BAB III PEMBAHASAN. jawab, serta proses bisnis dari perusahaan. Sub bab ini juga berisi analisis

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung dalam melakukan. manual yaitu dengan menggunakan dokumen. Hal ini mengakibatkan layanan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi menurut Hendi Haryadi dalam bukunya Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

suatu unit pelayanan kesehatan,yaitu rumah sakit di wilayah Kotamatsum. Pada tanggal 26 Februari 2000 Rumah Sakit Islam AL UMMAH

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, menyebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang barang atau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Sejarah Rumah Sakit Internasional Bintaro

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

Perbedaan jenis pelayanan pada:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dan dibutuhkan untuk suatu pekerjaan. Selain akan memberikan

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. dokter gigi, apotek, laboratorium, dan layanan beauty care. Berdiri sejak tahun

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembang dari APIKES PENA HUSADA SURABAYA, yaitu Akademi Rekam

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. Rumah Sakit Budi Lestari berupa rumah bersalin. Rumah Sakit ini

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Perusahaan Sub bab ini berisi gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, profil, lokasi, fasilitas, visi dan misi, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, serta proses bisnis dari perusahaan. Sub bab ini juga berisi analisis terhadap kondisi sistem informasi untuk mendukung bisnis yang berjalan. 3.1.1 Sejarah Perusahaan Seperti yang telah diketahui, Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia merupakan suatu fasilitas yang menyediakan pelayanan kesehatan yang didirikan oleh perorangan dengan tujuan untuk memberikan perawatan kepada masyarakat luas. Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia didirikan pada tahun 1990 di Pontianak, Kalimantan Barat tepatnya di Jalan Sungai Raya Dalam Ceria X. No.1. Seiring dengan perkembangannya, saat ini Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia yang memiliki pelayanan kesehatan lebih lengkap yaitu Unit Rawat Jalan dan Unit Rawat Inap. Unit pelayanan tersebut juga didukung oleh Laboratorium Klinis, Instalasi Farmasi, Ruang Bedah (OKA), Unit Gawat Darurat (UGD) dan sarana pendukung lainnya. Tenaga Ahli yang bekerja di Rumah Bersalin Mulia terdiri dari berbagai dokter, perawat dan bidan yang telah memiliki izin praktek. 26

27 Adapun visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi Menjadi penyedia layanan kesehatan terkemuka di Pontianak dan sekitarnya. 2. Misi Mengembangkan segala potensi tenaga kerja secara menyeluruh demi tercapainya pelayanan kesehatan terbaik dengan menyediakan dan mengembangkan secara terus-menerus seluruh sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan berbagai pihak agar dapat meluaskan jaringan pelayanan kesehatan sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Sesuai dengan Visi dan Misi Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia untuk menyediakan layanan kesehatan yang baik khususnya dari aspek kualitas dan dapat menjangkau lebih banyak pasien yang membutuhkan, maka pada tahun 2012 Rumah Bersalin Mulia telah menyediakan layanan kesehatan di tempat atau Onsite Medical Services. Layanan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi perusahaan atau instansi yang tidak memiliki klinik secara mandiri. Melalui layanan ini kami berharap dapat membantu perusahaan atau instansi terkait dalam penyediaan layanan kesehatan berkualitas secara terpadu di wilayah kerjanya masing-masing. Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia memiliki Badan Hukum berupa Yayasan dengan nama Yayasan Mulia Sentra Medika. Tujuan pembentukan yayasan ini adalah agar setiap unit atau kegiatan usaha kesehatan yang dijalankan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

28 3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi Pada umumnya setiap perusahan atau pun lembaga mempunyai suatu tujuan yaitu terjalinnya kerjasama yang baik diantara anggota dilingkungan kerja. Oleh karena itu diperlukannya suatu koordinasi yang baik dalam melakukan tugas dan fungsi dari masing-masing individu maupun kelompok dalam lembaga tersebut. Dengan adanya pembuatan struktur organisasi didalam suatu lembaga, maka diharapkan pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan. Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia memiliki struktur organisasi yang besar dan komplek. Karena memiliki karyawan dalam jumlah yang banyak serta adanya pembagian tugas yang jelas. Berikut adalah ruang lingkup peranan dan tugas serta tanggung jawab dari masing-masing karyawan.

