BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian yang berjudul Pengaruh Harga Saham, Price Earning Ratio, Price to Book Value, Komisaris Independen, dan Komite Audit Terhadap Income Smoothing (Perataan Laba) Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Listing Di BEI Tahun 2012-2016, jenis penelitian yang digunakan adalah berbentuk asosiatif. Menurut Hartono (2010: 78) Penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan ini dapat berupa hubungan biasa (korelasi) maupun hubungan kausalitas (sebab akibat). Dalam penelitian jenis ini selalu ada setidaknya 2 variabel penelitian. 3.2 Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan pengamatan selama 5 tahun berturut-turut yakni mulai tahun 2012 sampai tahun 2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yakni teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling ini dilakukan berdasarkan pertimbangan agar peneliti dapat memperoleh sumber data yang tepat dan sesuai dengan variabel yang diteliti. 27
28 Adapun kriteria pengambilan sampel yang akan digunakan yaitu: 1) Perusahaan sektor pertambangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan tahun 2012-2016 secara berturut-turut. 2) Perusahaan sektor pertambangan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember selama periode pengamatan tahun 2012-2016. 3) Perusahaan sektor pertambangan yang tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan tahun 2012-2016 karena penelitian ini bermaksud untuk melihat praktik perataan laba. 4) Perusahaan sektor pertambangan yang tidak melakukan company restructuring seperti akuisisi dan merger serta perusahaan tidak mengalami perubahan kelompok industri, agar terkait secara jelas pemerataan penghasilan bersih/perataan laba. 5) Perusahaan sektor pertambangan yang mengungkapkan data yang lengkap dalam laporan keuangan terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Harga Saham (X1) Variabel harga saham menggunakan capital gain dengan harga penutupan akhir tahun, dimana dengan menggunakan rumus: CG = P t P t 1 P t 1
29 3.3.2 Price Earning Ratio (X2) Menurut Tandelilin (2001:320), rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut: PER = Harga saham Earning per lembar saham Earning per lembar saham dapat diperoleh dengan earning perusahaan dibagi dengan jumlah saham beredar. 3.3.3 Price to Book Value (X3) Menurut Kustono (2008:143) Price to Book Value diukur menggunakan rasio, dengan rumus: PBV = Harga pasar per lembar saham Nilai buku perlembar saham 3.3.4 Komisaris Independen (X4) Pada variable komisaris independen dalam penelitian ini dihitung dengan proporsi jumlah komisaris independen, yaitu dengan membandingkan antara jumlah anggota komisaris independen dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris dikalikan seratus persen (dalam persentase), tindakan kecurangan terhadap laporan keuangan akan menurun seiring dengan peningkatan pihak independen dalam suatu perusahaan yang menuntut adanya transparansi dalam pelaporan keuangan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
30 Komisaris Independen = Jumlah anggota Komisaris Independen Jumlah seluruh dewan komisaris x 100% 3.3.5 Komite Audit (X5) Pengukuran komite audit dilakukan dengan menghitung persentase dari anggota komite audit diluar komisaris independen terhadap total komite audit dalam perusahaan. 3.3.6 Perataan Laba (Y) Pengukuran perataan laba dilakukan dengan menggunakan indeks eckel. Perusahaan diklasifikasikan melakukan perataan laba apabila indeks eckel kurang dari 1 sedangkan apabila indeks eckel lebih besar sama dengan 1 maka perusahaan tergolong tidak melakukan perataan laba. Indeks eckel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Eckel, 1981 dalam Rifai dan Widyatmini, 2011): Keterangan: Indeks Eckel = CV I CV S I = Perubahan laba dalam satu periode S = Perubahan penjualan dalam satu periode CV = Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan Langkah-langkah yang dilakukan untuk perhitungan indeks Eckel adalah sebagai berikut: a. Menghitung penjualan dan laba bersih dari masing-masing perusahaan dari tahun 2011-2016.
31 b. Menghitung perubahan penjualan dan laba bersih dari tahun 2011-2016 c. Menghitung koefisien perubahan laba dan perubahan penjualan 2011-2016 d. Dengan diperolehnya koefisien perubahan laba dan koefisien perubahan penjualan dari tahun 2011-2016 maka perhitungan indeks Eckel perusahaan yang diteliti dapat dilakukan. e. Perusahaan yang memiliki nilai indeks kurang dari satu dikategorikan sebagai perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba, sedangkan perusahaan yang mempunyai indeks sama dengan lebih dari satu termasuk perusahaan non perataan laba (Jatiningrum, 2000). 3.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari Annual Report perusahaan yang saya dapat dari www.idx.co.id berupa laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data sekunder dengan menggunakan dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data dari laporan keuangan dan annual report perusahaan yang diunduh dari website resmi BEI yaitu www.idx.co.id serta untuk data harga saham mengunduh dari website www.sahamok.com. 3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Perhitungan harga saham, PER, PBV, komisaris independen, komite audit dan perataan laba.
32 3.6.2 Analisis Statistik Deskripstif Statistik deskriptif ini menggambarkan profil data perusahaan sampel yang meliputi nilai rata-rata atau mean, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi. 3.6.3 Uji Asumsi Klasik: a. Uji Normalitas Menurut Ghozali, 2016 uji normalitas dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Suatu model regresi yang baik dimana datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. b. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali, 2016 uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel-variabel bebas di suatu model.uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas. Jika VIF <10 mengindikasikan tidak adanya gejala multikolinearitas c. Uji Heteroskedastisitas. Menurut Ghozali, 2016 uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dalam satu pengamatan ke pengamatan lain sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan sehingga menyebabkan hasil penafsiran menjadi kurang akurat. Jika terdapat perbedaan varian disebut terjadi hetreroskedastisitas, model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
33 d. Uji autokorelasi Menurut Ghozali (2016) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. 3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Fachrorozi et. al, 2017 analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian regresi linear berganda yang baik ialah terbebas dari gejala normalitas, multikolonieritas, autokolerasi dan heteroskedastisitas. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesi adalah sebagai berikut: Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 +β4x4 +β5x5 + e Keterangan: Y α = Income smoothing = Konstanta β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi X1 X2 X3 X4 = Harga saham = PER = PBV = Komisaris independen
34 X5 e = Komite audit = Standard error 3.6.5 Uji F (Uji Signifikan Simultan) Uji F dilakukan untuk menguji signifikan secara serempak atau bersamasama semua variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kriteria pengambilan keputusan yaitu jika probabilitas < 0,05 yang berarti semua variabel independen dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). 3.6.6 Uji t (Uji Signifikan Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen (bebas) yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Pengujian pada uji t ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan kriteria: a) Hipotesis diterima, jika nilai probabilitas signifikansinya 0.05 yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b) Hipotesis ditolak, jika nilai probabilitas signifikansinya > 0.05 yang berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen