KEPATUHAN MENGGUNAKAN KELAMBU BERISEKTISIDA TERHADAP KEJADIAN MALARIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ELLY UYO KOTA JAYAPURA - PAPUA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN CARA PENCEGAHAN MALARIA DI DESA JIKO UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

Faktor-faktor kejadian malaria

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015).

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit Plasmodium yang

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN KEI BESAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA PROVINSI MALUKU

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

I. PENGANTAR. Separuh dari keseluruhan penduduk dunia, diperkirakan 3,3 miliar orang,

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

ARTIKEL HUBUNGAN KEBERADAAN TERNAK DAN LOKASI PEMELIHARAAN TERNAK TERHADAP KASUS MALARIA DI PROVINSI NTT

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

BEBERAPA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN NANGA ELLA HILIR KABUPATEN MELAWI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYUMBA PROVINSI SULAWESI TENGAH

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA PADA MASYARAKAT (Observasi Analitik di Desa Gunung Raya)

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

KEPATUHAN MENGGUNAKAN KELAMBU BERISEKTISIDA TERHADAP KEJADIAN MALARIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ELLY UYO KOTA JAYAPURA - PAPUA K Flora Niu 1, Renold Mofu 2 1 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jayapura 2 Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jayapura Email Penulis Korespondensi ( K ) : niuflora@yahoo.co.id ABSTRAK Malaria adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh parasite yang dipindahkan dari seorang penderita keorang lain melalui gigitan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi oleh plasmodium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kepatuhan Menggunakan Kelambu Berisektisida terhadapa Kejadian Malaria Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Elly Uyo Kota Jayapura Papua Jenis penelitian Kuantitaif dengan pendekatan cross sectional study. Lokasi penelitian di Puskesmas Elly uyo Kota Jayapura Papua dan waktu penelitian dilakukan bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2018. Sampel dalam peneltian ini sebanyak 159 responden yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Analisa data menggunakan chi square pada interval kepercayaan (0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahawa tidak terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida (p value =0,319), tidak terdapa hubungan antara pendidikan dengan kepatuahan menggunakan kelambu berinsektisida (p value = 0, 411, tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kepatuahan menggunakan kelambu berinsektisida (p value=0,133) Tidak terdapat hubungan antara kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria (p value=0,698). Kesimpulan penelitian adalah tidak terdapat hubungan antara umur,pendidikan, pekerjaan dan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria pada ibu hamil di puskesmas Elly uyo Kota Jayapura Papua. Saran diharapkan dari hasil penelitian ini tetap perlu diberikan upaya promosi kesehatan tentang kepatuhan menggunakan kelambu terhadap kejadian malaria pada ibu hamil, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu akibat penyakit malaria Kata Kunci :Umur, Pendidikan dan pekerjaan terhadap kejadian malaria PENDAHULUAN Malaria merupakan salah satu penyakit berbahaya yang masih menjadi masalah kesehatan dunia. Apalagi berbicara mengenai ibu hamil, resiko tinggi yang dapat terjadi karena penyakit ini bukan hanya akan terjadi pada ibu hamilnya saja melainkan dapat membahayakan janin yang dikandung ibu bahkan dapat mengakibatkan kematian bagi ibu maupun janin. Penyebaran penyakit malaria di dunia sangat luas, yakni antara 60o Bujur Utara dan 40o di Selatan yang meliputi lebih dari 100 negara yang beriklim tropis dan sub tropis. Penduduk dunia yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 milyar atau 41% dari penduduk dunia (Gunawan, 2000). Diperkirakan sekitar 1,5 2,7 juta jiwa penduduk dunia meninggal karena malaria setiap tahunnya, terutama balita dan ibu hamil (WHO, 2004). Kasus terbanyak terdapat di Afrika, beberapa negara Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 kasus kematian akibat malaria menduduki peringkat keenam. Terdapat 1,75 juta kasus malaria yang tersebar di 424 kabupaten dari 576 kabupaten yang ada dan diperkirakan 45% penduduk Indonesia berisiko tertular malaria (Depkes, 2016). Malaria masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia antara lain Indonesia kawasan Timur seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, dan bahkan beberapa daerah di Sumatera seperti Lampung, Bengkulu, Riau. Indonesia bagian Timur termasuk dalam stratifikasi malaria tinggi, sementara Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera termasuk dalam stratifikasi sedang.sedangkan Jawa dan Bali masuk dalam stratifikasi rendah namun ada beberapa desa dengan kasus malaria yang tinggi. Annual Parasite Incidence (API)untuk kasus malaria di Indinesia bila dilihat per provinsi yang paling paling tertinggi adalah Papua Barat, Nusa tenggara Timur, dan Papua. Menurut laporan World Health Organization (WHO) secara epidemiologi populasi penderita malaria di Indonesia pada tahun Penerbit: Poltekkes Kemenkes Jayapura 16

