TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS DEPOK II SLEMAN YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak.

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

Sugiarti dan Vera Talumepa

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

Disusun Oleh: Wiwiningsih

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

II. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

Ummu Muntamah*, Siti Haryani** Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Telp ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum subjek penelitian, hasil analisa data, uji normalitas, penelitian

GAMBARAN KONSELING IMUNISASI TT IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh ibu untuk

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS DEPOK II SLEMAN YOGYAKARTA 1) 2) Oleh; Luisa Arni Keo 1), Afroh Fauziah 2) Bidan pelaksana BPM Sudarti, Sleman, email; afrohfauziah@respati.ac.id Pengajar Prodi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta, email; afrohfauziah@respati.ac.id ABSTRAK Latar Belakang: Pemberian MP-ASI yang terlalu dini akan dapat menurunkan konsumsi ASI, dan gangguan pencernaan pada balita. Sedangkan bila pemberian MP-ASI diberikan terlalu lambat balita akan mengalami kurang gizi, oleh karena itu pengetahuan tentang MP- ASI sangat penting. Hasil studi pendahuluan menunjukan bahwa dari 10 responden yang diwawancari 4 diantaranya mengetahui tentang MP-ASI sedangkan 6 lainnya belum mengetahui tentang MP-ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Depok II, Sleman, Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian deskriptif. Teknik samplingnya Accidental sampling dengan 37 responden, instrument menggunakan kuesioner, analisisnya univariat. Subyek penelitian adalah ibu yang memeriksakan bayinya di Puskesmas Depok II Sleman, Yogyakarta. Hasil: Berdasarkan karakterisktik mayoritas responden berusia 20-35 tahun (91.9%), berpendidikan menengah dan tinggi (40.5%), tidak bekerja (64.9%), dan mempunyai anak 1 (54.1%). Mayoritas responden mempunyai pengetahuan baik tentang pemberian MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Depok II Sleman, Yogyakarta sebanyak 21 responden (56.8%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Depok II Sleman, Yogyakarta dalam kategori baik. Kata Kunci : Pengetahuan, MP-ASI, Balita 37

PENDAHULUAN Pencapaian tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu memberikan Air Susu Ibu segera setelah bayi lahir (IMD), memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan pemberiaan ASI sampai anak berusia 24 bulan (Depkes RI, 2013) Pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi, sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI eksklusif dan mencanangkan Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 yang salah satu target indikatornya adalah 80% bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif (Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2013) DIY terdiri dari lima Kabupaten yaitu Kota Yogyakarta dengan angka cakupan ASI eksklusif sebesar 51,6%, Kabupaten Gunung Kidul sebesar 56,5%, Kabupaten Bantul sebesar 62,0%, Kabupaten Kulon Progo sebesar 70,4%, dan Kabupaten Sleman sebagai Kabupaten dengan angka cakupan ASI eksklusif tertinggi di DIY, yakni sebesar 80,6% (Arikunto, 2013). Cakupan ASI eksklusif berdasarkan recall Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Puskesmas Depok II mendapatkan urutan ke 11 dari 26 Puskesmas dengan cakupan ASI esklusif sebesar 82,38% (Dinkes DIY, 2014). Data yang didapatkan peneliti dari Puskesmas Depok II sendiri cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Depok II masi terbilng cukup rendah karena dalam 1 tahun cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Depok II sebesar 49,7%. Data buku register kesehatan Ibu dan Anak pada 3 bulan terakhir di Puskesmas Depok II yaitu pada bulan Oktober- Desember 2015 didapatkan 120 orang ibuibu yang mempunyai balita usia 6-24 bulan. Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2015 peneliti mewawancarai 10 orang ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan dan didapatkan hasil bahwa 4 ibu mengetahui tentang MP-ASI seperti pengertian MP- ASI, manfaat, bahan-bahan dan cara pengelolaan, Dan 6 ibu belum mengetahui tentang MP-ASI. METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana penelitian ini mendeskripsikan tentang karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian 38

