BAB I PENDAHULUAN. Setiap mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung diharapkan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyelesaikan Tugas Akhir (TA) atau skripsi, skripsi merupakaan karya ilmiah

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)

Studi Korelasional Mengenai Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Feedback yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semester (SKS). Dalam Sistem Kredit Semester terdapat satuan kredit yang

GAMBARAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2007 YANG SEDANG SKRIPSI DI PROGRAM STUDI PG PAUD. Hj. Shofiyanti Nur Zuama

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PELAKU PROKRASTINASI AKADEMIK

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

Prokrastinasi Akademik Mahasantri Ma had Al Jami ah IAIN Kerinci

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung diharapkan dapat menyelesaikan studi dalam jangka waktu delapan semester. Mahasiswa dituntut untuk dapat lebih mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah, menguasai atau mencari materi yang diberikan dan tentunya mengerjakan skripsi, dimana skripsi menjadi salah satu syarat untuk dapat lulus dari Perguruan Tinggi dan mendapatkan gelar sarjana. Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung, mahasiswa harus menempuh mata kuliah MR/Metodologi Penelitian Lanjutan/PPL dilanjutkan ke Usulan Penelitian. Setelah selesai mengerjakan draft Usulan Penelitian, maka akan diseminarkan untuk mendapatkan masukan atau perbaikan dari dosen dan mahasiswa pembahas. Setelah diseminarkan, usulan penelitian tersebut dapat dilanjutkan untuk menjadi skripsi setelah dilakukan perbaikan berdasarkan hasil seminar. Setelah melakukan perbaikan maka mahasiswa dapat mengambil data dan mengolah data tersebut agar dapat disidangkan untuk meraih gelar sarjana. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi diharapkan dapat mandiri dan bertanggungjawab akan apa yang sudah dikerjakannya. Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk dapat mengatur dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan skripsi agar dapat menyelesaikan sesuai deadline yang sudah ditentukan. Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S-1 yang membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan hasil kajian pustaka yang diteliti oleh para ahli, hasil penelitian lapangan atau hasil pengembangan atau eksperimen (Munslich Mansnur, 2009 : 4). Semua mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung wajib mengontrak skripsi sebagai 1

2 salah satu prasyarat untuk dinyatakan telah menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi dan berhak memeroleh gelar sarjana. Pada umumnya skripsi dapat dikerjakan dalam waktu satu semester. Namun pada kenyatannya mahasiswa seringkali tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk digunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga draft skripsi tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu semester. Hal ini tentu berbeda dengan saat mahasiswa menjalani perkuliahan, dimana saat menjalani kuliah mahasiswa memiliki jadwal yang teratur sehingga mahasiswa mau tidak mau harus menjalani jadwal tersebut. pada awal memulai mengerjakan skripsi mahasiswa memiliki semangat, motivasi dan minat yang tinggi terhadap skripsi, namun keadaan tersebut menurun seiring dengan hambatan yang dialami (Samsul Bahri, 2013). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yabu M., Muhammad Idris, dan Faisal (2013), kesulitan yang biasa dirasakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi adalah dalam menyusun latar belakang masalah penelitian, menjabarkan permasalahan, mendapatkan referensi, ataupun dosen pembimbing yang terkadang sulit ditemui di kampus. Selain kesulitan di atas, mahasiswa yang sedang menyusun skripsi juga mendapatkan beragam tuntutan, misalnya tuntutan dari orangtua yang ingin dirinya bisa menjadi seorang sarjana, atau harapan dari diri sendiri yang ingin dapat menjadi sarjana untuk membahagiakan orangtua dan keluarga, tuntutan pembiayaan kuliah di Perguruan Tinggi yang semakin besar, tekanan dari teman-teman yang sudah menjadi sarjana terlebih dahulu dan takut menemui dosen pembimbing (Shofiyanti, 2012). Fenomena penundaan sebenarnya dapat dilakukan oleh semua orang, bukan hanya pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi saja. Mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsipun berpeluang untuk melakukan penundaan-penundaan dalam proses mengerjakan tugas-tugas akademiknya. Adapun berbagai alasan yang sering diungkapkan adalah kesulitan dalam mencari referensi, membagi waktu antara mengerjakan tugas dengan aktivitas lainnya, dan kesulitan karena tugas yang datang sekaligus, sehingga membuat mahasiswa melakukan

