BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRAM PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN NILAI KERATAAN PERMUKAAN, NILAI LENDUTAN, DAN NILAI MODULUS ELASTISITAS PERKERASAN

Abstract. Abstrak. Kata-kata kunci: biaya pemeliharaan jalan, nilai kerataan permukaan, nilai lendutan, modulus elastisitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai batas antar negara, provinsi ataupun kabupaten. memperhatikan kenyamanan.(sukirman,1999)

M. Yoga Mandala Putra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemeliharaan dan rehabilitasi. Saat ini, pemeliharaan dan rehabilitasi di Indonesia

EVALUASI FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL PERKERASAN LENTUR PADA JALAN NASIONAL BANDUNG-PURWAKARTA DENGAN METODE AUSTROADS 2011

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Studi Penanganan Ruas Jalan Bulu Batas Kota Tuban Provinsi Jawa Timur Menggunakan Data FWD dan Data Mata Garuda

Bab III Metodologi Penelitian

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)

EVALUASI KONDISI JALAN KABUPATEN SECARA VISUAL DENGAN KOMBINASI NILAI IRI DAN SDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi. Aktifitas masyarakat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

pergerakan manusia dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan aman, pengguna jalan perlu terus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dosen, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buketrata,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

BAB 3 METODOLOGI. Adapun rencana tahap penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasikan masalah yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Sipil ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dosen Program Studi Teknik Sipil D-3 Fakultas Teknik Universitas riau

BAB I. PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 teknik sipil. diajukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) METODE PD T B DAN METODE SDPJL PADA RUAS JALAN KLATEN-PRAMBANAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JENIS PELAYANAN DASAR, INDIKATOR KINERJA, DAN BATAS WAKTU PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. R. Nur Sholech E W / I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Struktural Perkerasan Kaku Menggunakan Metoda AASHTO 1993 dan Metoda AUSTROADS 2011 Studi Kasus : Jalan Cakung-Cilincing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN AGREGAT EX SUMLILI SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI ATAS TERHADAP KERUSAKAN JALAN STRATEGIS NASIONAL / JALUR 40

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

BIAYA PENANGANAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN KONDISI KERUSAKAN JALAN DAN MODULUS EFEKTIF PERKERASAN PADA RUAS JALAN NASIONAL DI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Metode desain tebal lapis tambah (overlay) terkinimenggunakan. lendutan/defleksi ini menjadi lebih kecil dari lendutan ijin.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS TEBAL LAPIS TAMBAH DAN UMUR SISA PERKERASAN AKIBAT BEBAN BERLEBIH KENDARAAN (STUDI KASUS RUAS JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT)

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

PROGRAM PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA UTARA

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kondisi Struktural Perkerasan Lentur Menggunakan Metoda AASHTO 1993 Studi Kasus: Ruas Ciasem-Pamanukan (Pantura)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Ketapang Pasir Padi (KM PKP s/d KM PKP ) Di Kota Pangkalpinang Provinsi Kep.

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN

OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR AKIBAT MENINGKATNYA BEBAN LALU LINTAS PADA JALAN SINGKAWANG-SAGATANI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

EVALUASI STRUKTURAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 DAN AUSTROADS 2011 (STUDI KASUS : JALINTIM, TEMPINO - BATAS SUMSEL)

