JURNAL BUANA JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNP E-ISSN : VOL-2 NO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat dan aktifitas penduduk di suatu daerah membawa perubahan yang

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

BUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PASAR MANDAU KELURAHAN DURI TIMUR KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS JURNAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

TUGAS AKHIR. Oleh: MOHAMAD NURIMAN I Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai. Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir di seluruh negara dan

HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN PERMUKIMAN DAN KEBERHASILAN METODE BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN DI KOTA SURAKARTA

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea)

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

FAKTOR FAKTOR HAMBATAN TUGAS CAMAT DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU. Elly Nielwaty, S.Sos. MM

Nurani et al. Jurnal Sumberdaya Alam & Lingkungan 46

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

III. METODOLOGI PENELITIAN

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

KARYA TULIS ILMIAH. PERILAKU IBU TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Di Dusun Pucanganom Desa Pucanganom Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

STUDY ABOUT CONDITIONS OF ENVIRONMENT SANITATION IN KENAGARIAN AIR HAJI DISCRICT OF LINGGO SARI BAGANTI SOUTH OF PESISIR.

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III METODE PENELITIAN. Study Pustaka Sampling

PENYULUHAN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK MENJADI PUPUK KANDANG (ORGANIK) DAN PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene

PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR KELURAHAN RAWANG KECAMATAN PADANG SELATAN KOTA PADANG ABSTRACT

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH STRES KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GAJAH MADA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

TINJAUAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

1:.Y::::;jMSj STUDI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DIKOTABANDARLAMPUNG. Nama Mahasiswa HAPPY SURYATI H NIM. Program Studi

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

KAJIAN VOLUME SAMPAH DI KOTA KEDIRI ( Lokasi TPA Klotok )

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

FAKTOR-FAKTOR PEMILIK BANGUNAN TIDAK MENGURUS IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA BUKITTINGGI. Aini Khalid 1, Ahyuni 2, Febriandi 2

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi

LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

STUDI PENINGKATAN PELAYANAN OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDA ACEH TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL

Transkripsi:

JURNAL BUANA JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNP E-ISSN : 2615 2630 VOL-2 NO-4 2018 PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN PASAR MUARA BUNGO KABUPATEN BUNGO Chadijah Nengsih 1, Ernawati 2, Ratna Wilis 3 Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang e-mail: Chadijah.nengsih@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pengelolaan Bungo (2) Mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil dokumentasi dan hasil penyebaran angket ke petugas kebersihan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik Proportion Random Sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa (1) pengelolaan sampah di Kabupaten Bungo sudah berjalan dengan baik tetapi ada beberapa rencana yang belum tercapai. Meskipun begitu pengelolaan Bungo belum berjalan dengan lancar karena pada umumnya petugas kebersihan di Kecamatan Pasar Muara Bungo hanya melaksanakan pekerjaan tanpa merencanakan, mengatur dan mengawas kerja mereka dalam mengelola sampah, ketersediaan armada pengumpul sampah yang belum tercukupi. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo yaitu masih adanya perencanaan pemerintah yang belum terlaksana, kurangnya armada pengumpul sampah yang tersedia, cakupan jalur rute pengumpulan sampah yang masih sempit, kurang adanya kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik, kurang adanya kesadaran dari petugas dalam pengelolaan sampah itu sendiri seperti pengawasan, pengaturan, dan perencanaan dalam bekerja. Kata Kunci: Pengelolaan, Sampah, Sarana Abstract This research was conducted in Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Muara Bungo study aims to (1) To know the waste management in Muara Bungo Market District (2) To know what factors affect the waste management in Kecamatan Pasar Muara Bungo. The method used in this research is descriptive method. Technique of collecting data obtained from result of documentation and result of spreading of questionnaire with janitor. Data analysis technique used is by using technique of Proportionate Random Sampling. The results show that (1) waste management in Bungo Regency has been running well but there are some plans that have not been achieved yet. Nevertheless, waste management in Kecamatan Pasar Muara Bungo has not been running smoothly because in general, the cleaners in Kecamatan Pasar Muara Bungo only do the job without planning, arranging and supervising their work in managing waste, the availability of unmet garbage collector. (2) Factors affecting waste management in Kecamatan Pasar Muara Bungo are the existence of government planning that has not been done yet, lack of available garbage collectors, narrow garbage collection route coverage, lack of awareness of the local people about the importance of good waste management, Lack of awareness from officers in waste management itself such as supervision, arrangement, and planning in work. Keywords: Management, Waste, Facility 1 Mahasiswa Program Studi Geografi yang akan wisuda Juni 2018 2 Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang dengan Pembimbing I Dr.Ernawati, M. Si dan Pembimbing II Ratna Wilis S.Pd M.P

102 PENDAHULUAN Sampah adalah limbah padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna dan harus dikelola agar tidak membahayakan bagi lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Budi Utomo dan Sulastro, 1999). Kehadiran sampah kota merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan pengelola kota, terutama dalam hal penyediaan sarana prasarananya. Keberadaan sampah tidak diinginkan bila dihubungkan dengan faktor kebersihan, kesehatan, kenyamanan, dan keindahan (estetika). Tumpukan sampah yang mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan merupakan jenis pencemaran yang dapat digolongkan dalam degradasi lingkungan yang bersifat sosial (R. Bintarto, 1983). Menurut Slamet (2002) permasalahan sampah sangat dipengaruhi oleh faktor : (1) jumlah penduduk, (2) keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan (3) kemajuan teknologi. Meningkatnya jumlah penduduk, lahan yang terbatas, dan diiringi dengan pola konsumtif masyarakat, maka secara tidak langsung akan berdampak kepada peningkatan volume, jenis, dan jumlah sampah yang dihasilkan. Di Kabupaten Bungo masalah persampahan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo. Menurut Dinas Lingkungan Hidup timbulan sampah di Kabupaten Bungo sampah mencapai ± 125 ton/hari dengan jumlah penduduk 339.031 jiwa dengan menempati wilayah seluas 465.900 ha. Dimana jumlah timbulan sampah yang terangkut sebanyak 90 ton/hari dan jumlah sampah yang tidak terangkut sebanyak 35 ton/hari dengan rincian 1) TPS bayangan dalam kota 70%, 2) Perkarangan rumah masyarakat 20%, dan 3) Dibakar 10%. Berdasarkan data tersebut maka tingkat kuantitas sampah di Kabupaten Bungo sangat tinggi, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu minimnya kontainer/bak penampung sampah sementara yang terlihat, layanan pengangkutan sampah masih kurang dan akses menuju lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang kurang memadai sehingga menjadi penghambat bagi petugas kebersihan Kabupaten Bungo untuk mengangkutnya. Akibatnya masih banyak sampah di jalan-jalan utama Kabupaten Bungo yang menumpuk pada siang hari atau pada jam-jam sibuk sehingga sangat mengganggu keindahan dan keasrian Kabupaten/Kota. Permasalahan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo terlihat dari banyaknya sampah menumpuk di pinggir jalan, di depan pasar, tersumbatnya saluran drainase yang mengakibatkan terjadinya banjir

103 di salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Pasar Muara Bungo. Permasalahan ini disebabkan oleh kurangnya personil petugas pengangkut sampah sehingga pelayanan pengangkutan sampah hanya dilakukan sekali dalam seminggu jika musim hujan, kurangnya container atau bak penampungan sampah sebagai tempat penampungan sampah sementara (TPS), rendahnya kesadaran masyarakat itu sendiri tentang pengelolaan sampah, serta akses menuju lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang kurang memadai. Dengan demikian apabila sampah tidak dikelola dengan baik, selain akan menimbulkan masalah lingkungan, ekonomi, kesehatan, juga akan menimbulkan masalah terhadap keindahan kota. Berdasarkan permasalahan di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengelolaan Sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Bungo. METODE PENELITIAN penelitian ini tergolong penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan salah satu bentuk dari penelitian yang bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Dalam penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Bungo. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Muara Bungo. Populasi dan Sampel Populasi Menurut Gulo (2002) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran penelitian. Menurut riset karangan Komaruddin di dalam Mardalis (2010) yang dimaksud dengan populasi yaitu semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Proportionate Random Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subjek dari setiap strata atau setiap variabel ditentukan dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata dari variabel di penelitian ini. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin (Arikunto, 2006). Teknik Analisa Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun data yang