3 penundaan dalam mengerjakan tugas. Seringkali mahasiswa menunda dalam proses menyelesaikan tugas karena menganggap masih memiliki waktu yang banyak sebelum deadline pengumpulan tugas tiba. Perilaku menunda mengerjakan tugas atau proses penundaan dalam mengerjakan tugas biasanya disebut dengan prokrastinasi. Prokrastinasi adalah tingkah laku menunda dalam penyelesaian tugas (Burka & Yuen, 1983). Ferrari (1991) dalam serangkaian laporan penelitiannya menyebutkan bahwa seseorang disebut melakukan tindakan prokrastinasi bilamana dengan sengaja menunda tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya, termasuk tugas-tugas prioritas utama, hingga muncul perasaan cemas dan bersalah akan tetapi tindakan ini dilakukannya berulang (kompulsif). Prokrastinasi secara umum menimbulkan dampak merugikan pada diri pelaku. Adanya tugas yang menumpuk dan terdesak oleh waktu akan membuat mahasiswa menjadi panik dalam menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaannya sehingga mengganggu fungsi-fungsi fisiologisnya seperti tidak dapat tidur ataupun tidak dapat makan dengan tenang. Jika pada akhirnya pekerjaan itu tidak terselesaikan maka akan menghambat kinerja akademik secara menyeluruh (Semb, Glick dan Spencer, 1979, dalam procrastination and Task Avoidance, 1995). Menurut Silver & Sabini (dalam Ferrari, 1995), para prokrastinator pada dasarnya adalah orang yang ingin dan mampu mengerjakan tugas, prokrastinator sebenarnya telah mencoba dan merencanakan dengan matang sesuai dengan tuntutan tugas pada umumnya, tetapi tidak menyelesaikan tugas tersebut atau menunda mengerjakan tugas untuk waktu yang lama. Mahasiswa menunda tugas-tugas penting sehingga mahasiswa merasa cemas karena telah menunda tugas-tugas tersebut, mahasiswa mengetahui hal tersebut namun mahasiswa tetap melakukan penundaan secara berulang. Burka dan Yuen (1983, h.4) mengemukakan bahwa prokrastinasi terjadi pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai pekerja atau pelajar. William (Burka dan Yuen, 1983, h. 4) memerkirakan bahwa 90% mahasiswa dari Perguruan

4 Tinggi telah menjadi prokrastinator, 25% adalah orang yang suka menunda dan pada umumnya berakhir mundur dari Perguruan Tinggi. Solomon dan Rothblum (1984, h. 505) melakukan penelitian di salah satu Universitas di Amerika Serikat dengan ukuran sampel 322 orang, dan didapatkan hasil data prokrastinasi tugas akademik yaitu sebesar 46% subjek penelitian melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas. Ferrari, Johnson dan McCown (dalam Gufron, 2003) mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku penundaan yang dimanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati. Adapun ciri-ciri prokrastinasi akademik menurut Schouwenburg (dalam Ferrari dkk., 1995) yaitu, penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, Kelambanan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan antara niat atau rencana yang dibuat dengan kinerja aktual, serta melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas akademik. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi oleh mahasiswa skripsi maupun bukan skripsi sebenarnya mahasiswa mengetahui bahwa terdapat deadline dalam pengumpulan skripsi/tugas namun menunda untuk segera menyelesaikan skripsi/tugas tersebut. Keterlambatan/kelambatan dalam mengerjakan tugas, pada mahasiswa yang sedang dan tidak sedang menyusun skripsi dimana mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu yang dimiliki untuk melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas tanpa memerhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya sehingga mahasiswa lamban dalam menyelesaikan skripsi atau tugas. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja nyata, pada mahasiswa yang sedang dan tidak sedang menyusun skripsi yaitu mahasiswa memiliki rencana untuk menyelesaikan skripsi atau tugas yang telah ditentukan sendiri, namun ketika pada saatnya untuk melakukan rencana menyelesaikan skripsi atau tugas tiba, hal tersebut tidak dilakukan. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan, pada mahasiswa yang sedang dan tidak sedang menyusun skripsi dimana mahasiswa lebih memilih untuk melakukan aktivitas lain seperti menonton TV,