Perbandingan Perencanaan Tebal Lapis Tambah Metode Bina Marga 1983 dan Bina Marga 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jalan merupakan fasilitas transportasi yang paling sering digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, Indonesia sedang giatnya melaksanakan pembangunan, salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang dan mendukung seluruh kegiatan sehari hari masyarakat Indonesia. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan menegaskan tiga peran jalan yaitu (1) sebagai bagian dari prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan dan lingkungan hidup serta wajib dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, (2) sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat bangsa dan negara, dan (3) sebagai satu kesatuan sistem jaringan jalan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia. Jalan diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal pada semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Permasalahan yang sering terjadi pada jalan di berbagai daerah secara umum adalah kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan ketidaknyamanan dalam berkendara yang mengakibatkan pengguna jalan menderita kerugian besar secara materi maupun non materi. Salah satu penyebab permasalahan tersebut yaitu kondisi fungsional maupun struktural jalan sering mengalami kerusakan dini. Mulyono, A. T., (2015) menyatakan bahwa kerusakan jalan di Indonesia cukup unik karena pada suatu segmen dari ruas jalan sering terjadi berbagai tipe dan jenis kerusakan struktural yang terjadi sehingga sulit diduga faktor penyebabnya. Faktor penyebab kerusakan jalan dibagi menjadi dua: (1) faktor eksternal, yang dominan berkaitan dengan beban sumbu kendaraan berat, kapilaritas air tanah, dan genangan air banjir di atas permukaan jalan yang berpengaruh terhadap percepatan kerusakan struktural jalan; dan (2) faktor internal, yang berkaitan dengan permasalahan kompetensi keterampilan yang tidak didukung oleh niat untuk melakukan perubahan dari tenaga kerja lapangan dan terdapat kesan pembiaran penyimpangan mutu oleh pengawas lapangan, serta monitoring dan evaluasi yang 1

2 lemah oleh pengguna jasa, dalam hal ini Satuan Kerja (Satker)/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), terhadap kinerja kontraktor dan konsultan pengawas sehingga kegagalan bangunan jalan pasca konstruksi sering terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Faktor faktor internal yang mempengaruhi kerusakan dini pada jalan antara lain (1) perencanaan dan perancangan yang kurang tepat, (2) pengawasan mutu yang kurang maksimal pada saat masa pelaksanaan, (3) kurangnya pengawasan beban kendaraan pada saat pengoperasian jalan, dan (4) kurang disiplin dalam melaksanakan pemeliharaan jalan. Pemeliharaan jalan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan jalan untuk dapat melayani beban lalulintas baik secara fungsional maupun struktural selama umur rencananya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh penyelenggara jalan dalam memelihara kondisi jalan adalah besarnya aset jalan yang harus dipelihara sementara alokasi dana yang tersedia sangat terbatas. Hal ini menuntut penyelenggara jalan harus dapat menentukan program penanganan pemeliharaan jalan yang tepat sesuai dengan kondisi perkerasan agar jalan tersebut mampu melayani sampai mencapai umur layanan. Prinsip pemeliharaan jalan dilakukan dengan asas keuntungan ekonomi yang efektif dan efisien, melalui anggaran yang minimum dapat dihasilkan kondisi jalan yang optimal sehingga biaya transportasi secara keseluruhan menjadi rendah. Penentuan jenis program pemeliharaan yang tepat harus didasarkan pada kondisi fungsional dan struktural perkerasan jalan serta memperhitungkan umur sisa dari perkerasan jalan. Kondisi fungsional perkerasan merupakan kemampuan perkerasan untuk menyediakan kerataan dan kenyamanan bagi pengguna jalan, sedangkan kondisi struktural merupakan kemampuan untuk mampu menahan beban lalu lintas serta perubahan kondisi lingkungan tanpa mengalami kegagalan struktur perkerasan. Kondisi fungsional perkerasan dapat digambarkan oleh nilai IRI (International Roughness Index) yaitu nilai yang mengukur ketidakrataan permukaan jalan yang berpengaruh pada kenyamanan pengguna jalan (riding quality), sedangkan kondisi struktural dari perkerasan dapat digambarkan oleh

