SESI 1. Konsep Dasar Sistem Administrasi Perpajakan Indonesia. Dibuat Oleh : Kenny Ardillah, S.E, M.Ak

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

Modul ke: Pengantar Perpajakan. 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yusar Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA. Program Studi Manajemen

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

Dasar-dasar Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

PERPAJAKAN PENGANTAR PERPAJAKAN. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

DASAR DASAR PERPAJAKAN. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

PENGANTAR PERPAJAKAN. Pengantar Pajak

Pengantar Perpajakan MINGGU 1

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

BAB I DASAR-DASAR PERPAJAKAN

PENGANTAR PERPAJAKAN. Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

Perpajakan I. Modul ke: 01FEB. Pengantar Perpajakan. Fakultas. Dra. Muti ah, M.Si. Program Studi AKUNTANSI

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Modul ke: Perpajakan. Pengantar Perpajakan. Fakultas FAKULTAS EKONOMI & BISNIS. Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP. Program Studi MANAJEMEN

Iuran rakyat ke negara. berdasarkan UU (memaksa) kepentingan negara. penggunaan publik. tanpa timbal balik ( non kontraprestasi)

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

TINJAUAN UMUM HUKUM PAJAK

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di negara Indonesia pajak sangatlah penting untuk menambah

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM TENTANG PEMALSUAN FAKTUR PAJAK

Pengantar Perpajakan. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PENGGOLONGAN PAJAK, JENIS PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI DALAM PAJAK

BAB II BAHAN RUJUKAN

FUNGSI PAJAK. 2.Fungsi Mengatur Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan berbagai kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERTEMUAN 2 DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN PAJAK FUNGSI PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

Iuran rakyat ke negara. berdasarkan UU (memaksa) kepentingan negara. penggunaan publik. tanpa timbal balik ( non kontraprestasi)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada

BAB 1 PERPAJAKAN INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Soemitro, S.H (1990) dalam Resmi (2013) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pembedaan dan Penggolongan Pajak didasarkan pada suatu kriteria,seperti:

BAB II BAHAN RUJUKAN

Utang Pajak. a. Pajak terutang b. Utang pajak. c. Timbulnya utang pajak d. Penetapan dan ketetapan pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR PERPAJAKAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

Modul Perpajakan PENGANTAR HUKUM PAJAK PEMERINTAH BERASAL DARI ALLAH PEMBAYARAN PAJAK SECARA IMAN KRISTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munawir Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pajak Pengertian Pajak Prof. Dr. Rochmat. Soemitro, SH Waluyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

TITIS RONALITA RESMADEWI NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

HUKUM PAJAK. Chandra Dewi Puspitasari, LL.M

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak secara umum adalah iuran wajib dari penduduk kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

PENGANTAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

MODUL PERKULIAHAN. Perpajakan. Pengantar Perpajakan. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01

BAB 2 LANDASAN TEORI. peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian pajak menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Resmi (2011):

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Transkripsi:

SESI 1 Konsep Dasar Sistem Administrasi Perpajakan Indonesia Dibuat Oleh : Kenny Ardillah, S.E, M.Ak

Mengapa diperlukan kesadaran membayar pajak +/- 80% APBN disumbang dari sektor pajak APBN masih mengandalkan penerimaan utama dari pajak Adanya upaya sistematis pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak melalui: Ekstensifikasi pajak Intensifikasi pajak

Kegiatan Ekstensifikasi Pajak Pemberian NPWP secara jabatan bagi wajib pajak orang pribadi yang berstatus sebagai karyawan (PPh di atas PTKP) Pemberian NPWP di lokasi usaha yang berada di sentra perdagangan atau perkantoran Pemberian NPWP atau PKP bagi pengusaha yang belum terdaftar Penentuan jumlah angsuran PPh pasal 25 dan atau jumlah PPN yang harus disetor Penentuan jumlah PPN yang terutang atas transaksi penjualan dalam tahun berjalan kepada pedagang eceran yang mempunyai usaha di sentra perdagangan

Kegiatan Intensifikasi Pajak Salah satu kegiatan intensifikasi pajak adalah untuk mengoptimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi DJP dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi. Kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar bertujuan untuk mengungkap laporan Wajib Pajak yang tidak benar karena banyak Wajib Pajak yang telah terdaftar tidak membayar pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku

PENGERTIAN PAJAK Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

PENGERTIAN PAJAK Prof.Dr.P.J.A.Adriani Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yg langsung dpt ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan Keempat atas UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pada pasal 1 angka 1 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

