PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG Milawati Lalla 1), Sriwidayanti 1) 1 Fakultas Pertanian, Universitas Ichsan Gorontalo Email: ade_emharla@ymail.com Abstract Banana Skin Liquid Organic Fertilizer is organic fertilizer from ekstrac banana skin. This research aims to analysis at the growth and production of tomato plants at different doses of POC banana skin. The research was carried out during the ± three month from January up to March 2017 in the village of Lomaya, Gorontalo Province. The method used is the Randomized Completely Block Design (RCBD/RAK) which consists of 4 treatments P0 (control), P1 (150 ml), P2 (250 ml) and P3 (350 ml) and repeat 3 times. The observed variables are high number of plants, the leaves, the number of branches, number of fruit and fruit weight. The influence of POC for treatments used ANOVA test, then conducted further tests by using the test further BNJ. The research results showed that the granting of various doses of POC banana skin give towards high value added real influence plant, number of branches, number of fruit and heavy fruit plants tomato. P3 dose (350 ml) gives the best results on all variables Keywords: Tomato, Liquid Organic Fertilizer, Banana Skin Waste-Extract 1. PENDAHULUAN Pembangunan sektor pertanian merupakan program unggulan pemerintah, sehingga dari tahun ke tahun terus dikembangkan. Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, dan karbohidrat. Tomat adalah sdalah satu komoditas hortikultura yang penting mengandung vitamin C dan vitamin A yang dapat mencegah sariawan dan rabun mata (Fitriani, 2012). Dalam buah tomat mengandung 30 kalori, vitamin C 40 mg, vitamin A 1.500 SI, zat besi, kalsium (Tugiono, 2010). Di Gorontalo, tomat merupakan salah satu komoditi hortikultura yang sangat penting karena pemanfaatan tomat yang tidak dapat lepas dalam konsumsi sehari-hari. Namun kendala yang dihadapi petani adalah penurunan luasan areal penanaman tomat yang berdampak pada penurunan hasil tomat, sehingga mendorong petani menggunakan bahan kimia dalam kegiatan budidaya untuk meningkatkan produksinya. Berdasarkan data BPS (2016), pada tahun 2013 dengan luas panen 531 ha dengan produktivitas mencapai 3,7 ton/ha, pada tahun 2014 dengan luas panen 492 ha dengan produktivitas 3,4 ton/ha, pada tahun 2015 dengan luas panen 314 ha dengan produktivitas 3,6 ton/ha. Peningkatan produksi tomat di Provinsi Gorontalo terdapat kendala dengan penurunan tingkat kesuburan tanah akibat penggunaan bahan kimia secara terus menerus sehingga perlu adanya penggunaan bahan organik untuk mengurangi penggunaan bahan anorganik. Salah satu bahan organik yang dapat digunakan adalah pupuk orgnaik cair kulit pisang. Pemanfaatan kulit pisang sebagai pupuk belum banyak diketahui oleh petani sehingga sejauh ini kulit pisang hanya menjadi limbah organik yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Kulit pisang mengandung unsur P, K, Ca, Mg, Na, Zn masing-masing berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berdampak pada jumlah produksi yang maksimal (Hery, 2011). Kandungan yang terdapat di kulit pisang 1
Milawati Lalla & Sriwidayanti. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat... 2 yakni protein, kalsium, fosfor, magnesium, sodium dan sulfur (Susetya, 2012 dalam Gito, 2016). Pupuk cair kulit pisang dengan bioaktivator EM-4 mengandung N sebanyak 0,17%, P 106,53 ppm, K 1686,60 ppm (Sringsih, 2014 dalam Saragih, 2016). Limbah kulit pisang ini dapat dibuat sebagai pupuk kompos cair, karena lebih efektif diserap oleh tanaman dan tanaman dapat menyerap nutrisi dengan cepat, sehingga dengan memberikan pupuk kompos cair melalui penyiraman, nutrisi dan unsur hara akan lebih cepat diserap dan diproses oleh tanaman (Rambitan dan Sari, 2013). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, telah dilakukan analisis pada pupuk organik padat dan cair dari kulit pisang yang dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, maka dapat diketahui bahwa kandungan unsur hara yang terdapat di pupuk padat kulit pisang yaitu, C-organik 6,19%, N- total 1,34%, P2O5 0,05%, K2O 1,478%, C/N 4,62% dan ph 4,8 sedangkan pupuk cair kulit pisang yaitu, C-organik 0,55%, N-total 0,18%, P2O5 0,043%, K2O 1,137%, C/N 3,06% dan ph 4,5 (Manurung, 2011). 