3 besarnya defleksi yang terjadi. Besarnya defleksi juga merupakan salah satu parameter penting yang digunakan untuk desain lapis tambah (overlay). Kriteria teknis untuk pemeliharaan jalan nasional saat ini masih didasarkan pada kondisi jalan berdasarkan nilai IRI. Hal ini dianggap kurang tepat karena nilai IRI hanya menggambarkan kerataan permukaan sedangkan kapasitas struktural dari perkerasaan tidak dapat diketahui. Terbatasnya alokasi dana pemeliharaan membuat pemegang kebijakan dalam hal ini Satuan Kerja (Satker)/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus dapat menentukan ruas-ruas prioritas dan jenis pemeliharan yang tepat pada ruas tersebut dengan mempertimbangkan kondisi fungsional dan struktural perkerasan sehingga pembiayaan yang dilakukan dapat efektif dan tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya penanganan pemeliharaan jalan nasional berdasarkan analisis kondisi jalan yakni kombinasi antara nilai IRI yang merupakan hasil output dari alat survei roughmeter NAASRA dan nilai lendutan yang didapatkan dari survei pengujian lendutan melalui alat Falling Weight Deflectometer (FWD) terhadap program pendanaan proyek pemeliharaan jalan. 1.2. Rumusan Masalah Penentuan rekomendasi penanganan pada suatu ruas jalan dalam program pemeliharaan jalan nasional sangat berpengaruh terhadap kondisi perkerasan selama masa layan baik secara fungsional maupun struktural. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana kondisi perkerasan jalan berdasarkan nilai kerataan permukaan? b. Bagaimana kondisi perkerasan jalan berdasarkan nilai lendutan? c. Apakah pendanaan penanganan Jalan Nasional yang diprogramkan oleh penyelenggara jalan sudah sesuai dengan kebutuhan penanganan berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi perkerasan yang ada?

4 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penanganan jalan nasional yang ditetapkan dalam program penyelenggara proyek sudah tepat penanganan berdasarkan parameter fungsional dan struktural perkerasan jalan. Tujuan dari penelitian perbandingan biaya penanganan jalan nasional berdasarkan analisis nilai kerataan permukaan dan lendutan perkerasan terhadap program pendanaan proyek pemeliharaan jalan antara lain : a. Mengetahui jenis kondisi fungsional perkerasan jalan berdasarkan analisis nilai kerataan permukaan (International Roughness Index) yang didapat dari alat survei roughometer NASRAA. b. Mengetahui jenis kondisi struktural perkerasan jalan berdasarkan analisis nilai lendutan (deflection bowl) yang didapat dari alat survei falling weight deflectometer (FWD). c. Mengetahui biaya penanganan program pemeliharaan jalan yang tepat berdasarkan analisis kombinasi dari parameter fungsional dan struktural perkerasan jalan. d. Membandingkan biaya penanganan jalan nasional pada program pendanaan proyek pemeliharaan jalan terhadap point c. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian perbandingan biaya penanganan jalan nasional berdasarkan analisis nilai kerataan permukaan dan lendutan perkerasan terhadap program pendanaan proyek pemeliharaan jalan adalah sebagai bahan pembanding maupun acuan kepada Direktorat Preservasi Jalan Ditjen Bina Marga khususnya para pihak penyelenggara proyek dalam menentukan dan merekomendasi program pemeliharaan jalan nasional. 1.5. Batasan Penelitian Adapun batasan-batasan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Jenis perkerasan yang ditinjau adalah perkerasan lentur (flexible pavement).

5 b. Lokasi penelitian hanya pada ruas jalan Asam Asam Kintab KM 117+000 sampai KM 137+000, Provinsi Kalimantan Selatan. c. Dikarenakan keterbatasan data dan survey uji lendutan dengan alat FWD, maka data nilai kerataan permukaan dan nilai lendutan yang digunakan adalah data pada akhir tahun 2014. d. Analisis nilai kerataan permukaan jalan / IRI (kondisi fungsional jalan) menggunakan pedoman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria PerencanaanTeknis Jalan. e. Analisis nilai lendutan (kondisi struktural jalan) menggunakan teori Deflection Bowl. f. Penentuan nilai modulus elastisitas perkeraasan dilakukan dengan menggunakan software Evaluation of Layer Moduli and Overlay Design (ELMOD) versi 6. g. Perhitungan biaya pemeliharaan jalan dilakukan dengan menggunakan data AHS yang didapat dari paket-paket pekerjaan yang terdekat dengan ruas jalan Asam Asam Kintab KM 117+000 sampai KM 137+000 pada awal tahun 2015. h. Nilai dan pengaruh faktor skid resistance diabaikan. 1.6. Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian perbandingan biaya penanganan jalan nasional berdasarkan analisis nilai kerataan permukaan dan lendutan perkerasan terhadap program pendanaan proyek pemeliharaan jalan, antara lain : 1. Prabowo, D. R., (2016) telah melakukan penelitian tentang Program Pemeliharaan Jalan Nasional Berdasarkan Nilai Kerataan Permukaan, Nilai Lendutan Dan Nilai Modulus Elastisitas Pekerasan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode kombinasi nilai IRI dan nilai lendutan lebih tepat digunakan untuk menentukan program pemeliharaan karena mewakili kondisi fungsional dan kondisi struktural pekerasan.

