ANALISIS PERTUMBUHAN T A N A M AN Stevia rebaudiana B E R T 0 PADA TlGA TlNGGl TEMPAT Oleh BAMBANG ODANG MUBIYANTO FAKULTAS PASCASAR JANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1990
YANTO. Analisis Pertumbuhan Tanaman Stevia Bertoni pada Tiga Tinggi Tempat (Oi bawah birnbingan: SURKATI ABIDIN (sebagai ~ega), SlJGIAaTO TAHARDI, SUDIRMAN H. AWAD ANSORI MATTJIK (sebagai Anggota). rebaudiana Bertoni adalah tanaman sumber bahan pemanis. i n i mengandung steviosi da yang ti ngkat kenurnisannya 200 gula tebu. Sebagai tanaman hari pendek yang produksinya panjang hari mentukan lamanya periode pertumbuhan ve- sa pertumbuhan vegetat i f yang pan jang nenyebabkan produksi aman i ni berasal dari daerah subtropi k sehingga adaptasl- rah Indonesia adalah di daerah pegunungan. Karena ber- aerah pegunungan, maka tinggi tempat makin tinggi nasa n vegetatif makin panjang dan produksi meningkat. Produksi n berdasar satuan waktu, karena umur panen berbeda menut inggi tempat. nelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tinggi ap pertumbuhan dan produksi tanaman stevia, serta untuk keterkaitan peubah-peubah analisis pertumbuhan dengan pro- n dilakukan pada tiga lokasi (Kebun Percobaan) yang mew tempat berbeda. Lokasi pertama adalah KP Pasir Sarongge I.), kedua adalah KP Ciomas (+ 250 m d.p.1.). dan ketiga 500 m d.p.1.). Waktu penelitian dari Okt
gpp g b u u = a Z 2 C 2 a ~ O Bahan ~ penel i ti an berupa tanaman stevi a klon 8PP 70, BPP 72, dan 0 s s ""3 I Penelltian terdiri dari dua nacam percobaan, (1) Percobaan ln 1!@!36. s " 3ZC) 2 8,& gang di lakukan di lapangan, dan (2) Percobaan lapangan. Percoba- untuk mengetahui apakah pemberian pupuk kandang dan memperkecil perbedaan produksi bimasa yang disebabkan oleh jenis tanah dari ketiga tinggi tempat. Percobaan lapangan untuk mengetahui pengaruh ti nggi tempat terhadap pertumbuhan tanaman stevia. Pada percobaan lapangan, setiap tanaman 175 g pupuk kandang ayam. Pupuk NPK pert- kali 10 hari sesudah tanarn dengan dosi s 1 g Urea + 1 g TSP + 1 g setiap tanaman; dosis yang sma diberikan setiap kali sesu-. Pengambi 1 an tanaman contoh pada percobaan 1 apangan di 1 aku- i nambungan set i ap 15 hari. Penetapan waktu panen didasarkan tanaman mencapai fase pembungaan. Pada percobaan pot yang di lapangan, tiga jenis tanah yang berasal dari ketiga ting- 5 3 Q 0- lig tempat, diberi perlakuan pemupukan dengan dosis 175 g pupuk kandang Q 3 %yam - + 1 g Urea + 1 g TSP + 1 g KC1; perlakuan yang lain adalah tanpa -. s '+ = m Ji~upuk. Bobot kering tanman percobaan pot diamati pada umur 45 ha- Si. 8 llor ~a&l percobaan pot menun jukkan bahwa pemupukan meningkatkan bo- Q g tanaman, namun pemupukan tidak memperkeci 1 perbedaan aki bat E ES @engar- jenis tanah. Pemupukan meningkatkan dan mendeka'tkan ni lai 3 1 Q ii sbah Bjuk-akar. = 0a8 percobaan lapangan di KP Pasir Sarongge dapat diperoleh pa- Pj nen enawkali (285 hari), di KP Cimas enam kali (225 hari), dan di KP C 3 7' (D 2 -. u"