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan kurang lebih tiga bulan dari bulan Januari 2017 sampai Maret 2017 di Desa Lomaya, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, ember, penggaris, gelas ukur, pisau, timbangan, saringan, dan pengaduk. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat servo, 10 kg kulit pisang, 1 kg gula aren, 10 liter air, 250 ml EM4 dan tray. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 12 petak percobaan dengan mengamati 6 sampel tanaman setiap petak percobaan jadi terdapat 72 tanaman pengamatan. Perlakuan terdiri atas: P0 : kontrol (tanpa pemberian pupuk) P1 : Dosis pupuk 150 ml/petak P2 : Dosis pupuk 250 ml/petak P3 : Dosis pupuk 350 ml/petak Aplikasi pemupukan dilakukan sebanyak empat kali yaitu pada umur tanaman 10, 20, 30, dan 40 HST. Pengamatan dilakukan setiap minggu (tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang) dan saat panen (jumlah dan bobot buah). Pelaksanaan Penelitian Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul hingga gembur kemudian dibuat bedengan ukuran ±2 m x 1 m. Setelah itu, diberikan pupuk dasar (kotoran sapi) sebanyak 3 kg/bedengan. Persemaian Benih disemai menggunakan tray, media persemaian campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap lubang tray diisi satu benih. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Kulit Pisang Pembuatan POC yang berasal dari kulit pisang dilakukan dengan menyiapkan 10 kg kulit pisang, dipotong bagian pangkal dan ujungnya sehingga menyisahkan kulit pisangnya saja, kemudian ditumbuk sampai halus. Kulit pisang yang telah halus dimasukkan ke dalam wadah (ember), lalu ditambahkan juga 10 liter air, 1 kg gula aren, dan 250 ml EM4, diaduk rata. Setelah tercampur dengan rata, wadah tersebut ditutup dengan plastik dan didiamkan selama 2 minggu. POC yang siap digunakan yaitu warna menjadi coklat dan tidak berbau menyengat. Satu liter pupuk organik cair diencerkan dengan 10 liter air sumur.
3 PRIMORDIA VOLUME 14, NOMOR 1, APRIL 2018 Penanaman Penanaman tomat dilakukan pada sore hari. Lubang tanam dengan diameter ± 5 cm, dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, Jarak antar tanaman ± 60 70 cm. Pemupukan Pemupukan tanaman tomat dilakukan sebanyak 4 kali yaitu saat tanaman berumur 10 40 HST, dengan dosis sesuai dengan perlakuan. Variabel Pengamatan Fase Vegetatif Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang sampai pada titik tumbuh, yang diukur setiap 7 hari dimulai pada saat umur tanaman 7, 14, 21 dan 28 HST. Jumlah daun yang muncul dihitung pada setiap pengamatan umur 7, 14, 21 dan 28 HST Jumlah Cabang Jumlah cabang dihitung saat umur tanaman 21, 28 dan 35 HST. Fase Generatif Jumlah Buah Pertanaman (buah) Jumlah buah dihitung secara keseluruhan pada saat panen pertama, panen kedua dan panen ketiga. Berat Buah Pertanaman Berat buah ditimbang secara keseluruhan pada saat panen pertama, panen kedua dan panen ketiga. Hasil analisis statistik yang menunjukan pengaruh yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf signifikan 5%. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman merupakan variabel pengamatan yang diamati pada saat tanaman berumur 7 HST sampai tanaman berumur 21 HST, menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan nyang nyata antar perlakuan pupuk organik cair kulit pisang, namun pada pengamatan 28 HST terdapat pengaruh nyata antar perlakuan dan perlakuan P3 memberikan hasil tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Pertambahan rata-rata tinggi tanaman tomat selama 4 kali pengamatan dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Perlakuan POC Kulit Pisang Perlakuan 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST P0 8,70 16,40 33,80 46,10a P1 11,20 21,00 38,10 56,50a P2 10,00 21,50 39,30 60,50b P3 12,10 22,50 43,40 60,60b % Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggu pengamatan namun tidak signifikan pada umur 7, 14, dan 21 HST. Pada umur 28 HST tinggi tanaman P2 dan P3 berbeda nyata dengan P0 dan P1. Hasil analisis ragam pada variabel jumlah untuk pengamatan 7, 14, 21 dan 28 HST tidak menunjukkan pengaruh nyata antar perlakuan. Namun demikian, secara matematis pada perlakuan P3 menghasilkan jumlah daun terbanyak. Pertambahan rata-rata jumlah daun tomat selama 4 kali pengamatan dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Tomat pada Perlakuan POC Kulit Pisang Perlakuan 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST P0 6,60 9,30 11,70 15,60 P1 6,70 9,60 12,40 16,70 P2 6,80 10,00 12,60 17,60 P3 6,90 10,30 13,00 17,80
Milawati Lalla & Sriwidayanti. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat... 4 Jumlah Buah (buah) Data variabel jumlah buah tomat dihitung pada saat panen dan pengambilan data dilakukan selama 3 kali panen yaitu pada panen pertama, kedua dan ketiga. Perlakuan dosis POC berpengaruh nyata terhadap jumlah buah tomat yang dihasilkan. Jumlah buah tomat selama 3 kali panen dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Tomat Perlakuan Panen I Panen II Panen III P0 3,20 a 10,20 a 16,90 a P1 (150 ml) 3,90 a 13,80 b 19,10 b P2 (250 ml) 4,50ab 16,60 b 20,30 b P3 (350 ml) 5,30 b 18,80 b 23,90 b BNJ 5% 0,82 2,42 1,25 Informasi dalam Tabel 3 menunjukkan perlakuan P3 menghasilkan buah tomat terbanyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan berbeda nyata dengan P0 namun tidak berbeda nyata dengan P1 dan P2. Hal ini dapat dijelaskan bahwa peningkatan dosis POC yang digunakan tidak secara signifikan peningkatan jumlah buah tomat. Berat Buah Data variabel berat buah diperoleh pada saat panen selama 3 kali masa panen yaitu panen pertama, kedua dan ketiga. Buah yang dipanen ditimbang sesuai perlakuan yang dicobakan. Diagram berat buah tomat saat panen dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-Rata Berat Buah Tomat pada Perlakuan POC Kulit Pisang Perlakuan Panen I Panen II Panen III P0 146,10 a 432,10 a 698,40 a P1 (150 ml) 192,80 a 575,00 b 778,40 a P2 (250 ml) 206,10 a 672,80 b 918,40 ab P3 (350 ml) 260,90 b 782,20 b 1.030,90 b BNJ 5% 58,85 77,14 157,92 Informasi yang terdapat dalam Tabel 4 menunjukkan P3 menghasilkan bobot buah tertinggi dibanding dengan perlakuan lainnya. Pada panen I perlakuan P3 berbeda nyata dengan 3 perlakuan lainnya. Namun pada penen II hanya berbeda nyata dengan P0. Sedangkan pada panen III perlakuan P3 berbeda nyata dengan P0 dan P1. Total hasil panen untuk 3 kali panen adalah P0 menghasilkan 1.276,6 gram/tanaman (1,2 kg/tanaman), P1 menghasilkan 1,55 kg/tanaman, P2 sebanyak 1,8 kg/tanaman dan P3 sebanyak 2,07 kg/tanaman. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis ragam maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Pemberian pupuk organik cair kulit pisang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 28 HST, jumlah buah dan bobot buah pada panen pertama, kedua dan ketiga, dan (2) Dosis pupuk organik cair kulit pisang 350 ml (P3) memberikan hasil terbaik di antara perlakuan lainnya pada semua variabel yang diamati 5. REFERENSI BPS, 2016. Gorontalo Dalam Angka. Provinsi Gorontalo Fitriani, E. 2012. Budidaya Tomat. Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Gito, Asmadi dan Suharno, 2016. Pemanfaatan Kulit Buah Pisang Kepok dengan Penambahan Bioaktivator EM- 4 Sebagai Pupuk Organik Cair. Jurnal Sanitarian Volume 8 No.3 Desember 2016. Hal 328-336. Heri, M. 2011. Manfaat dan Kandugan Pisang. Bumi Aksara, Yogyakarta. Manurung, H, 2011, Aplikasi Bioaktivaktor (Effective Microorganisme dan Orgadec) Untuk Mempercepat Pembentukan Komposisi Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca L). Skripsi FMIPA Biologi Universitas Mulawarman. Malang.
5 PRIMORDIA VOLUME 14, NOMOR 1, APRIL 2018 Rambitan dan Sari, 2013. Pengaruh Pupuk Kompos Cair Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Jurnal Edubio Tropika, Vol. 1 No 1 hal 1 60, FKIP Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. Saragih,E., 2016. Pengaruh Pupuk Organik Cair Pisang Kepok Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi. Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tugiono,H.,2010. Bertanam Tomat Edisi Revisi. Penebar Swadaya Jakarta