BAB I PENDAHULUAN. Afrika hingga Amerika Latin. Hadirnya One Belt One Road (sering disebut Jalur. wilayah-wilayah yang masuk dalam kebijakan tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Pajak Badan lainnya (Sarwedi, 2012). Dengan melihat realita ini maka pemerintah

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. < diakses 16 Juni 2016.

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan

Indonesia-Maroko; Peluang Peningkatan Hubungan Bilateral melalui Kerjasama Ekonomi (533/M)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

BAB II SEJARAH BANTUAN LUAR NEGERI JEPANG PASCA PERANG DUNIA KE-2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Dua Sisi Kinerja Modal Catatan tentang Investasi dan persoalan ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan pada tahun 1963 sebagai proyek percontohan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini, China menjadi sosok penting dalam pemberian bantuan untuk pembangunan di berbagai negara. Mulai dari Asia, Afrika hingga Amerika Latin. Hadirnya One Belt One Road (sering disebut Jalur Sutra Abad 21) membuat Cina semakin gencar mengalirkan yuan terutama di wilayah-wilayah yang masuk dalam kebijakan tersebut. Menurut laporan The Diplomat, bantuan luar negeri China memiliki empat karakter. Pertama, China lebih mementingkan kemitraan yang didasarkan pada win-win solution. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan negara penerima agar saling menguntungkan. Karakter kedua, bantuan China tidak disertai ikatan yang melekat. Dengan kata lain, tidak membuat negeri penerima bantuan terikat dengan negara pendonor. China lebih membebaskan negara penerima untuk menentukan nasibnya sendiri dan tidak mengusik kedaulatan nasionalnya. Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip bantuan asing dari negara-negara barat yang mewajibkan negara penerima mengikuti prinsip pasar bebas, kapitalisme dan reformasi demokratis, tata pemerintahan yang baik dan jaminan atas hak asasi manusia dan China tak peduli itu. Menurut Adam Taylor (2017) China dikenal mendanai sejumlah pemerintah bereputasi buruk seperti Venezuela, Angola, Iran dan Paksitan. Namun ini diimbangi dengan sejumlah besar pinjaman ke negara-negara dengan pemerintahan yang relatif baik bagi Brazil, India, Indonesia dan negara-negara

Afrika Timur. Pinjaman China tampaknya tak peduli dengan pemerintahan negara penerima. Karakter bantuan China ketiga yaitu hampir semua urusan bantuan ke negara penerima dilakukan secara bilateral sehingga dapat mengontrol bagaimana uang yang ada dibelanjakan dengan baik. Dengan sistem bilateral ini, China juga dapat mempertahankan kepemilikan tender sehingga proyek-proyek pembangunan dapat diberikan kepada perusahaan China. China juga menyediakan bantuan berupa hibah, pinjaman tanpa bunga hingga pinjaman lunak yang dilakukan secara terpisah. Semua ini dapat diperoleh melalui diplomasi ekonomi oleh pejabat resmi negara penerima. Metode inilah yang digunakan China untuk menggaet negara miskin dan berkembang. Kendati demikian, China dikritik karena dianggap menelantarkan warga negaranya, dan lebih memperhatikan negara lain. China menggelontorkan miliaran dolar untuk proses pembangunan di negara lain padahal banyak warganya sendiri yang membutuhkan bantuan. Sebanyak 82 juta rakyat China hidup dalam kemiskinan (data 2014), sehingga pemerintah China dihiimbau untuk lebih memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya terlebih dahulu. Bantuan luar negeri adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, bantuan luar negeri pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Adanya fenomena yang terjadi ini di negara ASEAN adalah masuknya bantuan luar negeri dari China yang mengalahkan pengaruh bantuan luar negeri Amerika Serikat. Kekuatan ekonomi China hampir tidak bisa di elakan karena memiliki uang, pasar dan geografis dengan Asia, oleh karena itu China tertarik

