Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi

dokumen-dokumen yang mirip
PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Inisiatif Accountability Framework

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

05/12/2016 KUALA PEMBUANG

Karakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

Program Production and Protection Approach to Landscape Management (PALM) di Kalimantan Tengah

PRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC

Sustainability Policy

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.

OPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF. Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan

Final - disetujui pada Juli 2010


Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati:

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

Pertanyaan Umum (FAQ):

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN HAK PEKERJA: RANTAI PASOK MINYAK KELAPA SAWIT NESTLÉ DI INDONESIA

OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Marzuki Usman PENDIRI FIHRRST

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

LAPORAN KELANGKAAN PERUSAHAAN KONSULTASI DAN JASA SERTIFIKASI UNTUK VERIFIKASI ASAL- USUL BAHAN BAKU (VLO)

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Catatan Pengarahan FLEGT

FORUM KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA. Diskusi Round Table Pertama 16 Januari, 2014

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRODUKTIVITAS SUMBER PERTUMBUHAN MINYAK SAWIT YANG BERKELANJUTAN

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia

GAR dan SMART Meluncurkan Kebijakan Peningkatan Produktivitas untuk Mengurangi Dampak pada Lahan

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RSPO FACTSHEET. Sejarah. Kapan dan mengapa RSPO didirikan? Anggota Pendiri. Roundtable on Sustainable Palm Oil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PELAPORAN UNTUK SAWIT YANG BERTANGGUNG JAWAB

BAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS

Forestry Options Launching, Feb 2007, p. 1

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gambar 1 Produksi dan ekspor CPO tahun 2011 (Malaysian Palm Oil Board (MPOB))

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur

2 global sebagai sarana peningkatan kemampuan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk melindungi kepentingan negara dalam menghadapi era globalisasi tersebut

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN/SDGs MEMIKIRKAN MEKANISME PENDANAAN

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

CATATANKEBIJAKAN. Peta Jalan Menuju EITI Sektor Kehutanan. No. 02, Memperkuat Perubahan Kebijakan Progresif Berlandaskan Bukti.

Ekspansi produksi sawit lestari: Diskualifikasi!! Perusahaan sawit yang direkomendasikan penghentian operasionalnya oleh BPK RI

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

Situasi pangan dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2012, sumbangan sektor

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Briefing 3 Penelitian Terpercaya Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi: Mencapai daftar pendek indikator-indikator utama Briefing disampaikan kepada Komite Penasihat Terpercaya untuk dibahas Ini merupakan briefing ketiga dari rangkaian briefing yang dipublikasikan dalam kerangka studi Terpercaya tentang melacak kelapa sawit berkelanjutan dan mendefinisikan keberlanjutan yurisdiksi sesuai skala, yang diluncurkan pada April 2018. 1 Penelitian ini dilaksanakan oleh INOBU dan European Forest Institute, dengan masukan berkala dari Komite Penasehat yang diketuai bersama oleh Delegasi Uni Eropa di Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi 1

Latar Belakang Tujuan Terpercaya adalah membantu kabupaten dan provinsi di Indonesia untuk mendapatkan pasar yang lebih baik berkat pengakuan atas upaya mereka berubah ke arah produksi komoditas berkelanjutan dari yurisdiksi mereka. Studi ini berupaya untuk menyediakan yurisdiksi dan kelompok petani kecil agar bergabung dalam jalur yang semakin dipandang pasar komoditas, khususnya pada sektor kelapa sawit. Demi mencapai tujuan, Terpercaya akan mengilustrasikan sistem yang mampu melacak perkembangan yurisdiksi: Mengidentifikasi dan memberi penghargaan pada praktik-praktik terbaik di kabupaten yang terdepan Menarik kabupaten-kabupaten yang kurang siap untuk mampu menampilkan peningkatan dalam prosesnya, meskipun posisi mereka masih perlu waktu bertahun-tahun untuk mencapai target ambisius dalam mewujudkan keberlanjutan yurisdiksi atau sertifikasi yurisdiksi (lihat angka-angka di bawah ini) Dalam proses ini, Terpercaya berupaya menyumbang dalam debat yang lebih luas di Indonesia untuk klarifikasi definisi 'keberlanjutan yurisdiksi' dan mengidentifikasi pendekatan yurisdiksi pragmatis yang dapat direplikasi. Komite Penasihat Terpercaya membahas relevansi identifikasi 'Indikator Kinerja Utama' (IKU atau KPI) yang dapat melacak perkembangan menuju keberlanjutan di tingkat kabupaten dan provinsi 2. Agar pelaku pasar dapat memanfaatkan informasi ini, KPI harus dapat digunakan di seluruh Indonesia, mencakup hampir seluruh kabupaten di Indonesia. Selain itu, pembaharuan harus rutin dilakukan, setidaknya setiap tahun. Selanjutnya, mengingat peran penting dan tak tergantikan pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat dalam pengembangan pendekatan yurisdiksi, IKU tersebut perlu dibangun berdasarkan perundang-undangan dan peraturan Indonesia, serta pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Tinjauan mendalam tentang perundang-undangan dan peraturan Indonesia yang terkait, serta TPB yang relevan diselesaikan dan disajikan dalam Terpercaya Briefing 2. 3 Briefing ini berfungsi sebagai landasan untuk mengidentifikasi indikator yang paling mencerminkan amanat dan kompetensi pemerintah daerah yang ada. 4 Konsultasi meja bundar awal pemangku kepentingan dilakukan antara November 2018 dan Januari 2019 untuk mengidentifikasi indikator yang paling relevan dan menciptakan daftar usulan untuk diskusi yang lebih mendalam. Perkebunan kelapa sawit di Jambi Foto: Jenny Farmer, CIFOR 2 Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi

Komite Penasihat Terpercaya Membangun konsensus untuk indikator yang mengukur keberlanjutan yurisdiksi di Indonesia adalah tantangan besar. Hal ini termasuk mengidentifikasi, tidak hanya apa yang seharusnya diukur tetapi juga apa yang dapat diukur, mengingat perundang-undangan dan peraturan yang ada, serta mekanisme untuk mengumpulkan data yang relevan. Indikatornya juga perlu relevan dengan beragam pelaku: pemerintah, perusahaan produsen dan pembelian, dan organisasi masyarakat sipil, termasuk petani dan masyarakat adat. Untuk memastikan bahwa indikator mencerminkan kepentingan dan aspirasi berbagai kelompok dan dapat secara efektif digunakan, Komite Penasihat multi-pemangku kepentingan dibentuk. Komite ini mewakili aktor utama yang berkepentingan terhadap produksi komoditas berkelanjutan. Sesi-sesi Komite Penasihat Terpercaya umumnya diketuai bersama dengan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Keberlanjutan yurisdiksi membutuhkan pengembangan kewenangan pemerintah daerah. Untuk memahami ruang lingkup kewenangan pemerintah daerah, hambatan mereka, dan bagaimana ini sejalan dengan kebijakan dan prioritas nasional, penelitian ini telah melibatkan berbagai kementerian. Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Perekonomian, dan Kementerian Pertanian terwakili dalam Komite Penasihat. Perspektif pemerintah daerah terutama hadir melalui Lingkar Temu Kabupaten Lestari. Perusahaan produsen dan pembelian juga memiliki perwakilan di Komite Penasihat.5 Terdapat pula perwakilan organisasi masyarakat sipil yang mewakili masyarakat adat dan petani, khususnya Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS). Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) juga berpartisipasi dalam pertemuan Komite Penasihat untuk memastikan keselarasan prinsip, kriteria, dan standar. Selain itu, lembaga swadaya masyarakat, seperti Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan lembaga swadaya masyarakat internasional, seperti World Resources Institute dan Sustainable Trade Initiative (IDH), juga terwakili. Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi 3

