Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Self Efficacy dengan Pada Karyawan Departemen Perakitan Kendaraan PT.Pindad (Persero) Bandung Correlation between Self efficacy and Procrastination of employees Departement Perakitan Kendaraan PT.Pindad(Persero) Bandung 1 Faisal Whisnu Darmawan, 2 Lisa Widawati, 3 Anna Rozana 1,2,3 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari no. 1 Bandung 40116 email: 1 faisalwhisnudarmawan@gmail.com, 2 lisa.widawati@gmail.com, 3 annadyreza93@gmail.com Abstract. PT. Pindad had role in field of alutsista ( tool system main armament ) and the manufacturing industry military business in indonesia. PT. Pindad having many divisions and the department, one of the divisions that the spotlight is a division Kendaraan Khusus. Because last year in 2016, a division Kendaraan Khusus see an order panser kind of BADAK as many as 50 units of from the government. The department Perakitan Kendaraan be inside division Kendaraan Khusus play an important role, because duty assembly panser BADAK done by the ministry of assembly vehicles. In the target completion of panser rhinoceros there are delay, And at the beginning of making panser BADAK, employees able to solve accordance with the target time. According to the interviews, employees feel ambivalent about its ability to work on panser BADAK.But not all employees felt the obstacles to work on panser BADAK. Method this research employing correlation with the subject of as much as 97 employees of PT Pindad the department Perakitan Kendaraan assemble panser BADAK. The result of data collection, the results negative there was a correlation between self efficacy with prokrastinasi in employees the department Perakitan Kendaraan PT Pindad ( persero ) as much as ( -0.482). The degree moderately based on r chart with of numbers n = 97 by ( 0,1996 ). 3 aspect of self efficacy entirely having degrees being namely correlation with the value of generality on with procrastination ( -0.481 ), the level of with procrastination ( -0.442 ), and strength with procrastination ( -0.433 ). Keywords: Self Efficacy, Procrastination, Departemen Perakitan Kendaraan Abstrak. PT. Pindad bergerak dalam bidang alutsista (alat utama sistem persenjataan) dan bidang manufaktur bisnis militer di tanah air. PT Pindad memiliki banyak divisi dan departemen, salah satu divisi yang mendapatkan sorotan adalah Divisi Kendaraan Khusus. Karena pada tahun 2016, Divisi Kendaraan Khusus mendapatkan pesanan panser jenis BADAK sebanyak 50 unit dari pemerintah. Departemen Perakitan Kendaraan yang berada didalam Divisi Kendaraan Khusus memiliki peran penting, karena tugas perakitan Panser BADAK dikerjakan oleh Departemen Perakitan Kendaraan. Dalam target penyelesaian Panser BADAK terdapat keterlambatan. Padahal diawal pembuatan Panser BADAK, pegawai mampu menyelesaikan sesuai dengan target waktu. Berdasarkan hasil wawancara, pegawai merasa ragu akan kemampuannya dalam mengerjakan panser BADAK. Namun tidak seluruhnya pegawai merasakan adanya kendala dalam mengerjakan panser BADAK. Metoda penelitian ini menggunakan korelasi dengan subjek sebanyak 97 pegawai PT Pindad Departemen Perakitan Kendaraan yang merakit Panser BADAK. Hasil dari pengumpulan data, diperoleh hasil ada hubungan negatif antara Self Efficacy dengan prokrastinasi pada pegawai Departemen Perakitan Kendaraan PT Pindad(Persero) sebesar (-0.482). Tingkat Derajat cukup berdasarkan r tabel dengan jumlah n=97 sebesar (0,1996). Dari 3 aspek Self Efficacy seluruhnya memiliki derajat korelasi sedang yaitu dengan besaran pada Generality dengan (-0.481), Level dengan (-0.442), dan Strength dengan (-0.433). Kata kunci: Self Efficacy,, Departemen Perakitan Kendaraan A. Pendahuluan Negara berkembang dicirikan dengan pertumbuhan ekonominya yang cukup pesat. Banyak sektor yang mempengaruhi pesatnya pertumbuhan ekonomi, salah satu sektor yang cukup berperan dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi yaitu sektor industri. Sektor industri yang menggerakan perekonomian nasional dalam negeri adalah industri manufaktur. Industri manufaktur sebagai pengelola dari sektor riil, sektor rill itu sendiri adalah sektor ekonomi yang berhubungan dengan produksi 922