UNSUR-UNSUR DALAM PENGERTIAN PAJAK DIPUNGUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAPAT DIPAKSAKAN TDK DPT DITUNJUKKAN ADANYA KONTAPRESTASI SECARA LANGSUNG OLEH PEMERINTAH DIPUNGUT OLEH NEGARA (PUSAT/ DAERAH) DIPERUNTUKKAN BAGI PENGELUARAN- PENGELUARAN PEMERINTAH (JIKA SURPLUS DIGUNAKAN UNTUK PUBLIC INVESMENT)

BUDGETAIR REGULEREND REDISTRIBUSI DEMOKRASI FUNGSI PAJAK

FUNGSI PAJAK INDONESIA BUDGETER PENERIMAAN NEGARA REGULAIR DEMOKRASI REDISTRIBUSI MENGATUR PEREKONOMIAN UNTUK PERTUMBUHAN LEBIH CEPAT PENJELMAAN KEKELUARGA & KEGOTONG ROYONGAN RAKYAT TARIF PROGRESIF : GOL MAMPU DIKENAKAN TARIF YG LEBIH TINGGI

PERBEDAAN PAJAK RETRIBUSI MENDAPAT KONTRAPRESTASI SECARA LANGSUNG IURAN PUNGUTAN LANGSUNG

PERBEDAAN PAJAK SUMBANGAN YANG MENDAPATKAN MANFAAT ADALAH PENERIMA SUMBANGAN

PENGERTIAN HUKUM PAJAK (HUKUM FISKAL) KESELURUHAN DARI PERATURAN-PERATURAN YANG MELIPUTI WEWENANG PEMERINTAH UNTUK MENGAMBIL KEKAYAAN SESEORANG DAN MENYERAHKAN KEMBALI KE MASYARAKAT MELALUI KAS NEGARA

PEMBAGIAN HUKUM PAJAK HUKUM PAJAK MATERIAL HUKUM PAJAK FORMAL mengatur tentang obyek pajak, subyek pajak, besar pajak yang dikenakan timbul dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan WP UU PPh dan UU PPN tata cara untuk mewujudkan hukum material menjadi kenyataan UU KUP, UU PPSP, UU Pengadilan Pajak

PEMBAGIAN HUKUM PAJAK DAN PEMBEDAANNYA 1. Hukum Pajak Material Memuat norma-norma yang menerangkan tentang : keadaan-keadaan /perbuatan- perbuatan dan peristiwaperistiwa hukum yang harus dikenakan pajak Siapa-siapa yang harus dikenakan pajak? Berapa besar pajaknya? Dengan kata lain merupakan segala sesuatu tentang tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak dan pula hubungan hukum antara pemerintah dengan Wajib Pajak, termasuk didalamnya peraturan-peraturan yang memuat kenaikan, denda-denda dan hukuman-hukuman serta cara-cara tentang pembebasan dan pengembalian pajak.

PEMBAGIAN HUKUM PAJAK DAN PEMBEDAANNYA 2. Hukum Pajak Formil Peraturan-peraturan mengenai cara-cara untuk menjelmakan hukum pajak material menjadi suatu kenyataan dengan melindungi baik, baik Fiscus maupun wajib Pajak dan memberi jaminan bahwa hukum material dapat diselenggarakan dengan baik Memuat cara-cara penyelenggaraan mengenai penetapan suatu hutang pajak Kontrol pemerintah terhadap penyelenggaraan pemungutan Pajak Kewajiban para Wajib Pajak (sebelum dan sesudah menerima SKP) Prosedur pemungutan pajak

DASAR DAN TEORI PEMUNGUTAN PAJAK 1. TEORI ASURANSI 2. TEORI KEPENTINGAN 3. TEORI GAYA PIKUL 4. TEORI BAKTI

TEORI ASURANSI Pembayaran pajak disamakan dengan pembayaran premi.masyarakat seakan mempertanggungjawabkan keselamatan dan keamanan jiwanya kepada negara. TEPATKAH INI?

