BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan nugget dan pengujian organoleptik dilaksanakan di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

PENAMBAHAN JAMBU BIJI MERAH TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK BEKATUL UNTUK ANAK OBESITAS

MATERI DAN METODE. Materi

METODOLOGI PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. laboraturium Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

I. METODOLOGI PENELITIAN

: Methanol, DPPH, alumunium foil. antioksidan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III METODOLOGI A.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen laboratorium dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Tahap awal dalam penelitian ini adalah mendesain pengembangan formulasi berdasarkan diet obesitas pada anak yaitu dengan prinsip energi rendah dan serat tinggi serta dengan syarat diet yaitu 1200 kkal/hari, protein 20%, lemak 30%, karbohidrat 50%dan serat 25 gram per hari (Hidayati, 2012).Porsi kecil disediakan untuk makan pagi karena jumlah yang disediakan cukup 20-25 % dari kebutuhan sehari (Kemenkes RI, 2014). Bahan utama pembuatan flakes adalah tepung bekatul dan tepung tempe. Setelah dilakukan pengembangan formulasi, maka diperoleh 3 jenis formulasi, masing-masing formulasi dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Sehingga jumlah unit percobaan adalah 9 unit. Replikasi secara lengkap disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Rancangan Acak Lengkap Taraf Perlakuan % (Tepung bekatul : Tepung tempe) Keterangan : X 11,X 12,X 13,..., X 33 : unit penelitian Replikasi 1 2 3 F1 (88:12) X 11 X 12 X 13 F2 (82:18) X 21 X 22 X 23 F3 (76:24) X 31 X 32 X 33 Setiap unit penelitian mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan perlakuan, maka dalam penempatan unit penelitian digunakan randomisasi atau pengacakan dengan langkah-langkah disajikan pada Lampiran 1 danlay out penelitian disajikan Tabel 12. 37

Tabel 12. Lay-Out Randomisasi 1 2 3 X 31 X 32 X 21 4 5 6 X 12 X 13 X 23 7 8 9 X 33 X 22 X 11 Keterangan: 1, 2,..,9 : Nomor Urut F 1, F 2, F 3 : Unit Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2018, bertempat di: 1. Laboratorium Teknologi Pangan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang untuk proses pengolahan sereal flakes. 2. Laboratorium Nutrisi dan Peternakan Fakultas Petanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang untuk analisis mutu kimia sereal flakes. 3. Laboratorium Organoleptik Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang untuk uji organoleptik sereal flakes. C. Alat dan Bahan 1. Alat A. Pengolahan Tepung Tempe - Baskom - Parutan gobet - Ayakan - Risopan - Pisau - Timbangan makanan - Loyang - Oven B. Pengolahan Sereal Flakes - Piring alumunium - Baskom besar - Timbangan triple beam - Mangkok - Sendok 38

- Gelas belimbing - Plastik - Teflon kue semprong listrik (merk akebonno) C. Analisis Nilai Mutu Kimia 1) Analisa kadar air - Botol timbang tertutup - Eksikator - Oven - Neraca analitik 2) Analisa kadar abu - Cawan porselen - Neraca analitik - Desikator penjepit cawan - Pembakar bunsen - Tanur - Oven 3) Analisa kadar protein - Labu kjeldahl 100 ml - Alat penyulingan dan kelengkapannya - Pemanas listrik/pembakar - Neraca analitik 4) Analisa kadar lemak - Kertas saring - Labu lemak - Alat soxhlet - Pemanas listrik - Oven - Neraca analitik - Kapas bebas lemak 5) Analisa kadar karbohidrat Kadar karbohidrat dianalisis menggunakan metode By Difference. Kadar karbohidrat merupakan selisih 100% dengan persen total protein dan lemak (Soeditomo,2000). Alat yang digunakan untuk 39

analisis kadar karbohidrat dengan metode by difference adalah alat tulis dan kalkulator. 6) Analisa kadar serat - Neraca analitik - Pendingin - Corong buncher - Pompa vakum D. Analisis Mutu Organoleptik dengan Hedonic Scale Test - Form kuisioner (lampiran 2) - Alat tulis - Sendok - Nampan - Cup gelas kecil E. Penentuan taraf perlakuan terbaik 2. Bahan - Form kuisioner (lampiran 3) a) Bahan pengolahan Bahan yang digunakan pada pengolahan sereal flakes adalah tepung bekatul, tepung tempe, tepung tapioka, gula pasir, minyak jagung, garam dan susu skim. Serta untuk spesifikasi bahan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Spesifikasi Bahan Penyusun Sereal Flakes Bahan Gambar Spesifikasi Tepung bekatul Tepung bekatul berwarna coklat muda, telah diproses sehingga dapat dikonsumsi atau digunakan untuk bahan pengolahan makanan. Merk dagang ACM 40