2012 dengan stratifikasi High transmission (>1 kasus per 1000 penduduk) sebesar 17% Low transmission (0-1 kasus perseribu penduduk) 44% dan bebas malaria sebanyak 39%. Data hasill Ricesdes tahun 2013 incidence dan prevalence malaria menurut provinsi, Papua Barat berada pada posisi ketiga dengan prevelance 20,0% dan incidence 5,0%, setelah itu Papua dengan 30,0% dan incidence 10,0% serta Nusa Tenggara Timur(NTT) dengan prevalence 25.0% dan incidence 5,0%. Angka kesakitan malaria 1 di propinsi Papua tahun 2016 sebesar 49,6 per 1.000 penduduk. Malaria adalah penyakit parasitic karena disebabkan oleh parasite yang dipindahkan dari seorang penderita ke orang lain melalui gigitan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi oleh plasmodium. Penularan penyakit malaria sama dengan penularan penyakit menular pada umumnya yaitu ditentukan oleh faktor yang disebut host (manusia dan nyamuk Anopheles), agent (parasite plasmodium), dan environment (lingkungan fisik, kimia, biologi dan social). Pada wanita hamil sangat mudah untuk terinfeksi malaria dibandingkan dengan populasi umumnya selain mudah terinfeksi malaria juga mudah terinfeksi berulang sehingga dapat mengakibatkan komplikasi berat yang bererisko tinggi padakematian ibu maupun janin. Untuk menanggulangi permasalahan malaria di Indonesia salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pelaksanaan program kelambu berinsektisida, Impregnated Treated Nets (ITNs). Selama beberapa dekade penggunaan kelambu ITN untuk mengendalikan malaria sudah diketahui secara luas seperti di Asia, juga dibeberapa negara di Afrika, Amerika Latin, dan Amerika Utara (Yadav et al. 2001). Di China kelambu berinsektisida dipergunakan dalam skala besar untuk menanggulangi masalah malaria (Cheng Huailu et al, 1995). Program pengendalian malaria dengan menggunakan kelambu ITN merupakan program utama yang di laksanakan untuk daerah endemis. Menurut data penyakit malaria yang di ambil dari dinkes kota Jayapura tahun 2015 2016 terjadi peningkatan yaitu pada Puskesmas Elly Uyo tahun 2015 dengan ibu hamil 719 terdapat 2 ibu hamil dengan malaria dan 2016 dengan ibu hamil 394 terdapat 5 ibu hamil dengan malaria sedangkan untuk kota jayapura terjadi peningkatan yaitu tahun 2015 terdapat 31 ibu hamil dengan malaria dan tahun 2016 meningkat 2x lipat dengan jumlah ibu hamil dengan malaria sebanyak 79 orang. (Depkes. 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan dalam kepatuhan menggunakan kelambu berisektisida terhadap kejadian malaria pada ibu hamil Di Puskesmas Elly Uyo Kota Jayapura Propinsi Papua METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian kunatitatif dengan pendekatan cross sectional. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober tahun 2018 di Puskesms Elly uyo Kota Jayapura Propinsi Papua Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Elly uyo Kota Jayapura Propinsi Papua 2018 yaitu sebanyak 265 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 159 orang dengan pengambilan sampel secara simple random sampling. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner, Sebelumnya telah diberikan penjelasan tentang kuesioner. Setelah responden menyetujui maka tindakan tersebut dilakukan. Adapun sumber data penelitian adalah data primer. Pengolahan Data Pengolahan data menggunanak editing, coding, tabulating, scoring dan cleaning Analisis Data Analisis data dilakukan secara kuantitatif yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan menurut Hartono (2007), yaitu analisis univariat dan analisis biivariat. Analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase umur, pendidikan, pekerjaan Penerbit: Poltekkes Kemenkes Jayapura 17