TEORI KEPENTINGAN NEGARA MELINDUNGI KEPENTINGAN HARTA DAN JIWA WARGA NEGARA DENGAN MEMPERHATIKAN BEBAN YANG HARUS DIPUNGUT DARI MASYARAKAT

TEORI GAYA PIKUL TIAP ORANG DIKENAKAN PAJAK DGN BOBOT SAMA (ADIL) SESUAI GAYA PIKUL DENGAN UKURAN BESARNYA PENGHASILAN DAN PENGELUARAN SESEORANG

TEORI BAKTI DISEBUT JUGA TEORI KEWAJIBAN PAJAK MUTLAK. PAJAK SEBAGAI BUKTI TANDA BAKTI MASYARAKAT KE NEGARA

TEORI GAYA BELI PAJAK UNTUK MEMELIHARA MASYARAKAT PAJAK DITEKANKAN UNTUK FUNGSI MENGATUR

PAJAK PENGHASILAN (PAJAK NEGARA DAN PAJAK DAERAH). Pengenaan pajak di Indonesia Negara Daerah PPh : UU. No. 7 Th. 1984 diubah UU. No. 36 Th 2008 PPN dan PPnBM: UU. No. 8 Th. 1983 diubah UU. No. 42 Th. 2009 Dasar hukum Pajak Daerah & Retribusi: UU No. 18 Th. 1997 diubah UU. No. 28 Th. 2009 PBB: UU. No. 12 Th. 1985 diubah UU. No. 28 Th 2009 Bea Meterai: UU. No. 13 Th. 1985 BPHTB: UU. No. 21 Th. 1997 diubah UU. No. 28 Th. 2009

JENIS-JENIS PAJAK PAJAK PUSAT Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM Bea Meterai PAJAK DAERAH PAJAK PROPINSI PKB, BBNKB, PBB, BPHTB, Pajak Rokok PAJAK KABUPATEN Pajak Hotel & Restoran Pajak Hiburan Pajak Radio

JENIS PAJAK MENURUT SIFATNYA PAJAK LANGSUNG PEMBEBANANNYA TIDAK DAPAT DILIMPAHKAN KE PIHAK LAIN PAJAK TIDAK LANGSUNG PEMBEBANANNYA DAPAT DILIMPAHKAN KE PIHAK LAIN PPh PPN

JENIS PAJAK MENURUT SASARAN/ OBYEKNYA PAJAK SUBYEKTIF PAJAK OBYEKTIF BERDASARKAN SUBYEK BARU DICARI OBYEKNYA PPh BERDASARKAN OBYEK BARU DICARI SUBYEKNYA PPN, PPnBM

MENURUT PEMUNGUTANNYA PAJAK PUSAT PAJAK DAERAH PPh,PPN PPnBM, Bea Materai Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Rumah Makan/Restoran dan Hotel

CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN PAJAK RIIL STELSEL FICTIVE STELSEL CAMPURAN

YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK ASAS TEMPAT TINGGAL ASAS KEBANGSAAN ASAS SUMBER

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK 1.OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM 2.SELF ASSSESSMENT SYSTEM 3.WITH HOLDING SYSTEM

Official Assessment Self Assessment Witholding System Wewenang berada ditangan pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang Wajib Pajak bersifat pasif. (hanya menunggu) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiscus Wewenang berada ditangan Wajib Pajak untuk menentukan pajaknya sendiri Wajib pajak bersifat aktif (menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar) Utang pajak timbul tanpa menunggu surat ketetapan pajak Wewenang berada di pihak ketiga yang ditetapkan oleh Peraturan Perpajakan untuk melaksanakan pemotongan dan pemungutan pajak Utang pajak timbul tanpa menunggu surat ketetapan pajak

Timbulnya Hutang Pajak Berkaitan dengan : 1. Pembayaran pajak 2. Memasukkan surat keberatan 3. Menentukan saat dimulai dan berakhirnya jangka waktu daluwarsa 4. Menerbitkan SKPKB, SKPKBT, dll 5. Menentukan besarnya denda maupun sanksi administratif lainnya

Berakhirnya Hutang Pajak 1. Pembayaran/Pelunasan 2. Kompensasi 3. Daluwarsa 4. Pembebasan/penghapusan

Tarif Pajak 1. Tarif tetap 2. Tarif proporsional 3. Tarif progresif Tarif progresif-proporsional Tarif progresif-progresif Tarif progresif-degresif Tarif degresif (menurun)

TUGAS 1. JELASKAN 3 MACAM YURISDIKSI PERPAJAKAN DAN MANAKAH YG BERLAKU DI INDONESIA? 2. JELASKAN JENIS-JENIS PAJAK DI INDONESIA? 3. JELASKAN 3 SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA, DAN MANAKAH YG BERLAKU DI INDONESIA? 4. JELASKAN TEORI-TEORI PEMUNGUTAN PAJAK, MANAKAH YANG SESUAI UTK DIBERLAKUKAN DI INDONESIA? MENGAPA? 5. CARILAH DATA APBN TAHUN ANGGARAN 2017 DAN ANALISISLAH BERAPA PROSENTASENYA PENERIMAAN PAJAK DIBANDINGKAN TOTAL PENERIMAAN DI APBN?