BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi disetiap negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah dan bahan-bahan tambahan lainnya, seperti cengkeh. Rokok dibakar pada salah satu ujung dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Saktyowati DO, 2008). 2. Tipe perokok Ada beberapa macam tipe perokok yaitu: perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat. a) perokok ringan : menghabiskan rokok sekitar 10 batang sehari dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur. b) perokok sedang : menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. c) perokok berat : merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit (Saktyowati DO, 2008). Perokok dibedakan menjadi dua yaitu; perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah seseorang yang secara teratur merokok satu batang atau lebih dalam setiap harinya paling sedikit satu tahun. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok (Halim DS, 1991). 4
5 3.Jenis Rokok a. Rokok Putih yaitu rokok yang bahan bakunya atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b. Rokok Kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c. Rokok Kelembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu ( Aula LE, 2010). 4. Kandungan Racun Pada Rokok a. Tar, merupakan Gas yang terbentuk dari unsur-unsur asap tembakau yang tidak terserap oleh darah dan bersifat sebagai pemacu timbulnya kanker (Saktyowati DO, 2008). b. Nikotin, merupakan zat berbahaya yang menyebabkan kecanduan. Dan menstimulasi otak, meningkatkan adrenalin yang menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras, pembekuan darah lebih cepat dan meningkatkan resiko serangan jantung (Aula LE, 2010). c. Karbon monoksida, merupakan gas beracun yang tidak berwarna. Paruparu mempunyai daya pengikat dengan hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat daripada daya ikat oksigen O2 dengan hemoglobin. Waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari hemoglobin dapat terisi oleh karbon monoksida dalam bentuk carboxy haemoglobin, akibatnya sel darah merah
6 kekurangan oksigen dan sel tubuh kekurangan oksigen. Bila terjadi dalam waktu jangka panjang, pembuluh darah terganggu karena menyempit dan mengeras. Apabila menyerang pembuluh darah jantung, maka akan terjadi serangan jantung (Sukendro S, 2007). 5. Bahaya Rokok a. Penyakit Jantung koroner Rokok merupakan faktor resiko pembentuk ateriosklerosis. Angka kematian penderita penyakit jantung koroner pada perokok, tiga kali lebih besar dibandingkan pada bukan perokok. b. Penyakit Kanker Paru-paru Merokok menjadi kausa pertama dalam penyakit chronic obstructive lung disease, yaitu: mengangkut penyakit bronkhitis dan emfisema. Tahun 1985 diperkirakan 60.000 kematian akibat penyakit bronkhitis dan emfisena 85% dari para perokok. Batuk kronis, produksi dahak dan kesukaran bernafas juga didominasi oleh para perokok. Berbagai jenis bahan iritasi yang terdapat dalam rokok yang dihisap merupakan pencetus penyakit paru-paru. c. Penyakit Alat Pencernaan Merokok adalah menghisap asap rokok melalui mulut, maka akan terjadi kondensasi tar pada rongga mulut kemudian akan tertelan bersama air liur dan masuk ke dalam saluran pencernaan. Menyebabkan tukak lambung dan tukak usus dua belas jari, serta meningkatakan penyakit kanker saluran percernaan (Mangku S, 1993).
7 B. Kolesterol 1. Definisi Kolesterol Kolesterol adalah lemak yang berwarna kekuningan seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh, terutama dalam hati. Fungsi kolesterol adalah a) merupakan zat esensial untuk membran sel tubuh, b) merupakan bahan pokok untuk pembentukan garam empedu yang sangat diperlukan untuk pencernaan makanan, c) merupakan bahan baku untuk pembentukan hormon steroid, misalnya progesteron (Graha CK, 2010). 2. Sintetis Kolesterol Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrien dan energi beserta hasil metabolisme lainnya. Asam lemak akan menjadi lemak tubuh dalam proses metabolisme energi. Pembentukan kolesterol melalui asetat merupakan proses yang kompleks, diantaranya yang memegang peranan penting adalah enzim reductase HMG-Co.A. Kolesterol membatasi kerja enzim HMG-Co.A, mengurangi konsumsi kolesterol akan menaikkan produksi kolesterol di dalam tubuh apabila sistem kerja enzim tidak normal (Sitepoe M, 1993). 3. Keseimbangan Kolesterol Kolesterol dalam keadaan normal, disintetis dalam tubuh dua kali pada kolesterol di dalam makanan yang dimakan. Kolesterol yang disintetis diubah menjadi hormon dan vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui darah. Kolesterol yang kembali ke dalam hati diubah menjadi asam empedu dan garamnya. Hasil sintesa kolesterol disimpan di dalam jaringan tubuh
8 dalam keadaan normal, bila terjadi gangguan dalam konsumsi kolesterol, maka akan terjadi mekanisme untuk mempertahankan kolesterol dengan semua faktor sebagai mekanisme pertahanan tubuh (Heslet L, 1996) 4. Jenis Kolesterol a. Lipoprotein Lemak dan kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Lemak dan kolesterol dibawa ke seluruh tubuh, harus dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein. Lipoprotein merupakan pembawa lemak dan kolesterol dalam darah. Partikel partikel dalam lipoprotein, antara lain: LDL, HDL, VLDL, Trigliserida 1) LDL (low density lipoprotein), yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. Kadar LDL yang tinggi menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri. 2) HDL (high density lipoprotein), mengangkut kolesterol lebih sedikit, tetapi dapat membuang kelebihan LDL kolesterol di pembuluh arteri kembali ke liver untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi dari atherosclerosis dan PJK. 3) VLDL (very low density lipoprotein), membawa sebagian besar trigliserida dalam darah. Proses selanjutnya sebagian VLDL berubah menjadi LDL. 4) Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah (Imam S, 2004). C. HDL Kolesterol
9 HDL kolesterol adalah lipoprotein yang mengandung banyak protein dan memiliki sedikit lemak. HDL bertindak sebagai pembersih yang menghisap sebanyak mungkin kolesterol berlebih. HDL membawa kolesterol ekstra dari selsel dan jaringan-jaringan kemudian membawa kembali ke hati, dan menggunakannya untuk membuat cairan empedu atau mendaur ulang. HDL juga mengandung molekul antioksidan yang dapat mencegah perubahan LDL menjadi lipoprotein yang cenderung menyebabkan penyakit jantung (Mason FW, 2008). D. Hubungan Rokok Dengan HDL Kolesterol Asap rokok yang terkandung dalam tembakau merupakan salah satu zat yang dapat mengganggu kerja tubuh dan mempengaruhi metabolisme kolesterol di dalam tubuh, merusak dinding saluran darah sehingga, memudahkan lemak-lemak menempel di dinding. Kadar HDL akan berkurang karena merokok, dan juga mengurangi kemampuan HDL menyingkirkan kolesterol darah yang berlebihan dari daerah-daerah yang terpengaruh oleh arterosklerosis (Graha CK, 2010). Merokok mempercepat denyut jantung, merendahkan kemampuan jantung dalam membawa dan mengirimkan oksigen, menurunkan level HDL kolesterol di dalam darah serta menyebabkan pengaktifan platelet. Penggumpalan cenderung terbentuk pada arteri jantung, terutama jika sudah ada endapan kolesterol di dalam arteri (Mary P,2001). Akibatnya dinding pembuluh darah menebal secara bertahap yang menyulitkan jantung memompa darah (Amstrong S,1991).