Peningkatan Kapasitas Siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta di Bidang Multimedia

dokumen-dokumen yang mirip
1. Pendahuluan PELATIHAN PEMBUATAN VIDEO PROFIL KOMUNITAS DI LINGKUNGAN SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

PENDAMPINGAN PEMBUATAN VIDEO PROFIL KOMUNITAS BAGI SISWA SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

SOFTWARE TERBAIK UNTUK VIDEO EDITING

APLIKASI ULEAD VIDEO STUDIO

5 Software Video Editor Terbaik

POST PRODUCTION. Pasca Produksi

Bab 1 Merekam dan Mengolah Video

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

Produksi CD Multimedia Interaktif. Winastwan Gora S.

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer digunakan sebagai alat penghitung untuk keperluan matematis

BAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

Macam Macam Software Video Editing

TUTORIAL INTERAKTIF OPERASI BILANGAN DAN PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR PADA MATA KULIAH DASAR TEKNIK DIGITAL MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER/IT

BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK

Materi : 1. Bing 2. Windows Live Movie Maker 3. Skydrive

Edit Video dengan AVS Video Editor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB III PENYAJIAN DATA. penelitian ini adalah bagaimana proses produksi iklan di radio mandiri yang dimulai dari

BAB II LANDASAN TEORI. sistem komputer tersusun atas tiga elemen, yaitu. 1. Hardware (Perangkat Keras), merupakan rangkaian elektronika

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

MODUL SIMULASI DIGITAL

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS APLIKASI LECTORA BAGI GURU SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

CONCEPT. Menentukan tujuan : Memahami karakteristik user. Output. Tujuan dari multimedia, audiens yang menggunakan. Tingkat kemampuan audiens

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Perbandingan Ketrampilan Penggunaan Aplikasi Edit Vidio Adobe Premiere dan Sony Vegas pada Siswa Kejuruan Multimedia. (Studi di SMK N 1 Pringapus)

APLIKASI PINNACLE STUDIO

APLIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KEBUDAYAAN INDONESIA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tutorial interaktif adalah media pembelajaran yang menjelaskan tentang langkah langkah

Oleh I Nyoman Udayana Jurusan Pendidikan Teknik Informatika ABSTRAK. Kata-kata kunci: media pembelajaran, model tutorial, animasi 3 dimensi ABSTRACT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK MEDIA DIGITAL

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NAMA : DEDI GUNAWAN NIM : D

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN SOFTWARE CAMTASIA STUDIO 8 UNTUK SISWA KELAS X SMA N 2 KOTA JAMBI

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

Modul 1. Pengenalan Sistem Multimedia

PELATIHAN PENGANTAR ROBOTIKA BERBASIS LEGO NXT SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Workshop Pengembangan Video Pembelajaran

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Cara Edit Video Pada Adobe Premiere Pro CC 2015

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

WINDOWS MOVIE MAKER. Alfa Ziqri. Abstrak. Pendahuluan. ::: cyberappa.blogspot.com

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Multimedia Lanjut. Sri Siswanti, S.Kom, M.Kom No. HP/WA :

BAB III METODE PENELITIAN. Development (Penelitian dan Pengembangan) dalam menciptakan suatu video

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

COMING SOON. (akan diumumkan pada 25 September 2017)

Pengenalan Multimedia. Mendeskripsikan tentang multimedia

pendukung lainnya yaitu kebutuhan software atau disebut perangkat lunak,

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Media Pembelajaran Teori Organisasi Umum Berbasis Multimedia (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta)

Perancangan Tutorial Perawatan Gigi Yang Baik Dan Benar Pada Anak Usia Dini

Mengedit Video Sendiri dengan Windows Movie Maker 2.1 hanya dalam Waktu 10 Menit

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

PEMBUATAN VIDEO TUTORIAL DENGAN CAMTASIA 7/8.4

Penyuntingan Digital I 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IOTA COMPUTER COURSE

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan

VISUALISASI PEMBELAJARAN FUNGSI, TURUNAN, DAN INTEGRAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS 2 BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

EDITING DENGAN ADOBE PREMIERE 2.0

Pemakaian Komputer dan Perlengkapannya untuk Pembelajaran

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI MUHAMMAD RAJIB

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB IV. PENGALAMAN KERJA PRAKTEK

Disusun oleh : CHOIRUN ANWAR diharapkan siap untuk memasuki dunia industri. Dunia industri saat ini

MENGENAL APLIKASI CAMTASIA STUDIO

BAB V PASCA PRODUKSI

STRUKTUR KURIKULUM SMK TARUNA BHAKTI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON ALKANA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8

PUSAT KOMUNITAS KREATIF KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

Hari : Tanggal : Persetujuan Pembimbing. Pembimbing I, Pembimbing II, NIP NIP

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

Transkripsi:

Peningkatan Kapasitas Siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta di Bidang Multimedia Argo Wibowo#1, Halim Budi Santoso *2 # Program Stusi Sistem Informasi, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo no. 5-25, Yogyakarta 1 argo@staff.ukdw.ac.id 3 hbudi@staff.ukdw.ac.id Abstract With the development of information technology, the use of video as a means of delivering information, documentation of activities and self-existence is very significant. Among students, the use of video media is one of the favorite things to convey information and document activities. To get good video quality, sufficient capabilities are needed in the field of video editing. Bopkri 1 Yogyakarta High School requires improving the ability and capacity of students in the field of video editing. Training is needed for Bopkri 1 Yogyakarta high school students in terms of video editing. This training is one of the topics for extracurricular activities for Bopkri 1 Yogyakarta High School students. The training was attended by students in class X and XI and was carried out during February - May 2018. During the training, some topics were discussed, the creation of scenarios for video, video editing using Sony Vegas Pro software, and uploading content to social media. The training gave a significant effect on Bopkri 1 Yogyakarta Senior High School students. There were 3 videos uploaded to social media youtube. Those 3 videos talk about juvenile delinquency, smoking in the school, and coming to class late. At the end of each video, students also give special message to overcome the problems. Keywords Multimedia Training, Student Capacity Improvement, Video Editing, Computer Extracurricular. I. PENDAHULUAN Kreativitas di lingkungan pelajar tingkat SMA merupakan salah satu hal yang sering kali menjadi ajang untuk perlombaan. Kreativitas di lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk siswa untuk memiliki prestasi yang baik. Sekolah dituntut untuk dapat membimbing siswa didik mereka untuk dapat meningkatkan kreativitas yang dimilikinya. Sekolah harus dapat mengakomodasi kreativitas yang dimiliki oleh siswa siswi. Kreativitas juga dapat dilihat sebagai suatu faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar dalam proses pembelajaran di sekolah. Pemikiran kreatif ini juga di gunakan untuk mengakomodasi beberapa kemampuan siswa yang berbeda beda. Oleh karena itu, pendidikan di tingkat sekolah tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan akademis siswa tetapi juga membantu di dalam pemikiran kreatif siswa. Pendidikan juga digunakan untuk menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan pengetahuan teoritis melainkan juga praktis. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan praktis siswa adalah penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendorong kemampuan praktis siswa. Selain itu, penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Salah satu pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah pembuatan konten digital melalui video. Konten digital dalam bentuk video telah menjadi konsumsi masyarakat umum. Terlebih konten digital ini sudah banyak tersedia di internet, seperti youtube dan media sosial. Setiap hari, ribuan video berhasil diunggah dan di publikasikan di media sosial seperti youtube. Pembuatan konten digital seperti video merupakan hasil kreatifitas dari seseorang. Oleh karena itu, hal ini juga dapat diajarkan di lingkungan sekolah, khususnya Sekolah Menengah Atas. Video yang dibuat dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai lahan kerja yang sangat menjanjikan. Video dokumentasi, profil, film pendek, perlu disajikan dalam tayangan yang menarik sehingga merangsang pemirsanya untuk menontonnya. Untuk itu diperlukan teknik yang cukup untuk mengambil video maupun mengeditnya. Editing video yang sangat sederhana sudah disediakan oleh aplikasi di smartphone, seperti memotong video. Akan tetapi masih diperlukan banyak editing lain agar sebuah video layak tayang, seperti mengatur urutan, memperkaya konten dengan efek teks, suara, dan efek lainnya. Dalam dunia teknologi informasi, multimedia mulai banyak digunakan terutama pada aplikasi yang berbasis web. Penggunaan media baru seperti suara, video dan animasi digunakan sebagai tambahan pada media yang sudah lama digunakan, yaitu teks dan gambar. Media berasal dari Bahasa latin yang dapat berarti sebagai sesuatu yang diletakkan di tengah atau sebagai suatu alat [1]. Dengan demikian, media merupakan suatu perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu pemberi pesan dan penerima pesan. Terdapat beberapa media yang dapat di gunakan untuk menyampaikan informasi dari pemberi atau pemilik informasi kepada penerima. Media tersebut adalah vide, teks, 53