104 digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari survey lapangan, data jumlah petugas kebersihan, peta administrasi Kecamatan Pasar Muara Bungo, jumlah timbulan sampah, ritasi armada pengangkut dan pengumpul sampah dan kapasitas alat. Dari populasi 156 petugas kebersihan di Kecamatan Pasar Muara Bungo, ditentukan sampel dengan rumus slovin terdapat 61 petugas kebersihan yang menjadi sampel penelitian. Metode ini menggunakan serangkaian kuesioner atau angket. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengelolaan Sampah dilihat dari segi sistem kerja petugas a. Sarana/peralatan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perencanaan Sarana Atau Peralatan Dalam Pengelolaan Sampah N o Perencanaan sarana atau peralatan pengumpul sampah 1 Selalu direncanakan ( > 5 x 1 2 19, 7 2 Direncanakan (4x 9 14, 8 3 Cukup Direncanakan (3 x seminggu ) 7 11, 5 4 Kurang (<3 3 54 x 3 Jumlah 6 1 Sumber : pengelolaan data primer 2018 Berdasarkan tabel 1 yang didapat dari 61 responden pengelolaan sampah terdapat 19,7 % yang selalu merencanakan sarana atau peralatan sebelum bekerja, 14,8 % yang merencanakan sarana atau peralatan, 11,5 % yang merencanakan sarana/peralatan dan 54 % yang kurang merencanakan sarana atau peralatan pengmpul sampah sebelum bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang adanya perencanaan pada saran atau peralatan dalam pengelolaan sampah. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengaturan Sarana Atau Peralatan Dalam Pengelolaan Sampah N o Pengaturan sarana atau peralatan pengumpul sampah 10 0 1 Selalu diatur ( > 5 x 1 5 24, 6 2 Diatur (4 x 1 0 16, 4 3 Cukup diatur (3 x 6 9,8 4 Kurang diatur (<3 x 3 0 49, 2 Jumlah 6 1 10 0 Sumber : pengelolaan data primer 2018

105 Berdasarkan tabel 2 yang didapat dari 61 responden pengelolaan sampah terdapat 24,6 % yang selalu mengatur sarana atau peralatan, 16,4 % mengatur sarana atau peralatan, 9,8 % yang cukup mengatur dan 49,2 % yang kurang mengatur sarana atau peralatan pengumpul sampah sebelum bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa belum adanya pengaturan dalam sarana atau peralatan pengelolaan sampah. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Sarana Atau Peralatan Dalam Pengumpulan Sampah No Pelaksanaan sarana atau peralatan pengumpul sampah 1 Selalu dilaksanakan ( 61 100 > 5 x seminggu ) 2 Dilaksanakan (4 x - - 3 Cukup Dilaksankan - - (3 x 4 Kurang Dilaksankan - - (<3 x Berdasarkan tabel 3 yang didapat dari 61 responden pengelolaan Bungo terdapat 61 % yang selalu melaksanakan/ menggunakan sarana atau peralatan dalam pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan untuk sarana atau peralatan pengelolaan sampah telah dilaksanakan dengan baik. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengawasan Sarana Atau Peralatan Dalam Pengumpulan Sampah No Pengawasan sarana atau peralatan pengumpul sampah 1 Selalu dilaksanakan ( > 5 x 13 21,3 2 Dilaksanakan ( 4 x 1 1,6 3 Cukup Dilaksanakan 8 13,1 ( 3 x 4 Kurang Dilaksanakan (<3 x 39 63,9 Berdasarkan tabel 4 yang didapat dari 61 responden pengelolaan Bungo terdapat 21,3 % yang selalu mengawasi sarana atau peralatan, 1,6 % yang mengawasi, 13,1% yang cukup mengawasi, dan 63,9 % yang kurang mengawasi sarana atau peralatan setelah melaksanakan kegiatan pengumpulan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengawasan untuk sarana atau peralatan pengumpulan sampah. b. Proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan sampah. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perencanaan Proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan dalam Pengumpulan Sampah