Indikator untuk melacak perkembangan Secara global, sertifikasi yurisdiksi daerah sesuai dengan prinsip dan kriteria skema sertifikasi komoditas masih dalam tahap percontohan. 6 Oleh karena itu, selama konsultasi dan diskusi, pemangku kepentingan diminta untuk lebih menghargai perkembangan menuju keberlanjutan yurisdiksi, bukan hanya pencapaiannya. Hal ini mengarah pada definisi tiga level perkembangan, yang harus dihubungkan oleh semua indikator Terpercaya. 7 Level-level ini menghindari penilaian biner (ya/tidak), bahkan yang terkait dengan aspek tata kelola yang paling sulit untuk diukur secara bertahap. Level 1sesuai dengan legalitas dasar. Pemerintah daerah diwajibkan untuk menerapkan perundang-undangan terkait tata guna lahan dan produksi komoditas yang berkelanjutan dan inklusif. Level 2 untuk sementara bernama "legalitas +". Pemerintah daerah mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, telah menyelesaikan perencanaan tata ruang, dan telah mengadopsi peraturan, alat atau proses pendukung untuk menjembatani kesenjangan yang diidentifikasi menuju keberlanjutan dalam jangka pendek atau menengah (misalnya lima tahun). Level 3 akan menjadi yang paling mendekati keberlanjutan dan sesuai dengan praktik terbaik dan kemajuan yang jelas menuju hasil keberlanjutan yang dapat diamati. Pemupukan tanah di sebuah perkebunan kelapa sawit Foto: Icaro Cooke Vieira, CIFOR 4 Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi

Gambar di bawah ini menunjukkan kemungkinan distribusi yurisdiksi daerah di sepanjang aksis perkembangan menuju keberlanjutan. Diharapkan bahwa mayoritas akan berada di sekitar level 1 (legalitas dasar) dan 2 (level menengah), dengan lebih sedikit kabupaten yang terdistribusi di level ekstrem (sepenuhnya legal dan sepenuhnya berkelanjutan). Nilai dari penilaian tersebut, dengan pembaruan berkala, digunakan untuk memandu pemberian insentif khusus demi mendorong perkembangan lebih lanjut. Seiring waktu bergulir, jika insentif cukup nyata, distribusi yurisdiksi daerah dapat bergeser ke tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi (lihat kurva ilustrasi 2025 dan 2030 dalam gambar di bawah). Level 1 Level 2 Level 3 (legalitas) (legalitas+) (Berkelanjutan) 2025 2030 2020 Jumlah yurisdiksi C B B+ A Kemungkinan serangkaian insentif yang menyertai transisi keberlanjutan: Keberlanjutan A. Akses pasar preferensial. Pengawasan dan verifikasi yurisdiksi memenuhi kebutuhan uji tuntas pembeli dan investor komoditas. B+. Berbagai jenis insentif (insentif berbasis pasar dan non-pasar). Mencari sumber (sourcing) memerlukan uji tuntas yang relatif sederhana. B. Insentif untuk perbaikan tata kelola. Pencarian sumber membutuhkan uji tuntas yang relatif rumit. C. Risiko tindakan ilegal yang tinggi. Produksi yang tidak bersertifikat dihapus secara bertahap. Gambar: Jalur yurisdiksi menuju keberlanjutan Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi 5

Lampiran pada briefing ini menyajikan draft daftar pendek (shortlist) awal dari 19 indikator keberlanjutan yurisdiksi. Lampiran ini adalah dokumen hidup yang akan ditinjau dan dibahas lebih lanjut oleh para pemangku kepentingan. Pentingnya mempertimbangkan kebutuhan spesifik petani kecil telah diangkat dalam semua diskusi Terpercaya. Hal ini mencerminkan prioritas Pemerintah Indonesia secara umum, dan penguatan standar Indonesia Sustainable Palm Oil (Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia) pada khususnya. Pada prinsipnya, memberi visibilitas dan pengakuan yang lebih tinggi terhadap kabupaten dan provinsi di pasar komoditas akan menguntungkan petani kecil. Dengan kata lain, pendekatan yurisdiksi dapat dipandang sebagai cara mencapai 'sertifikasi kelompok' petani kecil sesuai skala. Di luar pernyataan umum ini, studi Terpercaya melakukan upaya khusus untuk memasukkan indikator terkait petani kecil di antara serangkaian indikator yang diajukan untuk keberlanjutan yurisdiksi. Dari draft 19 indikator yang disajikan dalam lampiran, setidaknya lima indikator secara langsung dan khusus terkait dengan kondisi petani kecil: Produktivitas petani kecil: perubahan produktivitas rata-rata petani kecil Organisasi petani kecil: jumlah koperasi yang berfungsi per 1000 petani kecil Dukungan petani kecil: jumlah program penyuluhan pertanian per 1000 petani kecil Registrasi hukum petani kecil: proporsi petani dipetakan dan terdaftar Bagian petani kecil: persentase area perkebunan yang dikelola oleh petani kecil dari total area perkebunan Indikator-indikator lain yang diajukan juga terkait dengan isu-isu penting bagi petani kecil, seperti penyelesaian konflik lahan dan perkebunan, atau mengenai pengakuan hak-hak adat. Hal ini menunjukkan bahwa definisi yang diajukan tentang keberlanjutan yurisdiksi, sampai dengan taraf tertentu, berkorelasi dengan kondisi umum petani kecil dalam yurisdiksi tersebut. Lampiran menyajikan indikator-indikator pada empat dimensi keberlanjutan yang sebelumnya digunakan dalam diskusi Terpercaya, yang berkaitan dengan isu lingkungan, sosial, ekonomi dan tata kelola. 6 Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi

Bagaimana koneksi dengan pasar dapat dibangun? Mampu melacak perkembangan menuju keberlanjutan telah terjadi di tingkat yurisdiksi hanyalah bagian dari informasi yang diperlukan untuk menghubungkan yurisdiksi dengan pembeli dan investor komoditas yang bertanggung jawab. Infomasi ini saja tidak akan banyak berguna jika pelaku pasar tidak tahu dari mana sumber mereka berasal, dan jika yurisdiksi tidak tahu ke mana mereka menjual. Itu sebabnya, Terpercaya bekerja sama dengan inisiatif Trase, rantai pasok transparan untuk ekonomi berkelanjutan, yang sedang mengembangkan sistem pelacakan menyeluruh untuk sektor kelapa sawit di Indonesia. Sistem ini akan mampu melacak koneksi rantai pasok yang menghubungkan masing-masing kabupaten di Indonesia yang memproduksi kelapa sawit dengan pasar sasaran (destination market) di seluruh dunia. Bagaimana indikator Terpercaya dan data Trase dapat dikombinasikan untuk analisis yang bermanfaat akan diilustrasikan dalam briefing di masa mendatang. Sawah di Bali Foto: Bertrand Duperrin Penelitian Terpercaya 3 Melacak perkembangan keberlanjutan yurisdiksi 7

Referensi 1 Lihat laman web European Forest Institute tentang Penelitian Terpercaya: http://www.euredd.efi.int/publications/trackingsustainable-palm-oil-and-defining-jurisdictional-sustainability 2 Sesi diadakan pada 3 Juli dan 6 November 2018. 3 Lihat juga buku panduan yang lebih lengkap untuk kabupaten berkelanjutan Making the transition to sustainable agricultural production: a practical guidebook for district governments in Indonesia: http://bit.ly/terpercaya-draftguidebook 4 Khususnya UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. 5 Seperti Golden Agri Resources, Pepsico dan Unilever. 6 Round table komoditas seperti Round Table for Responsible Soy dan RSPO adalah inisiatif percontohan untuk sertifikasi yurisdiksi. Di Indonesia, Kabupaten Seruyan di Kalimantan Tengah merupakan salah satu percontohan untuk sertifikasi yurisdiksi kelapa sawit. 7 Laporan pertemuan Komite Penasihat Terpercaya, 6 November 2018. Foto sampul: buah kelapa sawit segar, Nanang Sujana, CIFOR Pernyataan Penyangkalan (Disclaimer) Briefing ini dikembangkan oleh Institut Penelitian Inovasi Bumi (INOBU), afiliasi Earth Innovation Institute, dan European Forest Institute, dengan dukungan dari Instrumen Kemitraan Uni Eropa (Partnership Instrument of the European Union). Isi briefing ini adalah tanggung jawab penulis dan sama sekali tidak dapat dianggap mewakili pandangan Uni Eropa. Diserahkan ke Komite Penasihat Terpercaya pada Februari 2019.