BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekarang (Arikunto, 2010:245). Hal yang digambarkan pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ina Oktarina Rahman, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu

BAB III METODE PENLITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata,

BAB III METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SD Negeri gugus V Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, tepatnya di SD Negeri 1 Pasirtamiang. B. Populasi dan Sampel Populasi dibedakan menjadi dua bagian yaitu populasi umum dan populasi target. Menurut Sukmadinata (2010:250) menyebutkan bahwa Populasi target adalah seluruh orang atau objek yang akan menjadi sasaran kesimpulan penelitian. Sedangkan Sugiyono (2009: 117) mendefiniskan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V di salah satu SD Negeri 1 Pasirtamiang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Siswa tersebut berjumlah 25 orang. Jumlah populasi penelitian ini kurang dari 30 orang, maka dalam pengambilan sampel penelitian dilakukan teknik sampling jenuh. Menururt Sugiyono (2009:124) menyatakan bahwa sampling jenuh itu sendiri adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. C. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan serta melaporkan data penelitian. Menurut Creswell & Clark (2007) mengungkapkan bahwa desain penelitian menjadi pedoman dalam memutuskan metode yang harus dilakukan peneliti selama melakukan penelitian dan menetapkan logika untuk membuat penafsiran di akhir penelitian.

24 Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif non ekperimental, karena pada pelaksanaannya peneliti mengumpulkan data berdasarkan fenomena yang terjadi. McMillan dan Schumacher (Sukmadinata, 2010:53) menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif dibedakan pula antara metode-metode peneltian eksperimental dan noneksperimental. Penelitian kuantitatif diungkapkan oleh Sukmadinata (2010:53) bahwa... maksimalisai objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Oleh karena itu, pengolahan statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan metode penelitiannya adalah metode deskriptif. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat digambarkan oleh bagan alur berikut ini.

25 Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Literatur Analisis PCK Konsep Gaya Gravitasi Keterampilan Proses IPA Skenario Pembelajaran Berbasis PCK Penyusunan Instrumen Uji Coba Instrumen Kegiatan Pembelajaran dengan Skenario berbasis PCK Observasi Keterampilan Proses Siswa Observasi Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran Berbasis PCK Tes Keterampilan Proses Data Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.1 Langkah - langkah Penelitian

26 D. Metode Penelitian Sugiyono (2009:3) menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian dengan menyelidiki keterampilan proses yang dimiliki siswa, meneliti, mengolah data, menganalisis, menginterprestasikan, dan membuat kesimpulan. Penelitian ini akan menggambarkan apa adanya atau mengungkap keadaan nyata mengenai keterampilan proses IPA yang dimiliki siswa pada saat penelitian dilakukan. Menurut Sukmadinata (2010: 53) menyatakan bahwa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitiaan kuantitatif yang bersifat noneksperimental yaitu metode deskriptif, metode suvai, ekspos facto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan. Sedangkan menurut Purwanto (2012:164-165) menyatakan bahwa metode dalam penelitian kuantitatif dapat dikelompokkan menurut sifat analisis menjadi metode penelitian deskiptif, korelasi, dan perbandingan. Oleh karena itu, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif noneksperimental. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Pendapat lain mengemukakan bahwa Metode deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk aktifitas, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya (Sukmadinata, 2010:72). E. Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu mendapatkan penjelasan untuk memperoleh persamaan persepsi, yaitu. 1. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyelidikan terhadap keterampilan proses yang dimiliki siswa untuk mengetahui keadaan sebenarnya

