SNI : Standar Nasional Indonesia. Seleksi udang windu terinfeksi penyakit bercak putih dengan pencucian formalin

dokumen-dokumen yang mirip
SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 70% wilayah perairan dengan daya dukung lingkungan yang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI BAK TERPAL BAPPL STP SERANG, BANTEN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

kelangsungan hidup dan dapat memenuhi target produksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Udang windu menurut Mujiman dan Suyanto (2003) tergolong ke. Sub Ordo : Matantia. Famili: Penaedae.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

V HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan tersebut diberikan nilai skor berdasarkan kelompok hari moulting. Nilai

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

PEMELIHARAAN POST LARVA (PL4-PL9) UDANG VANNAMEI (Penaeus vannamei) DI HATCHERY PT. BANGGAI SENTRAL SHRIMP PROVINSI SULAWESI TENGAH

Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

BAB III METODE PENELITIAN

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan

Ikan bandeng (Chanos chanos, Forskal) Bagian 3: Produksi benih

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2014 di

MODUL: PENETASAN Artemia

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Benur Udang Vannamei dan Pengemasan

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

II. BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

Bab IV Deskripsi Tambak Silvofishery di Desa Dabung

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

BAB 3 METODE PENELITIAN. Usman beralamat di GG. Nusantara 1-3 Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dan

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN. Udang laut merupakan salah satu komoditas utama di sektor perikanan yang

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Lampiran 1. Road-map Penelitian

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali pada tanggal 17 Februari 28 Februari 2014.

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

Lampiran 1. Road-map Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

Transkripsi:

SNI : 01-6497 - 2000 Standar Nasional Indonesia Seleksi udang windu terinfeksi penyakit bercak putih dengan pencucian formalin

Prakata Standar ini diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai pihak yang berwenang mengkoordinasikan standar sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indnesia No 13 tahun 1997. Standar ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen benih, penangkar dan instansi yang memerlukan. Penyusunan standar ini menggunakan acuan dari : 1. Pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional No. 08/BSN/2000. 2. Data dan informasi teknis dan pihak instansi terkait 3. Keputusan Menteri Pertanian No. 26/KPTS/OT.210/I/98 4. Hasil penelitian, pengkajian dan perekayasaan Balitbangkan, UPT Ditjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan serta Perguruan Tinggi.

Daftar Isi Halaman Pengantar. i Daftar isi ii Pendahuluan iii 1. Ruang lingkup... 1 2. Prinsip metode... 1 3. Daftar istilah...... 1 4. Gangguan... 2 5. Peralatan dan bahan... 2 6. Prosedur seleksi... 2

Pendahuluan Standar pengujian dan aplikasi formalin pada populasi benih udang ini disusun berdasarkan kondisi Industri udang di Indonesia dan kawasan Asia pada umumnya yang diserang penyakit fatal, yaitu white spot (bercak putih). Kelemahan dalam proses produksi di pembenihan harus diantisipasi dengan teknik pemilihan (secreening) dengan menggunakan bahan dasar formalin. Teknik pengujian dan aplikasi formalin ini disusun agar menghilangkan / mengurangi insidensi kasus kematian masal udang windu di tambak akibat infeksi bawaan benih siap tebar.

Seleksi Benih Udang Windu Terinfeksi Penyakit Bercak Putih Dengan Pencucian Formalin 1 Ruang lingkup Metode ini khusus untuk menekan peluang benih terinfeksi yang acute yang akan ditebar di tambak. 2 Prinsip metode Formalin adalah bahan oksidator yang dapat mempengaruhi sistem osmoregulasi udang. Udang yang sakit karena bacterial atau viral akan mengalami hifertrofi sel. Aplikasi formalin akan mengoksidasi jaringan insang dan lapisan mesodermal dan ektodermal. 3 Daftar istilah a) Hipertrofi adalah pembengkakan sel sehingga berukuran lebih besar dari normal karena infeksi virus. b) formalin adalah larutan formaldehyde 37 % pure analis (PA). c) Moulting adalah pergantian kulit untuk pertumbuhan. 4 Gangguan Pengujian dengan formalin akan tidak menunjukkan hasil yang signifikan antara lain disebabkan oleh kandungan bahan organik, sistem pengaerasian, kandungan oksigen dan kondisi udang. Formalin akan mereduksi bahan organik air dalam wadah pengujian oleh karena itu harus digunakan air yang jernih dan basa. Formalin yang digunakan harus habis dalam sekali pakai (aliquod). Pelaksanaan seleksi hendaknya dilakukan pada pukul 09-00 18.00, karena pada saat ini udang fase post-moulting. Seleksi pada fase moulting akan membahayakan bagi benur karena dapat mengakibatkan kematian akibat pengaruh formalin.

5 Peralatan dan bahan a. Peralatan - Conical tank (tangki berdasar kerucut ) minimal 500 liter - Sarana aerasi - Gelas ukur, pipet ukur atau syringe - Gelas piala - Pengukur oksigen - Penunjuk waktu b. Bahan - Air laut dengan salinitas sama dengan salinitas media pemeliharaan benih - Formalin (Formaldehyde 37 %, PA) - Benih udang windu PL 12 15 6 Prosedur seleksi a. Benur ditampung dalam tangki kerucut dengan air media bersih, suhu dan salinitas sama dengan air di bak, kepadatan maksimal 500 benur/liter. b. Larutkan formalin ke dalam tangki kerucut dengan konsentrasi 200 ppm untuk PL 12 15 (12 mm 15 mm). c. Rendam benur selama 30 menit dengan aerasi kuat, untuk mempertahankan konsentarsi oksigen 4 ppm. d. Aerasi dimatikan, kemudian putarlah air dalam tangki, diamkan selama 5 menit sehingga benur yang tidak sehat terkumpul semua di dasar bak, kemudian lakukan penyiponan terhadap benur yang stress, (yang mengendap di dasar). e. Populasi benur dinyatakan baik (layak tebar) apabila persentase benur yang mati (tidak sehat) < 10 % dan tidak baik 10 %. f. PL yang terinfeksi (lemah/mati) dimasukkan (ditanam).