makanan pendamping ASI pada balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Depok II. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memeriksakan balitanya dan ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi di Puskesmas Depok II dengan jumlah sampel 37 responden. Analisis data menggunakan univariat. HASIL 1. Karakteristik Responden Tabel 1 Diatribusi Fekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Depok II Karakteristik f (%) Umur 20 Tahun - 35 Tahun 34 91.9 > 35 Tahun 3 8.1 Pendidikan Dasar 7 18.9 Menengah 15 40.5 Tinggi 15 40.5 Pekerjaan Bekerja 13 35.1 Tidak Bekerja 24 64.9 Paritas Primipara 20 54.1 Multipara 11 29.7 Grandemulti 6 16.2 Total 37 100 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang MP-ASI Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang MP-ASI Tingkat pengetahuan Baik Cukup Total frekuensi 21 16 37 Jumlah (%) 56.8 43.2 100 3. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik Tabel 3; Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas Depok II Karakteristik Tingkat Pengetahuan Responden Baik (n) % Cukup (n) % Total (N) % Umur 20-35 tahun 19 55.8 15 44.1 34 100 > 35 tahun 2 66.6 1 33.3 3 100 Pendidikan Dasar 3 42.8 4 57.1 7 100 Menengah 10 66.6 5 33.3 15 100 Tinggi 8 53.3 7 46.6 15 100 Pekerjaan 39

Bekerja 7 53.8 6 46.1 13 100 Tidak Bekerja 14 58.3 10 41.6 24 100 Paritas Primipara 13 65 7 35 20 100 Multipara 4 36.3 7 63.6 11 100 Grandemulti 4 66.6 2 33.3 6 100 PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Umur Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden yang berusia 20-35 tahun sebanyak 34 responden (91.9%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas ibu yang berumur 20-35 tahun dimana merupakan usia produktif untuk bereproduksi dan lebih matang dalam berfikir, sehingga apa yang telah ibu ketahui sangat mudah untuk dipahami. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin cukup umur aspek psikologis atau mental, taraf berpikir sesorang menjadi semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2012). b. Pendidikan Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden berpendidikan Menengah dan Tinggi, yaitu sebanyak 15 responden (40.5%) dan yang paling sedikit adalah pendidikan Dasar, yaitu sebanyak 7 responden (18.9%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Notoatmodjo, 2010). c. Pekerjaan Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden Tidak Bekerja atau sebagai IRT, yakni 24 responden (64.9%) dan responden yang bekerja yaitu sebanyak 13 responden (35.1%). Pada dasarnya pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya informasi. Responden yang tidak bekerja atau IRT akan mempunyai banyak waktu luang untuk bersosialisasi dengan kalangan lain. Jika ibu tidak bekerja diluar rumah 40

maka ibu hanya fokus mengurus keperluan rumah tangga maka ibu memiliki banyak waktu dan fokus dalam memberikan makanan pendamping ASI pada balita. lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2010). d. Paritas Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden Primipara 20 responden (54.1%), Multipara 11 responden (29.7%) dan Grandemulti 6 responden (16.2%). Penelitan ini menunjukan bahwa responden mayoritas memiliki anak hanya 1 orang. Orang tua yang baru memiliki satu anak cenderung kurang memiliki pengalaman namun lebih banyak waktu untuk mendapatkan berbagai informasi baik lewat media elektronik, buku bacaan, tenaga kesehatan dan lain-lain, mengenai pemberian makanan pendamping ASI pada balita. Paritas merupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh ibu, baik yang lahir hidup ataupun lahir mati dari pasangan suami istri (Wiknjosatro, 2007). 2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada Balita Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 37 ibu yang memeriksa bayinya ke Puskesmas Depok II, dimana 21 responden (56.8%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang makanan pendamping ASI pada balita, sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 16 responden (43.2%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan peneliti sebelumnya bahwa tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI di Puskesmas Sewon I Yogyakarta adalah kurang yaitu sebanyak 46,0% 8. Kurangnya tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI disebabkan oleh latar belakang pendidikannya yang hanya sampai dengan SMA, dan sebagian besar bekerja sebagai buruh, sehingga pemahaman dan modal untuk mendapatkan informasi tentang pemberian MP-ASI menjadi kurang. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian makanan Pendamping ASI di Posyandu Kanti I dan Kanti II, Dusun Kluwih, Kelurahan Pendoworejo, Kecamatan Grimulyo, 41