27 2. Keterampilan proses merupakan serangkaian kegiatan dan kemampuan siswa dalam mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan aspek keterampilan proses sains sehingga dapat membentuk konsep yang baik dan ilmiah tentang gaya gravitasi melalui skenario pembelajaran berbasis PCK. 3. Skenario pembelajaran berbasis PCK merupakan skenario pembelajaran yang dalam penyusunannya mengacu pada hasil analisis PCK konsep gaya gravitasi. 4. Gaya gravitasi merupakan pokok bahasan IPA di kelas lima SD semester 2. Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta atau disebut juga gaya tarik bumi. F. Instrumen Penelitian Instrumen dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dengan menggunakan instrumen penelitian, kita dapat menghimpun dan mengukur data dengan akurat dan tepat. Instrumen adalah alat untuk menghimpun dan mengukur data. Menurut Sugiyono (2009:148) mendefinisikan bahwa Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam peneltian ini adalah sebagai berikut : 1. Tes Keterampilan Proses IPA Tes umumnya bersifat mengukur. Tes sebagai instrumen pengumpul data diartikan sebagai serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes dalam dunia pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar dan tes psikologi. Tes hasil belajar juga dibedakan menurut materi yang diukur, maka tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes keterampilan proses IPA pada pembelajaran gaya gravitasi. Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses siswa. Aspek keterampilan proses yang dinilai pada tes ini meliputi aspek prediksi, aspek mengamati, aspek mengklasifikasi, aspek merencanakan percobaan, aspek interpretasi data (menafsirkan), aspek mengkomunikasikan, dan aspek menerapkan konsep.

28 Tes keterampilan proses berupa soal pilihan ganda berjumlah 21 butir soal. Penyusunan soal tes dalam penelitian ini berdasarkan pada indikator tiap aspek keterampilan proses. Setiap aspek keterampilan proses IPA dideteksi dengan menggunakan tiga butir soal pilihan ganda, kecuali aspek keterampilan mengkomunikasikan berjumlah dua butir soal dan aspek menerapkan konsep berjumlah empat butir soal pilihan ganda. Adapun untuk kisi-kisi instrumen tes keterampilan proses IPA ditunjukkan oleh tabel berikut ini : Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Aspek No Keterampilan Proses 1 Mengamati Indikator Soal Menunjukkan bukti bahwa jika tidak ada gaya gravitasi bumi semua benda dan mahluk hidup akan melayang - melayang Menunjukkan bahwa arah tarikan grvitasi bumi selalu menuju permukaan bumi / tanah/ menuju ke bawah Mengamati fenomena yang menunjukkan bahwa benda yang jatuh dipengaruhi gaya gravitasi Nomor soal 4 18 15

29 Aspek No Keterampilan Proses Menerapkan 2 Konsep 3 Mengklasifikasi 4 Memprediksi Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen (Lanjutan) Indikator Soal Menggunakan konsep kecepatan jatuhnya benda yang dipengaruhi oleh luas permukaan dan adanya gaya lain Menghubungkan konsep arah tarikan gaya gravitasi bumi dengan fenomena kegiatan manusia Mengetahui penemu adanya gaya gravitasi bumi Menghubungkan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan benda jatuh dengan fenomena sehari - hari Mengelompokkan dampak positif adanya gaya gravitasi bumi Mengelompokkan faktor yang mempengaruhi kecepatan jatuh benda ke permukaan bumi Mengkelompokkan gaya menurut konsep IPA SD Macam macam Memperkirakan benda yang akan jatuh terlebih dahulu sampai ke tanah Memperkirakan benda yang akan jatuh terlebih dahulu sampai ke tanah Memperkirakan kecepatan benda jatuh pada ruang hampa udara. Nomor soal 6 1 16 19 12 7 21 8 14 9

30 No Aspek Keterampilan Proses Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen (Lanjutan) Indikator Soal Nomor soal Menentukan kecepatan benda jatuh ke tanah dari suatu pola pengamatan 20 Menyimpulkan dari hasil data percobaan 5 Interpretasi Data mengenai perbandingan kecepatan benda yang dipengaruhi oleh luas permukaan 2 Menghubungakan hasil dari suatu pengamatan yang membuktikan bahwa dengan adanya gaya 11 mengakibatkan benda bergerak / berpindah Menentukan prosedur percobaan untuk menunjukkan bahwa arah tarikan gravitasi 13 bumi menuju permukaan bumi Menentukan alat dan bahan yang akan 6 Merencanakan Percobaan digunakan untuk percobaan yang dipengaruhi oleh luas permukaan Menentukan alat dan bahan yang akan 17 digunakan untuk percobaan membuktikan bahwa benda yang pejal/padat jika dijatuhkan 3 dari ketinggian dan waktu yang sama akan sampai ke tanah dalam waktu yang sama Menjelaskan data hasil percobaan tentang 7 Mengkomunik asikan faktor yang mempengaruhi kecepatan jatuh benda sampai di lantai Menjelaskan tabel perbedaan gaya tarik magnet dan gaya tarik bumi 5 10

