Stroberi SNI 8026:2014

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Susu segar-bagian 1: Sapi

Air demineral SNI 6241:2015

Terasi udang SNI 2716:2016

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Sosis ikan SNI 7755:2013

Air mineral SNI 3553:2015

Air mineral alami SNI 6242:2015

Bambu lamina penggunaan umum

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Semen portland komposit

Mutu karkas dan daging ayam

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

Biji kakao AMANDEMEN 1

Siomay ikan SNI 7756:2013

Kulit masohi SNI 7941:2013

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Bakso ikan SNI 7266:2014

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Analisis kadar abu contoh batubara

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Cara uji berat jenis aspal keras

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Bibit sapi perah holstein indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji penetrasi aspal

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji daktilitas aspal

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Pupuk kalium klorida

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Cara uji sifat tahan lekang batu

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Semen cair babi SNI 8034: Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Pupuk urea amonium fosfat

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

SNI 6128:2008. Standar Nasional Indonesia. Beras. Badan Standardisasi Nasional

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Minuman sari buah SNI

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Rambu evakuasi tsunami

Pengemasan ular hidup melalui sarana angkutan udara

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Pupuk SP-36 SNI

Sekilas tentang Standar Nasional Indonesia: Biji kopi; Biji kakao; dan Rumput laut

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Stroberi ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi... 3 5 Persyaratan mutu... 3 7 Ketentuan mengenai toleransi... 4 8 Metode pengambilan contoh... 4 9 Metode pengujian... 4 10 Ketentuan mengenai penampilan... 5 11 Penandaan dan pelabelan... 5 12 Rekomendasi... 6 Bibliografi... 7 BSN 2014 i

Prakata Stroberi (Fragaria L.)/ (Fragaria x ananassa) merupakan buah yang memiliki nilai komersial yang tinggi di Indonesia. Dalam rangka penyediaan pangan bermutu maka buah stroberi yang dipasarkan harus memenuhi standar yang diterima konsumen secara luas Standar ini telah dirumuskan oleh Komite Teknis (KT) 65-03 Pertanian dan telah dibahas dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal 12 November 2013.yang dihadiri oleh anggota Komite Teknis dan pemangku kepentingan terkait. Standar ini juga telah melalui jajak pendapat pada tanggal 17 Maret 2014 sampai dengan 15 Mei 2014 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2014 ii

1 Ruang lingkup Stroberi Standar ini menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, pengambilan contoh, pengujian, penampilan, penandaan dan pelabelan, serta rekomendasi pada buah stroberi (Fragaria L) / (Fragaria x ananassa). Standar ini berlaku untuk varietas/tipe komersial stroberi dari famili Rosaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Stroberi untuk kebutuhan industri atau olahan tidak termasuk dalam standar ini. 2 Acuan normatif Untuk acuan normatif tidak bertanggal berlaku edisi terakhir (termasuk revisi dan atau amandemennya). SNI 0428, Petunjuk pengambilan contoh padatan. SNI 2896, Cara uji logam dalam makanan. SNI 4866, Cara uji arsen dalam makanan. SNI 7313, Batas maksimum residu pestisida hasil pertanian. SNI 7387, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan. SNI 7388, Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan. SNI CAC/RCP 1:2011, Rekomendasi nasional kode praktis-prinsip umum higiene pangan. Bacteriological Analytical Manual (BAM) chapter 5 Salmonella. Bacteriological Analytical Manual (BAM) chapter 4 Enumeration of Escherichia Coli and Coliform Bacteri. CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004, Recommended international code of practice for packaging and transport of tropical fresh fruit and vegetables. CAC/GL 50-2004, General guidelines on sampling. CODEX STAN 1-1985, Amd 2010, Codex general standar for the labelling of prepackaged food. OECD, 2005, Guidance on objective tests to determine quality of fruits and vegetables and dry and dried produce. Pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, 2006. 3 Istilah dan definisi 3.1 utuh buah sempurna, memiliki tangkai, kelopak buah, dan tidak cacat yang mempengaruhi penampilan umum BSN 2014 1 dari 7

3.2 cacat penyimpangan fisik pada buah yang terjadi selama proses produksi 3.3 cacat sangat kecil cacat yang tidak mempengaruhi mutu dan penampilan buah secara umum 3.4 cacat kecil cacat yang sedikit mempengaruhi mutu dan penampilan buah secara umum 3.5 padat/firm buah tidak memar akibat benturan 3.6 tampilan segar keadaan fisik buah yang tidak menunjukkan keriput akibat berkurangnya kandungan air 3.7 layak konsumsi buah tidak busuk atau rusak 3.8 bersih buah bebas dari kotoran dan benda asing lainnya 3.9 bebas dari hama dan penyakit buah tidak terkontaminasi hama dan penyakit dan atau mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit 3.10 bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang ekstrim buah bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang mencolok dalam penyimpanan dan distribusi 3.11 bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal buah bebas dari penyimpanan pada lingkungan yang mengalami perubahan kelembaban yang sangat tinggi atau sangat rendah yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau kimia buah 3.12 bebas dari aroma dan rasa asing buah bebas dari aroma dan rasa selain khas stroberi 3.13 pengkelasan penggolongan buah berdasarkan mutu dengan mempertimbangkan toleransi yang ditentukan BSN 2014 2 dari 7