bekerjasama dengan negara ASEAN. China telah bertransformasi dari sebuah negara dengan sistem perekonomian yang tertutup menjadi negara dengan sistem perekonomian terbuka yang berorientasi pada pasar dengan pertumbuhan sektor swasta yang cepat dan telah menjadi pemain utama dalam perekonomian global. Dana bantuan China yang mengalir ke luar negeri salah satunya disalurkan melalui Official Development Assistance (ODA) yang bertujuan membantu negara miskin dan berkembang dalam rangka peningkatan aktivitas perekonomian. Sementara yang dana yang disalurkan melalui Other Official Flows (OOF) lebih bersifat komersial, dalam bentuk hibah dan pinjaman. Tidak seperti Amerika Serikat, informasi dana bantuan China dikategorikan sebagai dokumen rahasia negara. Cukup sulit untuk mengetahui pergerakan pundi-pundi yuan di luar negeri. Namun berdasarkan laporan AidData, bantuan China pada umumnya didorong oleh dua kepentingan tingkat kebutuhan negara penerima dan tujuan kebijakan luar negeri China. John F. Copper dalam bukunya China's Foreign Aid and Investment Diplomacy (2016) mengungkapkan di balik dukungan China yang menyediakan bantuan untuk negara Dunia Ketiga, China berharap memperoleh sumber daya alam seperti minyak bumi demi keberlangsungan ekonomi, dan seperti negara kapitalis lainnya, China juga berusaha memperluas pasar untuk produknya. Semakin luas pasar yang dimiliki maka akan semakin banyak produk China yang dapat dijual. Meski demikian, relasi dan sistem peminjaman yang tak berbelit-belit sering membuat negara miskin atau berkembang memilih China ketimbang AS atau badan keuangan lainnya. Apalagi, China menawarkan akan menaikkan 86 persen dana bantuan, jika negara-negara Afrika mau berkubu dengan China misalnya, di PBB.

Pengadaan bantuan China memiliki tujuan akhir memperoleh dukungan dan relasi internasional, termasuk citra yang lebih di dunia internasional. China mempunyai model bantuan yang berbeda dengan yang dimiliki oleh negara-negara Barat. Eropa dan Amerika secara historis mempunyai fokus pada pendanaan inisiatif pelayanan kesehatan dan pendidikan, dan juga mendorong pertumbuhan dan partisipasi masyarakat sipil. Sebaliknya, China memberikan bantuan secara bilateral, dan biasanya untuk proyek infrastruktur. Namun para pemimpin China baru-baru ini juga menunjukkan minat terhadap bantuan untuk memperkuat masyarakat sipil dan meningkatkan kualitas hidup. China telah menunjukkan minat untuk menjadi pemimpin pembangunan, khususnya dalam bidang kesehatan. Pada KTT Pembangunan Berkelanjutan PBB 2015 di New York, China menjanjikan US$2 miliar untuk membantu melaksanakan agenda SDG (pembangunan berkelanjutan), dan Inisiatif Belt and Road yang menjadi andalannya, mencakup kerja sama dalam bidang kesehatan sebagai bagian dari strategi yang diusulkan (Kris Hartley dan Asit K. Biswas, 2017). Kekuatan ekonomi China di ASEAN dengan diplomasi ekonomi semakin kuat, China melihat peluang bisnis yang besar di kawasan Asia Tenggara. Kawasan Asia Tenggara saat ini sedang menarik perhatian para investor dunia dengan lingkungan investasi yang terbuka, kebijakan investasi yang longgar dan sumber daya manusia yang murah. Sebagai tetangga dekat, China memainkan peran penting dalam perekonomian Asia Tenggara beberapa tahun terakhir ini dimana perekonomian asia tenggara yang bergantung pada ekspor sebagai pasar bagi produk dan bahan baku maupun sumber investasi. China juga berperan aktif dalam membangun jalan serta hubungan transportasi di Laos, Myanmar, dan

Kamboja yang menghubungkan China bagian Selatan dengan sumber-sumber alam di Asia Tenggara. Sebagai realisasi dari konsep baru kebijakan luar negeri China terhadap negara-negara di kawasan Asia Tenggara, China menjalin hubungan yang baik dengan ASEAN. Sepanjang periode ini, China menandatangani dokumen bilateral maupun kolektif dengan ASEAN. Lebih spesifik lagi mengenai kerjasama China dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara khususnya negara-negara anggota ASEAN. Berdasarkan data Global Chinese Official Finance Dataset, bantuan China ditujukan kepada negara-negara yang masih tergolong berkembang seperti, Indonesia, Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam. Pada tahun 2013 negaranegara ini menerima bantuan tertinggi dari China. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Gambar 1.1 China Aid 2013 Sumber : Global Chinese Official Finance Dataset Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa penerima bantuan terbanyak dari China adalah negara Kamboja dilanjutkan dengan negara Indonesia, Vietnam, Laos dan Myanmar. Dengan adanya bantuan dari China terhadap negara di Asia Tenggara memberikan keuntungan yang cukup besar kepada negara tersebut yang

