3.2.2 Alat Metode Penelitian Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Petakan Percobaan dan Pengolahan Tanah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

KAJIAN STATUS KESUBURAN TANAH SAWAH UNTUK MENENTUKAN ANJURAN PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI TANAMAN PADI DI KECAMATAN MANGGIS

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

Kajian Status Kesuburan Tanah Sawah Untuk Menentukan Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi Tanaman Padi Di Kecamatan Manggis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas setiap tahun mengalami peningkatan seiring

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman. SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... viii TIM PENGUJI... ix RIWAYAT HIDUP... x KATA PENGANTAR... xi DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 6 II TINJAUAN PUSTAKA... 7 2.1 Pemupukan... 7 2.2 Pupuk Organik... 8 2.3 Pupuk Semi Organik. 12 2.4 Pupuk Anorganik... 12 2.5 Subak Mambal... 14 2.6 Syarat Tumbuh tanaman Padi... 15 III METODOLOGI PENELITIAN... 16 3.1 Waktu dan Tempat... 16 3.2 Bahan dan Alat... 16 3.2.1 Bahan.. 16 i

3.2.2 Alat.. 16 3.3 Metode Penelitian... 16 3.4 Pelaksanaan Penelitian 17 3.4.1 Pembuatan Petakan Percobaan dan Pengolahan Tanah... 18 3.4.2 Penanaman Bibit... 19 3.4.3 Pemupukan... 19 3.4.4 Pemeliharaaan Tanaman... 20 3.4.5 Panen... 20 3.5 Parameter yang Diamati dalam Penelitian.. 20 3.6 Analisis Statistik. 21 IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 22 4.1 Berat Volume Tanah... 23 4.2 Permeabilitas... 24 4.3 ph Tanah... 25 4.4 Daya Hantar Listrik (DHL)... 28 4.5 C-Organik... 30 4.6 N-Total Tanah... 31 4.7 P-Tersedia... 32 4.8 K-Tersedia... 33 4.9 Kapasitas Tukar Kation Tanah... 34 4.10 Kejenuhan Basa... 35 4.11 Berat Gabah... 38 4.12 Hasil Gabah.. 40 V KESIMPULAN DAN SARAN... 42 5.1 Kesimpulan... 42 5.2 Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA... 44 LAMPIRAN... 47 ii

DAFTAR TABEL No. Judul Hal. 1. Kombinasi Perlakuan Pemupukan yang Dilakukan... 18 2. Signifikansi Perlakuan Jenis Pemupukan (P) dan Lokasi (L) terhadap Beberapa Parameter Sifat Fisik Tanah, Kimia Tanah dan Hasil Tanaman... 22 3. Pengaruh Jenis Pemupukan (P) dan Lokasi (L) terhadap Parameter Berat Volume Tanah dan Permeabilitas... 26 4. Pengaruh Jenis Pemupukan dan Lokasi terhadap Parameter ph Tanah, Daya Hantar Listrik, C-Organik, dan N-Total... 29 5. Pengaruh Jenis Pemupukan dan Lokasi terhadap Parameter P- Tersedia, K-Tersedia, KTK dan KB... 37 6. Pengaruh Jenis Pemupukan dan Lokasi terhadap Parameter Berat Gabah dan Produksi Gabah... 39 iii

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Hal. 1. Contoh Bentuk Petakan dan Saluran Air dalam Penelitian Di Lapangan... 18 iv

DAFTAR LAMPIRAN No. Teks Hal. 1. Tabel Standar Kualitas Kompos (SNI 19-7030-2004)... 47 2. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam Berat Volume (g/cm 3 ) 48 3. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam Permeabilitas (cm/jam) 51 4. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam ph Tanah... 52 5. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam Daya Hantar Listrik (mmhos/cm) 53 6. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam C-Organik (%) 54 7. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam N-Total (%) 55 8. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam P-Tersedia (mg/kg). 56 9. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam K-Tersedia (mg/kg) 57 10. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam KTK (me/100 g). 58 11. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam KB (%).. 59 12. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam Berat Gabah (kg per petak).. 60 13. Data Pengamatan dan Daftar Sidik Ragam Hasil Gabah (ton ha -1 ).. 61 14. Out Line Lahan Munduk Batuangsut Subak Mambal.. 62 15. Out Line Lahan Munduk Bedugul Subak Mambal.. 63 16. Out Line Lahan Munduk Semana Subak Mambal... 64 17. Out Line Lahan Munduk Kedampal Subak Mambal... 65 v

ABSTRACT Dewa Ayu Putu Rista Swandewi Nim. 1305105078. The Influence of Organic, Semi Organic and Anorganic Fertilization on Physical, Chemical soil Characteristic and Rice Yield in Some Munduk in Subak Mambal. Mentored by Ir. Ni Made Trigunasih, M.P and Ir. A. A. Nyoman Supadma, M.P Rice is a major requirement for the people in Indonesia. The decrease of soil fertility which resulted in optimal rice productivity in paddy fields, due to low fertilizer efficiency. Soil fertility needs to be improved through proper and balanced fertilization. This research aims knowing the effect of organic, semi-organic and anorganic fertilization on some Munduks in Subak Mambal, on physical properties, chemical soil and rice yield. This research used Nested Design. The treatment consists of three types of fertilization are organic fertilization, semiorganic fertilizer and anorganic fertilization. The location treatment consists of four Munduk are Munduk Batuangsut location, Munduk Kedampal location, Munduk Bedugul location and Munduk Semana location. Keywords: Organic, Semi-Organic and Inorganic Fertilization, Physical and Chemical Properties, Yield of Rice. vi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia, karena menjadi makanan pokok dan sumber karbohidrat dalam penyediaan kalori sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi di Bali tahun 2015 tercatat sebesar 853.710 ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan sebesar 4.234 ton GKG (0,49 persen) dibandingkan tahun 2014. Penurunan produksi ini hanya terjadi pada bulan Januari - April sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Sebaliknya, produksi padi pada bulan Mei - Agustus justru terjadi kenaikan sebesar 44.523 ton GKG (17,24 persen). Begitu juga pada bulan September Desember terjadi kenaikan sebesar 10.939 ton GKG atau 3,62 persen (BPS, 2016). Penurunan produktivitas padi dalam setahun terakhir (2014-2105) di Badung sebesar 0,08 kw/ha (0,13 persen). Optimalisasi produktivitas padi di lahan sawah merupakan salah satu peluang peningkatan produksi gabah. Masalah penurunan kesuburan tanah yang mengakibatkan belum optimalnya produktivitas padi di lahan sawah, salah satunya disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan (Prihandana dan Hendroko, 2008 dalam Yurnavira, 2015). Masyarakat Bali mengenal dengan istilah Subak. Subak adalah suatu organisasi masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosio-agrarisreligius, yang merupakan perkumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah (Windia dkk., 2017). Subak-Subak yang besar biasanya terbagi menjadi sub Subak yang disebut dengan Tempek. Di wilayah Badung, Tempek disebut dengan Munduk. Seperti halnya di daerah Subak Mambal yang di dalam Subak tersebut dibagi menjadi beberapa Munduk yaitu Munduk Batuangsut, Kedampal, Bedugul vii

dan Semana. Subak Mambal merupakan salah satu Subak yang menerapkan sistem pertanian organik dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti biourine, limbah biogas, kotoran sapi, sampah yang diolah menjadi kompos, mikro organisme lokal, serta pestisida organik. Pemupukan yang tepat dan seimbang merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah. Permasalahan karena dampak negatif dari pemupukan khususnya pupuk anorganik yang berlebihan. Kecenderungan petani saat ini lebih senang menggunakan pupuk kimia (anorganik), karena alasan praktis dan respon tanaman cepat dapat dilihat pada hasilnya. Petani banyak menggunakan pupuk anorganik (NPK) karena memberikan kemudahan untuk pengaplikasian di lapangan, kandungan haranya lebih banyak, bersifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman sehingga penggunaanya lebih efisien dan tanaman padi lebih dominan membutuhkan unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Menurut Hanafiah (2014), unsur nitrogen merupakan salah satu unsur makro yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif. Unsur nitrogen juga berperan sebagai penyusun semua protein, klorofil asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan koenzim. Unsur hara fosfor berfungsi untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar, pembelahan sel, meningkatkan produksi tanaman, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah atau biji tanaman (Winaya, 1975). Disamping itu unsur fosfor juga dibutuhkan untuk pembentukan reaksi biokimia penting seperti pemindahan ion, kerja osmotik, reaksi fotosintesis dan glikolisis. Unsur kalium merupakan unsur ketiga setelah nitrogen dan fosfor, yang diserap tanaman dalam bentuk ion K (K + ). Muatan positif dari kalium akan viii

menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif nitrat, fosfor maupun unsur lain, baik di dalam tanaman maupun di dalam tanah. Kalium diserap tanaman dalam jumlah mendekati atau kadang-kadang melebihi jumlah nitrogen (Lubis dkk., 1985). Penggunaan pupuk anorganik (N, P, K) secara terus-menerus dan berlebihan, tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk organik menyebabkan tanah menjadi keras dan produktivitasnya menurun dan pencemaran lingkungan. Pemupukan dengan pupuk anorganik secara terus-menerus akan menurunkan tingkat kesuburan tanah, misalnya unsur K dalam pupuk anorganik (N, P, K) merupakan salah satu unsur hara yang mudah tercuci, sehingga tanah akan kekurangan unsur K yang dapat menurunkan kesuburan tanah. Selain penggunaan pupuk anorganik, petani juga perlu menambahkan pupuk organik ke dalam tanah untuk mengembalikan kondisi kesuburan tanah. Pemupukan organik belum dapat diterapkan secara murni. Pada tahap awal penerapan pemupukan organik masih perlu dilengkapi dengan pupuk anorganik, hal ini disebabkan karena pada pupuk organik mengandung kadar unsur hara sangat rendah sehingga memerlukan dosis yang sangat tinggi yang menyebabkan kurang ekonomis. Pupuk anorganik masih tetap diperlukan agar takaran pupuk organik tidak terlalu banyak diberikan (Sutanto, 2002). Pemupukan semi organik adalah usaha mengkombinasikan penggunaan pupuk organik dan anorganik yang diterapkan pada tanaman padi sawah akan memberikan peluang untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan, karena pupuk organik mempunyai manfaat antara lain, mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan aerasi, memperbaiki drainase tanah meningkatkan kemampuan ix

tanah menyimpan air, meningkatkan KTK tanah, meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah, serta pada tanah masam dapat membantu meningkatkan ph tanah (Novizan, 2007). Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah dapat berupa sisa atau limbah tanaman dan kotoran hewan. Sumber pupuk organik yang digunakan adalah dari simantri yang diproduksi oleh petani di Subak Mambal. Sistem pertanian terintegrasi adalah upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan. Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi biogas, biourine, pupuk organik dan biopestisida. Pemanfaatan limbah tersebut dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan, menekan biaya produksi, memperbaiki tanah yang terdegradasi, karena pemakaian pupuk organik dapat mengikat unsur hara yang mudah hilang serta membantu dalam penyediaan unsur hara tanah sehingga efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi. Pupuk organik juga mengandung unsur hara yang lengkap, antara lain unsur hara makro, unsur hara mikro dan juga mengandung asam amino, berbagai hormon pertumbuhan, mikroorganisme yang menguntungkan, tetapi kandungannya sedikit. Pupuk organik tidak hanya menyediakan hara tanaman tetapi juga perbaikan fisik dan kimia tanah lainnya seperti terhadap ph tanah, kapasitas pertukaran kation dan anion tanah, daya sangga tanah dan x

netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn dan logam berat lainnya (Ciptadi dkk., 2016). Kendala utama petani menggunakan pupuk organik adalah banyaknya jumlah pupuk yang harus diberikan. Diperlukan jumlah pupuk kandang yang cukup besar untuk mendapatkan nilai nutrisi yang mencukupi suatu luasan lahan pertanian tertentu, yakni sekitar 10-20 ton ha -1 (Ciptadi dkk., 2016). Selain sulit dalam pengadaannya juga memerlukan biaya tenaga kerja yang menangani proses pemupukan, transportasi pupuk tersebut dari kandang (atau tempat pengumpulan). Hal itu menyebabkan biaya pemupukan dengan kompos menjadi mahal yang akhirnya akan meningkatkan biaya produksi pertanian. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Pengaruh Pemupukan Organik, Semi Organik dan Anorganik terhadap Sifat Fisik, Kimia Tanah dan Hasil Padi Pada Beberapa Munduk di Subak Mambal. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1) Apakah ada pengaruh pemupukan organik, semi organik dan anorganik terhadap sifat fisik dan sifat kimia tanah pada beberapa Munduk di Subak Mambal? 2) Apakah perlakuan pemupukan organik, semi organik dan anorganik berpengaruh terhadap hasil padi pada beberapa Munduk di Subak Mambal? xi

1.3 Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui pengaruh pemupukan organik, semi organik dan anorganik terhadap perubahan sifat fisik (berat volume tanah dan permeabilitas) dan sifat kimia tanah ( ph, kadar garam (DHL), C- organik, N-total, P-tersedia, K-tersedia, KTK dan KB) pada beberapa Munduk di Subak Mambal. 2) Untuk mengetahui hasil padi yang diberikan perlakuan pemupukan organik, semi organik dan anorganik pada beberapa Munduk di Subak Mambal. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperoleh informasi atau menambah ilmu pengetahuan mengenai perkembangan ilmu fisika dan kimia tanah, sehingga pemakaian pupuk organik, semi organik dan anorganik dalam upaya pertanian yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. 2) Hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dalam teknik pemupukan untuk melaksanakan pertanian yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. xii