Bahan Gambar Spesifikasi Tepung tempe Tepung tempe berwarna kecoklatan dan tidak mengumpal. Tepung beras Tepung beras berwarna putih bersih, tidak berkutu, dan mengumpal, merk dagang Rose Brand Susu bubuk skim Susu bubuk skim atau susu rendah lemak, dengan tinggi kalsium, rasa original, merk dagang Tropicana Slim Skim Milk kemasan kotak. Gula pasir Gula pasir kristal putih baik dan tidak mengumpal. Minyak jagung Minyak jagung rendah lemak jenuh, mengandung omega 3, merk Tropicana Slim minyak jagung 41

Bahan Gambar Spesifikasi Garam Garam dengan kadar KIO 3 > 30 80 ppm sesuai dengan syarat mutu (SNI), merk cap Kapal dengan berat 250 gram per bungkus. b) Bahan Analisis Mutu Kimia 1) Bahan analisis kadar air - Sereal 2) Bahan analisis kadar abu - Sereal 3) Bahan analisis kadar protein - Sereal - Tablet kjehldal - H2SO4 pekat - Indikator pp - Reagen NaOH-thio - Asam borat - Indikator MR-BCG - HCL 0,02 N - Aquades 4) Bahan analisis kadar lemak - Sereal - Kloroform 5) Bahan analisis kadar serat kasar - Sereal - Alkohol 95% c) Analisis Mutu Organoleptik dengan Hedonic Scale Test - Sereal - Air mineral 42

D. Variabel Penelitian Variabel bebas (independent variable) : Formulasi tepung bekatul dan tepung tempe pada sereal flakes. Variabel terikat (dependent variable) : kadar zat gizi (air, abu, karbohidrat, protein, lemak dan serat kasar) dan nilai energi serta mutu organoleptik (rasa, warna, aroma, dan tekstur). 43

E. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Nama Variabel Variabel Proporsi tepung Perbandingan variasi bekatul dan perlakuan tepung tepung tempe bekatul dengan tepung tempe yang dinyatakan dalam persen (%) Kadar air sereal Jumlah atau banyaknya flakes air dalam sereal flakes yang dianalisis dengan menggunakan metode pengabuan kering berdasarkan SNI 01-2891-1992 butir 5.1 Kadar abu sereal Jumlah atau banyaknya flakes abu dalam sereal flakes dianalisis dengan menggunakan metode pengabuan kering berdasarkan AOAC 2005 Bab 4 butir 4.1.10 metode 942 Kadar protein Jumlah protein dalam sereal flakes sereal flakes yang dianalisis dengan metode kjeldahlberdasarkan SNI 01-2891-1992 butir 7.1 Kadar lemak Jumlah lemak dalam sereal flakes sereal flakes dianalisis dengan metode soxhlet Hasil Ukur F1 (88:16) F2 (82:18) F3 (76:24) Dinyatakan dalam persen (%) Dinyatakan dalam persen (%) Dinyatakan dalam persen (%) Dinyatakan dalam persen (%) Skala Ukur Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio 44

Nama Variabel Definisi Operasional Variabel Hasil Ukur Skala Ukur berdasarkan SNI 01-2891-1992 butir 8.1 Kadar karbohidrat Jumlah karboohidrat Dinyatakan Rasio sereal flakes dalam sereal flakes dalam persen yang dianalisis dengan (%) metode by different Kadar serat kasar Jumlah atau banyaknya Dinyatakan Rasio sereal flakes serat kasar dalam dalam persen sereal flakes yang (%) dianalisis berdasarkan SNI 01-2891-1992 butir 11 Nilai energi sereal Banyaknya ernergi Dinyatakan Rasio flakes yang tersedia dalam dalam satuan sereal flakes yang kkal dapat ditetapkan melalui perhitungan empiris dengan metode Atwater Mutu organoleptik Tingkat kesukaan 1= sangat Ordinal sereal flakes panelis warna, aroma, tidak suka rasa dan tekstur sereal 2= tidak suka flakes dengan 3= suka substitusi tepung 4= sangat bekatul dan tepung suka tempe dengan hedonic scale test F. Tahapan Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu : 1. Penelitian pendahuluan 45

Tujuan dari penelitian pendahuluan adalah untuk memperkuat secara ilmiah penelitian yang akan dilakukan, untuk mengetahui proporsi formulasi tepung bekatul dantepung tempe pada pengolahan sereal flakes. Berdasarkan pemenuhan kecukupan gizi pada anak usia 7-9 tahun dengan syarat diet yaitu 1200 kkal/hari, protein 20%, lemak 30%, karbohidrat 50% dan serat 25 gram per hari (Hidayati, 2012) serta untuk memenuhi sebagian (25%) kebutuhan sarapan (Kemenkes, 2014)disajikan pada Tabel 14 dan formulasi sereal flakes disajikan pada Tabel 15. Tabel 14.Kecukupan Gizi Sarapan Zat Gizi Kebutuhan per hari Kecukupan sarapan 25% Energi (kkal) 1200 300 Protein (gram) 60 15 Lemak (gram) 40 10 Karbohidrat (gram) 150 37,5 Serat (gram) 25 6,25 Tabel 15.Formulasi Flakes Tepung Bekatul dan Tepung Tempe Bahan makanan Perlakuan (gram) F1 F2 F3 Tepung bekatul 45 42 39 Tepung tempe 6 9 12 Tepung beras 9 9 9 Telur ayam 5 5 5 Susu bubuk skim 10 10 10 Gula 5 5 5 Minyak jagung 2 2 2 Berikut akan disajikan kandungan gizi formulasi flakes tepung bekatul dan tepung tempe berdasarkan formulasi yang dihasilkan dan memenuhi kecukupan sarapandisajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Proporsi Tepung bekatul dan Tepung tempe Proporsi (%) (Tepung Bekatul : Tepung Tempe) Nilai protein (gram) Kadar lemak (gram) Kadar karbohidrat (gram) Kadar Serat (gram) Energi (kkal) F1 (88 : 12) 13,6 14,0 37,4 6,2 317,3 F2 (82 : 18) 14,5 14,1 36,4 5,9 319,8 F3 (76 : 24) 15,4 14,2 35,5 5,6 322,3 46

2. Penelitian utama Penelitian utama dilakukan pengolahan sereal flakes, analisis mutu kimia (karbohidrat, protein, lemak dan serat kasar), nilai energi dan mutu organoleptik. a. Pengolahan tepung tempe Memperkecil ukuran tempe dengan memotong tempe Mengukus tempe dalam dandang selama 10 menit dimulai setelah air mendidih Memperkecil ukuran tempe yang akan dikeringkan dengan menggunakan diparut gobet Meletakkan parutan tempe di atas loyang alumunium lalu memasukkan dalam oven dengan suhu 60 o C selama 7 8 jam Menghaluskan tempe yang sudah dikeringkan menggunakan blender dan mengayak menggunakan ayakan 80 mesh Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan tepung tempe (Umar,2013 dengan modifikasi) b. Pengolahan sereal flakes Bahan yang digunakan dalam pengolahan sereal flakes, disajikan pada Tabel 17 dan diagram alir proses pengolahan sereal flakes. Tabel 17. Komposisi Tiap Perlakuan dalam Pengolahan Sereal Flakes Bahan Jumlah bahan masing-masing Taraf Perlakuan (g) F1 F2 F3 Tepung bekatul 31 29 27 Tepung tempe 6 8 10 Tepung beras 15 15 15 Telur ayam 5 5 5 Susu skim 15 15 15 Gula pasir 10 10 10 Minyak jagung 5 5 5 TOTAL 87 87 87 47

1. Diagram alir pembuatan sereal flakes Penimbangan semua bahan untuk masing-masing percobaan Pencampuran pada mangkok diawali dengan pencampuran semua bahankering, telur dan minyak jagung sambil ditambah dengan air sambil diaduk dengan sendok sampai homogen Memasukkan adonan ke dalam alat cetakan kue semprong sebagai alternatif pengolahan sereal flakes Setelah menjadi kepingan sereal, melakukan size reduction Pencampuran sereal dengan air hangat dan susu bubuk skim Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan susu sereal (Sholihah,2017 dengan modifikasi) G. Metode Analisis 1. Mutu Kimia a. Kadar air Kadar air dianalisis menggunakan metode oven menurut SNI 01-2891-1992. Prinsip metode iven yaitu kehilangan bobot pada pemanasan 105 o C dianggap sebagai kadar air yang terdapat pada contoh. Prosedur analisis kadar air disajikan pada Lampiran 17.1. b. Kadar abu Kadar abu dianalisis menggunakan metode pengabuan kering menurut AOAC (2005). Prosedur analisis kadar abu dijelaskan pada Lampiran 17.2. c. Kadar Protein Kadar protein dianalisis menggunakan metode kjeldahl menurut SNI 01-2891-1992. Prinsip metode kjeldahl yaitu peneraan jumlah protein secara empiris berdasarkan jumlah N (Nitrogen) didalam bahan, setelah dioksidasi amonia (hasil konversi senyawa N) bereaksu dengan asam menjadi amonium sulfat. Dalam kondisi basa, amonia 48