31 Perumusan indikator soal dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator dari aspek-aspek keterampilan proses yang akan diteliti. 2. Pedoman Observasi Keterampilan Proses IPA dalam pembelajaran Selain melalui tes, pengukuran data keterampilan proses juga diukur melalui observasi. Observasi diperlukan untuk melihat secara langsung keterampilan proses siswa yang muncul pada saat pembelajaran. Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Menurut Usman (2006:44) menyebutkan bahwa dalam menentukan atau membuat lembar pengamatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Menentukan keterampilan yang akan diamati b. Membuat kriteria untuk masing-masing keterampilan Pedoman observasi keterampilan proses terdiri dari kolom aspek-aspek keterampilan proses yang akan di ukur, dan untuk mempermudah dalam pengukuran maka dibuat rubrik penskorannya. Skor keterampilan proses adalah rentang nilai 1-3. Pada penelitian deskriptif ini peneliti sendiri yang bertindak sebagai observer, jadi jenis observasi yang dilaksanakan adalah observasi nonpartisipatif. Menurut Sukmadinata (2010:220) menyatakan bahwa kelebihan dari observasi nonpartisipatif adalah pengamat dapat lebih terfokus dan seksama melakukan pengamatan. Observasi dilakukan terhadap lima kelompok siswa. Pedoman Observasi beserta rubrik penskorannya dapat dilihat pada lampiran A.3. 3. Pedoman Wawancara Wawancara diperlukan untuk memperjelas jawaban siswa dari data yang terkumpul dari hasil observasi dan tes, juga untuk mengetahui faktor-faktor lain yang tidak terlacak dari hasil observasi dan tes. Wawancara juga bertujuan untuk melacak jawaban siswa sehingga tergambar keterampilan proses yang dimiliki siswa secara lebih obyektif dan mendalam. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran A.8.

32 4. Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran Berbasis PCK Implementasi skenario pembelajaran berbasis PCK diamati berdasarkan pedoman observasi, yang berisi tahapan-tahapan mengajar guru. Teknik observasi yang dilakukan adalah anecdotal record (catatan ankedot). Teknik ini merupakan catatan kejadian khusus dari implementasi skenario pembelajaran oleh guru dengan deskripsi nyata tentang apa yang terjadi dan apa pengaruhnya pada siswa atau kalau dalam PCK disebut dengan istilah dokumen PaP-eRs (Pedagogical and Profesional experience Repertoires). Dalam membantu mendeskripsikan, maka proses pembelajaran direkam secara audiovisual (Video). Pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran A.9. G. Proses Pengembangan Instrumen Proses pengembangan instrumen meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penyusunan Instrumen Peneliti menyusun sendiri instrumen yang akan digunakan dengan merujuk pada beberapa referensi dan konsultasi dengan ahlinya. Penyusunan instrumen tes keterampilan proses IPA merujuk pada kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. kisi-kisi soal tersebut berlandaskan aspek-aspek keterampilan proses IPA yang akan diukur datanya. Penyusunan pedoman observasi keterampilan proses IPA berisi tujuh aspek keterampilan proses dan bentuk kegiatannya. Begitupula penyusunan pedoman observasi keterlaksanaan skenario pembelajaran berbasis PCK, yang berisi tahapan kegiatan guru yang akan dianalisis dan dideskripsikan. 2. Uji Coba Instrumen Dalam sebuah penelitian, instrumen pengumpul data menentukan kualitas data yang dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitian. Agar data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen pengumpul datanya harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yaitu reliabilitas atau keterandalan, dan validitas atau kesahihan.

