BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia ini memiliki banyak permasalahan dalam berbagai aspek kehidupan. Masalah seperti kemiskinan, kesejahteraan, perekonomian, dan bahkan konflik masih terjadi di berbagai negara di dunia. Seluruh orang di dunia menginginkan dunia menjadi tempat yang lebih baik. Maka dari itu, untuk mencapai tujuan tersebut sebanyak 193 negara telah menandatangani dokumen yang berjudul Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development pada tahun 2015 (Maki 2016). Dokumen ini merupakan hasil dari pertemuan akbar di markas PBB di New York pada tanggal 25-27 September 2015. Agenda dalam pertemuan ini adalah untuk menyepakati sebuah platform berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) dari yang sebelumnya Millenium Development Goals (MDGs). Sustainable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan adalah sebuah gerakan untuk mengentaskan kemiskinan, gerakan melindungi planet dan memastikan bahwa semua orang merasakan perdamaian dan kemakmuran. Berdasarkan dokumen yang telah disepakati, terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah pembangunan yang berkelanjutan. Indonesia yang merupakan Negara berkembang adalah salah satu Negara yang akan menghadapi banyak tantangan dalam pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan. Douglas Broderick (Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia) mengatakan bahwa garis kemiskinan di Indonesia masih sekitar 11%, malnutrisi 1
kronis berada di angka 37,3%, terdapat 658 ribu jiwa Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), rata-rata pendidikan hanya berlangsung 7,5 tahun dari wajib belajar 9 tahun. Selain itu deforestasi hutan di Indonesia mencapai 1-2% per tahun. Semua pihak dalam suatu negara memiliki peranan penting untuk mewujudkan target tersebut baik pemerintah, pejabat publik, sektor swasta serta Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan komunitas (Elshinta 2016). Banyaknya isu sosial di Indonesia yang perlu dibenahi mendorong kemunculan inovasi sosial yang mengarah kepada kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya yang bermisi sosial namun memanfaatkan praktik kewirausahaan sebagai kendaraannya. Dengan kata lain, kewirausahaan sosial adalah sebuah praktik kewirausahaan yang bertujuan untuk sebesar-besarnya kebermanfaatan sosial (Wibowo 2011). The British Council menyebutkan bahwa Social Entrepreneurship atau kewirausahaan sosial merupakan sebuah organisasi, badan usaha, atau komunitas yang melakukan aktivitas guna mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan dengan pendekatan kewirausahaan. Kewirausahaan sosial di Indonesia kebanyakan didorong oleh masyarakat dan komunitas yang mengembangkan kegiatan kewirausahaan untuk mengatasi permasalahan sosial seperti kemiskinan dan degradasi lingkungan. Kewirausahaan sosial memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi. Selain menciptakan sesuatu yang kreatif dan inovatif, kegiatan ini mampu memberikan kontribusi dalam penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan produktivitas dan daya saing serta membentuk industri baru yang ramah lingkungan. Secara tidak langsung, kewirausahaan sosial tersebut mendorong 2
lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. World Bank 2016 mencatat bahwa pertumbuhan kewirausahaan sosial di Asia masih sekitar 12% per tahun dan terdapat 14 gerakan wirausaha sosial dalam tiap satu juta masyarakat miskin di Indonesia. (Rahardjo 2016). Salah satu wirausaha sosial di Indonesia yang merangkul banyak komunitas lokal di daerah-daerah bahkan di daerah terpencil adalah Terasmitra. Terasmitra adalah sebuah usaha yang dibentuk oleh Global Environment Facilities Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia, sebuah Non-Government Organization (NGO) yang mendukung misi pembangunan berkelanjutan untuk mengembangkan kepercayaan diri masyarakat sehingga mampu mengatasi permasalahan lingkungan disekitar dengan pendekatan kewirausahaan. Terasmitra merupakan inisiasi dari sekelompok orang yang menggabungkan unsur kewirausahaan dan lingkungan yang memainkan peranan penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang efektif, mulai dari lingkaran terkecil yaitu sekelompok masyarakat dan komunitas itu sendiri, kemudian berlanjut ke tingkat yang lebih luas yaitu memasuki persaingan pasar. Catharina Dwi Hastarini selaku pendiri Terasmitra menyatakan Terasmitra memiliki prinsip keberlanjutan yang menjamin perlindungan lingkungan dan alam sekitar serta menjamin kesetaraan gender. Fungsi terasmitra tidak hanya sebagai tempat untuk memasarkan produk-produk komunitas kewirausahaan sosial yang menjadi mitra GEF SGP namun sebagai media untuk memberikan pelatihan pengembangan produk komunitas. Terasmitra juga sebagai jembatan untuk 3
membagikan cerita dan pengetahuan yang berasal dari komunitas lokal dengan masyarakat luas sehingga harapannya masyarakat luas memiliki kesadaran untuk terus berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan dengan berkontribusi dalam kegiatan dan program yang diinisiasi oleh Terasmitra. Terasmitra memiliki jargon Where Product Meets Value. Terasmitra telah berdiri sejak tahun 2010 dan selama 6 tahun ini telah mampu merangkul 42 komunitas lokal yang tersebar di Indonesia bagian Barat, Tengah dan Timur. Terasmitra telah melakukan berbagai inovasi untuk misi keberlanjutan dalam mendukung komunitas lokal. Namun, dalam kenyatannya inovasi yang diimplementasikan ini mengalami kendala sehingga belum mampu memberikan kontribusi keuntungan yang signifikan. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KENDALA PROSES IMPLEMENTASI INOVASI PADA KEWIRAUSAHAAN SOSIAL. STUDI PADA TERASMITRA, JAKARTA. 1.2 Rumusan Masalah Sustainability atau keberlanjutan adalah faktor kunci pendorong munculnya inovasi agar sebuah praktik kewirausahaan dapat bertahan dan menawarkan keunggulan kompetitif pada pesaingnya (Harvard Business Review 2009). Terasmitra yang merupakan kewirausahaan sosial terus berupaya melakukan inovasi baik pada produk dan pemasaran. Namun, dalam kenyataannya proses implementasi inovasi yang dilakukan mengalami kendala sehingga belum mampu memberikan kontribusi keuntungan yang signifikan. Maka dari itu, perlu dilakukan analisis pada berbagai 4
aktivitas yang dilakukan Terasmitra dengan alat-alat analisis untuk mengetahui akar permasalahan yang ada. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian yang dibahas dalam penulisan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Apa saja inovasi yang telah dikembangkan oleh Terasmitra untuk mendukung keberlanjutan organisasi? 2. Apakah kegiatan operasional kewirausahaan sosial yang dilakukan sejalan atau in line dengan strategi yang dibuat oleh manajemen Terasmitra? 3. Apa sajakah kendala proses implementasi yang dialami sehingga inovasi yang dilakukan belum memberikan kontribusi keuntungan yang signifikan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah: 1. Memetakan inovasi yang telah dilakukan dan sejauh mana inovasi tersebut dikembangkan. 2. Menganalisis fokus dan strategi praktik kewirausahaan pada Terasmitra serta mengetahui celah antara strategi dengan kegiatan operasional yang dijalankan. 3. Mengidentifikasi kendala pada semua sektor aktivitas Terasmitra yang menyebabkan terjadinya bottleneck pada implementasi proses inovasi sehingga belum mampu memberikan kontribusi keuntungan yang signifikan. 5
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat dalam membantu pengembangan sebuah organisasi kewirausahaan sosial di Indonesia. Terasmitra memiliki peluang untuk berkembang di kemudian hari dengan nilai yang dipegang teguh selama 6 tahun. Berbagai inovasi yang dikembangkan sekarang ini bertujuan untuk menghidupkan komunitas lokal dan menjaring sebanyak-banyaknya anak muda untuk berkontribusi pada organisasi ini serta mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengetahui akar permasalahan yang terjadi, solusi akan dapat diciptakan dan organisasi diharapkan semakin berkembang sehingga memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang. 1.6 Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bagaimana inovasi pada kewirausahaan sosial mampu memberikan kontribusi keuntungan sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada bahasan Innovation Management dan Management Innovation dalam disiplin ilmu manajemen operasi serta bagi penelitian lain yang sejenis. 2. Kontribusi Praktis Kontribusi penelitian bagi pembaca adalah penelitian ini dapat memberikan wawasan dan sumber pemikiran tentang faktor apa yang menyebabkan kendala yang terjadi pada kewirausahaan sosial yang mencoba mengimplentasikan inovasi dalam strateginya. Bagi Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat memberikan solusi yang 6
aplikatif guna memberikan kontribusi dalam pengembangan kewirausahaan sosial dan usaha kecil agar tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan. Bagi peneliti Selanjutnya dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang permasalahan inovasi pada kewirausahaan sosial dan Usaha Kecil Menengah. 3. Kontribusi Kebijakan Dengan mengetahui berbagai kendala yang dialami oleh kewirausahaan sosial dan Usaha Kecil Menengah, diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi kepada pemerintah dan pembuat kebijakan untuk membuat sebuah alur sistem birokrasi seperti misalnya pemberian subsidi usaha dan microfinancing yang mempermudah serta berkeadilan sehingga mempermudah usaha kecil untuk berinovasi dan mengembangkan usahanya. 1.7 Ruang lingkup dan batasan penelitian Penelitian ini sebatas menganalisis kendala dalam aktivitas implementasi inovasi pada praktik kewirausahaan yang dijalankan oleh Terasmitra dengan mendefinisikan masalah, menentukan landasan teori, mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat solusi dari masing-masing permasalahan. 1.8 Sistematika Penelitian 1. BAB 1 Pendahuluan Pada bagian ini, penulis berusaha untuk mengantarkan pembaca mengenai penelitian yang akan membahas mengenai kendala dalam implementasi 7
inovasi. Terasmitra yang merupakan salah satu kewirausahaan sosial yang sedang berkembang di Indonesia, berlokasi di Jakarta Selatan menjadi objek penelitian. Peneliti mendapatkan fakta bahwa organisasi ini telah melakukan banyak inovasi untuk membantu menumbuhkembangkan organisasinya sendiri dan mitra-mitra yang terlibat di dalamnya. Namun dalam kenyataannya, inovasi yang dilakukan belum memberikan kontribusi keuntungan yang signifikan, sehingga kasus ini menarik untuk diteliti dengan menggunakan alat-alat analisis yang nantinya diharapkan mampu menjelaskan permasalahan dan kendala yang timbul. 2. BAB 2 Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka Bagian ini memuat acuan atau kerangka berpikir yang memaparkan kajian mendalam tentang teori yang terkait dengan penelitian adalah berupa berita, buku dan jurnal yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. 3. BAB 3 Metode Penelitian Bagian ini memainkan peran penting dalam penelitian, penulis memaparkan desain penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data sehingga peneliti dapat memperoleh data dan alat penelitian yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. 4. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini memaparkan dan menjelaskan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis serta pembahasan atas hasil penelitian yang telah dilakukan pada objek penelitian. 8
5. BAB 5 Simpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan dijelaskan dengan singkat dan menjawab tujuan penelitian. Kemudian dijelaskan pula keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian, implikasi penelitian, dan rekomendasi yang dapat diberikan sehingga pihak terkait dapat membaca dan mampu melaksanakan saran tersebut. 9