dapat dilihat dari tabel dan grafik yang di tampilkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara yang bekerjasama dan menerima bantuan dari China. Semua investasi atau bantuan yang diberikan China memberikan hubungan timbak balik untuk negara penerima bantuan dengan pendonor, dengan adanya kerjasama tersebut pertumbuhan ekonomi masing-masing negara meningkat pesat dimana China menguasai pasar ASEAN dan menguatkan pengaruhnya di ASEAN. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis ingin meneliti mengenai pengaruh bantuan luar negeri China (China-Aid) terhadap pertumbuhan ekonomi di 5 negara ASEAN dengan menggunakan variabel china aid, trade opennes dan investasi untuk itu penelitian ini diberi judul Bantuan Luar Negeri China dan Pertumbuhan Ekonomi ASEAN-5 1.2. Rumusan Masalah Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kondisi perekonomian global akan mempengaruhi kondisi perekonomian di 5 negara ASEAN yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi dari 5 negara ASEAN tersebut. Kondisi perekonomian yang pada saat ini akan mempengaruhi perekonomian di 5 negara ASEAN antara lain melalui kegiatan trade opennes yang dilakukan, yaitu kegiatan ekspor dan impor. Selanjutnya kondisi yang mempengaruhi perekonomian 5 negara ASEAN yaitu melalui aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi asing langsung (FDI). Dan yang terakhir adalah bantuan China kepada 5 negara ASEAN. Sejalan dengan latar belakang dan kondisi perekonomian ASEAN-5 saat ini, masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat hubungan antara China aid, trade opennes dan investasi asing langsung (FDI) dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 dan sebaliknya? 2. Bagaimana hubungan kausalitas antara China aid, trade opennes dan investasi asing langsung (FDI) dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN-5? 3. Apa kontribusi dan dampak dari China aid, trade opennes, investasi asing langsung (FDI) dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN-5? 1.3. Tujuan penelitian Mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris : 1. Ada tidaknya hubungan antara China aid, trade opennes dan investasi asing langsung (FDI) dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN-5? 2. Arah hubungan kausalitas antara China aid, trade opennes dan investasi asing langsung (FDI) dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN-5. 3. Menginvestigasi peran/kontribusi China aid, trade opennes, investasi asing langsung (FDI) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN- 5. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dibedakan menjadi kegunaan teoritis dan praktis, sebagai berikut :

a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini merupakan wadah untuk mengaplikasikan teori pertumbuhan ekonomi, konsep China aid, trade opennes dan investasi asing langsung (FDI) untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di 5 negara ASEAN. Selain itu penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya dalam meneliti masalah pertumbuhan ekonomi dan faktorfaktor yang mempengaruhinya pada objek penelitiannya. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyusun dan pengambil kebijakan. Serta penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di 5 negara ASEAN. c. Kegunaan Metodologis Penelitian ini berfungsi sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahun untuk mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Andalas terutama jurusan Ilmu Ekonomi tentang pertumbuhan ekonomi dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih terarahnya pembahasan dan tercapainya sasaran yang hendak dituju dan dicapai, maka ruang lingkup dari pembahsan perlu ditetapkan. Dalam penulisan ini, penelitian dilakukan dengan melihat pengaruh China-aid, trade opennes dan investasi asing langsung (FDI) terhadap pertumbuhan ekonomi di 5 negara ASEAN.

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dnegan rincian tiap-tiap bab antara lain sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas menegenai latar brlakang yang menjadi alasan pemilihan judul, identifikasi masalah,tujuan dilakukannya penelitian ini, manfaat dari penelitian yang dilakukan, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 :TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Pada bab ini akan dibahas teori-teori umum dan teori-teori khusus yang merupakan pendapat para ahli yang dimana teori tersebut digunakan untuk memberikan pemahaman serta analisa yang lebih mendalam pada penelitian ini. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan daerah penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB 4 : GAMBARAN UMUM PENELITIAN Membahas tentang gambaran umum tempat penelitian (deskripsi objek penelitian). BAB 5 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pembahasan. Pada bab ini akan dibahas uraian tentang hasil penelitian dan

BAB 6 : PENUTUP Bab ini adalah bab penutup dari keseluruhan bab yang terdapat dalam penulisan akhir ini. Pada bab ini juga terdapat kesimpulan dan saran dari perancangan meja kerja yang nantinya menjadi acuan pengembangan lebih lanjut.