Dasar-Dasar Perilaku Kelompok. (Bab 9 Perilaku Organisasi, Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge)

dokumen-dokumen yang mirip
School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

Definisi dan Klasifikasi Kelompok

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

Perilaku Keorganisasian IT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI : RINGKAS MATERI DIBAWAH INI DI KERTAS DOBEL FOLIO DENGAN TULISAN TANGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK. Bab 9 PERILAKU ORGANISASI

A. Proses Pengambilan Keputusan

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM

Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork)

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2

PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Materi ke -6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Rahmi yuliana. Dosen Tetep STIE Semarang

Psikologi Dunia Kerja Organisasi Informal

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

Abstrak. Kata kunci: kelelahan emosional, stres kerja, perilaku menyimpang karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

Modul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Dosen : Diana Ma rifah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Materi Konsep Dasar Perilaku Oganisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

Minggu 7: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak lagi terelakkan. Dalam organisasi-organisasi bisnis, kondisi ini terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

10FIKOM TEORI BUDAYA ORGANISASI. Budaya Komunikasi Dalam Pendekatan Kultural. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

Psikologi Komunikasi

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

MANAJEME N KONFLIK. Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes. Manajemen Konflik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKALAH KELOMPOK DAN TIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran

KINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

12/10/2011 KELOMPOK? PERILAKU BERKELOMPOK & KOMUNIKASI TIPE KELOMPOK

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB 10 KEKUASAAN DAN POLITIK

Bab 13. Manajemen Konflik 1

Team Building & Manajeman Konflik

Aspek perilaku pada pengambilan keputusan dan para pengambil keputusan OLEH : Nurul aini Raudhatul Jannah Utari Putri Primasari

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diberikan kepada daerah diatur dalam TAP MPR RI Nomor XV/MPR/1998

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan hasil dari sebuah proses pengelolaan yang

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Keorganisasian IT

organisasi tersebut berasal, dan apakah budaya organisasi tersebut dapat diatur, kesemuanya akan dibicarakan pada halaman berikut.

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak-anak. Kata remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

4/24/2014 PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN KONSEP PPK

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

ETIKA PROFESI PART 3

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

COHESIVENESS without GROUPTHINK

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peers and Friends. Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL: LINGKUP SOSIAL BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

Transkripsi:

Dasar-Dasar Perilaku Kelompok (Bab 9 Perilaku Organisasi, Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge)

Definisi dan Klasifikasi Kelompok Kelompok: Dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.

Definisi dan Klasifikasi Kelompok Kelompok Formal vs Kelompok Informal

Definisi dan Klasifikasi Kelompok Kelompok Formal: Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur organisasi. Kelompok Informal: Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara organisasional; timbul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial.

Subklasifikasi Kelompok Kelompok Formal Kelompok Komando Kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melaporkan secara langsung kepada seorang manajer. Kelompok Tugas Mereka yang bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kelompok Informal Kelompok Kepentingan Mereka yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan dengan kepentingan masing-masing Kelompok Persahabatan Mereka yang berkumpul bersama karena memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.

Mengapa Orang-orang Bergabung dalam Suatu Kelompok? Rasa Aman Status Harga Diri Afiliasi Kekuatan Pencapaian Tujuan

Tahap Perkembangan Kelompok Model Lima Tahap (Five Stage Group Development Model) Model Alternatif --> Model Ekuilibrium Tersebar (Punctuated Equilibrium Model)

Model Lima Tahap

Lima Tahap Perkembangan Kelompok 1. Tahap Pembentukan (Forming) Ditandai dengan banyaknya ketidakpastian 2. Tahap Timbulnya Konflik (Storming) Terjadi konflik di antara anggota kelompok 3. Tahap Normalisasi (Norming) Ditandai dengan hubungan yang dekat dan kohesifan 4. Tahap Berkinerja (Performing) Struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima 5. Tahap Pembubaran (Adjourning) Perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugas.

Kritik Terhadap Model Lima Tahap Asumsi: Kelompok menjadi lebih efektif seiring kelompok tersebut bergerak melalui empat tahap pertama. Asumsi secara umum benar, namun apa yang membuat sebuah kelompok efektif adalah lebih kompleks Pada kondisi tertentu, konflik tingkat tinggi mungkin baik untuk kinerja kelompok yang tinggi Tahapan proses tidak selalu berurutan Beberapa tahapan dapat berjalan secara bersamaan Suatu kelompok terkadang mundur ke tahap sebelumnya Mengabaikan konteks organisasional

Model Alternatif Perkembangan Kelompok Kelompok-kelompok sementara dengan tenggat waktu tidak mengikuti Model Lima Tahap Model Ekuilibrium Tersebar: Transisi kelompok-kelompok sementara yang melalui inersia dengan aktivitas pada titik tengah, mereka megalami peningkatan produktivitas.

Model Ekuilibrium Tersebar

Model Ekuilibrium Tersebar Urutan tindakan pada Model Ekuilibrium Tersebar 1. Penentuan arah kelompok 2. Fase pertama inersia 3. Transisi 4. Perubahan besar 5. Fase kedua inersia 6. Akselerasi aktivitas

Hal-hal Terkait Kelompok Norma Peran Kinerja Kelompok Status Kekohesi fan Ukuran

Peran Peran Serangkaian pola perilaku yang diharapkan dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. Identitas Peran Sikap-sikap dan perilaku-perilaku tertentu yang konsisten dengan sebuah peran. Persepsi Peran Pandangan seorang individu atas bagaimana ia harus bertindak dalam situasi tertentu.

Peran Ekspektasi Peran Apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana Anda harus bertindak dalam sebuah situasi tertentu. Kontrak psikologis: sebuah perjanjian tidak tertulis yang menentukan apa yang diharapkan oleh manajemen dari karyawan dan sebaliknya. Konflik Peran Sebuah situasi di mana seorang individu diharapkan dengan ekspektasi-ekspektasi peran yang berlainan.

Eksperimen Penjara Zimbardo Penjara bohongan dengan menggunakan mahasiswa sebagai sukarelawan Penugasan peran penjaga dan tahanan seara acak http://www.prisonexp.org/

Eksperimen Penjara Zimbardo

Eksperimen Penjara Zimbardo Eksperimen harus dihentikan ketika baru berjalan enam hari karena. Penjaga berhasil meruntuhkan moral tahanan Tahanan patuh Sangat memahami peran masing-masing Tidak ada perlawanan

Norma Norma Standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah kelompok yang dianut oleh para anggota kelompok. Kelas Norma Norma Kinerja Norma Penampilan Norma Pengaturan Sosial Norma Alokasi Sumber Daya

Penelitian Hawthorne

Penelitian Hawthorne Temuan Perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat. Pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu. Standar kelompok menentukan hasil kerja masingmasing karyawan. Uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.

Norma dan Perilaku Konformitas Menyesuaikan perilaku seseorang agar selaras dengan norma-norma kelompok. Kelompok Referensi Kelompok-kelompok penting di mana individu-individu menjadi anggota atau berharap untuk menjadi anggotanya dan dengan norma-norma yang kemungkinan akan disesuaikan oleh individu tersebut.

Norma dan Perilaku Penelitian Asch Menunjukkan kekuatan konformitas Tingkat konformitas telah menurun sejak penelitian Asch Konformitas pada normanorma sosial lebih tinggi di dalam kultur kolektivitas dibandingkan di dalam kultur individualistis.

Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja Disebut juga perilaku antisosial atau ketidaksopanan di tempat kerja. Merupakan perilaku yang disengaja yang melanggar norma-norma organisasional signifikan, dan dengan cara melakukannya, mengancam kesejahteraan organisasi atau anggota-anggotanya.

Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja Tipologi: Produksi: pulang lebih awal, bekerja dengan lambat secara sengaja, memboroskan sumber daya Properti: sabotase, mencuri BMN Politikus: favoritisme, bergosip, menyalahkan rekan kerja Agresi Pribadi: pelecahan seksual, berkata kasar, mencuri dari rekan kerja

Pengaruh Kelompok terhadap Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang di tempat kerja kemungkinan akan berkembang di tempat yang didukung oleh norma-norma kelompok. Menjadi bagian dari suatu kelompok dapat meningkatkan perilaku menyimpang seorang individu. Menjadi bagian dari kelompok memungkinkan individu untuk bersembunyi menciptakan rasa percaya diri semu yang dapat menimbulkan perilaku yang lebih agresif.

Status Sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok orang lain merupakan faktor penting dalam memahami perilaku manusia. Motivator signifikan

Status Teori Karakteristik Status Perbedaan dalam karakteristik status menciptakan hierarki-hierarki dalam kelompok. Status didapatkan dari salah satu dari tiga sumber: a. Pengaruh kekuasaan seseorang terhadap orang lain b. Kemampuan seseorang untuk berkontribusi terhadap tujuan sebuah kelompok. c. Karakteristik personal.

Efek Status Status dan Norma Anggota kelompok dengan status tinggi sering kali diberi kebebasan lebih untuk menyimpang dari norma. Anggota kelompok dengan status tinggi juga lebih mampu untuk menolak tekanan konformitas. Status dan Interaksi Kelompok Orang-orang berstatus tinggi cenderung lebih tegas. Perbedaan status menghalangi keragaman ide dan kreativitas

Efek Status Ketidaksetaraan Status Ketika terjadi ketidaksetaraan, akan tercipta ketidakseimbangan yang menghasilkan berbagai jenis perilaku korektif. Status dan Kultur Memahami siapa dan apa yang menentukan status ketika berinteraksi dengan orang dari kultur yang berbeda dari kultur kita.

