BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia (Palmer, 2005). Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi. Gejalanya terkadang tidak terasa, maka hipertensi menjadi salah satu penyakit yang disebut sebagai silent killer, karena penyakit hipertensi mengakibatkan berbagai komplikasi pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, ginjal dan stroke dikemudian hari (Palmer, 2005). Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64 tahun. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3% dengan faktor utama adalah hipetensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21%. Data secara nasional yang ada belum lengkap, karena sebaguan besar penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya (Kusuma, 2010). Berdasarkan catatan di Puskesmas Kedungmundu, penderita hipertensi yang memeriksakan diri secara rutin tercatat sebanyak 402 penderita di tahun 2010. Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor risiko yang 1
2 dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan makan garam), alkohol, stres dan kelebihan berat badan (obesitas) (Palmer, 2005). Penyakit hipertensi ini terjadi karena salah satu akibat masalah yang sering muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, stress yang dialami, obesitas. Bagi laki-laki kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol akan memacu timbulnya hipertensi. cara untuk penanganan hipertensi yaitu dengan mengubah ke arah gaya hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet / pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak, dan tidak mengkomsusi alkohol dan rokok (Palmer, 2007). Berkaitan dengan gaya hidup, maka pengetahuan, sikap dan kepatuhan menjadi faktor utama agar penyakit hipertensi ini tidak berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah. Kepatuhan terhadap diet yang meliputi diet rendah garam, rendah kolesterol dan rendah lemak sangat diperlukan. Kepatuhan sendiri sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap penderita. Pengetahuan akan mempengaruhi kompetensi perasaan dalam mengatur gejala. Seseorang yang faham tentang hipertensi dan berbagai penyebabnya maka akan melakukan tindakan sebaik mungkin agar penyakitnya tidak berlanjut (Schere dan Bruce, 2001). Faktor kepatuhan yang lain adalah sikap. Sikap menjadi faktor yang paling kuat, karena dengan sikap ingin sembuh dan keinginan untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat akan berpengaruh terhadap penderita untuk mengontrol diri dalam berperilaku sehat (Notoatmodjo, 2007). Kemampuan penderita hipertensi agar tidak menjadikan penyakitnya semakin parah adalah menjaga perilaku pola makan yang salah satunya adalah melakukan diet rendah garam. Namun demikian kepatuhan diet rendah garam ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga (Notoatmodjo, 2007). Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Sumarman (2010) yang meneliti tentang pengetahuan penderita hipertensi tentang diet rendah garam dan pengaruhnya terhadap kepatuhan melaksanakan diet rendah garam. Penelitian ini mendapatkan
3 bahwa kepatuhan melakukan diet rendah garam dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi penyakit kronis, kejenuhan, dukungan keluarga dan kurangnya motivasi atau sikap terhadap perilaku hidup sehat. Berdasarkan studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu yang dilakukan terhadap 10 orang penderita hipertensi diketahui bahwa pada dasarnya para responden ini telah mendapat penjelasan dari dokter yang menangani penyakitnya bahwa mereka harus mengurangi konsumsi garam. Namun demikian, ternyata mereka menunjukkan sikap yang kurang mendukung dimana setiap hari kandungan garam yang dikonsumsi masih cukup tinggi. Hal ini terjadi karena sudah menjadi kebiasaan selera makan bahwa kalau masakan yang dirasakan kurang asin maka akan mengurangi selera makan mereka. Selain itu pelaksanaan kepatuhan diet rendah garam juga kurang mendapat dukungan dari keluarga dimana anggota keluarga mereka memang menyukai masakan yang terasa asin daripada masakan yang manis. Sikap dan dukungan keluarga di atas yang menyebabkan penderita hipertensi ini tidak dapat melakukan diet rendah garam secara sempurna. Berkaitan dengan fenomena-fenomena di atas maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan tingkat kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. B. Rumusan masalah Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Faktor tersebut meliputi faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan. Faktor yang dapat dikendalikan ini sangat berkaitan dengan pola makan dan perilaku hidup sehat, dimana faktor perilaku hidup sehat yaitu kepatuhan diet rendah garam ini meliputi pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga. Berdasarkan hal tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pengetahuan dan sikap
4 dengan tingkat kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan tingkat kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang b. Mendeskripsikan sikap tentang diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang c. Mendeskripsikan kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang d. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. e. Menganalisis hubungan sikap dengan kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam menangani pasien yang menderita hipertensi. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menyusun kebijaksanaan yang dapat mencegah kejadian hipertensi pada masyarakat
5 2. Bagi Penderita hipertensi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi penderita hipertensi sehingga dapat menjaga kebugaran tubuhnya dengan menjaga diet rendah garam dengan baik. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi masyarakat agar dapat menjaga pola makan terutama mengurangi konsumsi garam agar terhindar dari penyakit hipertensi. E. Bidang ilmu Penelitian ini berkaitan dengan bidang ilmu keperawatan bedah medikal.