5 mendengarkan musik, bermain dan aktivitas lainnya yang dipandang lebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan skripsi atau tugas. Penjabaran di atas serupa dengan hasil wawancara peneliti kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mengatakan Berdasarkan hasil wawancara terhadap sepuluh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, sebanyak tujuh mahasiswa (70%) merasa tidak memiliki motivasi untuk mengerjakan ataupun merevisi skripsi, dikarenakan bingung untuk memulai mengerjakan revisi skripsi ketika mahasiswa selesai seminar. Mahasiswa tidak terlalu memikirkan deadline, namun saat sudah mendekati pengumpulan skripsi, mahasiswa mengerjakan skripsi secara terburu-buru sehingga hasil yang kerjakan tidak maksimal. Sedangkan sebanyak tiga mahasiswa (30%) tidak mengalami kesulitan untuk memulai merevisi skripsi, mereka langsung memulai merevisi skripsi ketika selesai melakukan seminar, sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk mengerjakan bagian yang lain. Sebanyak tujuh mahasiswa (70%) merasa cemas ketika mengingat apabila akan melakukan bimbingan, mahasiswa berulang kali mengecek revisi yang mahasiswa kerjakan sebelum bertemu dengan dosen pembimbing, merasa takut apabila revisi yang sudah mahasiswa kerjakan tidak diterima oleh dosen pembimbing atau tidak sesuai dengan maksud dosen pembimbing, dan mereka merasa takut apabila tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen pembimbing mengenai revisi yang telah dibuat. Sedangkan sebanyak tiga mahasiswa (30%) merasa percaya diri untuk bimbingan karena mereka telah memersiapkan diri dengan baik dalam hal melakukan revisi yang diperintahkan oleh dosen pembimbing, mereka juga lebih yakin apabila diberikan pertanyaan oleh dosen pembimbing. Sebanyak delapan mahasiswa (80%) mengalami kesulitan dalam mencari jurnal ataupun artikel yang sesuai dengan yang mereka butuhkan, mereka merasa kesulitan untuk mencari

6 jurnal yang mudah untuk dipahami. Namun apabila mahasiswa mulai mencari jurnal untuk referensi, ketika sudah dihadapkan pada laptop maka mereka lebih memilih untuk bermain game dan social networking sehingga jurnal tidak kunjung mereka cari dan terkadang jurnal yang akan mahasiswa cari menjadi terabaikan. Sedangkan sebanyak dua mahasiswa (20%) tidak kesulitan untuk mencari jurnal ataupun membaca teori dari buku, karena teori yang mahasiswa tersebut gunakan sama dengan teori yang digunakan oleh temannya sehingga mereka lebih semangat untuk membaca teori ataupun mencari jurnal karena mereka dapat bertukar pikiran dengan temannya. Sebanyak lima mahasiswa (50%) merasa tidak yakin dan tidak mampu untuk dapat menyelesaikan skripsi dalam satu semester. Mahasiswa merasa sulit untuk membagi waktu, karena sebagian dari mahasiswa yang sedang menyusun skripsi sudah bekerja, dan sebagian mahasiswa menjadi lebih memilih untuk bekerja dan mengenyampingkan skripsi. Mahasiswa juga merasa belum siap untuk sidang nantinya karena ketika seminar mahasiswa tersebut banyak melakukan kesalahan sehingga mendapatkan teguran dari dosen pembimbing dan banyak revisi, sehingga mahasiswa melakukan penundaan untuk melakukan revisi setelah melaksanakan seminar. Mahasiswa melakukan penundaan dalam mengerjakan skripsi karena merasa banyak teman-teman seangkatan yang masih banyak mengulang mata kuliah sehingga mahasiswa merasa tidak terlalu buru-buru dalam menyelesaikan skripsi. Sebanyak lima mahasiswa (50%) merasa yakin untuk dapat menyelesaikan skripsi dalam satu semester, karena mahasiswa merasa sudah terlalu banyak melakukan penundaan mengerjakan skripsi pada semester sebelumnya, mahasiswa juga sudah mendapat ancaman dari orangtua untuk segera menyelesaikan skripsinya dan segera meraih gelar sarjana. Mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi berdasarkan hasil wawancara terhadap sepuluh mahasiswa mengatakan sebanyak delapan mahasiswa (80%) merasa kesulitan untuk memulai mengerjakan tugas ketika banyak tugas yang diberikan dalam satu hari. Mahasiswa