6 2. Horak, E. dan Emery, S., (2006) melakukan penelitian tentang parameter Deflection Bowl FWD untuk analisis evaluasi struktur perkerasan dengan studi kasus jalan Johannesburg di Afrika Selatan. Penelitian ini menyimpulkan dalam menentukan program pemeliharaan jalan dapat menggunakan pendekatan dengan metode Deflection Bowl. Pendekatan dengan metode Deflection Bowl dapat mengetahui kondisi tiap lapisan struktur perkerasan jalan. 3. Saputro, S. dan Hariyadi, E. S., (2015) telah melakukan evaluasi fungsional dan struktural perkerasan lentur pada ruas jalan Bandung-Purwakarta dengan metode AUSTROADS 2011. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan mengetahui jenis kerusakan mempengaruhi nilai roughness melalui survei visual, maka penanganan suatu ruas jalan dapat ditentukan. 4. Minarti, dkk, (2014) telah melakukan analisis pemrograman pemeliharaan di ruas jalan Calang-Teunom berdasarkan nilai IRI (International Roughness Index) dan nilai SDI (Surface Distress Index). Kesimpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa nilai SDI yang menunjukkan dalam kondisi baik belum tentu menunjukkan kondisi baik pula untuk nilai IRI, karena nilai SDI didapat dari kondisi permukaan jalan dan nilai IRI lebih mengarah pada kekasaran permukaan. 5. Putra, dkk, (2013) telah melakukan evaluasi kondisi fungsional dan struktural menggunakan metode Bina Marga dan AASHTO 1993 sebagai dasar dalam penanganan perkerasan lentur untuk ruas jalan Medan-Lubuk-Pakam. Hasil penilitian ini adalah berdasarkan analisis IRI dan SDI, kondisi perkerasan membutuhkan pemeliharaan rutin dan berkala, sedangkan berdasarkan analisis struktural, kondisi perkerasan memerlukan overlay struktural dengan tebal antara 11-20 cm. 6. Andika, dkk, (2012) melakukan penelitian analisis tebal lapis tambah perkerasan lentur menggunakan metode AASHTO (1993) dan software ELMOD versi 6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tebal lapis perkerasan lentur tambahan pada ruas jalan Palimanan-Jatibarang menggunakan metode AASHTO (1993) dan software ELMOD versi 6. Hasil

7 penelitan ini menunjukkan bahwa tebal lapis perkerasan tambahan hasil analisis metode AASHTO (1993) dengan hasil analisis software ELMOD versi 6 hampir sama. Penggunaan asumsi lapis yang semakin banyak pada software ELMOD versi 6 menunjukkan hasil perhitungan yang lebih baik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa penelitian ini difokuskan untuk membandingkan biaya pemeliharaan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara proyek dengan biaya pemeliharaan yang dibutuhkan berdasarkan hasil analisis kondisi jalan berdasarkan kombinasi antara nilai International Roughness Index (IRI) yang merupakan hasil output dari alat survey Roughmeter NAASRA dan nilai lendutan yang didapat dari survey pengujian lendutan dengan alat Falling Weight Deflectometer (FWD). Dengan demikian diharapkan dapat diketahui efektivitas pembiayaan program pemeliharaan jalan yang ditetapkan sesuai dengan kondisi fungsional dan struktural perkerasan.