN STATUS AWAL TAHUN ANGGARAN TOTAL Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan Target Kinerja Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan Target Kinerja PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL Alokasi Pendanaan Analisis dan pemetaan jabatan fungsional Alokasi Pendanaan Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional Alokasi Pendanaan Analisis dan pemetaan jabatan fungsional Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional Target Kinerja Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional Target Kinerja Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan Target Kinerja KETATAUSAHAAN PENINGKATAN MUTUSDM KESEHATAN Alokasi Pendanaan Jumlah Dokumen Perencanaan, Program Anggaran dan Evaluasi Pelaporan Target Kinerja Jumlah Dokumen Pengelolaan Keuangan dan BMN Target Kinerja Jumlah Dokumen Kepegawaian dan Ketatausahaan Target Kinerja

68 RENCANA KINERJA TAHUNAN Form RKT Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun : 2016 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 115,000 Orang 1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan 1 Dokumen 2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan 2 Dokumen 3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri Diperolehnya Lisensi dari BNSP Dokumen 2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan Orang 1 Pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan a) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan 1 Dokumen b) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan 800 Orang 2 Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 3 Dokumen b) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan Orang

69 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET Satuan Pengembangan Jabatan Fungsional a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional 4 Dokumen b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional 2 Dokumen c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 306 Orang 3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 1 Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi 2 Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN 7 Dokumen 3 Dokumen Dokumen 2 3 Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan 2 Dokumen.. Jakarta, 19 September 2011 Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Kepala, Drg. Oscar Primadi, MPH NIP :

70 RENCANA KINERJA TAHUNAN Form RKT Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun : 2016 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 115,000 Orang 1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan 1 Dokumen 2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan 2 Dokumen 3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri Diperolehnya Lisensi dari BNSP Dokumen 2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan Orang 1 Pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan a) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan 1 Dokumen b) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan 800 Orang 2 Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 3 Dokumen b) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan Orang

71 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET Satuan Pengembangan Jabatan Fungsional a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional 4 Dokumen b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional 2 Dokumen c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 306 Orang 3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 1 Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi 2 Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN 7 Dokumen 3 Dokumen Dokumen 2 3 Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan 2 Dokumen.. Jakarta, 19 September 2011 Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Kepala, Drg. Oscar Primadi, MPH NIP :

72 PENETAPAN KINERJA Form PK Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun : 2016 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 115,000 Orang Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri Diperolehnya Lisensi dari BNSP Dokumen 2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan Orang 1) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan 800 Orang 2) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan Orang 3 Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Jumlah rancangan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) 1) Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan 2) Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan 3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri 1 2 Diperolehnya Lisensi dari BNSP Dokumen Dokumen Dokumen 4) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan 5) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 6) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional 7) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen

73 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN 3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 1 2 Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan evaluasi Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN 7 Dokumen 3 Dokumen 2 Dokumen 3 Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan 2 Dokumen Pagu Anggaran Pusat peningkatan Mutu SDM Kesehatan Rp ,-

74 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) Form PKK-Renstra Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun : 2016 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET Realisasi Satuan Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 115, (191,00%) Orang 1) Fasilitasi Standardisasi dan sertifikasi Tenaga Kesehatan Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan 2) Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan 1 2 Dokumen Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan 2 4 Dokumen 3) Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan (LSP Nakes) yang akan didayagunakan ke luar negeri Diperolehnya Terbitnya Lisensi Lisensi dari BNSP dari BNSP 2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan (49,97%) 1 Pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan Dokumen Orang a) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi kesehatan 1 2 Dokumen b) Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan Orang 2 Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan a) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan b) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan 3 3 Dokumen Orang

75 NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET REALISASI SATUAN Pengembangan Jabatan Fungsional a) 4 5 Dokumen b) 2 2 Dokumen 3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan c) (70,59%) Orang Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 7 11 Dokumen 1 Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan 3 7 Dokumen evaluasi 2 Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN 2 2 Dokumen 3 Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan 2 2 Dokumen.. Pagu Anggaran Pusat peningkatan Mutu SDM Kesehatan Rp ,- Capaian Serapan Anggaran Pusat peningkatan Mutu SDM Kesehatan sesuai pagu efisiensi awal sebesar Rp ,- atau 60,40% dan Capaian Serapan Anggaran berdsarkan pagu self blocking sebesar 77,08% dari pagu sebesar Rp ,- Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan

76 2 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

77

78

79

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS PUSAT STANDARDISASI, SERTIFIKASI DAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN SDM KESEHATAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1

UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1 PUSAT PEMBERDAYAAN PROFESI & TENAGA KESEHATAN LUAR NEGERI BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENKES RI Bandung, 15 Nov 2010 UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1 SETIAP ORANG BERHAK HIDUP SEJAHTERA LAHIR DAN BATIN, BERTEMPAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DAN JABATAN FUNGSIONAL NONKESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LOGO PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

LOGO PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN LOGO PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN Yuti Suhartati.,S.Kp. M.Kes Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Hotel Ambhara, 20 Juni 2017 www.themegallery.com Overview Pendahuluan

Lebih terperinci

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Disampaikan dalam Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan

Lebih terperinci

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Drg. Oscar Primadi, MPH Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target program kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya manusia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERCEPATAN REGISTRASI NAKES MELALUI STR ONLINE OLEH : KETUA DEVISI REGISTRASI MTKP SULSEL

PERCEPATAN REGISTRASI NAKES MELALUI STR ONLINE OLEH : KETUA DEVISI REGISTRASI MTKP SULSEL PERCEPATAN REGISTRASI NAKES MELALUI STR ONLINE OLEH : KETUA DEVISI REGISTRASI MTKP SULSEL PENGUSULAN STR Tenaga Kesehatan Uji Kompetensi Sertifikat Kompetensi S T R KEBIJAKAN & STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS

Lebih terperinci

PERAN PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN

PERAN PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN PERAN PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN dalam UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI SDM KESEHATAN DAERAH Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan disampaikan dalam acara Integrasi Program Pengembangan dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN

PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN Oleh : Yuti Suhartati Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDMK Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Pada Poltekkes

Lebih terperinci

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disajikan Pada Semiloka Revisi PP38/2007 Tentang Pembagian Urusan Hotel Saphir Yogyakarta,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015 PERATURAN PER UU DASAR PERTIMBANGAN ROADMAP

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/127/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/127/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/127/2015 TENTANG TIM PELAKSANA DAN PENGELOLA PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PEMERATAAN

Lebih terperinci

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010) REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010) MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA KEMENKES RI 1 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN Agenda: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PENINGKATAN KUALITAS SDM

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Peningkatan Kualifikasi SDM Kesehatan POKOPK BAHASAN 1) KETENAGAAN DI BANTEN DAN TANTANGAN SDM KESEHATAN KEDEPAN 2) PERAN DAN TANGGUNG

Lebih terperinci

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan 20 Dokumen 21 Dokumen 105%

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan 20 Dokumen 21 Dokumen 105% S ekretariat Badan PPSDM Kesehatan merupakan unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan, serta mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

Email: mtki.2014@gmail.com PERCEPATAN PENINGKATAN PROFESIONALISME ORGANISASI PROFESI Dr. Dr. Trihono, M.Sc Bandung, Oktober 2015 Email: mtki.2014@gmail.com Tugas & Fungsi MTKI PERMENKES NO 46/2013 Uji

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 1 GAMBARAN KEADAAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA 1. Jumlah masih kurang, dari 9.655 Puskesmas (Data 2014): 804 puskesmas tanpa dokter

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA ) UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA ) Disampaikan oleh : Drs. Sulistiono. SKM, MSc Ketua Divisi Registrasi MTKI Pada Seminar dan Workshop, P2KB PPPKMI Depok, 25

Lebih terperinci

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT 1 www.iakmi.or.id DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Yuti Suhartati, SKp, M.Kes Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Badan Pengembangan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN

UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDMK Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK Batam, 16 Oktober 2012 SUPPLY SIDE

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM ALOKASI FORMASI ASN. Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E. M. Eng. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM ALOKASI FORMASI ASN. Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E. M. Eng. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM ALOKASI FORMASI ASN Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E. M. Eng. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA & REFORMASI

Lebih terperinci

SOSIALISASI PANDUAN REGISTRASI ONLINE (STR) BAGI TENAGA KESEHATAN BERBASIS WEB

SOSIALISASI PANDUAN REGISTRASI ONLINE (STR) BAGI TENAGA KESEHATAN BERBASIS WEB SOSIALISASI PANDUAN REGISTRASI ONLINE (STR) BAGI TENAGA KESEHATAN BERBASIS WEB Diberikan kepada mahasiswa AKPW Tanggal 31 JULI 2017 TIM DPK PPNI AKPER DAN RSPW MALANG Surat Tanda Registrasi Bukti tertulis

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan OUTLINE Pendahuluan Program Yang Dikembangkan Pendidikan Formal setelah RPL Peta

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan

KATA PENGANTAR. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan KATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN UJI KOMPETENSI DRAFT- Jum at, 27 Mei 2011

PEDOMAN UJI KOMPETENSI DRAFT- Jum at, 27 Mei 2011 BAB V PENUTUP Pedoman Uji Kompetensi ini diharapkan dapat memberikan acuan kepada MTKP serta pihak-pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan Uji Kompetensi terhadap tenaga kesehatan. Pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1606, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Kompetensi Pemerintahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2017 TENTANG KOMPETENSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-SUBSPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS-SUBSPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 050/08/ /2017 TENTANG

KEPUTUSAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 050/08/ /2017 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM Jl. WR. Supratman N0. 13 Telp. (0342) 806135 Fax. 808478 E-mail : bkd@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN SALAH SATU STRATEGI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya No.1802, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Fungsional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR : DM.01.03/I/V.3/4382/2013

SURAT EDARAN NOMOR : DM.01.03/I/V.3/4382/2013 Yang terhormat, 1. Inspektur Jenderal Kemenkes 2. Sekretaris Jenderal Kemenkes 3. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes 4. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes 5. Direktur

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI)

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI) RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2015 2019 (REVISI) Penyesuaian dengan Permenkes 64 Tahun 2015 PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.165, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tenaga Kesehatan. Penugasan. Khusus. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENUGASAN KHUSUS TENAGA

Lebih terperinci

A. Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan dan Manfaat A. Tujuan dan Manfaat Pedoman umum Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian bertujuan memberikan acuan kepada pelaksana sertifikasi Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan uji kompetensi. Secara khusus sertifikasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P No.1877, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Pejabat Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa. Pengembangan dan Pembinaan Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Latar Belakang 1. UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan mengatur kualifikasi

Lebih terperinci

Kebijakan STR Tenaga Kesmas oleh MTKI

Kebijakan STR Tenaga Kesmas oleh MTKI Kebijakan STR Tenaga Kesmas oleh MTKI Oleh Drs. Sulistiono, SKM,M.Sc Ketua Divisi Registrasi Padang,27 Oktober 2014 ? Saat ini STR dgn MTKP UK = Hub MTKI exit-exam & MTKP OP & CPD SKP TUGAS & FUNGSI MTKI

Lebih terperinci

Materi dan Metode Uji Portofolio

Materi dan Metode Uji Portofolio LOGO Materi dan Metode Uji Portofolio Hotel Santika, 08 Juni 2017 Pusat Peningkatan Mutu SDMK Contents Pendahuluan Materi Uji Metode Uji Portofolio Penilaian Portofolio Komponen Utama dan Tambahan Pengantar

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

RENCANA KEBUTUHAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN TERKAIT UU NAKES. Oleh : Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK

RENCANA KEBUTUHAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN TERKAIT UU NAKES. Oleh : Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK RENCANA KEBUTUHAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN TERKAIT UU NAKES Oleh : Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK Pertemuan Pengelola Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Yogyakarta, 2 Oktober

Lebih terperinci

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan OUTLINE Regulasi Program Percepatan Pendidikan Ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN REGISTRASI TENAGA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 RENCANA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 Unit : BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN Tahun : 2012 RENCANA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i LAKIP TA 2014 - Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izin-nya maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1187, 2017 KEMENKES. Inpassing. Jabatan Fungsional Kesehatan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Dalam Pertemuan Koordinasi PT Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan, Hotel

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA SALINAN BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA HASIL KOREKSI 18 JANUARI 2017 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT, DAN TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 204 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN Tanggung jawab Visioner Adaptif Birokrasi dinamis Orientasi pelayana n publik KEBUTUHAN JUMLAH & JENIS PEGAWAI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN TAHUN 2017 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN J a l a n H a n g J e b a t 3 B l o k F 3 K e b a y o r a n B a r u J a k a r

Lebih terperinci

MATRIK TARGET KINERJA RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

MATRIK TARGET KINERJA RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN SEKRETARIAT JENDERAL BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN BIRO KEUANGAN & BMN LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN MOR HK.01.07/MENKES/422/2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015-2019

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.201, 2017 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Asisten Penguji Perangkat Telekomunikasi. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014 Pemetaan Tenaga Kesehatan Mutu Tenaga Kesehatan Untuk Memenuhi: 1.Hak dan Kebutuhan Kesehatan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN

SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN PUSAT PEMBERDAYAAN PROFESI DAN TENAGA KESEHATAN LUAR NEGERI Disampaikan pada acara Workshop Nasional Kesepakatan Ujian Keperawatan Makasar, 13 Maret 2010 13.03.2010 VISI DEPKES

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.1486, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Lembaga Diklat Terakreditasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI LEMBAGA PENYELENGGARA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA 1 st INDONESIAN PUBLIC HEALTH STUDENT SUMMIT (IPHSS) FKM UI DEPOK 15 JULI 2011 1 UUD 1945 SETIAP ORANG BERHAK MEMPERTAHANKAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Pangkalpinang, April 2014 POLA PIKIR MANAJEMEN SDM APARATUR DASAR HUKUM UU No. 5 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA LAKSANA BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci