PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VI I. Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah INVENTORY THEORY 1 halaman, 3 paragraf TNR 12, Spasi 1,5 Margin 3,4,3,3, Justify Rumusan yang ada pada modul 8 ini adalah: "Bagaimana meminimalkan total biaya dan menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dalam persediaan?" C. Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum dari modul 8 adalah : Minimal 3 D. Manfaat praktikum Adapun manfaat yang didapat dari modul 8 adalah : Minimal 3 E. Batasan masalah Adapun batasan masalah yang digunakan dalam praktikum optimasi adalah: Minimal 3 II. Tinjauan Pustaka (MINIMAL 4 PEMBAHASAN) MODUL II (TRANSPORTATION AND TRANSHIPMENT)
III. Pengumpulan Data A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas Variabel Bebas (variabel penyebab) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Yang termasuk variabel bebas yaitu.. 2. Variabel Terikat Variabel terikat (variabel tergantung) adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Yang termasuk variabel terikat yaitu.. B. Soal Laporan Resmi Pada PT. Jonathan Indah membutuhkan bahan baku untuk menjalankan perusahaannya sebesar 315.239 unit. Perusahaan tersebut ditawari supplier potongan harga apabila : a. Pembelian 8191 unit dengan harga per unit Rp. 312.471,- dengan biaya simpan 19%. b. Pembelian 9713 unit dengan harga per unit Rp. 412.791,- dengan biaya simpan 20%. c. Pembelian 7123 unit dengan harga per unit Rp. 321.567,- dengan biaya simpan 29%. Apabila diketahui biaya pemesanan Rp. 1.010.000,- per pesan, bagaimana kebijakan perusahaan terhadap penawaran suplier tersebut? IV. Hasil dan Pembahasan A. Pengolahan Data Pembelian 1
1. Input Gambar 8.1 Tampilan input data pembelian 1 2. Output Gambar 8.2 Tampilan output data pembelian 1 3. Analisa Output : a. EOQ (Economic Order Quantity) merupakan jumlah ekonomis untuk biaya yang dikeluarkan dapat seminim mungkin pada setiap kali pemesanan. Pada output EOQ sebesar 3275,020. b. Maximum Inventory merupakan jumlah persediaan maksimum agar biaya yang dikeluarkan dapat sekecil mungkin sesuai dengan order quantity. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat Maximum Inventory
sebesar 3275,020 unit. Dalam hal ini berarti persediaan maksimum perusahaan sebesar 3275,020 unit. c. Maximum Backorder merupakan tidak adanya permintaan yang ditunda yang disebabkan tidak tersedianya persediaan. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat Maximum Backorder sebesar 0, dalam hal ini berarti tidak adanya permintaan. d. Order Interval In years merupakan interval waktu antara permintaan optimum dengan permintaan per tahun. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) nilainya sebesar 0,0104. Dalam hal ini, berarti bahwa perusahaan dalam melakukan pemesanan setiap 0,0104 tahun. e. Reorder Point merupakan pemesanan kembali karena persediaan yang sudah habis. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat Reorder Point sebesar 0 unit. Maka apabila persediaan perusahaan jumlahnya 0 unit, perusahan tidak harus mengadakan pemesanan. f. Total set up or ordering cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan sekali pemesanan. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat Total set up or ordering cost adalah Rp. 3275,020. Dalam hal ini berarti bahwa ongkos pemesanan yang dikeluarkan biaya untuk sekali pesan sebesar Rp. 3275,020. g. Total holding cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan barang. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat Total Holding Cost sebesar Rp. 3275,020. Dalam hal ini berarti bahwa ongkos penyimpanan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 3275,020.
h. Total Shortage Cost merupakan biaya yang timbul jika ada permintaan terhadap barang yang kebetulan tidak ada digudang. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat Total Shortage Cost sebesar 0. Dalam hal ini tidak ada permintaan terhadap barang. i. Sub total of above merupakan biaya total yang dikeluarkan yang mencakup Total holding cost, Total Shortage Cost, dan Total set up or ordering cost. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat sebesar Rp 194.436.300, sehingga biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 194.436.300. j. Total material cost merupakan tidak ada biaya pembelian barang. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) didapat Total material cost sebesar Rp. 98.503.050.000, sehingga pembelian barang didapat sebesar Rp. 98.503.050.000. k. Grand total cost merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan. Pada output EOQ (Economic Order Quantity) tersebut nilai Grand total cost sebesar Rp 98.697.490.000, sehingga jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 98.697.490.000. Pembelian 2 1. Input
Gambar 8.3 Tampilan input data pembelian 2 2. Output Gambar 8.4 Tampilan output data pembelian 2 Analisa Output : (Idem) Pembelian 3 1. Input
Gambar 8.5 Tampilan input data pembelian 3 2. Output 3. Analisa Output : (Idem) Gambar 8.6 Tampilan output data pembelian 3 V. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan Dari hasil yang diperoleh diatas dengan menggunakan perhitungan EOQ (Economic Order Quantity) PT. Jonathan Indah harus membayar opsi pembelian ke 1 sebesar Rp 98.697.490.000,- jika dia memiih opsi pembelian ke-2 PT. Jonathan Indah harus membayar Rp 130.357.100.000,- jika dia memiih opsi
pembelian ke-3 PT. Jonathan Indah harus membayar Rp 101.614.100.000,- Oleh karena itu sebaiknya PT. Jonathan Indah lebih memilih membeli bahan baku dengan opsi pembelian ke-1 karena PT. Jonathan Indah akan mengeluarkan total biaya sebesar Rp 98.697.490.000,- yang merupakan biaya yang paling murah dibandingkan dengan opsi pembelian yang lain. B. Saran DAFTAR PUSTAKA (MINIMAL 3 BUKU, 3 BROWSING TAHUN 2015)