audio. Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menjadi tolak ukur efektivitas dan efisiensi dari penyampaian informasi. Di dalam perkembangannya, penggunaan beberapa media untuk menyampaikan informasi menjadi sangat penting. Multimedia merupakan penggunaan beberapa media secara bersamaan. Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video menjadi satu sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, interaksi, berkarya, dan berkomunikasi dengan baik [2]. Multimedia diharapkan dapat menjadi suatu yang lebih interaktif. Klasifikasi interaktif dalam penggunaan media bukan mengacu pada penggunaan perangkat keras, tetapi bagaimana media yang diberikan dapat merespon penerima informasi. Dengan demikian, interaksi antara penerima dan pemberi informasi diharapkan dapat terbentuk [3]. Penambahan tersebut dapat berperan penting dalam menyajikan informasi yang lebih menarik dan interaktif, tetapi setiap media mempunyai kelebihan maupun keterbatasan penggunaan sebagai berikut. A. Video Tidak semua pengguna aplikasi tidak langsung akan menonton video yang di tampilkan pada sebuah halaman web [4]. Hal ini di sebabkan karena beberapa pengguna lebih menyukai untuk membaca teks yang ada terlebih dahulu daripada menonton video. Selain itu, video juga merupakan salah satu media yang dapat mengarahkan pengguna untuk dapat merasakan secara nyata kejadian yang sebenarnya. B. Teks Sherwin [5] menyebutkan beberapa dampak buruk teks yang berkontras rendah pada sebuah halaman web, yaitu sulit dibaca, sulit mendeteksi atau menemukan teks saat pengguna membaca dengan cepat, berkurangnya kepercayaan pengguna, sulit untuk dibaca pada perangkat genggam jika di bawah sinar matahari, aksesibilitas menjadi berkurang apabila digunakan oleh pengguna yang mempunyai gangguan penglihatan dan membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan intepretasi yang benar. Teks yang berkontras rendah akan menyebabkan pengguna sulit dalam membaca dan menafsirkan apa yang disampaikan dari teks pada sebuah halaman web, sehingga dalam penggunaan teks yang berkontras rendah harus diperhatikan. Krug [6] mengatakan bahwa instruksi merupakan salah satu sumber utama dari kata-kata yang tidak diperlukan, karena tidak ada seorang pun yang akan membacanya. Tetapi jika instruksi tetap diperlukan maka batasilah instruksi menjadi seminimal mungkin, karena instruksi yang terlalu panjang lebar akan mengurangi peluang pengguna dalam menemukan informasi yang diperlukan. C. Audio atau Suara Pada aplikasi yang akan dibangun media audio atau suara akan digunakan sebagai masukkan atau dikenal dengan istilah Voice Recognition atau Speech Recognition. Nielsen [7] memberikan tiga kondisi yang tepat untuk menggunakan suara sebagai masukkan, seperti berikut ini : Pengguna yang disabilitas. Pengguna yang tangannya sibuk. Pengguna yang tidak memiliki akses terhadap keyboard atau monitor. Aplikasi yang akan dibangun memiliki sebuah fitur untuk memandu pengguna dalam memasak, pengguna yang menggunakan fitur tersebut dapat melakukan kegiatan memasak sekaligus memberikan perintah pada aplikasi untuk menavigasi ke halaman yang diinginkan. Pemanfaatan multimedia pada bidang pendidikan bukan suatu hal yang baru. Pemanfaatan multimedia merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu, di dalam penggunaan teknologi informasi untuk media pembelajaran, media dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran [2]. Penggunaan media di dalam kegiatan pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Wahyuni [2] dalam penelitiannya melakukan pembuatan media pembelajaran untuk melihat perbedaan pemerolehan belajar dan efektivitas pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika. Sebagai hasilnya, pemanfaatan multimedia sebagai sarana pembelajaran telah meningkatkan motivasi untuk berprestasi [2]. Pembuatan media pembelajaran juga dilakukan oleh Purwanti [8]. Pengembangan media pembelajaran dalam bentuk video merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan perubahan persepsi peserta didik. Video pembelajaran yang ada dilakukan melalui tiga proses pembuatan, yaitu proses persiapan, produksi, dan pasca produksi. Dengan adanya pengembangan video sebagai sarana pembelajaran dapat meningkatkan persepsi pembelajaran menjadi lebih positif [8]. Di dalam perkembangan teknologi digital, video telah memberikan suatu revolusi bagi penyampaian suatu informasi. Video menjadi salah satu sumber yang menggabungkan media gambar dan audio dalam penyampaian informasi. Pembuatan video ini tentunya membutuhkan kemampuan dalam video editing. video editing adalah suatu proses penseleksian, penambahan teks/judul, variasi, transisi, effect, lagu, sound effect, narasi, merubah tampilan warna, menu khusus untuk bentuk kepingan baik itu format DVD maupun Blue Ray dari video mentah (yang dimaksud dengan video mentah adalah video yang dihasilkan langsung dari alat perekam video seperti handycam, video kamera, handphone atau alat2 perekam video lainnya) menjadi video yang mempunyai tampilan dan format video seperti yang kita inginkan. Dalam proses video editing kita juga dapat membuat slide show (tampilan foto yang digerakan) serta kita dapat mengambil hanya audionya saja yang dapat kita gunakan secara terpisah. Untuk menjadi seorang video editor yang handal di perlukan jiwa seni dan kreatifitas yang baik, untuk dapat merasakan apakah video yang telah siap ditayangkan itu sudah menarik atau belum. 54

Terdapat beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan dalam editing video, yaitu : 1) Microsoft Windows Movie Maker Microsoft Windows Movie Maker merupakan salah satu perangkat lunak editing video yang dikembangkan oleh Microsoft. Microsoft Windows Movie Maker sangat mudah untuk digunakan. Tautan untuk Microsoft windows movie maker dapat dilihat di : http://windows.microsoft.com/en- HK/windows/get-movie-maker-download 2) NCH s VideoPad Video Editor NCH s VideoPad Video Editor adalah salah satu perangkat lunak video editing untuk digunakan oleh professional dalam melakukan proses video editing. Perangkat lunak ini menyediakan beberapa fitur yang dapat meningkatkan kualitas dari hasil video editing. Tautan untuk NCH s VideoPad Video Editor dapat dilihat di: http://www.nchsoftware.com/videopad/ 3) Sony Vegas Pro Sony Vegas Pro adalah salah satu perangkat lunak video editing yang dikembangkan oleh perusahaan Sony. Sony vegas pro cocok digunakan untuk pemula yang ingin belajar mengenai video editing. Tautan untuk Sony Vegas Pro dapat dilihat di : http://www.sonycreativesoftware.com/vegaspro 4) Adobe Premiere Adobe Premiere adalah salah satu perangkat lunak yang berbasis Non Linear Editor dan dikembangkan oleh Adobe System. Perangkat lunak ini dikenal dengan kemampuannya yang sangat canggih dalam melakukan pengeditan video. Adobe Premiere memiliki beberapa fitur diantaranya : Capture, Monitor, Trim, dan pembuat judul. Tautan untuk Adobe Premiere dapat dilihat di: http://www.adobe.com/sea/products/premiere.html II. METODE PELAKSANAAN Langkah-langkah pelaksanaan pelatihan multimedia adalah sebagai berikut : 1) Koordinasi pengabdi dengan asisten, untuk: Menentukan materi dan perangkat lunak Pembagian jadwal dan tugas Pemilihan asisten dll. 2) Koordinasi dengan pihak SMA Bopkri 1 Koordinasi dengan pihak SMA Bopkri 1 untuk menentukan jadwal dan proses pelatihan. Hasilnya disepakati dilakukan 6 kali pertemuan dengan materi sebagai berikut: Pertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 TABEL VI JADWAL PERTEMUAN PENGABDIAN Materi Pengenalan berbagai jenis video, pembagian kelompok Pembuatan skenario cerita, Pengenalan alat perekam Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 Teknik pengambilan gambar, Pengenalan Sony Vegas Pro Editing video Editing video Presentasi, diskusi hasil pekerjaan siswa, perbaikan video Koordinasi dengan pihak SMA Bopkri 1 Yogyakarta juga memutuskan untuk melakukan pelatihan setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Dengan demikian, kegiatan pelatihan ini dilakukan sebagai kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Koordinasi dengan pihak sekolah juga menyepakati penggunaan perangkat lunak Sony Vegas Pro untuk membantu pelatihan video. Pemilihan Sony Vegas Pro sebagai perangkat lunak dalam pelatihan ini disebabkan karena Sony Vegas Pro merupakan salah satu perangkat lunak yang cocok digunakan untuk pemula. Selain itu, perangkat lunak ini merupakan salah satu perangkat lunak yang ringan untuk digunakan. 3) Pembuatan, penggandaan modul dan persiapan pelatihan Modul pelatihan di persiapkan untuk mencakup penggunaan perangkat lunak Sony Vegas Pro. Beberapa hal yang akan dibahas dalam modul tersebut adalah penyisipan klip video pada Sony Vegas Pro, Urutan clip video pada Sony Vegas Pro, Memotong video, dan menyisipkan media generator. Diakhir modul pelatihan juga dilakukan pembahasan terkait dengan bagaimana proses render dilakukan dalam Sony Vegas Pro. 4) Pelaksanaan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 2.5 jam. Pelatihan ini dilakukan di Laboratorium Komputer SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Pelatihan diadakan setiap hari Selasa pukul 15.00 17.30 dan Jumat pukul 15.00 17.30. Di dalam pelatihan ini, terdapat luaran yang diharapkan, yaitu video tentang kenakalan remaja dan cara penanggulangannya. Hasil akhir dari pelatihan juga digunakan sebagai komponen nilai ekstrakurikuler maupun mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 14 siswa kelas 10 dan 11. Selama kegiatan berlangsung, pengabdi selalu berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk menangani hal-hal teknis, misalnya instalasi software, pengumuman jika ada perubahan jadwal, dan lain-lain Pelatihan yang direncanakan sebanyak 6 kali hanya bisa terlaksana 5 kali dengan waktu dan materi seperti yang tampak pada tabel 1. Presensi peserta dapat dilihat pada lampiran. Pada pelatihan pertama, siswa langsung dibagi menjadi beberapa kelompok dan siswa menentukan video yang akan dibuat. Pertemuan TABEL 2 RINCIAN KEGIATAN PENGABDIAN Materi 55

26 Januari 2018 Pengenalan berbagai jenis video, pembagian kelompok 2 Februari 2018 Pembuatan dan perbaikan skenario cerita, Pengenalan alat perekam 9 Februari Pengenalan Sony Vegas Pro 2018 2 April 2018 Editing video 23 April 2018 Diskusi dan revisi hasil editing video Tabel 2 diatas memberikan daftar rincian kegiatan pengabdian video editing. Beberapa pertemuan sempat terpotong dalam jangka waktu yang lama dikarenakan persiapan sekolah dalam menghadapi rangkaian ujian akhir bagi siswa kelas XII, seperti Ujian Nasional, Ujian Sekolah, dan Ujian Praktik. Rincian materi pelatihan yang diberikan pada tiap pertemuan adalah sebagai berikut: 5) Pertemuan 1. Pada pertemuan ini diberikan beberapa penjelasan sebagai berikut: a. Siswa diberi penjelasan tentang berbagai jenis video (profil, dokumentasi, tutorial, cerita pendek, dll) dan bagaimana langkah-langkah pembuatannya. b. Siswa diminta membuat kelompok berdasarkan interest kegiatannya (3-5 siswa/kelompok). Siswa diberi tugas untuk membuat detil skenario cerita yang akan disampaikan, kelebihan dan penekanan yang ingin ditampilkan, detil aktivitas yang akan ditampilkan, dll. 6) Pertemuan 2 Pertemuan kedua di lakukan dengan memberikan penjelasan dan materi sebagai berikut: a. Siswa diajarkan tentang teknik perekaman video/gambar. b. Diakhir pertemuan, siswa diberi tugas untuk merekam video sesuai skenario. Rekaman video yang telah dihasilkan dapat di bawa oleh siswa pada pertemuan selanjutnya sebagai bahan untuk proses editing video. 7) Pertemuan 3-4. Pertemuan ketiga dan keempat ini, siswa telah menyelesaikan rekaman video yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Hasil rekaman video ini digunakan oleh siswa untuk melakukan praktek editing video pada komputer yang sudah di pasang perangkat lunak Sony Vegas Pro. Siswa juga di berikan materi sebagai berikut: a. Siswa diajarkan teknik mengedit video. Siswa mempraktekkannya dengan mengedit video yang telah dibuatnya b. Siswa diberi tugas untuk menyempurnakan video yang dibuat, serta menambahkan aktivitas yang kurang 8) Pertemuan 5. Pertemuan terakhir digunakan untuk mempresentasikan hasil video yang telah dibuat. Setiap kelompok siswa melakukan presentasi selama 10-15 menit untuk mempresentasikan proses pembuatan video, mulai dari tema dan konsep video, pengambilan gambar, sampai dengan tahap editing video. Setelah melakukan presentasi, siswa diberikan materi tentang bagaimana cara mengungah video yang dihasilkan ke dalam media sosial, yaitu Youtube. Pengunggahan video ke Youtube diberi judul dengan format : Ekskul Pemrograman Bosa (judul video). Pemberian judul dengan format tertentu digunakan untuk memberikan kemudahan pencarian di kemudian hari. Berikut ini adalah beberapa dokumentasi selama dilakukan pengabdian pelatihan multimedia di SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Gambar 1: Siswa Mempersiapkan Alat dan Bahan Multimedia Gambar 1 diatas menunjukkan suasana di laboratorium komputer SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Pada gambar tersebut, siswa sedang melakukan instalasi Sony Vegas Pro di komputer laboratorium. Siswa tampak melakukan diskusi dengan siswa lain. Tim pengabdi memberikan instruksi instalasi Sony Vegas Pro dengan menggunakan komputer guru yang ada di depan. Gambar 2: Suasana mengikuti pendampindan video editing Gambar 2 diatas menunjukkan siswa melakukan editing video secara berkelompok di laboratorium. Siswa melakukan editing terhadap hasil pengambilan gambar yang telah dilakukan oleh siswa. Di dalam proses ini, tim pengabdi melakukan pendampingan dan pembimbingan secara intensif kepada masing masing kelompok. 56

timbulkan dari merokok. Dari percakapan tersebut, akhirnya siswa tersebut menjadi sadar untuk tidak merokok dan membuang rokok tersebut. Video ketiga menceritakan tentang kedisiplinan seorang siswa di lingkungan sekolah, khususnya pada saat terlambat sekolah. Video yang berdurasi 56 detik ini merupakan karya dari dua siswa yaitu Endricho Abednego dari kelas X MIPA 2 dan Arif Suryo Pratolo dari kelas X MIPA 1. Video ini menceritakan tentang seorang siswa yang datang terlambat ketika jam belajar mengajar sudah dimulai. Diakhir dari video, terdapat pesan moral agar sebagai pelajar sebaiknya dapat mengikuti peraturan yang ada di sekolah. Gambar 3: Suasana Diskusi Pelatihan Video Editing Gambar 3 menunjukkan suasana diskusi pelatihan Video editing. Diskusi dan pendampingan kepada siswa ini dalam hal teknis penggunaan perangkat lunak Sony Vegas Pro. Tak jarang siswa merasa kebinggungan untuk menambahkan beberapa efek untuk lebih memperindah video yang dihasilkan. III. HASIL KEGIATAN DAN ANALISIS D. Hasil Kegiatan Hasil akhir dari kegiatan ini adalah 3 buah video cerita yang berhasil diselesaikan oleh siswa selama pelatihan. Video bisa diakses melalui link di bawah ini: 1. https://youtu.be/jh0wbhqauss 2. https://www.youtube.com/watch?v=eahevd2q88i 3. https://www.youtube.com/watch?v=5mo3txtjuoi Sesuai dengan tema diawal, siswa diharapkan dapat membuat video terkait dengan kenakalan remaja dan bagaimana cara mengatasi kenakalan tersebut. Tema ini diambil oleh pihak sekolah dan tim pengabdi sebagai sarana untuk meningkatkan kepedulian siswa dalam menangulangi dan mengatasi kenakalan yang sering terjadi. Dari hasil diatas, dihasilkan tiga video (sesuai dengan link diatas). Video pertama menceritakan tentang kenakalan remaja pada umumnya. Video pertama ini merupakan hasil dari siswa kelas X. Dua orang siswa yang mengerjakan adalah Donny Priatmaja dari kelas XMIPA 1 dan Edwin Mahendra dari kelas XMIPA 1. Video ini menceritakan tentang seorang remaja yang suka terlibat tawuran dan mengganggu temannya. Video yang berdurasi 2 menit 55 detik ini di akhiri dengan pesan moral agar setiap pelajar dapat menjadi remaja yang dapat membanggakan orang tua. Video ini dibantu oleh beberapa rekan pembuat film untuk mengisi. Pembuat film melaporkan 10 orang siswa terlibat untuk membantu dalam produksi video ini. Video kedua menceritakan tentang bahaya merokok. Video ini merupakan karya dari 2 siswa, yaitu Marsel Mori dan Yohanes Admaja. Video ini menceritakan tentang siswa yang mencoba untuk merokok di lingkungan sekolah. Siswa tersebut menjadi perokok pemula karena dibujuk oleh siswa yang lain. Di dalam video yang berdurasi 1 menit 12 detik ini terdapat percakapan antarsiswa terkait akibat yang di E. Analisis Secara keseluruhan, hasil video editing tersebut sudah cukup baik, terutama bagi peserta level pemula. Siswa dapat mengungah video hasil karyanya. Ada beberapa masalah yang terjadi selama pelaksanaan pelatihan, antara lain: 9) Jadwal pelaksanaan kegiatan Masalah utama yang terjadi selama kegiatan pengabdian ini adalah jadwal pelatihan yang selalu berubah-ubah. Perubahan ini tidak terinformasi dengan baik kepada siswa. Alasan utama tejadinya perubahan jadwal adalah karena pada waktu pelatihan berlangsung, pihak sekolah juga sedang mempersiapkan pelaksanaan dan simulasi UNBK. Walaupun SMA Bopkri 1 sudah kedua kalinya melaksanakan UNBK, namun tetap saja ada peraturan baru sehingga perlu mempersiapkan kembali hal-hal yang belum disiapkan. Akibatnya jadwal kegiatan pengabdian sering berubah. Pada awalnya siswa cukup antusias mengikuti pelatihan ini. Hal tersebut tampak pada jumlah siswa yang hadir pada 2 pelatihan pertama. Namun seringnya jadwal mundur mengakibatka siswa menjadi kurang tertarik. Ditambah lagi pemberitahuan pada siswa juga tidak tersampaikan dengan baik, sehingga siswa tidak tahu kalau pada hari itu ada pelatihan. 10) Tidak meratanya kemampuan dasar siswa. Kemampuan siswa peserta pelatihan juga sangat bervariatif sekali. Siswa yang sudah mahir dengan video editing dapat dengan mudah membuat skenario cerita. Akan tetapi siswa yang belum pernah menggunakannya sama sekali terasa sangat sulit memulainya. Ditambah lagi seringnya perubahan jadwal menyebabkan kehadiran siswa tidak menentu. 11) Tidak semua siswa mengumpulkan video Peserta yang terdaftar di awal kegiatan penngabdian adalah 15 orang siswa. Akan tetapi, tidak semua siswa mengikuti kegiatan pengabdian ini secara rutin. Hal ini disebabkan karena kesibukan siswa di sekolah. Selain itu, koordinasi jadwal antara pihak sekolah dengan siswa juga menjadi faktor lain penyebab ketidakhadiran siswa. Di akhir pelaksanaan pengabdian, siswa yang jarang aktif tidak mengumpulkan hasil karya video. 57