33 a. Pedoman observasi dan Skenario pembelajaran berbasis PCK Instrumen yang berupa skenario pembelajaran berbasis PCK dan Instrumen pedoman-pedoman observasi, sebelum dipergunakan dikonsultasikan kepada dosen pebimbing serta konsultasi dengan guru subyek yang akan mengimplementasikan skenario pembelajaran tersebut. Hasil konsultasi tersebut dimaksudkan untuk menguji validitas instrumen yaitu melalui validasi logis. Validasi logis menurut Arikunto (2008:65) menyatakan bahwa validitas logis menunjukkan pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Setelah di uji oleh para hali, kemudian diuji cobakan pada proses pembelajaran di SD kelas V yang bukan merupakan subyek penelitian. Uji coba ini dilakukan terutama untuk melihat apakah langkah kegiatan pada skenario (termasuk perangkat pembelajarannya, seperti lembar prediksi dan LKS) dan pedoman observasinya serta pedoman observasi keterampilan proses dapat diimplementasikan dengan baik, juga untuk memperkirakan waktu yang akan digunakan dalam melakukan pembelajaran pada saat melakukan penelitian. b. Tes Keterampilan Proses Siswa Tes keterampilan proses pun sebelum dipergunakan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Selanjutnya tes keterampilan proses tersebut dikonsultasikan kepada seorang guru kelas V. Hasil konsultasi dimaksudkan untuk menguji validasi tes secara keseluruhan, yaitu melalui validasi logis. Dosen pembimbing dan guru memberikan masukan tentang validasi isi, konstruk, dan kejelasan bahasa. Berdasarkan hasil masukan tersebut, selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap instrumen tes keterampilan proses IPA. Setelah diperbaiki, tes keterampilan proses tersebut diujicobakan di kelas V pada dua SD Negeri yang tidak menjadi subyek penelitian. Uji coba dilakukan pada siswa yang berjumlah 50 orang. Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui validitas butir soal, reabilitas dan tingkat kesukaran instrumen tes keterampilan proses IPA.

34 3. Hasil Uji Coba Instrumen berikut. Hasil uji coba instrumen tes keterampilan proses akan diuraikan sebagai a. Validitas butir soal Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Nilai korelasi (r hitung ) yang diperoleh (nilai korelasi per item dengan total item yang diperoleh setelah dikorelasikan secara statistik per individu) lalu dibandingkan dengan tabel nilai korelasi (r tabel ) Product Moment untuk mengetahui apakah nilai korelasi yang diperoleh signifikan atau tidak. Jika indeks nilai yang diperoleh dari perhitungan tersebut memiliki nilai yang lebih besar dari nilai tabel korelasi maka item itu dinyatakan valid demikian juga sebaliknya. Arikunto (2008:76) menyatakan pengertian umum untuk validitas butir soal adalah sebuah item dikatkan valid apabila mempunyai dukungan yan besar terhadap skor total. Berikut tabel hasil uji validitas butir soal. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal No Soal r hitung r tabel Validitas 1 0,361 0,279 Valid 2 0,499 0,279 Valid 3 0,365 0,279 Valid 4 0,410 0,279 Valid 5 0,197 0,279 Tidak Valid 6 0,287 0,279 Valid 7 0,414 0,279 Valid 8 0,323 0,279 Valid 9 0,259 0,279 Tidak Valid 10 0,482 0,279 Valid 11 0,477 0,279 Valid 12 0,284 0,279 Valid 13 0,396 0,279 Valid 14 0,224 0,279 Tidak Valid 15 0,459 0,279 Valid 16 0,430 0,279 Valid 17 0,445 0,279 Valid 18 0,351 0,279 Valid 19 0,457 0,279 Valid 20 0,319 0,279 Valid 21 0,393 0,279 Valid