29 Sumber: Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia (2018) Gambar III. 1 Struktur Organisasi Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia

30 Tugas pokok dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Direktur Wewenang dan tanggung jawabnya adalah menjalankan, mengurus dan memimpin Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia dalam menetapkan dan menertibkan kebijakan-kebijakan yang ada. Adapun tugas-tugasnya adalah: a. Mengambil keputusan. b. Membina hubungan baik dengan pegawai dan para pasien. c. Mempertanggung jawabkan segala aktifitas yang berjalan di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia serta mengontrol hasil kegiatan yang berjalan secara menyeluruh. 2. Sekretaris dan Hrd Sekretaris berperan dalam: a. Membantu pembuatan agenda kegiatan perusahaan. b. Melakukan pembuatan laporan serta berperan penting dalam menyimpan data-data dalam perusahaan. Human Resource Development (HRD) bertugas: a. Menyaring dan menempatkan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan. b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia. 3. Pimpinan Klinik Pimpinan klinik bertugas: a. Melaksanakan dan menyusun fungsi manajemen secara baik. b. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. c. Membina hubungan yang baik dengan bawahan.

31 4. Manager Umum Manager umum bertugas: a. Memimpin, mengatur, mengendalikan dan mengembangkan organisasi. b. Mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi. c. Menggali dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki organisasi dalam sebuah perusahaan. 5. Kasir dan Keuangan Kasir dan keuangan bertugas: a. Melayani pasien dalam melakukan pembayaran. b. Melakukan pembayaran obat-obat pesanan instalasi farmasi dalam memenuhi kebutuhan pasien. c. Penyelenggaraan penyusunan anggaran pengeluaran 6. Admin dan Rekam Medik Admin dan Rekam Medik bertugas: a. Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi rekam medis dan sistem informasi manajemen klinik. b. Melakukan pencatatan identitas pasien sebagai informasi kesehatan pasien. c. Melaksanakan kegiatan pelayanan pasien dalam menajemen dasar rekam medis dan informasi kesehatan. 7. Pelayanan Merencanakan operasional, memberi tugas, memberi petunjuk, mengatur dan mengevaluasi penyelenggaraan tugas bidang pelayanan.

32 a. Bagian Rawat Jalan Bagian rawat jalan bertugas: 1) Menyusun rencana dan program kerja intsalasi rawat jalan. 2) Mengawasi dan memantau seluruh kegiatan pelayanan kesehatan diintsalasi rawat jalan dalam rangka meningkatkan pemulihan kesehatan pasien. b. Bagian Rawat Inap Bagian rawat inap bertugas: 1) Melayani dan memberi bantuan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan. 2) Memberikan rehabilitasi medik, keperluan observasi dan diagnosa pasien. 3) Membantu pasien dalam masa penyembuhan. c. Bagian Kebidanan Bagian kebidanan bertugas: 1) Menyiapkan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran pelayanan dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan. 2) Memberikan bimbingan persalinan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. d. Bagian Anak Bagian anak bertugas: 1) Memberikan pelayanan dan perawatan komprehensif sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak.

33 2) Mengatur, memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan keperawatan anak. e. Bagian Umum Bagian umum bertugas: 1) Melakukan penyusunan, penerapan dan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan medis. 2) Menyusun perencanaan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan umum. f. Bagian UGD Bagian UGD bertugas: 1) Melaksanakan fungsi perencanaan, merencanakan pengembangan pelayanan sesuai kebutuhan (pengadaan, penggantian sarana/prasana medis). 2) Mengolah dan menganalisa jumlah kasus/pola penyakit dari data kunjungan di Unit Gawat Darurat (UGD). g. Bagian Farmasi Bagian farmasi bertugas: 1) Mengatur tambahan obat masuk dan merasionalkan penggunaan obat terhadap pasien. 2) Menyediakan informasi terhadap pemakaian obat kepada pasien. 3) Melakukan pemantauan pemakaian obat. h. Laboratorium Bagian laboratorium bertugas: Adapun tugas dan fungsi dari petugas laboratorium adalah sebagai berikut :

34 1) Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai indikasi dokter. 2) Melaksanakan pemeriksaan laboratorium diluar gedung bila diperlukan. 3) Bertanggung jawab atas pemeliharaan alat medis dan non medis di ruang laboratorium. i. Gedung dan Fasilitas Bagian gedung dan fasilitas bertugas: 1) Pengembangan strategi pengolahan gedung dan fasilitas perusahaan serta pemeliharaannya dan jasa. 2) Pengolahan stok dan distribusi pelaratan atau perlengkapan perusahaan. j. Business Development Bagian business development bertugas: 1) Melihat dan menganalisa potensi pemasaraan dan profit atau tidaknya proyek yang telah ada. Mengobservasi kinerja proyek yang telah ada. 2) Melihat peluang pengembangan bisnis yang memungkinkan dengan mengacu pada proyek bisnis yang telah ada. 3.2 Prosedur Sistem Berjalan Berdasarkan dari pengamatan yang dilaksanakan di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia, maka penulis mengambil prosedur perancangan sistem pelayanan pasien rawat jalan. Adapun prosedur sistem berjalan adalah sebagai berikut: 1. Pasien datang ke bagian administrasi untuk melakukan pendaftaran. 2. Bagian administrasi mengisi data pasien dan mengarahkan pasien untuk konsultasi ke ruang dokter. 3. Setelah pasien melakukan konsultasi, dokter memberikan resep obat.

35 4. Kemudian resep obat tersebut dibawa oleh pasien ke bagian administrasi dan pengambilan obat serta melakukan pembayaran. 5. Bagian administrasi memberikan rincian biaya (kwitansi) yang harus dibayar. 6. Bagian administrasi membuat laporan rawat jalan dan diserahkan kepada direktur Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia. 3.3 Use Case Diagram Use case Diagram menjelaskan mengenai aktor-aktor yang terlihat dengan perangkat lunak yang dibangun beserta proses-proses yang ada didalamnya.

36 Sumber: Hasil Observasi (2018) Gambar III. 2 Use case Diagram

37 3.4 Spesifikasi Dokumen Sistem Berjalan Yang dimaksud dengan spesifikasi sistem berjalan adalah perincian dari data bentuk dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses. Bentuk dokumen itu sendiri digolongkan dalam dua bagian, yaitu dokumen masukan dan dokumen keluaran. 3.4.1 Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan Bentuk dokumen masukan adalah bentuk dari dokumen-dokumen yang masuk atau diterima untuk proses. Dibawah ini adalah uraian bentuk dokumen masukan: 1. Nama Dokumen : Formulir Registrasi Fungsi Sumber Tujuan Frekuensi Media Jumlah : Untuk Data Rumah Bersalin : Pasien : Administrasi : Setiap datang berobat : Kertas : 1 Lembar Bentuk : Lihat Lampiran A-1 3.4.2 Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran Bentuk dokumen keluaran adalah bentuk dari dokumen-dokumen yang keluar atau dibuat untuk melakukan proses. Dibawah ini adalah uraian bentuk dokumen keluaran: 1. Nama Dokumen : Kwitansi Rawat Jalan Fungsi Sumber : Untuk Bukti Pembayaran : Administrasi

38 Tujuan Frekuensi Media Jumlah : Pasien : Setiap datang berobat : Kertas : 1 Lembar Bentuk : Lihat Lampiran B-1 2. Nama Dokumen : Resep Obat Fungsi Sumber Tujuan Frekuensi Media Jumlah : Untuk Pengambilan Obat : Dokter : Pasien : Setiap datang berobat : Kertas : 1 Lembar Bentuk : Lihat Lampiran B-2 3. Nama Dokumen : Laporan Rawat Jalan Fungsi Sumber Tujuan Frekuensi Media Jumlah : Untuk Rekapitulasi Rumah Bersalin : Pasien : Direktur : Setiap datang berobat : Kertas : 1 Lembar Bentuk : Lihat Lampiran B-3 3.5 Permasalahan Pokok Berdasarkan hasil riset pada Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia untuk sistem pelayanan pasien rawat jalan, penulis menemukan beberapa

39 permasalahan pokok yang mengganggu kelancaran aktivitas Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia. Kendala yang dihadapi Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia seperti seringkali terjadi kesalahan dalam mencari data pasien, sehingga memakan waktu yang cukup lama dalam pencarian data pasien rawat jalan. 3.6 Pemecahan Masalah Setelah menguraikan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia untuk sistem pelayanan pasien rawat jalan, penulis memberikan alternatif atau solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Alangkah baiknya Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Mulia menggunakan sistem pelayanan pasien rawat jalan yang terkomputerisasi sehingga keamanan data dapat terjamin karena sudah tersimpan ke dalam database dan mempermudah petugas untuk pencarian data pasien, sehingga dapat menghemat waktu dalam pencarian data pasien.