Hubungan antara Self Efficacy dengan... 923 barang, seperti pertanian, pertambangan, dan industri. Industri manufaktur adalah sektor dalam produksi yang menyumbang dalam produk domestik bruto (PDB). PDB sendiri dapat diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tersebut pada jangka waktu tertentu, biasanya dihitung pertahun. Industri manufaktur menyumbang keuntungan terbesar, yaitu sebesar 25% dalam PDB, selain itu juga industri manufaktur menyerap 13% tenaga kerja. Industri manufaktur dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tiga unsur pelaku ekonomi yang mendukung sektor industri yaitu; Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Pengusaha Kecil Menengah serta Koperasi (PKMK), dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk perusahaan persero, perusahaan umum, dan perusahaan jawatan. Perusahaan persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas, yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah dan 49% sisa kepemilikannya dapat dimiliki oleh publik yang tujuan utamanya mendapatkan keuntungan. Salah satu perusahaan perseroan dalam bidang manufaktur adalah PT. Pindad (persero). PT. Pindad merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang bisnis militer di tanah air. PT. Pindad bergerak dalam bidang pertahanan negara yaitu alutsista (alat utama sistem persenjataan), dalam bidang manufaktur seperti bidang perkereta apian, perkapalan, peledak, dan berbagai peralatan industri lainnya. Untuk menjadi pegawai di Pindad para calon pegawai akan menjalani serangkaian proses seleksi. Proses seleksi yang akan dijalani calon pegawai yaitu berupa seleksi administrasi, tes akademik, psikotest, interview dan clearence test. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa seluruh pegawai PT. Pindad dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan optimal. Para pegawai yang bekerja di PT Pindad, mendapatkan gaji dan tunjangan yang sudah berada diatas UMP dan UMR. Selain mendapatkan gaji pokok, pegawai juga mendapat asuransi kesehatan di RSU Pindad. Setiap harinya, pegawai juga diberikan kupon untuk makan siang di kantin perusahaan. Bagi pegawai yang anaknya berprestasi maka akan diberikan beasiswa. Beasiswa yang diberikan beragam jangka waktunya tergantung prestasi para anak karyawan. Selain dari itu, untuk menunjang kinerja pegawai untuk tetap optimal, PT. Pindad juga rutin memberikan pelatihan dan pengembangan kepada pegawainya. Dari sekian banyak divisi yang ada di Pindad, salah satu divisi yang mendapatkan sorotan adalah Divisi Kendaraan Khusus. Hal ini dikarenakan pada akhir tahun 2016, Divisi Kendaraan Khusus mendapatkan pesanan panser 6x6 jenis BADAK sebanyak 50 unit dari pemerintah. Pada proyek perakitan Panser BADAK, kinerja para pegawai Departemen Perakitan Kendaraan memiliki Peran penting dalam menentukan keberhasilan target, karena sebagian besar proses pembuatan panser BADAK menjadi tugas Departemen Perakitan Kendaraan. Berdasarkan data hasil wawancara dengan Kepala Departemen Perakitan, menilai bahwa para pegawainya sedang mengalami penurunan performa kerja. Terdapat keluhan bahwa target perancangan panser menjadi tersendat dan sering terlambat dalam menyelesaikan pesanan. Padahal pesanan panser dari pemerintah harus diselesaikan dengan segera. Hal ini terlihat dari target penyelesaian panser yang Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017
924 Faisal Whisnu Darmawan, et al. ditetapkan 1 bulan tidak tercapai dan membutuhkan waktu penyelesaian panser sebanyak 1,5 sampai 2 bulan. Hasil wawancara kepada para pegawai bagian Kendaraan Khusus mengenai alasan terjadi keterlambatan penyelesaian pembuatan panser adalah karena ada rumor pemerintah belum sepakat dengan pihak PT. Pindad mengenai harga panser sehingga menjadikan target pembuatan panser pun bisa berubah. Menurut pegawai hal inilah yang membuat pekerjaan menjadi tidak jelas. Mengerjakan pembuatan panser dengan terburu-buru pun khawatir akan ada perubahan nantinya. Kepala Divisi Kendaraan Khusus sudah memberikan klarifikasi bahwa informasi mengenai ketidakjelasan kesepakatan harga dengan pemerintah itu memang benar, namun urusan kesepakatan harga panser itu adalah urusan Direksi Pindad, tidak ada kaitan dengan pembuatan panser. Menurut Kepala Divisi Kendaraan Khusus, tugas pegawai adalah melaksanakan tugasnya dengan baik ketika pesanan sudah masuk, karena yang belum deal adalah mengenai harga panser, bukan total pembuatan panser. Dilihat dari hasil wawancara tersebut, para pegawai kendaraan khusus terkesan mencari-cari alasan yang tidak relevan dengan tugas ini, sehingga mengesankan keterlambatan adalah akibat dari pihak luar. Selain itu, terdapat hal lain yang menyebabkan terlambat dalam penyelesaian panser. Peralatan pembuatan perakitan yang sempat tidak berfungsi optimal pada bulan Mei awal, namun hal ini sudah diatasi dengan diperbaiki. Selain memperbaiki peralatan perakitan yang lama, peralatan yang barupun didatangkan agar memudahkan dalam hal fasilitas penunjang pekerjaan perakitan Panser BADAK. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi pada karyawan departemen perakitan kendaraan PT Pindad (persero) Bandung. B. Landasan Teori Self efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, serta keyakinan mengenai kemampuannya dan kekuatannya di seluruh kegiatan atau konteks. Bandura,(1997). mengatakan bahwa self efficacy merupakan indikasi seberapa besar seseorang individu akan yakin akan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Bandura(1997), self efficacy intensi terdiri dari tiga aspek yaitu aspek Level, Generality, Strength. Aspek level berhubungan dengan tingkat kesulitan masalah atau tugas yang dapat diatasi oleh individu sebagai hasil persepsi tentang kompetensinya. Aspek Generality merupakan persepsi mengenai kemampuan yang ditunjukkan individu pada konteks tugas yang berbeda-beda, baik itu melalui tingkah laku, kognitif dan afektifnya. Aspek Strength yakni menekankan pada tingkat kekuatan atau ketahanan individu terhadap keyakinannya. Menurut Ferrari (1995) prokrastinasi adalah menunda menyelesaikan suatu tugas yang merupakan prioritas tinggi tanpa didasari oleh alasan yang masuk akal. seringkali disamakan dengan malas atau laziness. Hal ini salah, orang yang melakukan prokrastinasi secara aktif menghindari apa yang ditakuti olehnya, menghindari melakukan apa yang mereka tidak nyaman untuk lakukan, menghindari apa ketidakpastian yang mereka rasa, memberi tahu diri sendiri bahwa mereka tidak ingin menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang membosankan atau membingungkan, dan selanjutnya. Jadi prokrastinasi itu adalah suatu proses aktif yang menghabiskan energi dan usaha yang mana tersalurkan ke aktivitas yang salah. Menurut Ferrari (1995) prokrastinasi terdiri dari empat dimensi yaitu Volume 3, No.2, Tahun 2017
