MUSIC HALL WITH CONTEMPORARY ARCHITECTURE CONCEPT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB VI HASIL RANCANGAN

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

RESOR PANTAI WEDI OMBO DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

DAFTAR ISI. BAB III OBJEK STUDI 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tinjauan Umum Tinjauan Lokasi Analisa Tapak...

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. BANTEN b. Bila ditinjau dari faktor tingkat pendidikan masyarakat yang berpendidikan dan

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

2.3.2 Data View Data Klien dan Pengguna Berdasarkan Aktifitas Kajian Restoran Sejarah dan Pengertian

International Fash on Institute di Jakarta

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERANCANGAN CONCERT HALL DI GIANT SEA WALL, PLUIT JAKARTA UTARA

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

LAPORAN HASIL PERANCANGAN Daftar Gambar Perancangan

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

BAB V HASIL RANCANGAN

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG. No. Sub Bagian Letak Kebutuhan Ruang Luasan Sumber. Parkir Mobil (70 unit) 875 m 2 Neufret.

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

PUB DAN HOTEL TRANSIT DI BALIKPAPAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

Metafora Kembang Api dalam Objek Rancang Galeri Seni Instalasi Indonesia

Transkripsi:

GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR KONTEMPORER MUSIC HALL WITH CONTEMPORARY ARCHITECTURE CONCEPT Harty Nurdiana Fajrin, Rahmat Kurniawan Teknik Arsitektur Universitas Riau Kepulauan harty.nurdiana@gmail.com, kurniawanrahmat95@gmail.com Abstrak Seiring perkembangannya, musik mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama di Batam dengan beragam budaya dan kesenian musiknya. Dalam menanggapi hal tersebut tercipta gagasan untuk merencanakan bangunan gedung pertunjukan musik di kota Batam yang bertujuan untuk menyalurkan atau mengembangkan kreativitas dalam bermusik bagi musisi-musisi tidak hanya di Kota Batam tetapi juga mancanegara. Gedung pertunjukan musik yang direncanakan ini mengambil konsep penekanan arsitektur kontemporer, sehingga nantinya diharapkan artistik bangunan dapat menjadi daya tarik atau ikon baru di Batam. Kata kunci : Gedung, Musik, Kontemporer. Abstract Along with its evolutions, music has grown rapidly especially in Batam with its diverse culture and arts. Due to this issue, an idea was created to plan a music hall in Batam which aims to encorage or develop music creativities both Batam s musicians and international musicians. The planned music hall concept was contemporary architectural concept, so its artistic buildings was expected to be able to become as a new attraction or landmark of Batam. Keywords: Hall, Music, Contemporary. PENDAHULUAN Jika dilihat dalam perkembangannya, di Kota Batam tidak didukung oleh fasilitas kegiatan pertunjukan musik, sehingga kegiatan pertunjukan musik diadakan diruang pertemuan biasa. Karena Batam banyak sekali gedung khusus pertunjukan yang terbengkalai. Memahami kondisi diatas maka perlu adanya sebuah proposal alternatif sebuah gedung pertunjukan bagi Kota Batam dalam mendukung perkembangan musik. Permasalahan yang dihadapi adalah dibutuhkan sebuah sarana pertunjukan musik yang bertujuan untuk menyalurkan atau mengembangkan kreativitas dalam 49

bermain musik bagi musisi di Kota Batam. Tujuan dari perancangan ini adalah bagaimana gedung pertunjukan musik di Batam dapat menjadi daya tarik masyarakat Batam. Sehingga dapat mewadahi kegiatan pertunjukan musik untuk menyalurkan apresiasi masyarakat Batam. Sasaran dari perancangan ini adalah menyusun konsep perancangan arsitektur kontemporer kedalam gedung pertunjukan musik di Kota Batam Gedung pertunjukan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mempertunjukkan karya seni berupa seni tari, drama, dan konser musik. Terkait dengan itu maka persyaratan ruang harus dipenuhi sesuai dengan fungsinya, agar pesan yang diungkapkan penyaji dapat tertangkap dengan baik sehingga tercapai kualitas pertunjukan yang optimal serta kepuasan bagi penikmatnya. Kegiatan yang berlangsung didalamnya adalah pertunjukan kesenian oleh seniman dan kegiatan apresiasi dari masyarakat yang menyaksikan pertunjukan seni tersebut. 1 Pengklasifikasian gedung dapat digolongkan berdasarkan kapasitas pengguna ruang, kapasitas tersebut digolongkan menjadi: 2 Sangat besar (1500 kursi atau lebih) Besar (900-1500 kursi) Sedang (500-900 kursi) Kecil (dibawah 500 kursi) METODOLOGI Dari hasil pemilihan lokasi menggunakan Matriks, Lokasi ke I yakni Jalan RH. Fisabilillah, Batam Centre menjadi lokasi terpilih karena lebih memiliki nilai unggul. Hal ini dihasilkan dari beberapa kriteria yang terpenuhi dan mendukung sebagai lokasi gedung pertunjukan musik salah satunya adalah lokasi tapak berada pada pusat kawasan komersil dan dekat dengan jalur pelayaran internasional sehingga dengan hal ini dapat meningkatkan aspek pandangan dan menjadi ikon kawasan. Batas batas untuk lokasi terpilih adalah : Sisi Utara : Pantai 1 Dwi Retno Sri Ambarwati, 2009:2 2 J. Pramudji Suptandar, 2004:27 50

Sisi Timur : Pantai Sisi Selatan : Jalan dan lahan kosong Sisi Barat : Lahan terbangun yang masih kosong Dalam melakukan perancangan ini penulis memilih dua karya arsitektur internasional untuk dijadikan referensi / acuan. Referensi yang pertama adalah bangunan Eye Film Museum oleh arsitek Delugan Meissl di Belanda. Bangunan ini menerapkan konsep arsitektur Kontemporer yang memodernisasikan material baja dan beton seperti pada tahun 1970-an dengan total luas bangunan 6.300 m 2. Selain itu bangunan kedua yang dijadikan sebagai acuan atau referensi perancangan ini adalah Museum Tsunami Aceh di Aceh yang direncanakan oleh arsitektur Riduan Kamil. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dengan luas bangunan 10.000 m 2. PEMBAHASAN Analisa sebuah perancangan dilakukan untuk memecahkan masalah maupun potensi yang ada dalam perancangan ini. Analisa yang dilakukan terdiri dari analisa non fisik, analisa fisik tapak dan analisa konsep bangunan. Analisa non fisik digunakan dalam rangka indentifikasi masalah dalam hal analisa mengenai pengguna bangunan, analisa kegiatan yang akan beraktivitas di gedung pertunjukan, analisa kebutuhan dan luas ruang. Sedangkan analisa fisik tapak didasarkan pada beberapa aspek yaitu makro, dan analisa mikro. Untuk analisa konsep bangunan di dasarkan pada aspek gubahan massa, konsep tapak, sirkulasi, orientasi view, dan konsep struktur. Dari referensi, analisa data data, survey lapangan serta studi tata guna lahan maka diperoleh : Tabel 1. Tata Guna Lahan No Keterangan 1 Luas lahan 61.431 m2 2 KDB (50%) 30.715 m2 3 KLB Tidak Ditentukan 4 GSB Depan & Samping 100m, Belakang 15m 5 Tinggi Bangunan 2 lantai 6 Fungsi Bangunan Gedung Pertunjukan Musik Berikut ini merupakan program dan besaran ruang didalam gedung pertunjukan musik ini. 51

a. Zona Fasilitas Gedung Pertunjukan Berikut merupakan beberapa ruang yang dihasilkan pada area fasilitas gedung pertunjukan. Tabel 2. Area Fasilitas Gedung Pertunjukan No Jenis ruang Luas(±) 1 Teras / lobby 1050m2 2 Lobby VIP 500m2 3 Area panggung 33,3m2 4 Area pemain orkestra 215,3m2 5 Artis/musisi 986m2 6 Pengelola 153 m2 b. Zona Fasilitas Pengelola Berikut merupakan beberapa ruang yang dihasilkan pada area Fasilitas pengelola. Tabel 3. Area Fasilitas pengelola. No Jenis ruang Luas(±) 1 Pengelola gedung 128,5m2 pertunjukan 2 Bagian administrasi 101,3m2 c. Zona fasilitas service Berikut merupakan beberapa ruang yang dihasilkan pada area fasilitas service. Tabel 3. Area Fasilitas Service No Jenis ruang Luas(±) 1 Maintenance 33m2 2 ME 309m2 d. Zona Fasilitas Penunjang Berikut merupakan beberapa ruang yang dihasilkan pada area fasilitas gedung pertunjukan. Tabel 4. Area Fasilitas Gedung Pertunjukan No Jenis ruang Luas(±) 1 Restoran 1.105m2 2 mushola 431m2 3 Amphiteater 640m2 52

Konsep Gubahan Massa Massa bangunan terbentuk berdasarkan respon-respon klimatologi, penzoningan maupun kondisi lahan. Bentuk bangunan mampu memberikan kesan tersendiri terhadap kawasan sekitar. Bangunan terdiri dari 2 lantai dengan menggunakan pola massa single. Pengolahan massa disesuaikan dengan penekanan arsitektur kontemporer. Dimana selain megikuti bentuk site. Pengaturan ruang yang telah dikelompokkan berdasarkan zoning diletakkan tidak berjauhan tetapi saling berhubungan. Konsep Ruang Luar Konsep ruang luar pada tata ruang hijau di maksimalkan berupa zona aktif dan zona pasif agar kualitas ruang luar bangunan menjadi lebih baik. Dengan menempatkan sclupture di salah satu area agar menjadi orientasi pengunjung. Penempatan sebuah amphiteater diarea open space dengan tujuan sebagai ruang terbuka aktif. Konsep Ruang Dalam Pada konsep ruang dalam yaitu ruang gedung pertunjukan musik mengusung bentuk trigonal yang tidak beraturan, agar menciptakan kesan dinamis dan menarik sehingga menambah suasana modern berdasarkan konsep kontemporer. Pada bagian lekuk-lekuk trigonal terutama diterapkan pada area panggung, diletakkan lampu-lampu tidak beraturan dan diperlihatkan struktur penyangga hal ini berfungsi sebagai memberikan efek dramatis dari ruangan. Material yang digunakan adalah plywood (kayu lapis) yang difinishing menggunakan HPL dengan motif kayu sehingga menciptakan kesan yang alami dan segar. Karena dengan hal ini bangunan menjadi tidak biada dan mempunyai suasana kontemporer yang lebih kental Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi dalam bangunan ini menggunakan konsep sirkulasi dengan pertimbangan sebagai berikut : Terciptanya suatu pola dengan menghubungkan fungsi-fungsi utama dalam sirkulasi. Konsep sirkulasi dibuat pada tapak sesuai kenyamanan akses pejalan kaki. 53

Sirkulasi di atur agar pengunjung dapat dengan mudah menikmati fasilitas yang berada di dalam bangunan, akan tetapi jalur sirkulasi pengunjung, pengelola dan jalur service di buat berbeda. Konsep orientasi View Dalam konsep orientasi view keluar site, memaksimalkan pandangan dari dalam ataupun dari luar bangunan kearah luar site sehingga ketinggian bangunan sangat berpengaruh terhadap view yang didapat. Untuk view kedalam site, penggunaan material ACP, dengan warna hijau pada lengkungan atap serta bentuk bangunan yang dinamis mempengaruhi pandangan dari luar ke arah site sehingga bentuk bangunan dapat menarik perhatian dari arah luar kedalam site. Konsep Struktur Sistem struktur yang akan digunakan pada bangunan gedung pertunjukan musik ini adalah struktur kolom. Sistem ini dipilih menjadi struktur utama bangunan. Untuk struktur atap menggunakan spcae frame, agar konstruksi dengan bentang lebar akan lebih ringan. Dinding akustik pada gedung perrtunjukan ini menggunakan bahan penutup yang memiliki pelapis peredam suara yang baik. Untuk struktur pondasinya menggunakan bore pile karena lokasi terdapat di tepi pantai serta lahan merupakan tanah timbunan. Hasil Desain Pada hasil desain terdapat gambar arsitektural yang terdiri dari : Site plan skala 1:350 Denah lantai 1 skala 1:500 Denah lantai 2 skala 1:500 Tampak depan dan belakang skala 1:350 Tampak samping kiri dan samping kanan skala 1:350 Potongan Melintang skala 1:500 Impresi 3D Interior gedung pertunjukan Dalam hal ini gambar dapat dilihat pada lampiran. 54

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan - Perancangan gedung pertunjukan ini berada di tapak yang sesuai dan setrategis serta bisa diakomodasi dengan berbagai macam kendaraan, yang berlokasi dijalan R.H. Fisabilillah, Batam Centre. - Bangunan terdisi dari 4 fungsi, yaitu fungsi fasilitas gedung pertunjukan, fasilitas pengelola, fasilitas service dan fasilitas pengunjung yaitu promenade di bagian pantai, amphitheater dan restoran. - Bentuk bangunan dihasilkan dari respon-respon klimatologi, penzoningan maupun kondisi site. Strategi desain yang dihasilkan dari respon terhadap angin difungsikan agar tekanan yang dihasilkan dari angin dapat memecah angin sehingga beban pada bangunan diminimalisir. - Material yang digunakan sebagai penutup dinding luar adalah ACP(Aluminium Composite Panel) karena bahannya yang mudah dibentuk dan daya tahan yang cukup tinggi untuk kawasan pantai yang memiliki tekanan angin. - Pengaplikasian vegetasi disesuaikan pada fungsi-fungsinya seperti pada area Saran parkir menggunakan pohon peneduh dan disepanjang sirkulasi menggunakan pohon palm yang dapat berfungsi sebagai pengarah jalan. - Waktu yang sempit dalam TA menyebabkan kurangnya pendalaman analisis terhadap aspek aspek yang diperlukan seperti menganalisis data, konsep dan desain. Sehingga TA ini memiliki banyak kekurangan. - Penerapan konsep kontemporer tidak hanya pada bentuk dan material bangunan namun dapat diterapkan pada hal-hal lain yang dapat menguatkan konsep kontemporer tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adler, David. (1999) Metric Handbook Planning And Design Second Edition.Architecture Press. Oxford Buxton, Pamela. (2015) Metric Handbook Planning And Design Fifth Edition.Routledge. London And New York. 55

Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta Balai Pustaka Neufert, Ernst, Jilid 1, Data Arsitek, Jakarta, Erlangga Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Schimbeck, Egon. 1988. Gagasan, Bentuk, dan Arsitektur. Prinsip- PrinsipPerancanganDalamArsitekturKontemporer.Intermatra. Bandung. http://www.archdaily.com/223973/eye-new-dutch-film-institute-delugan-meissl associated-architects https://emanarchitect.wordpress.com/2013/04/15/tokoh-arsitektur kontemporerindonesia https://id.wikipedia.org/wiki/seni_kontemporer http://beta.lecture.ub.ac.id/2014/02/perkembangan-arsitektur-kontemporer-diindonesia http://gebrakmanifesto.blogspot.co.id/ http://staffnew.uny.ac.id/upload/132259217/penelitian/artikel+imaji+_tinjauan+ak ustik https://carapedia.com/pengertian_definisi_musik_info2091.html https://library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2html/2014100187dibab2001 /page6 https://library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-1-00187-di%20bab2001 56

1. Site Plan 2. Denah lantai 1 57

3. Denah Lantai 2 4. Tampak depan dan belakang 58

5. Tampak samping kiri dan samping kanan 6. Potongan 59

7. Impresi 3D 8. Interior gedung pertunjukan 60