apn E b u u q am!2#&won tujuh kali (270 hari). Umur panen tanaman stevia di KP Pasir ZZsa 3 ""3 1 J H@%gge mula-mula lebih panjang daripada kedua lokasi yang lain, ke- (CI s " 3ZQ 2 $1$4i&-1 QQ pada perlode panen lanjut urmr panen dapat disamakan karena g3sgci 9"'m,$l@p~unbuh relatif sudah menurun. 9grns 3 $#&!!Is d di KP Pakuwon adalah sama.! j m s * c * E S =xy b 31% i gaj~tunbuh QZ== 3opr9 gzl&bumtfh I ~ B " Q uln rc s 8 ~r@rj$rat R (hur panen tanaman stevia dl KP relatif dari awal sampai akhir pertunbuhan menurun. relatif dl KP Pasir Sarongge dan KP Pakuwon, rmla-mula me- an kemudian menuwn. Laju tumbuh relatif dl KP Ciomas dari 9%- -. x" ##@k awq arahnya menurun. Laju tumbuh relatif dari ketiga klon dl s. E.0 4 iasi r Sarongge lebi h rendah daripada di KP Ci-s maupun KP Paku- t R 2 " 5 2, " ~ajgasinilasi : % 9 E 5 -r 0 n bersih klon BPP 72 pada ketiga lokaoi percobaan c&#erunglebih tinggi daripada kedua klon yang lain. Curah hujan dan =s &&uens@ hari hu jan yang rendah sangat menekan 1 aju asini lasi bersl h V *Gun laju tudauh relatif; selain itu juga mengakibatkan daun lebih s3 6 bb -1 dan daun klon BPP 72 lebih tebal daripada klon BPP lainnya.? 1 Q Sampai dengan panen umur 105 hari, faktor klon dan tinggi tempat g -. s '+ = qrpengaruh nyata terhadap jwnlah hasi 1 panen, sedang interaksi nya m dlum nyata. Rata-rata produksi klon tidak berbeda, namun klon BPP 72 9 0Dr &nderun& -. lebi h tinggi. Rata-rata produksi dl KP Pakum lebih tinggi 2. Q 0 4ripadadi KP Ciomas, keduanya juga lebih tinggi daripada di KP Pasir 2 4 ES ron99e(ci 1 dengan panen umur 225 hari, faktor klon, tinggi tempat, = serta i n@raksinya, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah hasi 1 -. panen. ~kuksi tertinggi diperoleh klon BPP 70 dan BPP 76 yang C $ n;l a V
KP Pakuwon; pada kedua lokasi yang lain produksi keduanya Produksi klon BPP 72 yang tertinggi juga diperoleh di etapi tidak berbeda dengan produksi yang diperoleh di KP uksi ketiga klon di KP Pasir Sarongge dan KP Cimas tldak ali produksi klon BPP 70 di KP Ciomas lebih tinggi dari- 76 di KP Pasir Sarongge. gram sidik lintas antara laju asimilasi bersih dan proaruh tidak langsung yang tertinggi hampir selalu llrelalui elatif; dari periode panen satu ke periode panen ber-. ram sidik lintas diduga berubah. lap panen, faktor klon, ti nggi tempat, serta interaksiruh sangat nyata terhadap kandungan steviosida dan rebaundungan steviosida dan rebaudiosida-a antar panen beruaata-rata darl set i ap panen dari ket i ga t inggi tempat ah hampi r sama. Tingkat kandungan steviosida dan rebau- aknya tidak dipengaruhi tinggi tempat. iode pertumbuhan lanjut, tanaman stevia rnenanpilkan ge- nghindarkan diri dari pengaruh kekeringan karena nilai kar yang menurun; diduga tanaman stevia dapat ditanam curah hu jannya re1 at i f lebi h rendah, asal nmnanamnya di 3 1. 0 B s = - F 2 - C 3 7' (D 3 -. u"