Bab V. Penutup. Pada bagian ini di temukan kesimpulan bahwa berpolitik dan. memahami sistem negara bukanlah perbuatan jahat, sekuler atau dosa.

dokumen-dokumen yang mirip
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

BAB IV PENUTUP. pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

Pendidikan Agama Kristen Protestan

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

MENDENGARKAN HATI NURANI

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam segala bidang, tidak terkecuali dalam bidang politik. Keputusan

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Editorial Merawat Iman

Pdt. Gerry CJ Takaria

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

LATAR BELAKANG KEGIATAN

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

TATA GEREJA PEMBUKAAN

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta

OTORITAS PAULUS DAN INJIL

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri. (Galatia 6:11)

PENGEMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA DI SALATIGA

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Gereja Membaptis Orang Percaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya.

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Satuan Acara Perkuliahan

BAB 6: ETIKA KRISTIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

Apa arti dari Kristus adalah kegenapan hukum Taurat (Roma 10: 4)?

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA

PLEASE BE PATIENT!!!

1.2 Menegakkan Kerajaan Allah dalam Modernisasi Indonesia: O. Notohamidjojo...33

Oleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. (Soerjono Soekanto, 1990:268). Berdasarkan pendapat tersebut peran

Pdt. Gerry CJ Takaria

TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

B. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan

KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

Apa Gereja 1Uhan Itu?

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya

Mewartakan Yesus Yang Tersalib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Transkripsi:

Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini di temukan kesimpulan bahwa berpolitik dan memahami sistem negara bukanlah perbuatan jahat, sekuler atau dosa. Setiap umat katolik di harapkan memahami dan belajar tentang sistem pemerintahan negara (politik), karena berpolitik adalah panggilan Tuhan seperti halnya seseorang yang dipanggil melayani Tuhan (Roma 13:1-7). Berpolitik tidak harus turun langsung menjadi politisi, tetapi dengan memberikan suara pada saat pemilihan daerah maupun pemilihan umum, tidak menjadi anggota golput kita sudah berpartisipasi dalam politik. Seperti manifesto politik Yesus Kristus yang tampak dalam ucapan dan karya-nya di dunia. Politik Yesus Kristus adalah politik etik Kerajaan Allah, politik moral dan tidak merebut kekuasaan atau kedudukan dalam pemerintahan, tetapi sebaliknya memberikan kekuasaan pada manusia. Politik Yesus adalah politik secara organisme (pemberdayaan moral, inspirasi dan transformasi nilai-nilai), bukan secara kelembagaan atau institusi. Gereja berfungsi mengajarkan kepatuhan, moral, disiplin, rasa hormat juga mengajar umat dan para pelayan akan tanggung jawab mereka, dengan kata lain pemimpin gereja memberi petunjuk dan arahan pada tugas dan etika pelayanan duniawi. Hal ini berarti bahwa tugas pengajaran bukanlah persoalan satu pemberitaan yang bersifat umum belaka, namun secara

spesifik juga melatih setiap lingkungan tentang kehendak Tuhan dan juga terdapat dalam hubungan tugas secara politis, sehingga peran pemimpin gereja sebagai gembala, peran sebagai imam dan peran sebagai nabi dapat berlangsung secara berkesinambungan, karena gereja memiliki tanggung jawab untuk mensejahterakan umatnya. Negara telah menjamin kebebasan bagi warga gereja untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinannya dan gereja memiliki tanggung jawab untuk memberi kritikan bagi terselenggaranya kehidupan bernegara yang adil bagi semua orang, karena suara kenabian yang berurusan dengan kesejahteraan bersama, keadilan, kasih dan perdamaian bisa di suarakan. Peran politik pemimpin gereja bagi kehidupan politik dan bernegara menjadi alat kontrol bagi norma dan etika dalam ruang publik dan politik, karenanya gereja terus hidup dan melayani umat maupun masyarakat di negara ini, meskipun yang pertama adalah melayani untuk Tuhan dan untuk sebuah hidup etis yang di peruntukkan untuk Tuhan di dunia ini. Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa keterlibatan dalam urusan-urusan duniawi termasuk di dalamnya urusan politik merupakan bentuk perwujudan dimensi sosial dari kasih Kristiani. Bentuk keterlibatan itu menjadi jalan menuju kesucian hidup. Peran politik pemimpin gereja bisa menjadi jalan kesaksian iman mereka dan dapat menemukan kesucian di dalam segala kegiatannya, jika setia menjadikannya sebagai medan keterlibatan iman dan kesaksian hidup. Berhadapan dengan kondisi perpolitikan Indonesia yang semakin dinamis dari waktu ke waktu, para pemimpin gereja dapat senantiasa

menggaungkan etika berpolitik secara baik dan tepat supaya semakin memperkuat civil society dan terus memperkokoh dasar negara ini yakni Pancasila. Untuk itu, secara terukur dan dinamis gereja perlu terus-menerus merefleksikan kiprahnya di bidang politik melalui peran para pemimpin gereja. Pada gereja katolik St. Paulus Miki hal itu sering dilakukan oleh para pastur dalam khotbah maupun dalam pendalaman iman, seperti memberikan inspirasi dalam menjalankan kehidupan berpolitik, memberikan kekuatan moral, menyuarakan keadilan dan terus menyebarkan ajaran sang maestro kehidupan Yesus Kristus, yakni cinta kasih. Sedangkan untuk umat awam yang ingin terjun dalam dunia politik haruslah tetap memegang etika politik kristiani, yang di landaskan pada kitab suci, kitab hukum kanonik dan ajaran sosial gereja katolik. Sehingga politisi kristiani mampu menjadi garam dan terang di tengah-tengah bangsa Indonesia dan tujuan yang terpenting bagi politisi kristiani juga harus memperjuangkan semangat Pancasila, menjaga keberagaman (Bhineka Tunggal Ika), NKRI dan UUD 1945. Kalau itu semua mau di rangkum secara pendek, gereja katolik St. Paulus Miki haruslah tetap memberikan warna dalam perpolitikan terutama pada kota Salatiga dengan peran pemimpin gereja yang terus memberikan inspirasi dan semangat kristiani di tengah-tengah umat gereja dan dalam kehidupan sehari-hari umat gereja. Kita semua perlu membuka diri dan berbuat sesuatu untuk kepentingan umum, dengan berlaku menjadi orang katolik yang sejati dalam gereja dan melayani negara, Mgr.Soegijopranoto pernah mengatakan Per Ecclesiam pro Patria yang artinya adalah melalui gereja untuk negara. Jadilah

umat katolik yang sejati, raihlah masa depanmu sesuai dengan nilai-nilai Injili dan ajaran gereja, untuk mengabdi kepada gereja dan negara. 5.2 Saran Gereja katolik St. Paulus Miki dapat membawa gereja dalam keterlibatan sosial dan tanggung jawab untuk ikut berpartisipasi dalam kehidupan politik bangsa dan tidak hanya sibuk dengan kepentingan internal gerejani saja. Gereja sebenarnya dapat dikatakan memiliki tugas yang penting dalam hal peraturan-peraturan atau tata tertib yang bersifat politis. Bagi gereja menegaskan, menguatkan dan menolong, serta berfungsi untuk menopang setiap otoritas dan kedamaian umum. Gereja perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman umat gereja akan pemahaman politik yang sedang dihadapai oleh bangsa ini, khususnya melalui corong-corong khotbah, kaderisasi, pendidikan formal dan non formal ataupun seminar-seminar tentang politik, sehingga umat mampu memahami fungsi dan tujuan politik secara benar sesuai dengan ajaran gereja, sehingga umat menjadi lebih melek politik dan tidak mudah di bentur-benturkan perasaannya oleh para politikus yang tidak bertanggung jawab, politikus yang gemar mengaduk-aduk perasaan masyarakat, biasanya dengan menggunakan isu SARA untuk kepentingan politiknya. Hal ini akan lebih berbahaya lagi ketika media massa seperti koran, tabloid, buku, majalah maupun media sosial seperti facebook dan twitter di kontrol dan di bombardir oleh oknum-oknum tertentu untuk menyebar berita hoax, sehingga kebencian semakin efektif dan luas. Sangat efektif untuk orang

sederhana terhasut hoax, tetapi tak jarang kaum intelektual terkena juga, bahkan menjadi ideolog kebencian, seperti propaganda yang pernah di lakukan oleh Nazi, bahwa dusta yang terus menerus diulang suatu hari akan menjadi kebenaran. Gereja juga bisa mempengaruhi dan memberikan bentuk arah pembangunan negara ini menjadi lebih baik melalui para umatnya yang berkecimpung dalam politik, mengawasi pelaksanaan pembangunan, melaksanakan program-program pembangunan baik sendiri maupun bekerja sama dengan pemerintah dan badan-badan lain, yang meliputi programprogram yang bersifat fisik, pembinaan dan pendampingan, serta memberikan perhatian yang khusus kepada masyarakat yang secara struktural lemah dan hidup di wilayah yang terbelakang. Melalui peran nyata dalam politik, gereja sebenarnya telah melaksanakan hakekat dari pengajaran Kristus itu sendiri yaitu untuk melayani kehidupan manusia, karena mereka jugalah yang turut bertanggungjawab atas kesejahteraan bersama. Selama semua masih melihat kepentingan ego dan golongan, kerjasama yang baik untuk kesejahteraan bersama ini tidak akan pernah bisa dilakukan. Dalam hal ini kesejahteraan bukanlah soal agama dan golongan, namun soal kemanusiaan dan dalam konteks NKRI adalah kemanusiaan dari setiap warga yang bernama bangsa Indonesia.

5.3 Agenda Penelitian Mendatang Penelitian peran politik pemimpin gereja katolik perlu dikembangkan dengan rangkaian penelitian yang lebih luas dan mendalam dengan melibatkan ordo yang dinaungi oleh gereja katolik dan penelitian lebih lanjut ketingkat keuskupan, maupun penelitian dengan membandingkan peran politik pemimpin agama lain, seperti contohnya membandingkan peran pemimpin umat Kristen protestan maupun peran pemimpin umat islam.