Ukuran Ukuran kelompok akan memengaruhi perilaku. Pengelompokan ukuran: Dua belas atau lebih anggota merupakan kelompok besar Tujuh atau kurang anggota merupakan kelompok kecil

Ukuran Besar vs Kecil: Atribut Kecil Besar Kecepatan Kinerja Individu X X Pemecahan Masalah Variasi Masukan Penemuan Fakta X X X Kinerja Keseluruhan X

Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok Kemalasan Sosial (Social Loafing) Kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual. Ringelmann s Rope Pull: kinerja kelompok meningkat seiring dengan ukuran kelompok, tetapi penambahan anggota baru ke dalam kelompok tersebut mempunyai hasil yang justru mengurangi produktivitas.

Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok Kemalasan Sosial (Social Loafing) Disebabkan oleh keyakinan bahwa orang lain di dalam kelompok tidak memikul bagian secara adil. Penjelasan lain adalah adanya penyebaran tanggung jawab (free riders) Implikasi Manajerial Pembuatan target kinerja individu Mencegah kemalasan sosial dengan: Membuat tujuan kelompok Meningkatkan kompetisi antar kelompok Menggunakan penilaian peer atau bahkan 360 derajat Pembagian penghargaan kelompok berdasarkan usaha individual.

Kekohesifan Tingkat di mana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal di dalam kelompok tersebut. Implikasi Managerial Cara meningkatkan kekohesifan: Membuat kelompok lebih kecil. Mendorong kepaduan terhadap tujuan kelompok.

Kekohesifan Implikasi Managerial Cara meningkatkan kekohesifan: Menghabiskan waktu bersama lebih banyak di antara anggota kelompok. Meningkatkan status kelompok dan kesulitan untuk masuk ke dalam kelompok. Mendorong kompetisi dengan kelompok lainnya. Memberikan penghargaan kepada kelompok, bukan individu. Mengisolasi kelompok secara fisik.

Pengambilan Keputusan Kelompok vs Individual

Pengambilan Keputusan Kelompok vs Individual Keunggulan Pengambilan Keputusan Kelompok: Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap Menawarkan peningkatan keberagaman pandangan Meningkatkan penerimaan atas solusi Umumnya lebih akurat

Pengambilan Keputusan Kelompok vs Individual Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok: Memakan waktu lebih banyak Terdapat tekanan-tekanan konformitas dalam kelompok Diskusi dapat didominasi oleh satu atau beberapa anggota saja. Adanya tanggung jawab ambigu.

Fenomena Pengambilan Keputusan Kelompok Pemikiran Kelompok Fenomena yang menunjukkan norma konsensus melampaui penilaian atas sejumlah alternatif tindakan yang lebih realistis. Pergeseran Kelompok Perubahan risiko keputusan antara keputusan kelompok dan keputusan individu yang dibuat oleh anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar.

Teknik Pengambilan Keputusan Dibuat di dalam kelomok yang berinteraksi, di mana anggota kelompok bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal maupun non verbal. Tukar Pikiran (Brainstorming) Pembangkitan ide yang secara khusus mendorong semua alternatif apa pun, sementara itu menahan kritik atas alternatif-alternatif tersebut.

Teknik Pengambilan Keputusan Teknik Nominal Kelompok Para anggota bertemu tatap muka untuk menyatukan penilaian mereka dengan cara sistematis tapi independen. Pertemuan dengan Media Elektronik Para anggota berinteraksi dengan menggunakan komputer.

Evaluasi Efektivitas Kelompok Kriteria Efektivitas Interaksi Tipe Kelompok Brainstorming Nominal Elektronik Jumlah dan Kualitas Ide Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tekanan Sosial Tinggi Rendah Sedang Rendah Biaya Rendah Rendah Rendah Tinggi Kecepatan Sedang Sedang Sedang Sedang Orientasi Tugas Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Potensi Konflik Antar Personal Tinggi Rendah Sedang Sedang Komitmen untuk Solusi Tinggi N/A Sedang Sedang Pengembangan Kekohesifan Kelompok Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Ringkasan dan Implikasi untuk Manajer Kinerja Pemahaman peran yang jelas, norma yang tepat, perbedaan status yang kecil, jumlah kelompok yang lebih kecil, dan kelompok yang lebih kohesif dapat menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.

Ringkasan dan Implikasi untuk Manajer Kepuasan Dapat ditingkatkan dengan: Tingginya kesamaan persepsi terhadap pekerjaan bawahan antara pimpinan dan bawahan. Meminimalkan interaksi dengan individu-individu yang mempunyai status lebih rendah daripada mereka sendiri. Ukuran kelompok yang lebih kecil.

Terima Kasih