106 No perencanaan prosespengambilan dalam pengumpulan sampah 1 Selalu direncanakan 10 16,3 (>5 x 2 Direncanakan ( 4 x 7 11,7 3 Cukup direncanakan 1 1,6 (3 x 4 Kurang direncanakan 43 70,5 (< 3 x Berdasarkan tabel 5 yang didapat dari 61 responden pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo terdapat 16,3 % yang selalu merencanakan, 11,7 % yang merencanakan, 1,6 % yang cukup merencanakan, dan 70,5 % yang kurang merencenakan proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan sebelum melaksankan kegiatan pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa belumadanya perencanaan pada proses pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo dalam kegiatan proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengaturan Proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan dalam Pengelolaan Sampah No pengaturan proses pengambilan dalam pengumpulan sampah 1 Selalu diatur (> 5 x 6 9,8 2 Diatur (4 x 1 5 24, 6 3 Cukup diatur (3 x 4 6,6 4 Kurang diatur (< 3 x 3 59 6 Jumlah 6 1 10 0 Berdasarkan tabel 6 yang didapat dari 61 responden pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo terdapat 9,8 % yang selalu mengatur, 24,6 % yang mengatur, 6,6 % yang cukup mengatur, dan 59 % yang kurang mengatur proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan dalam melaksankan kegiatan pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaturan dalam proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan di Kecamatan pasar Muara Bungo.

107 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Proses Pengambilan dalam Pengumpulan Sampah No pelaksanaan proses pengambilan dalam pengumpulan sampah 1 Selalu melaksanakan ( 58 95 > 5 x 2 Dilaksankan ( 4 x 2 3,3 3 Cukup melaksanakan ( 1 1,6 3 x 4 Kurang melaksanakan ( < 3 x - - Berdasarkan tabel 7 yang didapat dari 61 responden pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo terdapat 95 % yang selalu melaksanakan, 3,3 % yang melaksanakan, 1,6 % yang cukup melaksanakan proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan dalam melaksankan kegiatan pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses pengumpulan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo telah berjalan dengan baik. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pengawasan Proses Pengambilan Sampah, Pengangkutan, dan Pemrosesan dalam Pengelolaan Sampah No Pengawasan Proses Pengambilan Dalam Pengumpulan Sampah 1 Selalu diawasi (> 5 x 25 40,9 2 Diawasi (4 x 4 6,6 3 Cukup diawasi (3 x 13 21,3 4 Kurang diawasi (> 3 x 19 31,1 Berdasarkan tabel 8 yang didapat dari 61 responden pengumpulan Bungo terdapat 40,9 % yang selalu mengawasi, 6,6 % yang mengawasi, 21,3% yang cukup mengawasi, dan 31,1 % yang kurang mengawasi proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan sampah dalam melaksankan kegiatan pengelolaan sampah sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah adanya pengawasan pada proses pengambilan sampah, pengangkutan, dan pemrosesan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo.

108 Tabel 9.Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Sarana Atau Peralatan Dalam Pengumpulan Sampah No Pelaksanaan sarana atau peralatan pengumpul sampah 1 Selalu dilaksanakan ( > 5 x seminggu ) 61 100 2 Dilaksanakan (4 x - - 3 Cukup Dilaksankan (3 - - x 4 Kurang Dilaksankan (<3 x - - Berdasarkan tabel 9 yang didapat dari 61 responden pengelolaan Bungo terdapat 61 % yang selalu melaksanakan/ menggunakan sarana atau peralatan dalam pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan untuk sarana atau peralatan pengelolaan sampah telah dilaksanakan dengan baik. Tabel 10.Distribusi Frekuensi Pengawasan Sarana Atau Peralatan Dalam Pengumpulan Sampah No Pengawasan sarana atau peralatan pengumpul sampah 1 Selalu dilaksanakan ( > 5 x 13 21, 3 2 Dilaksanakan ( 4 x 1 1,6 3 Cukup Dilaksanakan 8 13, ( 3 x 1 4 Kurang Dilaksanakan (<3 x 39 63, 9 Berdasarkan tabel 10 yang didapat dari 61 responden pengelolaan Bungo terdapat 21,3 % yang selalu mengawasi sarana atau peralatan, 1,6 % yang mengawasi, 13,1% yang cukup mengawasi, dan 63,9 % yang kurang mengawasi sarana atau peralatan setelah melaksanakan kegiatan pengumpulan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengawasan untuk sarana atau peralatan pengumpulan sampah. c. Petugas Tabel 11.Distribusi Frekuensi Perencanaan Petugas Kebersihan dalam Pengelolaan Sampah No perencanaan petugas kebersihan dalam pengumpulan sampah 1 Selalu direncanakan 7 11,5 (> 5 x 2 Direncanakan ( 4 x 8 13,1 3 Cukup direncanakan 12 19,7 (3 x 4 Kurang direncanakan (< 3 x 34 55,7

