BAB I PENDAHULUAN. 1 Rio Akbar Bahari, 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Belajar yang Efektif dan Kreatif

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Universitas Negeri Malang

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bahasa Indonesia (2010:767) adalah akal budi, ingatan, angan-angan. berpikir

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI)

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

BAB I PENDAHULUAN. learning menjadi student centered learning, semakin menuntut kuatnya kemandirian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD Berdasarkan Pengelompokan Gaya Belajar pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Makassar

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

BAB III METODE PENELITIAN

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Desain dan Pengembangan Pelatihan

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105),

DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN

GAYA BELAJAR KINESTETIK MAHASISWA ATLET DALAM PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

GAYA BELAJAR DOMINAN PADA SISWA BERPRESTASI DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 GOMBONG TAHUN AJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, didapat kesimpulan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan. Motivasi dalam belajar sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh pernyataan Spears (dalam Suprijono 2010: 2), Learning is to

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan mempelajari (Agus Suprijono, 2013:13). Supaya siswa lebih. memahami apa yang dijelaskan guru mereka harus belajar.

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: VB SD Bonggalan sebagai berikut:

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan. Abstract. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan Sehari-hari

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Pada Mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan Tahun 2015.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menjadi seorang atlet merupakan sebuah kebanggaan. Selain sukses dalam dunia olahraga tentunya atlet ingin sukses dalam dunia pendidikan untuk mendapatkan peluang masa depan yang cerah dan menjanjikan. Namun, dalam kehidupan nyata terdapat banyak atlet yang harus gugur dari dunia pendidikan akibat dari berbagai hal sehingga tidak bisa menyeimbangkan antara dunia olahraga dan dunia pendidikan. Untuk mendapatkan keberhasilan dalam dunia pendidikan tentunya atlet harus belajar. Menurut Spears dalam Thobroni (2013, hlm. 21) Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. Artinya belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu. Dua individu yang tumbuh dalam lingkungan yang sama dan diberikan perlakuan yang sama belum tentu memiliki pandangan, pemahaman dan pemikiran yang sama terhadap dunia sekitar. Masing-masing memiliki cara sendiri terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Salah satu cara pandang seperti ini dikenal dengan gaya belajar, karena itu setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda untuk menangkap semua stimulus dan memproses dengan cara yang berbeda-beda. Macam-macam gaya belajar menurut Thobroni dan Mustofa (2013, hlm. 262-266) manusia memiliki berbagai macam gaya belajar, yaitu: visual, auditori dan kinestetik. 1. Gaya belajar visual merupakan belajar dengan cara melihat, biasanya ciriciri gaya belajar visual sebagai berikut: berbicara agak cepat; mementingkan penampilan dalam berpakaian/ presentasi; tidak mudah terganggu oleh keributan; mengingat yang dilihat dari pada yang didengar; lebih suka membaca dari pada dibacakan; pembaca cepat dan tekun; sering mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata- 1

2 kata; lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato; lebih suka musik dari pada seni; mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering minta bantuan orang untuk mengulanginya. Sedangkan strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual, sebagai berikut: menggunakan materi visual, seperti gambar, diagram, dan peta; menggunakan warna untuk menandai hal-hal penting; mengajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi; menggunakan multimedia (contohnya: computer dan video); mengajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar. 2. Gaya belajar auditori merupakan belajar dengan cara mendengar, biasanya ciri-ciri gaya belajar visual sebagai berikut: saat bekerja suka berbicara pada diri sendiri; penampilan rapi; mudah terganggu oleh keributan; belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat; senang membaca dengan keras dan mendengarkan; menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca; biasanya pembicara yang fasih; lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya; lebih suka gurauan lisan dari pada pembaca komik; mempunyai maslah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual; berbicara dalam irama yang terpola; dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara. Sedangkan strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual, sebagai berikut; mengajak anak untuk ikut berpasrtisipasi dalam diskusi, baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga; mendorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras; menggunakan musik untuk mengajarkan anak; mendiskusikan ide dengan anak secara verbal; membiarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur. 3. Gaya belajar kinestetik merupakan belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh, biasanya ciri-ciri gaya belajar kinestetik sebagai berikut; berbicara perlahan; penampilan rapi; tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan; belajar melalui manipulasi dan praktik; menghafal dengan cara berjalan dan melihat; menggunakan jari sebagai

3 petunjuk ketika membaca; merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita; menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca; menyukai permainan yang menyibukkan; tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu; menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Sedangkan strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik, sebagai berikut: jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam; mengajak anak sambil mengeksplorasi lingkungan (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan objek sesungguhnya untuk belajar konsep baru); mengizinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar; menggunakan warna terang untuk menandai halhal penting dalam bacaan; mengizinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik. Secara menyeluruh gaya belajar yang dominan terdapat pada mahasiswa atlet di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) khususnya pada Departemen Pendidikan Kepelatihan adalah gaya belajar kinestetik karena gaya belajar tersebut memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang sesuai dengan rata-rata mahasiswa atlet pada fakultas tersebut, sebagai berikut: 1. Belajar melalui manipulasi dan praktik, kebanyakan mahasiswa atlet di FPOK lebih mudah untuk belajar dengan praktik langsung di lapangan seperti pada mata kuliah sepak bola, bola basket, bola voli, dll. Mereka lebih cepat menangkap stimulus untuk melakukan gerakan dari pada menuangkan dalam sebuah tulisan. 2. Berbicara perlahan, terdapat banyak mahasiswa atlet di FPOK dengan gaya bicara perlahan sesuai dengan karakteristik pada gaya belajar kinestetik. Berbicara perlahan bukan karena mahasiswa atlet memiliki wawasan dan pengetahuan yang sedikit, namun dengan berbicara perlahan mereka dapat berkomunikasi dan menyampaikan pendapat dengan lugas, tegas, jelas, dan dapat dipahami oleh lawan bicaranya. 3. Menyukai permainan yang menyibukan dan tidak terbiasa untuk belajar dalam waktu yang terlalu lama secara terus menerus. Mahasiswa atlet

4 cenderung lebih suka dengan aktifitas gerak tubuh (olahraga) dibandingkan dengan membaca buku dalam waktu yang lama karena dengan melakukan aktifitas gerak tubuh (olahraga) mahasiswa atlet dapat menggali, mengembangkan, dan meningkatkan potensi pada diri mereka. Selain gaya belajar VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) terdapat juga beberapa gaya belajar yang dipandang dari segi kognitif. Berikut beberapa pendapat mengenai gaya kognitif, beberapa ahli mengungkapkan pendapat mengenai gaya kognitif seperti menurut Witkin dalam Gerung (2007, hlm. 6) bahwa: Learning styles refers to a student s consistent way of responding to and using stimuli in the context of learning. Cognitive style: cognitive characteristic modes of functioning that we reveal throughout our perceptual and intellectual activities in highly consisten and pervasive way. Jadi, gaya belajar mengacu pada cara konsisten individu untuk menangkap rangsangan dalam konteks pembelajaran. Gaya kognitif: mode karakteristik kognitif berfungsi untuk mengungkapkan persepsi dan kegiatan intelektual kita dengan cara yang konsisten dan meresap. Selanjutnya menurut Messick dalam Gerung (2007, hlm. 6) Cognitive styles represent a person s typical modes of perceiving, remembering, thinking, and problem solving. Jadi, gaya kognitif merupakan mode khas individu dalam mempersepsi, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah. Dari definisi-definisi tersebut terdapat kesamaan dalam pengertian mereka tentang apa yang dimaksudkan dengan learning style. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh individu dalam mengkap stimulus atau informasi dengan cara mengikat, berpikir dan memecahkan persoalan. Gaya belajar ini berkaitan erat dengan pribadi seseorang yang dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya. Menurut Nasution (2008, hlm. 94) dari berbagai pendapat tersebut dapat digolongkan menjadi tiga gaya belajar yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, yaitu gaya belajar menurut tipe: field dependence - field independence, Impulsif - Reflektif, dan Preseptif / Reseptif Sistematis / Intuitif. Gaya belajar dengan teknik yang disebutkan di atas dipengaruhi oleh diri sendiri dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Gaya belajar tipe field dependence sangat dipengaruhi oleh lingkungan sedangkan gaya belajar field

5 independence kurang dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan dimasa lampau. Sedangkan gaya belajar implusif yang mengambil sebuah keputusan dengan cepat tanpa memikirkan secara mendalam berbeda dengan gaya belajar reflektif yang mempertimbangkan segala alternatif sebelum mengambil sebuah keputusan. Selanjutnya gaya belajar preseptif yang memperhatikan aturan dalam mendapatkan informasi dan memecahkan masalah sedangkan gaya belajar reseptif memperhatikan detail dan menuntut segala keterangan sebelum mengambil sebuah keputusan, kedua gaya belajar tersebut berbeda dengan gaya belajar intuitif yang langsung mengemukakan jawaban tanpa menggunakan informasi secara sistematis atau trial and error berbeda dengan gaya belajar sistematis yang melihat struktur suatu masalah dan mencoba bekerja secara sistematis dengan data atau informasi untuk memecahkan suatu persoalan. Gaya belajar setiap individu berbeda-beda tergantung dari karakteristik individu tersebut. Kesesuaian gaya belajar mahasiswa atlet sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik dan kelulusannya, karena jika mahasiswa atlet sudah memahami gaya belajarnya maka akan mempermudah mahasiswa atlet tersebut dalam mengikuti setiap mata kuliah menjadi lebih efisien dan menyenangkan. Berdasarkan data hasil obeservasi awal di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) tingkat kelulusan mahasiswa mengalami fluktuasi naik dan turun, namun lebih dominan mengalami penurunan jumlah wisudawan dan wisudawati setiap periodenya. Penurunan jumlah wisudwan dan wisudawati merupakan permasalahan yang harus diselesaikan di fakultas tersebut karena semakin menurunnya jumlah wisudawan dan wisudawati berarti terdapat penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mahasiwa dan mahasiswi pada departemen dan fakultas tersebut. Selain dari penurunan jumlah wisudawan dan wisudawati, pada setiap tahunnya indeks prestasi akademik mahasiswa fakultas tersebut rata-rata berkisar antara 3.00 3.25, namun terdapat beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di bawah 3,00. Setelah melakukan observasi awal terdapat banyak mahasiswa atlet yang memiliki IPK di bawah 3,00 terutama pada Departemen Pendidikan Kepelatihan. Kendala dan hambatan yang mengakibatkan penurunan IPK dan keterlambatan kelulusan mahasiswa atlet pada

6 Departemen Pendidikan Kepelatihan disebabkan oleh gaya belajar yang tidak sesuai dengan karakteristik mereka dan tidak bisa membagi waktu antara berlatih dan belajar serta kehidupan sosialnya dengan baik. Berdasarkan hasil observasi terhadap mahasiswa atlet di Departemen Pendidikan Kepelatihan mengenai gaya belajar mereka rata-rata memiliki gaya belajar kinestetik. Karakter gaya belajar kinestetik yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Mahasiswa atlet memerlukan rekomendasi ilmiah mengenai cara belajar dan membagi waktu antara berlatih, belajar dan kehidupan sosial mereka dengan baik. Penulis mengajukan beberapa asumsi untuk membuat situasi belajar mahasiswa atlet menjadi lebih mudah dan menyenangkan seperti: (1) menggunakan warna terang untuk menandai hal-hal yang penting; (2) membuat schedule time mikro dan makro; (3) menandai tanggal yang penting seperti bertanding dan kegiatan lainnya dalam kalender pribadi. Selanjutnya peneliti berbagi pengalaman berdasarkan observasi selama menjadi atlet di Pusat Pelatihan Daerah (Pelatda) Jawa Barat mengenai contoh cara pembuatan schedule time seperti terlihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut. Tabel 1.1 Contoh Schedule Time Mahasiswa Atlet Perorangan No Waktu Kegiatan 1 04.30 04.50 Bangun pagi dan melakukan persiapan untuk latihan pagi. 2 05.00 06.30 Latihan pagi. 3 06.31 07.00 Persiapan untuk kuliah, seperti: mandi, sarapan dan berangkat menuju kampus. 4 07.01 14.30 Kuliah sesuai dengan jadwalnya, jika terdapat sela-sela waktu kosong dapat digunakan untuk beristirahat, makan dan membaca buku-buku mata kuliah secara sepintas. 5 14.31 15.30 Dapat digunakan untuk perjalanan pulang, beristirahat dan melakukan persiapan untuk latihan sore harinya pada pukul 16.00.

7 6 16.00 18.00 Latihan sore. 7 18.01 19.00 Dapat digunakan untuk waktu bersih-bersih dan makan malam serta berkumpul dengan teman-teman/ keluarga di ruang makan. Tabel (Lanjutan) 1.1 No Waktu Kegiatan 8 19.01 21.29 Waktu untuk mengecek tugas, mengerjakan tugas kuliah dan membereskan buku-buku untuk perkuliahan pada esok hari. 9 21.30 Diharapkan mahasiswa atlet harus sudah beristirahat (tidur) pada jam ini karena istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, recovery dan metabolism yang optimal sehingga dapat melakukan aktivitas pada esok hari dengan prima. Padatnya jadwal kejuaraan membuat mahasiswa atlet harus dispensasi dan meninggalkan perkuliahan, sehingga banyak tugas menumpuk, presensi kuliah kurang dan tertinggal dalam materi perkuliahan. Hal tersebut mengakibatkan mereka mengkontrak ulang mata kuliah dan kelulusan tertinggal sehingga lebih dari standar normal (4 tahun/ 8 semester), padahal jika mereka melakukan komunikasi dengan semua dosen yang bersangkutan sebelum dispensasi maka hal tersebut tidak akan terjadi. Komunikasi yang baik dengan dosen sangat diperlukan sehingga keputusan selanjutnya bisa berupa pemberian tugas atau kuliah sistem modul baik melalui via e-mail atau media sosial lainnya sehingga tidak akan mengganggu kegiatan TC atau kejuaraan mereka. atlet Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan selama menjadi mahasiswa di departemen tersebut, ternyata tidak semua mahasiswa atlet yang mengalami permasalahan tersebut. Kenyataannya terdapat beberapa mahasiswa atlet yang dapat membagi waktunya dengan baik sehingga dapat lulus tepat waktu dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang memuaskan. Dari kejadian tersebut,

8 penulis ingin mengetahui bagaimana cara belajar/ gaya belajar mahasiswa atlet dalam membagi waktunya antara dunia pendidikan dan dunia olahraga. Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: GAYA BELAJAR MAHASISWA ATLET TERHADAP PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK DAN (Studi Deskriptif pada Departemen Pendidikan Kepelatihan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan pertanyaan penelitian yaitu: 1. Berapa persentase mahasiswa atlet dalam penggunaan masing-masing gaya belajar di Departemen Pendidikan Kepelatihan? 2. Seberapa besar pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet yang belajar menggunakan gaya belajar visual? 3. Seberapa besar pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet yang belajar menggunakan gaya belajar auditori? 4. Seberapa besar pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet yang belajar menggunakan gaya belajar kinestetik? 5. Berapa persentase gaya belajar mahasiswa atlet berdasarkan kategori olahraga? 6. Seberapa besar pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet berdasarkan kategori olahraga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah penulis rumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui persentase mahasiswa atlet dalam penggunaan masingmasing gaya belajar di Departemen Pendidikan Kepelatihan. 2. Untuk mengetahui pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet yang belajar menggunakan gaya belajar visual. 3. Untuk mengetahui pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet yang belajar menggunakan gaya belajar auditori.

9 4. Untuk mengetahui pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet yang belajar menggunakan gaya belajar kinestetik. 5. Untuk mengetahui persentase gaya belajar mahasiswa atlet berdasarkan kategori olahraga. 6. Untuk mengetahui pencapaian prestasi akademik dan kelulusan mahasiswa atlet berdasarkan kategori olahraga. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis dapat dijadikan sebagai masukan atau sumbangan keilmuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai gaya belajar mahasiswa atlet terhadap prestasi akademik dan kelulusan di Depatemen Pendidikan Kepelatihan. 2. Secara praktis dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para dosen, mahasiswa dan staf akademik mengenai gaya belajar mahasiswa atlet terhadap prestasi akademik dan kelulusan di Departemen Pendidikan Kepelatihan. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam penelitian skripsi yang akan peneliti ambil adalah sebagai berikut: 1. Bab I : Pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan organisasi skripsi. struktur 2. Bab II : Berisikan tentang landasan teori yang memuat topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Landasan teoritis meliputi hal-hal sebagai berikut: konsep-konsep dan teori yang berkaitan, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti. 3. Bab III : Metode Penelitian yang berisikan hal-hal sebagai berikut: desain penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

10 4. Bab IV : Bab ini menyampaikan temuan penelitian yang berdasarkan analisis data dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang ada. 5. Bab V : Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi tentang hasil penelitian.