7 seringkali malas untuk menemui asisten dosen untuk meminta feedback mengenai tugas. Sebanyak dua mahasiswa (20%) tidak merasa kesulitan untuk mengerjakan tugas, karena mereka mencicil tugas-tugas tersebut sehingga tugas yang ada tidak menumpuk. Sebanyak tujuh mahasiswa (70%) selalu mengerjakan tugas ketika deadline pengumpulan tugas semakin dekat, mahasiswa lebih memilih untuk menumpuk tugas hingga waktu pengumpulan tugas tiba karena mahasiswa sulit untuk menentukan tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Mahasiswa terkadang tidak belajar ketika akan kuis apabila kuis tersebut diadakan keesokan harinya, karena mahasiswa lebih memilih untuk mengejar deadline tugas. Sedangkan tiga mahasiswa (30%) memilih untuk mengerjakan tugas setelah tugas tersebut diberikan oleh dosen ataupun asisten dosen. Sebanyak tujuh mahasiswa (70%) mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas, dikarenakan sibuk dengan aktivitas di luar kegiatan akademik, mahasiswa memiliki kegiatan yang banyak sehinga mahasiswa terkadang mengerjakan tugas dengan tergesa-gesa dan mengumpulkannya mendekati deadline ataupun melewati deadline. Sedangkan tiga mahasiswa (30%) tidak terlalu kesulitan untuk menyelesaikan tugas walaupun sedang melakukan aktivitas di luar kegiatan akademik, mereka seringkali mencuri-curi waktu di sela-sela kegiatan untuk menyelesaikan tugas Berdasarkan fenomena dan hasil wawancara yang telah dipaparkan tersebut, peneliti tertarik untuk membandingkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang dan tidak sedang menyusun skripsi. Peneliti ingin mengetahui perbedaan mengenai prokrastinasi akademik pada kedua kelompok ini.

8 1.2 Identifikasi Masalah Pada penelitian ini masalah yang akan diteliti, apakah terdapat perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Untuk mengetahui prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sejauh mana perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai teori prokrastinasi akademik terutama dalam bidang Psikologi Pendidikan. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian atau penelitian lanjutan mengenai prokrastinasi akademik.

9 1.4.2 Kegunaan Praktis Memberikan informasi kepada dosen wali dan dosen pembimbing mengenai perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang dan tidak sedang menyusun skripsi. Informasi ini dapat digunakan untuk membimbing mahasiswa yang melakukan penundaan dalam menyusun skripsi sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan waktu agar dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Begitupula pada mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi agar dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan baik. Memberikan informasi mengenai prokrastinasi akademik bagi mahasiswa yang sedang dan tidak sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang memiliki kecenderungan prokrastinasi sebagai evaluasi diri dan melakukan perubahan diri. 1.5 Kerangka Pemikiran Pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi menuntut mahasiswa untuk dapat lebih bertanggung jawab dengan segala hal yang dikerjakan. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung tentunya memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa diharapkan dapat mengatur dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien dan mengetahui prioritas yang harus dikerjakan, hal tersebut dapat menuntun mahasiswa untuk menyelesaikan studinya dengan baik dan agar dapat lulus tepat waktu. Namun pada kenyataannya tidak semua mahasiswa dapat mengatur dan menggunakan waktu yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan studinya. Begitu pula halnya pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang sedang menyusun skripsi, sebagian besar mahasiswa tidak dapat menggunakan waktu yang

10 dimiliki secara efektif dan efisien dalam mengerjakan skripsinya. Mahasiswa tentu memiliki kesulitan, hambatan ataupun kecemasan dalam proses penyusunan skripsi, hal-hal tersebut dapat memengaruhi proses penyelesaian skripsi. Mahasiswa akan cenderung menunda mengerjakan skripsi ketika menemukan kesulitan saat proses pengerjaannya, sehingga proses penyusunan skripsi dapat berlangsung lebih dari satu semester. Penundaan dapat terjadi pada setiap manusia termasuk pada mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi dimana mahasiswa dapat melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas, pengumpulan tugas, mencari referensi yang disarankan oleh dosen atau asisten dosen, melakukan perbaikan tugas, belajar untuk kuis atau remedial dan sebagainya. Solomon, Rothblum & Murakami (1986; dalam Senecal & Kostner, 1995) mengatakan bahwa prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan untuk selalu atau hampir selalu menunda mengerjakan tugas-tugas akademiknya.prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung merupakan bentuk prokrastinasi dalam bidang pendidikan yang disebut sebagai prokrastinasi akademik. Mahasiswa yang mengalami prokrastinasi sebenarnya bukan karena menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapinya, melainkan individu memilih mengalihkan pikiran dan perhatian. Fokus utama dalam diri individu bukan lagi pada kuliah dan menyelesaikan tugas akhir mereka, tetapi pada kegiatan lain yang lebih menyenangkan. Hal inilah yang menyebabkan kuliah menjadi terlantar karena mahasiswa lebih menikmati aktivitas lain yang dianggap membawa kesenangan baginya dibandingkan harus menyelesaikan tugas akhirnya, sehingga di sisi lain mahasiswa juga menganggap skripsi dapat dikerjakan kapan saja karena tidak memiliki batasan waktu (Kumala Ayu, 2013). Terdapat empat ciri prokrastinasi akademik, yaitu Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, Kelambanan dalam mengerjakan tugas, Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, Melakukan aktivitas lain yang lebih

11 menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan (Schouwenburg, dalam Ferrari dkk, 1995). Ciri pertama yaitu, Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi adalah seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menundanunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mengerjakan sebelumnya. Pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mahasiswa seringkali menunda untuk memulai mengerjakan skripsi seperti menunda untuk merevisi hasil dari seminar hingga menunda untuk bertemu dengan dosen pembimbing. Pada mahasiswa yang tidak menyusun skripsi dimana mahasiswa menunda untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Ciri yang kedua yaitu, Kelambanan dalam mengerjakan tugas adalah Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi membutuhkan waktu yang lama untuk memulai merevisi skripsi mereka, sehingga terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan skripsi karena mahasiswa tidak memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Pada mahasiswa yang tidak menyusun skripsi mahasiswa memilih untuk mengerjakan tugas lain seperti tugas dari unit kegiatan yang sedang diikuti dibandingkan mengerjakan tugas akademik, sehingga terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan tugas. Ciri yang ketiga yaitu, Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual adalah Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas

12 waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memiliki niat yang besar untuk dapat mengerjakan skripsi namun hal tersebut tidak sesuai dengan kinerja aktual mahasiswa dimana mahasiswa menunda untuk menyelesaikan skripsi. Pada mahasiswa yang tidak menyusun skripsi, mahasiswa memiliki rencana yang telah ditentukan sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dimilikinya. Namun, pada saat waktu untuk menyelesaikan tugas itu tiba mahasiswa tidak melakukan rencana untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan oleh dirinya sendiri. Ciri yang keempat yaitu, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan adalah seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan. Pada saat mahasiswa sedang mengerjakan skripsi, mahasiswa memilih untuk mengabaikan skripsinya dan melakukan aktivitas lain yang dianggap lebih menyenangkan seperti mengobrol dengan teman melalui aplikasi chatting. Ketika sedang mencari jurnal melalui internet, mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan social networking. Pada mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi, mahasiswa menunda untuk tidak segera mengerjakan tugasnya namun melakukan hal lain yang dianggap menyenangkan seperti bermain dengan teman-temannya ataupun menonton film. Mengingat pada dasarnya kedua kelompok mahasiswa yang akan diteliti ini memiliki peluang yang sama besarnya untuk melakukan penundaan atas proses akademik yang harus diselesaikannya, maka melalui penelitian ini ingin diketahui apakah terdapat perbedaan kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi pada kedua kelompok mahasiswa yang diteliti.

13 Paparan Kerangka Pikir sebagaimana telah diuraikan di halaman sebelumnya, dijabarkan melalui bagan sebagai berikut: Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun Skripsi di Universitas X Bandung Prokrastinasi Akademik Empat Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik: Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas. Kelambanan dalam mengerjakan tugas. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Perbedaan Mahasiswa Fakultas Psikologi yang tidak sedang menyusun Skripsi di Universitas X Bandung Prokrastinasi Akademik Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir

14 1.6 Asumsi Berdasarkan paparan kerangka pikir diturunkan asumsi sebagai berikut: Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi berpeluang melakukan penundaan dalam proses penyelesaian skripsinya, karena pelbagai kendala yang dirasakan. Penundaan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, juga berpeluang terjadi pada mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi. Penundaan-penundaan tersebut dapat dilatarbelakangi oleh kecenderungan mahasiswa untuk lebih memilih mengerjakan tugas yang tidak terkait dengan tugas akademiknya. 1.7 Hipotesis Ho : Tidak terdapat perbedaan Prokrastinasi Akademik antara mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. H1 : Terdapat perbedaan Prokrastinasi Akademik antara mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan mahasiswa yang tidak sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.