109 Berdasarkan tabel 11 yang didapat dari 61 responden pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo terdapat 11,5 % petugas yang selalu merencanakan, 13,1 % petugas yang merencanakan, 19,7 % petugas yang cukup merencanakan, dan 55,7% petugas yang kurang merencanakan kegiatan pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa belum adanya perencanaan pada diri petugas untuk proses pengambilan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pengaturan Petugas Kebersihan dalam Pengelolaan Sampah No pengaturan petugas kebersihan dalam pengumpulan sampah 1 Selalu diatur (> 5 x 5 8,2 2 Diatur ( 4 x 10 16,4 3 Cukup diatur ( 3 x 14 22,9 4 Kurang diatur (<3 x 32 52,5 Berdasarkan tabel 12 yang didapat dari 61 responden pengelolaan Bungo terdapat 8,2 % petugas yang selalu mengatur, 16,4 % petugas yang mengatur, 22,9 % petugas yang cukup mengatur, dan 52,5% petugas yang kurang mengatur kegiatan pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang adanya pengaturan atau pengorganisasian pada diri petugas untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Petugas Kebersihan dalam Pengumpulan Sampah No pelaksanaan petugas kebersihan dalam pengumpulan sampah 1 Selalu dilaksanakan (>5 x 60 98,4 2 Dilaksanakan (4 x - - 3 Cukup dilaksanakan - - (3 x 4 Kurang dilaksanakan 1 1,6 (< 3 x Berdasarkan tabel 13 yang didapat dari 61 responden pengelolaan Bungo terdapat 98,4 % petugas yang selalu melaksanakan dan 1,6% petugas yang kurang melaksanakan kegiatan pengumpulan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah adanya pelaksanaan petugas dalam mengelola Bungo.

110 Tabel 14.Distribusi Frekuensi Pengawasan Petugas Kebersihan dalam Pengumpulan Sampah No pengawasan petugas kebersihan dalam pengumpulan sampah 1 Selalu diawasi ( > 5 x 20 32,8 2 Diawasi ( 4 x 13 21,3 3 Cukup diawasi (3 x 9 14,8 4 Kurang diawasi (<3 x 19 31,1 Berdasarkan tabel 14 yang didapat dari 61 responden pengelolaan Bungo terdapat 32,8 % petugas yang selalu mengawsi, 21,3 % petugas yang mengawasi, 14,8 % petugas yang cukup mengawasi, dan 31,1% petugas yang kurang mengawasi kegiatan pengelolaan sampah. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah adanya pengawasan dari petugas setelah kegiatan pengelolaan sampah. 2. Pengelolaan Sampah Dilihat Dari Perhitungan Kelengkapan Sarana a. Perhitungan jumlah timbulan sampah Tabel 15. Timbulan Sampah Kecamatan Pasar Muara Bungo di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gamut Tahun 2017 No. Bulan Jumlah (ton) 1 Januari 903,81 2 Februari 836,2 3 Maret 892,8 4 April 864,5 5 Mei 892,8 6 Juni 864,5 7 Juli 892,8 8 Agustus 892,8 9 September 864,5 10 Oktober 892,8 11 November 701,72 12 Desember 807,83 Total 10.307,06 Sumber : DLH Kabupaten Bungo, 2017 Tabel 16. Jumlah Timbulan Sampah Harian Menurut Sumber Sampah Tahun 2017 No. Timbulan Jumlah (ton) Sampah Menurut Sumber Sampah 1 Pasar 32 2 Permukiman 25,17 3 Ruko 14 4 Jalan /saluran 0,14 5 Industri 1,29 6 Fasilitas umum 4 Total 76,6 Sumber : DLH Kabupaten Bungo, 2017