dengan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida terhadap kejadian malaria pada ibu hamil. Analisis bivariat melihat korelasi dari kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida terhadap kejadia malaria di puskesmas Elly uyo Kota jayapura Papua HASIL Tabel Berikut adalah distribusi responden berdasarkan umur Tabel 1.Distribusi Responden Berdasarkan umur di puskesmas Elly Uyo Tahun 2018 Umur N % 18-25 65 40,8% 26-36 55 34,6% 37 40 39 24,5 Total 159 100% Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur 18-25 tahun sebanyak 65 responden (40,8%) dan sebagian kecil responden berumur 37 40 tahun tahun sebanyak 39 responden (24.5%) Tabel 2. Distribusi Responden Terhadap Pendidikan Pendidikan N % SD 5 3.1% SMP 15 9,4% SMA 85 53,4% PT 54 33,9 Total 159 100% Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian kecil responden pendidikan SD sebanyak 5 responden (3,1%) dan sebagian besar responden pendidikan SMA sebanyak 85 responden (53,4%). Tabel 3. Distribusi Responden Terhadap Pekerjaan Pendidikan N % PNS 17 10,6% Swasta 12 7,5% Tidak bekerja 130 81,7% Total 159 100% Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian kecil responden pekerjaan sebagai PNS sebanyak 17 responden (10,6%) dan sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 130 responden (81,7%). Tabel 4. Hubungan umur Terhadap Kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida di Puskesmas Elly Uyo Tahun 2018 Kepatuhan Total p Umur Ya Tidak N % 18-25 61 4 65 40,8% 26-36 50 5 55 34,5% 37 40 38 1 39 24,52% 0,319 Total 149 10 159 100% Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan umur 18 25 tahun yang patuh menggunakan kelambu 61 responden (38,3%) dan sebagian kecil responden umur 37 40 Penerbit: Poltekkes Kemenkes Jayapura 18

tahun sebanyak 1 (0,6) tidak patuh menggunakan kelambu. Hasil uji chi square diperoleh p-value 0,319> 0,05. Sehingga, Ho diterima maka dinyatakan tidak ada hubungan umur dan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida pada ibu hamil di Puskesmas Elly Uyo tahun 2018. Tabel 5. Distribusi Pendidikan Responden Berdasarkan Kejadian Malaria Malaria Total Pendidikan Tidak Malaria malaria N % SD 1 4 5 3,1% SMP 3 12 15 9,4% SMA 5 80 85 53,4% PT 1 53 54 33,9 Total 10 149 159 100% Dalam penelitian ini pendidikan SMA lebih dominan dari pada pendidikan yang lain adalah sebanyak jumlah 85 (53,4%). Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan terhadap kejadian malaria maka lebih tinggi responden yang berpendidikan SMA lebih tinggi dengan jumlah 5 responden (3,1%). Tabel 6. Hubungan pekerjaan terhadap kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida Kepatuhan Total P Pekerjaan Ya Tidak N % PNS 2 15 16 10,6,1% Swasta 2 10 12 7,5% Tidak 0.133 6 124 130 81,7% bekerja Total 10 149 159 100% Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 6 (3,7%) menderita malaria. Hasil uji chi square diperoleh p-value 0,133> 0,05. Sehingga, Ho diterima maka dinyatakan tidak ada hubungan pekerjaan dan kepatuahan menggunakan kelambu pada ibu hamil di Puskesmas Elly Uyo tahun 2018 Tabel 7. Hubungan Kepatuhan menggunakan kelambu terhadap kejadian malaria di Puskesmas Elly Uyo Tahun 2018 Malaria Total Penggunaan kelambu Malaria Tidak malaria N % Ya 1 135 136 85,5% Tidak 9 14 23 14,4% Total 10 149 159 100% P 0,698 Berdasarkan table 7 menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur 26 36 tahun sebanyak 5 responden (3,1%) responden menderita malaria. Hasil uji chi square diperoleh p-value 0,698> 0,05. Sehingga, Ho diterima maka dinyatakan tidak ada hubungan kepatuhan menggunakan kelambu berisektisida dengan kejadian malaria pada ibu hamil di Puskesmas Elly Uyo tahun PEMBAHASAN Hubungan antara Umur dengan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida di Puskesmas Elly Uyo. Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi square di peroleh nilai (p = 0,319> Penerbit: Poltekkes Kemenkes Jayapura 19