kabupaten Kulonprogo adalah kurang yaitu sebanyak 47,22%. 3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI Berdasarkan Karakteristik Responden Hasil penelitan menunjukan mayoritas responden berumur 20-35 tahun mempunyai tingkat pengetahuan tentang MP-ASI berdasarkan karakteristik dalam kategori baik yaitu sebanyak 55.8% dan responden yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki pengetahuan tentang MP-ASI dalam kategori baik yaitu 66.6%. Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologi (mental) (Mubarak, 2012). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden berusia 20-35 tahun, yang artinya ibu memasuki usia reproduksi. Usia reproduksi adalah dimana ibu sudah siap dari segi psikologis, mental, cara berfikir, dan mengambil keputusan atas tindakan yang dilakukan. Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan karakteristik yang berpendidikan dasar mempunyai tingkat pengetahuan dalam kategori cukup yaitu yaitu 57.1%, yang berpendidikan menengah mempunyai tingkat pengetahuan dalam kategori baik yaitu 66.6%, dan yang berpendidikan tinggi mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 53.3%. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Notoatmodjo, 2010). Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan karaktersitik pekerjaan yakni yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan dalam kategori baik yaitu 53.8% dan tingkat pengetahuan ibu yang tidak bekerja dalam kategori baik yakni 58.3%. Hal ini karena walaupun ibu sehariharinya berada di rumah tapi ibu tetap bisa mendapatkan informasi tentang MP-ASI melalui orang tua dan saudara, hal ini menunjukan terjalin komunikasi yang baik antara ibu dengan orang tua dan ada keterbukan di keluarga dalam membahas masalah perawatan anak termasuk menentukan makanan pendamping ASI. lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2012). 42

Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan karakteristik paritas yakni primipara mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 65%, multipara berpengetahuan cukup 63.6% dan pada grandemulti berpengetahuan baik yakni 66.6%.. Dalam penelitian ini primipara mempunyai tingkat pengetahuan baik karena didukung dengan tingkat pendidikan yang rata-rata berpendidikan menegah dan tinggi, yang multipara mempunyai pengetahuan cukup karena rata-rata berpendidikan dasar, sedangkan grandemulti berpengetahuan baik dikarenakan berpendidikan tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitiannya sebelumnya bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI bayi umur 6-24 bulan di posyandu Karyamulya, Jetis, Jaten adalah baik yaitu sebanyak 66.7%. Dimana semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada balita maka semakin baik pula pemberian makanan pendamping ASI pada balita (Rohmatika, 2011). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan di Desa Rembun Nogosari Boyolali adalah cukup yakni 64.44% (Lestari, 2012). KETERBATASAN Keterbatasan dalam penelitian ini adalah reponden yang mengisi kuesioner kurang fokus karena anaknya rewel. KESIMPULAN 1. Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada balita di Puskesmas Depok II Sleman, Yogyakarta termasuk dalam kategori baik. 2. Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada balita di Puskesmas Depok II baik dengan umur 20 tahun 35 tahun, berpendidikan menegah dan tinggi, tidak bekerja dan primipara. 3. Berdasarkan karakterisktik mayoritas responden berusia 20-35 tahun (91.9%), berpendidikan menengah dan tinggi 15 responden (40.5%), tidak bekerja 24 responden (64.9%), dan primipara 20 responden (54.1%). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Kesehatan RI, 2013. Pedoman Umum Pemberian MP-ASI Lokal.Jakarta. 43

http://www.depkes/.makanan pendampingasi.com, diakses tanggal 9 Oktober 2015. Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2013. ASI Eksklusif dan Gizi Masyarakat. Jakarta. Dinas Kesehatan DIY. 2014. Cakupan ASI Eksklusif. Yogyakarta: Dinkes DIY. Handayani. (2012). H ubungan Status Pekerjaan dengan Pemberian MP- ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan di BPM Sri Eshtini Toyan Wates Kulonprogo. Yogyakarta. Lestari. D. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan di Desa Rembun Nogosari Boyolali 2012. Boyolali. Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Medika. Rohmatika. D. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi Umur 6-24 Bulan di Posyandu Karyamulya Jetis Jaten 2011. Surakarta. Sapta. (2014). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Posyandu Kantil I dan II Dusun Kluwih Kelurahan Pendowerjo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulonprogo 2014. Yogyakarta. Wiknjosatro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Mubarak. W. I. (2012). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 44