111 Sehingga didapat jumlah timbulan sampah pertahunnya sebagai berikut : Jumlah timbulan sampah harian x jumlah hari (1 tahun) Sehingga dapat diketahui persentase penanganan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo sebagai berikut : Sumber : DLH Kabupaten Bungo Maka jumlah timbulan sampah Kecamatan Pasar Muara Bungo pada tahun 2017 sebagai berikut : 76,6 ton x 365 = 27.959 ton Pelayanan penanganan persampahan dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut : Jadi pelayanan penanganan persampahan di Kecamatan Pasar Muara Bungo hanya 36,8 % yang terlayani sedangkan yang tidak terlayani sebanyak 63,2%. Peta titik pesebaran dapat dilihat pada gambar 1 dan : Gambar 1. Peta Titik Pesebaran TPS Sampah

112 b. Perhitungan Kebutuhan armada Pengumpul dan pengangkut sampah. Dimana Ka = Kapasitas alat Fp = faktor pemadatan alat pengumpul Rk = Ritasi alat pengumpul 1) Armada pengumpul 25,5 dibulatkan menjadi 26 Berdasarkan hasil perhitungan maka di Kecamatan Pasar Muara Bungo seharusnya memiliki 26 alat pengumpul sampah. 2) Armada pengangkut sampah Berdasarkan hasil perhitungan diatas di Kecamatan Pasar Muara Bungo hanya membutuhkan 5 armada pengangkut sampah. PENUTUP Kesimpulan Pengelolaan sampah di Kabupaten Muara Bungo Berdasarkan dari data yang ditemukan bahwa perencanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pengelolaan sampah di Kabupaten Muara Bungo sudah berjalan dengan baik. pengelolaan Bungo dalam pengelolaan sampah belum berjalan dengan baik dikarenakan ada beberapa indikator yang belum berjalan dengan baik. Berdasarkan : a) Dari hasil perhitungan timbulan sampah bahwa pelayanan persampahan di Kecamatan Pasar Muara Bungo masih sangat tidak berjalan dengan baik, karena dari hasil perhitungan sampah yang terlayani hanya 36,8 %. b) pelayanan alat pengumpul sampah belum berjalan dengan efisien ini disebabkan oleh minimnya jumlah alat pengumpul sampah yang ada di kecamata itu sendiri. c) pelayanan alat pengangkut sampah telah berjalan dengan baik ini disebabkan oleh telah mencukupinya jumlah pelayanan alat pengangkutan Bungo. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kecamatan Pasar Muara Bungo yaitu : masih adanya perencanaan pemerintah yang belum terlaksana, masih kurangnya armada pengumpul sampah yang tersedia, cakupan jalur rute pengumpulan sampah yang masih sempit, kurang adanya kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik, masih minimnya parasarana yang ada di

113 Kecamatan Pasar Muara Bungo, kurang adanya kesadaran dari petugas dalam pengelolaan sampah itu sendiri seperti pengawasan, pengaturan, dan perencanaan dalam bekerja. Saran a. Bagi pemerintah Kabupaten Bungo agar lebih memperhatikan sistem pengelolaan sampah yang ada dan lebih meningkatkan jumlah sarana atau peralatan yang digunakan dalam pengelolaan sampah khususnya sarana atau peralatan yang digunakan untuk kegiatan pengumpulan sampah. b. Bagi petugas agar lebih merencanakan, mangatur, dan mengawasi setiap melakukan pekerjaan baik itu dalam kegiatan pengumpulan sampah, pengangkutan maupun pemusnahan sampah agar terciptanya lingkungan yang bersih di daerah perkotaan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, suharsimi. (2006). prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bintarto, R. (1983). Interaksi Desa- Kota dan Permasalahannya, Jakarta: Ghalia Indonesia Budi, Utomo, Sulastro. (1999). BPK. Rekayasa Penyehatan, Surakarta: UNS Gulo, w. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia. Mardalis. (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Slamet, J.s.(2004). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo.2017.