Hubungan antara Self Efficacy dengan... 925 Postponing the moment one is intending to begin working.(penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan pekerjaan). Postponing the moment that actual working is to begin(keterlambatan dalam mengerjakan pekerjaan). Work intention-behavior discrepancy (kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual). Doing things other than working (melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas) C. Hasil Penelitian Hasil Tabel 1. Korelasi Antara Self efficacy dan Correlations Self Efficacy Correlation 1.000 -.482 ** Coefficient Self Efficacy Sig. (2-tailed)..000 N 97 97 Spearman's rho Correlation -.482 ** 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed).000. N 97 97 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi antara self efficacy dan prokrastinasi sebesar -0.482 dengan nilai signifikansi 0.000. Karena nilai signifikansi (0.000) < 0.05 maka H 0 ditolak H 1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dan prokrastinasi. Besarnya hubungan antara self efficacy dan prokrastinasi adalah -0.482 menunjukkan korelasi cukup. Koefisien korelasi yang negatif menunjukkan semakin rendah self efficacy maka semakin tinggi prokrastinasi, dan sebaliknya yaitu semakin tinggi self efficacy maka semakin rendah prokrastinasi. Berdasarkan pengukuran terhadap 97 reponden dengan dengan kategori yang telah ditentukan, diperoleh data mengenai kategori self efficacy pada masing-masing responden. Kategori self efficacy ini dapat dilihat dari tabel dan diagram di bawah ini : Tabel 2. Frekuensi dan Presentase Self efficacy Self efficacy Frekuensi % Tinggi 35 36.1 Rendah 62 63.9 Jumlah 97 100% Berdasarkan perhitungan kategorisasi, diperoleh hasil bahwa responden yang memiliki self efficacy tinggi sebanyak 35 orang (36.1%), sedangkan self efficacy rendah sebanyak 62 orang (63.9%). Dengan demikian, responden cenderung memiliki self efficacy yang rendah. Berdasarkan hasil perhitungan kategorisasi prokrastinasi, diperoleh frekuensi jawaban responden berdasarkan kategorinya sebagai berikut. Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017
926 Faisal Whisnu Darmawan, et al. Tabel 3. Frekuensi dan Presentase Jumlah Persentase Tinggi 49 50.5 Rendah 48 49.5 Total 97 100 Berdasarkan perhitungan kategorisasi, diperoleh hasil bahwa prokrastinasi responden yang tinggi sebanyak 49 orang (50.5%), sedangkan prokrastinasi responden yang rendah sebanyak 48 orang (49.5%). Dengan demikian, prokrastinasi responden cenderung tinggi. Tabel 4. Rekapitulasi Uji Korelasi Aspek-aspek Self efficacy dan Variabel Koefisien Korelasi p value Keterangan Generality dengan Level dengan -0.481 0.000-0.442 0.000 Terdapat korelasi cukup dan negatif antara generality dengan prokrastinasi Terdapat korelasi cukup dan negatif antara level dengan prokrastinasi Strength dengan Volume 3, No.2, Tahun 2017-0.433 0.000 Terdapat korelasi cukup dan negatif antara strength dengan prokrastinasi Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua aspek-aspek self efficacy memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan prokrastinasi dengan tingkat keeratan korelasi cukup. `Metode Penelitian Rancangan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh populasi pegawai Departemen Perakitan Kendaraan. Dalam penelitian ini didapat total populasi sebanyak 97 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 41 item pertanyaan yang dirancang dari variabel Self Efficacy berdasarkan konsep teori dari Bandura (1997). 47 item pertanyaan dari variabel berdasarkan konsep teori dari Ferrari (1995) dan kedua variabel disusun oleh peneliti. D. Simpulan 1. Berdasarkan hasil analisis korelasi antara Self Efficacy dengan, dengan tingkat korelasi sebesar -0.482. hal tersebut berarti terdapat hubungan yang sedang antara Self Efficacy dengan. Hubungan tersebut bersifat negatif, artinya apabila semakin rendah tingkat self efficacy pegawai maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi.semakin pegawai merasa tidak yakin