0,05). maka tidak ditemukan adanya hubungan antara umur dengan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida pada ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan umur 18 25 tahun yang patuh menggunakan kelambu sebanyak 61 responden (38,3%) dan sebagian kecil responden umur 37 40 tahun sebanyak 1 (0,6) tidak patuh menggunakan kelambu. Hasil analisis bivariat mendapatkan bahwa umur tidak terdapat hubungan antara kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor umur responden yaitu terbanyak padaumur 18 25 tahun. Hasil ini sama halnya dengan penelitian dimana dinyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara umur dengan infeksi malaria. Namun demikian pada studi di Sikka menemukan umur tidak ada hubungan antara kepatuhan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria. Hal ini kemungkinan karena jumlah kelambu yang dibagikan pada setiap ibu hamil mencukupi walaupun ada beberapa ibu hamil yang tidak patuh menggunakan kelambu berinsektisida. Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar responden pendidkan SMA sebanyak 80 (50,3%) yang patuh menggunakan kelambu dan 5 (3,1%) responden yang tidak menggunakan kelambu. Hasil uji chi square diperoleh p-value 0,411> 0,05. Tingkat pendidikan seseorang tidak dapat mempengaruhi secara langsung dengan kejadian malaria, namun pendidikan seseorang dapat mempengaruhi jenis pekerjaan dan tingkat pengetahuan orang tersebut. Secara umum seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempuyai pekerjaan yang lebih layak dibanding seseorang yang berpendidikan rendah dan akan mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan pengetahuan yang cukup yang didukung oleh pendidikan memadai akan berdampak kepada perilaku seseorang dalam mengambil berbagai tindakan (Notoatmodjo,2012). Hal ini berarti tingkat pendidikan berhubungan dengan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida sekaligus juga berhubungan dengan kejadian malaria. Pendidikan yang tinggi mempermudah pemahaman terhadap informasi atau pengetahuan tentang malaria sehingga mempengaruhi perilaku kepatuhan menggunakan kelambu untuk mencegah penularan malaria. Sebaliknya, rendahnya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penerimaan inovasi dan ide baru, serta mempersulit komunikasi karena pemahaman yang terbatas sehingga menjadi penghambat pada perilaku ibu hamil untuk menggunakan kelambu dalam pencegahan malaria. Hal ini karena tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi kepatuhan responden dalam penggunaan kelambu sebagai upaya pencegahan malaria sehingga lebih berisiko terkena malaria. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida dengan hasil uji chi square diperoleh p-value 0,133> 0,05. Sehingga, Ho diterima maka dinyatakan tidak ada hubungan pekerjaan dan kepatuahan menggunakan kelambu pada ibu hamil di Puskesmas Elly Uyo tahun 2018 Hal ini berarti ibu hamil yang berada di puskesmas Elly uyo faktor pekerjaan tidak signifikan dalam penularan malaria maupun pada kepatuhan menggunakan kelambu, kemungkinan karena tidak ada kebiasaan ibu hmil tidak benyak melakukan aktifitas diluar rumah pada malam hari. Hubungan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida terhadap kejadian malaria. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubunagn antara kepatuhan menggunakan kelambu terhadap kejadian malaria pada ibu hamil dengan hasil uji chi square diperoleh p-value 0,698> 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa responden yang tidak memakai kelambu tidak ada berpeluang untuk sakait malaria. Penggunaan kelambu telah diketahui sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya Malaria.Penggunaan kelambu diharapkan dapat melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk dimalam hari. Penelitian yang dilakukan oleh (Winardi E, 2004) mengatakan penggunaan kelambu dapat mencegah Malaria, bahwa proporsi yang tidak menggunakan kelambu lebih tinggi pada kelompok kasus daripada kelompok control. Hasil ini sesuai dengan penelitian Chamlong (1986) yang menyatakan bahwa penduduk yang tidak teratur menggunakan kelambu mempunyai resiko terkena malaria 1,52 kali dibandingkan penduduk yang menggunakan kelambu secara teratur. Menurut WHO (2005) penggunaan kelambu akan menghindari terjadinya kontak langsung antara nyamuk dengan manusia, dan dengan kelambu tersebut Penerbit: Poltekkes Kemenkes Jayapura 20

diharapkan mass killing dari nyamuk malaria dapat dicegah dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kelambu. Hasil studi ini juga sejalan dengan penelitian Suharmanto (2000) bahwa responden yang tidak menggunakan kelambu berisiko 7,54 kali untuk terkena malaria dibandingkan mereka yang menggunakan kelambu. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan kepatuhan menggunakan kelambu berinsektisida terhadap kejadian malaria. Perlu ditingkatkan lagi penyuluhan-penyuluhan tentang malaria (pencegahan, pemberantasan, dan penanganannya), penggunaan kelambu agar dapat mencegah penularan penyakit malaria dan pemberantasan sarang nyamuk. DAFTAR PUSTAKA Chamlong H, 1986: The Need for Health Behavior and Socioeconomic Research in Malaria Control in Thailand. South East Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health. Depkes. 2016. Data Kejadian Malaria DI Kota Jayapura. Jayapura :Departemen Kesehatan RI Notoatmojo S, 2012, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta Pusdatin. 2016. Info DATIN Malaria. Jakarta :Deapartemen Kesehatan RI Soedarto. 2011. Malaria. Epidemiologi Global, Plasmodium, Anopheles, PenatalaksanaanPenderita Malaria.Jakarta : CV SagungSeto Suharmasto, 2000, Faktor Lingkungan dan Prilaku Yang Berhubungan Dengan Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tanjung Lengkayap, Kabupaten OKU, PS IKM, FKM UI Winardi E, 2004, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria Di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu Tahun 2004, Tesis FKM UI, Depok WHO, 2005, International Travel And Health, World Health Organization, Geneva Penerbit: Poltekkes Kemenkes Jayapura 21