IV. KESIMPULAN 1. Kegiatan pengabdian ini disambut positif baik oleh pihak sekolah karena dapat memberikan kemampuan tambahan bagi siswa SMA Bopkri 1, terutama dalam hal pembuatan dan editing video. 2. Siswa yang hadir dan mengikuti kegiatan pengabdian ini dapat mengikuti setiap tahapan dalam proses pembuatan video sesuai dengan materi yang telah disampaikan kepada tim pengabdi. Sebagai hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah 3 buah video yang telah di unggah ke dalam media sosial youtube. 3. Kegiatan pengabdian ini juga memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan siswa di bidang multimedia, yaitu pembuatan dan editing video. Pembekalan siswa di bidang multimedia dapat menjadi kemampuan tambahan di luar kemampuan akademis yang telah diberikan pihak sekolah. [5] K. Sherwin, Low-Contrast Text Is Not the Answer, 7 June 2015. [Online]. Available: https://www.nngroup.com/articles/low-contrast/. [6] S. Krug, Don't Make Me Think!, Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA, 2013. [7] J. Nielsen, Voice Interfaces: Assessing the Potential, 27 January 2003. [Online]. Available: https://www.nngroup.com/articles/voiceinterfaces-assessing-the-potential/. [8] B. Purwanti, Pengembangan Media Video Pembelajaran Matematika dengan Model Assure, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, vol. 3, no. 1, pp. 42-47, 2015. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih bagi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), khususnya bagi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UKDW yang selalu memberi dukungan baik moral maupun materi kepada tim pengabdi. Terima kasih pula untuk SMA Bopkri 1 Yogyakarta, telah menjadi mitra kegiatan pengabdian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] S. Anitah, Media Pembelajaran, Surakarta: UNS Press, 2008. [2] E. Wahyuni, Pengaruh Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Pemerolehan Belajar, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, vol. 7, no. 1, pp. 694-710, 2012. [3] M. Ali, Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik, Jurnal Edukasi@Elektro, vol. 5, no. 1, pp. 11-18, 2009. [4] A. Schade, Video Usability, 16 November 2014. [Online]. Available: https://www.nngroup.com/articles/video-usability/. 58