Hubungan antara Self Efficacy dengan... 927 akan kemampuan dirinya maka pegawai akan cenderung semakin melakukan penundaan dalam mengerjakan tugasnya 2. Berdasarkan hasil analisis korelasi antar dimensi, dimensi yang memiliki derajat korelasi paling tinggi dengan prokrastinasi adalah korelasi self efficacy dimensi generality, dengan tingkat korelasi sebesar -0,481. Hal tersebut berarti bahwa terdapat hubungan yang sedang antara Generality dengan. Artinya semakin tinggi tingkat Generality pegawai maka semakin rendah tingkat prokrastinasi. E. Saran 1. Mengacu pada hasil penelitian Maka perusahaan dapat memberikan grup diskusi kepada pegawai mengenai mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaan, dengan menyertakan orang dengan dasar keyakinan diri yang kuat dan mampu dalam melakukan tugasnya dengan baik. Memberikan pelatihan tersebut dengan maksud agar pegawai yang kurang memiliki keyakinan, akan menjadi lebih yakin dan tetap berupaya dengan kemampuan yang dimilikinya secara maksimal dalam menghadapi setiap kesulitan yang akan muncul dalam pekerjaan. 2. Memberikan vocational counseling untuk membantu pegawai mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, sehingga pegawai menjadi yakin pada kemampuan yang dimilikinya dan bisa memperbaiki kekurangan pada dirinya. 3. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian terdapat 0.518 dengan variabel lain yang belum diketahui oleh peneliti, yang memiliki peran pada perubahan prokrastinasi. Maka saran dari peneliti adalah membuat penelitian lain yang memiliki korelasi dengan prokrastinasi, seperti variabel motivasi kerja atau Beban Kerja. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi. Ke 3. Jakarta: Rineke Cipta. Hamidi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: RinekaCipta (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta. PT. Rineka Cipta. Avey, J B. Luthans F. Jensen, S M. (2009). Psychological Capital: A Positive Resource For Combating Employee Stress And Turnover. Human Resource Management. VOL. 48, NO. 5, PP: 677-693 Azwar,Saifuddin, (2004), Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Bandura, A.(1997). Self Efficacy (The Exercise of Control). New York : W.H. Freeman And Company. Diterjemahkan oleh peneliti Baron, R.A. & Byrne D. (2004) Psikologi Sosial Jilid 1 (Edisi Kesepuluh). Jakarta. Penerbit Erlangga. Burka, J. B. & Yuen, L. M. (1983). Procrastination: Why you do it, what to do about it now. New York. Addison-Wesley Ferrari, J.R., Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. (1995). Procrastination and Task Avoidance: Theory, research, and Treatment. New York. Plenum Press Hadi, Sutrisno, (1987). Metodologi Reseach. Jakarta : Rineka Cipta. Irawan, Indra. (2013). Hubungan Self Eficacy Dengan Procrastination Pada Pegawai Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017
928 Faisal Whisnu Darmawan, et al. Departemen Permesinan PT. Pindad (Persero). Unisba. Skripsi. Knauss, William. (2000) The Procrastination Workbook. Oakland. New Harbinger. Miftah. (2014). Hubungan Self Regulation Dengan Dalam Pengerjaan Laporan Praktikum. Unisba. Skripsi Milgram, N. (1991). Proctastination. In R. Dulbecco (Ed.), Encyclopedia of Human biology (Vol. 6, pp. 149-155). New York: Academic Press. Noor, Hasanuddin. (2012). Aplikasi Dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung : Jauhar Mandiri. Noor, H. (2013). Psikometri; Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Perilaku.Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Putra, Jimmi. (2013). Hubungan Antara Self efficacy Dengan Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi. Unisba. Skripsi. Siegel, Sidney, (1997), Metode Statistika Non-Parametris, Jakarta: Gramedia. Solomon Laura J & Rothblum Esther D. (1984). Academic Procrastination: Frequency And Cognitive-Behavioral Correlates. University of Vermont Stajkovic & Luthans (1998) Self Efficacy and Work related Performance : A Meta Analysis. Vol 124. No 2. 240-261 Sugiono, (2005), Metode Penelitian Administrasi, Alpabeta, Bandung. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alphabeta Tuckman, B. W. (1991). The Development and Concurrent Validity of the Procrastination Scale. Educational and Psychological Measurement, 51, 473-480. Volume 3, No.2, Tahun 2017