diuapkan dan kemudian ditangkap dengan larutan asam. Jumlah N ditentukan dengan titrasi HCl atau NaOH. Prosedur analisis kjeldahl terlampir (Lampiran 17.3). d. Kadar lemak Kadar lemak dianalisis menggunakan metode soxhlet menurut SNI 01-2891-1992. Prinsip metode soxhlet adalah ekstraksi lemak bebas dengan pelarut non polar. Prosedur analisis kandungan kadar lemak disajikan dalam Lampiran 17.4. e. Kadar Serat Kasar Kadar serat kasar dianalisis menggunakan metode analisis serat kasar berdasarkan SNI 01-2891-1992. Prinsip metode analisis serat kasar yaitu ekstraksi contoh dengan asam basa untuk memisahkan serat kasar dari bahan lain.prosedur analisis kandungan kadar serat kasar disajikan dalam Lampiran 17.5. f. Kadar Karbohidrat (by different) Kadar karbohidrat per 100 gram: 100 (kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar protein) gram 2. Nilai Energi dengan Metode Atwater Analisis Nilai Energi dengan Metode Atwater dengan menggunakan rumus: (4 x kadar protein) + (9 x kadar lemak) + (4 x kadar karbohidrat) 3. Mutu Organoleptik Uji organoleptik yang dilakukan meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur dengan menggunakan 20 panelis semi terlatih. Bahan disajikan secara acak dengan kode tertentu. Pengujian merupakan uji kesukaan Hedonic Scale Test dengan skala 1 4 yaitu :(1) sangat tidak suka.(2) tidak suka, (3) suka,(4) sangat suka. Panelis yang digunakan untuk uji mutu organoleptik adalah panelis semi terlatih. Panelis semi terlatih merupakan jenis panel yang telah mendapat pelatihan mengenai cara melakuan pengujian sensori secara umum, yaitu 20 orang dari mahasiswa Gizi Politeknik Kesehatan Malang dengan kriteria: - Saat pelaksanaan tidak boleh dalam keadaan lapar atau kenyang - Dalam keadaan sehat 49

- Bersedia menjadi panelis Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini yaitu: - Panelis ditempatkan pada ruang laboratorium penilaian mutu organoleptik. - Masing-masing produk diletakkan pada cupgelas kecil. - Setiap kali selesai menilai satu unit perlakuan maka untuk menghilangkan rasa dari unit yang sebelumnya panelis diberikan air putih (Soekarto, Soewarno T, 1985). Panelis diharapkan untuk menilai sampel dan diminta untuk mengisi kuesioner uji mutu organoleptik seperti yang terlampir pada Lampiran. 4. Penentuan Perlakuan Terbaik Penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektifitas. Metode tersebut dilakukan dengan cara mengukur beberapa variabel yang memengaruhi mutu produk pengembangan tepung bekatul dan tepung tempe sebagai bahan subsitusi pada sereal flakes untuk obesitas yang dihasilkan seperti kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, dan energi serta warna, rasa, aroma, dan tekstur. Panelis kemudian diminta untuk memberikan pendapat yaitu variabel mana yang menurut panelis memengaruhi mutu dan memberikan nila pada variabel tersebut. Panelis dapat memberikan nilai yang sama pada variabel yang dianggap memberikan pengaruh yang sama pentingnya terhadap produk pengembangan tepung bekatul dan tepung tempe sebagai bahan substitusi pada sereal flakes untuk obesitas. Panelis diharapkan untuk mengisi form penilaian perlakuan terbaik, sebagaimana disajikan pada Lampiran. Kriteria responden yaitu: - Mengetahui tentang sereal flakes - Mengetahui tentang sasaran pemberian sereal flakes, yaitu anak dengan obesitas H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Mutu Kimia dan Nilai Energi Pengolahan data mutu kimia dan nilai energi produk pengembangan tepung bekatul dan tepung tempe subtitusi pada sereal flakes bertujuan 50

untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan substitusi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu gizi dari masing-masing taraf perlakuan. Analisis data mutu kimia dan nilai energi pada penelitian ini menggunakan analisis O neway Anova pada tingkat kepercayaan 95%. Model statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + τ i + ε ij i : F1,F2, F3 j : 1,2,3 Keterangan : Y ij = nilai pengamatan dependent variabel pada taraf perlakuan ke-i replikasi ke-j µ = nilai tengah umum τ i = pengaruh taraf perlakuan ke-i ε ij = kesalahan (galat) percobaan pada taraf perlakuan ke-i replikasi ke-j P = banyaknya taraf perlakuan N = banyaknya replikasi pada taraf perlakuan ke-i Hipotesis Statistik: H 0 : tidak ada pengaruh substitusi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu kimia dan nilai energi sereal flakes untuk obesitas H 1 : ada pengaruh substitusi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu kimia dan nilai energi sereal flakes untuk obesitas Penarikan kesimpulan : H 0 ditolak apabila Sig 0,05 bahwa ada pengaruh substitusi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu kimia dan nilai energi sereal flakes untuk obesitas. Jika H 0 diterima apabila Sig > 0,05 bahwa tidak ada pengaruh tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu kimia dan nilai energi sereal flakes untuk obesitas. Jika H 0 ditolak, artinya ada pengaruh. Untuk mengetahui taraf perlakuan yang berbeda nyata, digunakan uji lanjutan Duncan Mutiple Range Test (DMRT). Selanjutnya data mutu kimia dan nilai energi 51

disajikan secara deskriptif. Statistik Duncan Mutiple Range Test (DMRT) pada tingkat kepercayaan 95% dengan model sebagai berikut: Penarikan kesimpulan : Perbedaan signifikan jika nilai perbedaan mean dalam satu pasang taraf perlakuan terdapat pada kolom subset yang berbeda. 2. Mutu Organoleptik Pengolahan data hasil uji mutu organoleptik produk pengembangan tepung bekatul dan tepung tempe sebagai bahan substitusi sereal flakes digunakan analisis Kruskall Wallis pada tingkat kepercayaan 90%. Hipotesis Statistik: H 0 : tidak ada pengaruh formulasi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu organoleptik sereal flakes untuk obesitas H 1 : ada pengaruh formulasi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu organoleptik sereal flakes untuk obesitas Penarikan kesimpulan : H 0 ditolak apabila Sig 0,05 bahwa ada pengaruh substitusi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu organoleptik sereal flakes untuk obesitas. Jika H 0 diterima apabila Sig > 0,05 bahwa tidak ada pengaruh tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu organoleptik sereal flakes untuk obesitas. Jika Ho ditolak, maka dilanjutkan uji statistik perbandingan ganda MannWhitney untuk menentukan pasangan perlakuan mana yang berbeda signifikan. 3. Penentuan Taraf Perlakuan Terbaik a. Hasil penelitian dari masing-masing panelis ditabulasi sehingga diperoleh jumlah nilai masing-masing variabel dan rata-ratanya. b. Ranking variabel ditentukan berdasarkan nilai rata-rata masing-masing variabel dimana variabel yang memiliki rata-rata terbesar diberi ranking ke-1 dan variabel dengan rata-rata terndah diberi ranking ke- 11. 52

c. Bobot variabel ditentukan dengan membagi nilai rata-rata tiap variabel dengan rata-rata tertinggi. Variabel dengan nilai rata-rata semakin besar, maka rata-rata terendah sebagai nilai terjelek dan rata-rata tertinggi sebagai nilai terbaik. Bobot Variabel = rata rata variabel rata rata tertinggi d. Bobot normal masing-masing variabel didapat dari variabel dibagi bobot total variabel. Bobot Normal = Bobot Variabel Bobot Total Variabel e. Setiap variabel kemudian dihitung nilai efektifitasnya (Ne) dengan rumus : Ne = Nilai Perlakuan Nilai Terjelek Nilai Terbaik Nilai Terjelek f. Nilai yang digunakan untuk menentukan taraf perlakuan terbaik adalah jumlah nilai hasil (Nh) dimana nilai ini dapat dihitung dengan cara mengalikan bobot normal masing-masing variabel dengan Ne dan selanjutnya dijumlahkan. Nh = Bobot Normal x Ne g. Taraf perlakuan terbaik adalah taraf perlakuan yang memiliki nilai hasil tertinggi. 53