3.14 kode ukuran penggolongan buah berdasarkan bobot buah 4 Klasifikasi Stroberi digolongkan dalam 3 (tiga) kelas mutu sebagai berikut : Kelas super Kelas 1 Kelas 2 5 Persyaratan mutu 5.1 Persyaratan umum Untuk semua kelas stroberi, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah : utuh; padat (firm); tampilan segar, layak konsumsi; bersih; bebas dari hama dan penyakit; bebas dari kerusakan akibat temperatur rendah dan atau tinggi; bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, kecuali pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin; bebas dari aroma dan rasa asing; buah dipanen setelah mencapai umur panen sesuai karakteristik varietas/tipe komersial dan lokasi tumbuh. 5.2 Persyaratan khusus Persyaratan khusus stroberi seperti pada Tabel 1. Kelas mutu Kelas super Kelas 1 Kelas 2 Tabel 1 - Syarat mutu stroberi Persyaratan Bebas dari cacat/kerusakan kecuali cacat sangat kecil Cacat/kerusakan kecil yang diperbolehkan sebagai berikut: sedikit perubahan bentuk adanya warna putih yang tidak melebihi 10 % dari total permukaan Cacat/kerusakan kecil yang diperbolehkan sebagai berikut: sedikit perubahan bentuk adanya warna putih yang tidak melebihi 15 % dari total permukaan BSN 2014 3 dari 7

6 Ketentuan mengenai ukuran Ukuran stroberi ditentukan berdasarkan pada bobot buah sesuai pada Tabel 2. 7 Ketentuan mengenai toleransi Tabel 2 - Kode ukuran berdasarkan bobot buah Bobot Kode ukuran (g) A > 20 B >15-20 C 12 15 Toleransi mutu dan ukuran stroberi seperti pada Tabel 3. Tabel 3 - Toleransi Kelas mutu Toleransi mutu (%) Toleransi ukuran (%) Kelas super 5 Kelas 1 10 10 Kelas 2 10 CATATAN 1. Toleransi mutu berdasarkan jumlah atau bobot buah tetapi masih memenuhi persyaratan mutu untuk kelas dibawahnya atau persyaratan umum. 2. Toleransi ukuran berdasarkan jumlah atau bobot buah dari kode ukuran yang langsung berada di atas atau di bawahnya. 8 Metode pengambilan contoh Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus sesuai dengan SNI 0428 dan CAC/GL 50-2004 yang dilakukan oleh petugas pengambil contoh yang kompeten. 9 Metode pengujian 9.1 Uji organoleptik Pengujian mutu pada persyaratan umum dilakukan secara visual dan organoleptik. Pengujian organoleptik sesuai dengan pedoman pengujian organoleptik pada buah dan sayur (OECD, 2005) dan dilakukan oleh petugas pengambil contoh yang kompeten 9.2 Uji residu pestisida Pengujian residu pestisida sesuai dengan pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian atau metode uji lain yang relevan. 9.3 Uji cemaran logam berat Pengujian cemaran logam berat sesuai dengan SNI 2896 dan SNI 4866. BSN 2014 4 dari 7

9.4 Uji cemaran mikroba Pengujian cemaran mikroba sesuai dengan BAM Chapter 5 Salmonella dan Chapter 4 Enumeration of Escherecia Coli and Coliform Bacteria. 10 Ketentuan mengenai penampilan 10.1 Keseragaman Isi setiap kemasan stroberi harus seragam berdasarkan kelas mutu, kode ukuran, varietas/tipe komersial dan asal produksi (setara dengan Kabupaten/Kota). Stroberi yang tampak dari kemasan harus mencerminkan keseluruhan isi. 10.2 Pengemasan Stroberi harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi buah dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal buah. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi buah yang dicetak dapat menggunakan tinta atau lem yang tidak beracun. Stroberi harus dikemas dalam kontainer sesuai dengan rekomendasi internasional untuk pengemasan dan pengangkutan buah dan sayuran segar (CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004). Kemasan harus memenuhi syarat mutu, higienis, ventilasi, dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan dan pengiriman untuk mempertahankan mutu. Kemasan harus bebas dari bahan dan aroma asing. 11 Penandaan dan pelabelan 11.1 Kemasan konsumen Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai dengan standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Amd 2010. Untuk kemasan yang isinya tidak tampak dari luar harus diberi label yang berisi informasi mengenai kelas mutu, varietas/tipe komersial dan asal produksi (setara dengan Kabupaten/Kota). 11.2 Kemasan bukan eceran Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus, serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang menyertai pengiriman barang. Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan : nama dan varietas/tipe komersial buah; nama dan alamat perusahaan eksportir/importir dan pengemas; asal produksi (setara Kabupaten/Kota); kelas mutu; kode ukuran; bobot bersih. BSN 2014 5 dari 7

12 Rekomendasi 12.1 Kontaminan 12.1.1 Logam berat Stroberi harus memenuhi syarat di bawah batas maksimum cemaran logam berat sesuai dengan SNI 7387. 12.1.2 Residu pestisida Stroberi harus memenuhi syarat dibawah batas maksimum residu pestisida sesuai dengan SNI 7313. 12.2 Higienis 12.2.1 Stroberi harus memenuhi syarat higienis sesuai prinsip dasar higienis makanan SNI CAC/RCP 1:2011 atau ketentuan lain yang relevan. 12.2.2 Stroberi harus memenuhi syarat dibawah batas maksimum cemaran mikroba sesuai dengan SNI 7388 atau ketentuan lain yang relevan. BSN 2014 6 dari 7

Bibliografi Strawberry Grading and Packing Manual 2003, Ministry of Agriculture Food and Rural Affairs Contact. United States Standards for Grades of Strawberries 1967, United States Departement Agriculture. UNECE Standard FFV-10 2010 edition, Concerning the marketing and commercial quality control of strawberries BSN 2014 7 dari 7