35 Dari hasil uji validitas butir soal diperoleh butir soal yang valid sebanyak 18 butir. Untuk butir soal yang tidak valid, yaitu pada nomor 5, 9 dan 14, butir soal tersebut tidak dihilangkan, berdasarkan konsultasi dengan dosen pebimbing maka soal tersebut tetap dipergunakan, namun direvisi redaksi kalimatnya. b. Reabilitas soal Reabilitas sesuatu alat ukur menunjukan keajegan hasil pengukuran apabila alat ukur yang sama tersebut digunakan oleh orang yang berbeda atau dalam waktu yang berbeda. Secara implisit reabilitas juga mengandung obyektifitas, karena hasil pengukuran tidak terpengaruhi oleh siapa pengukurnya maupun kapan mengukurnya. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach. Kriterianya yaitu bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Cronbach s Alpha keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi, Uyanto (2009:274-275). Berikut tabel hasil reabilitas butir soal. No Soal Nilai Cronbach s Alpha Tabel 3.3. Hasil Uji Reabilitas Soal Nilai Alpha if Item Deleted Reabilitas 1 0,427 0,426 Reliabel 2 0,427 0,360 Reliabel 3 0,427 0,396 Reliabel 4 0,427 0,370 Reliabel 5 0,427 0,419 Reliabel 6 0,427 0,417 Reliabel 7 0,427 0,385 Reliabel 8 0,427 0,399 Reliabel 9 0,427 0,427 Reliabel 10 0,427 0.365 Reliabel 11 0,427 0,367 Reliabel 12 0,427 0,417 Reliabel

36 No Soal Nilai Cronbach s Alpha Tabel 3.3. Hasil Uji Reabilitas Soal (Lanjutan) Nilai Alpha if Item Deleted Reabilitas 13 0,427 0,414 Reliabel 14 0,427 0,395 Reliabel 15 0,427 0,373 Reliabel 16 0,427 0,399 Reliabel 17 0,427 0,369 Reliabel 18 0,427 0,416 Reliabel 19 0,427 0,373 Reliabel 20 0,427 0,403 Reliabel 21 0,427 0,422 Reliabel Dari hasil uji reabilitas soal semua soal reliabel, maka seluruh soal dapat digunakan. c. Tingkat kesukaran butir soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. Rumus mencari P adalah : Dimana : P = indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Daryanto, 2007:180-181) Hasil yang diperoleh kemudian indeks kesukarannya diklasifikasikan dengan ketentuan menurut Daryanto (2007:182). Berikut tabel pengklasifikasian indeks kesukaran.

37 Tabel 3.4. Kategori Kesukaran Butir Soal P-P Klasifikasi 1,00-0,30 Sukar 0,30-0,70 Sedang 0,70-1,00 Mudah Berikut adalah hasil analisis tingkat kesukaran butir soal. Tabel 3.5. Tingkat Kesukaran Butir Soal No. Indeks No. Indeks Kategori Soal Kesukaran Soal Kesukaran Kategori 1 0,38 Sedang 12 0,4 Sedang 2 0,4 Sedang 13 0,72 Mudah 3 0,8 Mudah 14 0,46 Sedang 4 0,74 Mudah 15 0,56 Sedang 5 0,12 Sukar 16 0,3 Sedang 6 0,6 Sedang 17 0,52 Sedang 7 0,24 Sukar 18 0,9 Mudah 8 0,92 Mudah 19 0,44 Sedang 9 0,06 Sukar 20 0,9 Mudah 10 0,64 Sedang 21 0,92 Mudah 11 0,6 Sedang Dari tabel 3.5 dapat diperoleh hasil, bahwa soal yang mudah sebanyak tujuh butir soal, soal sedang sebanyak 11 butir soal, dan sisanya untuk soal sukar sebanyak tiga butir soal. H. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan pada penelitian ini dikumpulkan secara bertahap. Untuk memperoleh data keterampilan proses IPA siswa, pengumpulan datanya dilakukan dengan dua tahap. Data yang pertama diperoleh melalui observasi pada saat pembelajaran, data kedua diperoleh dari hasil tes keterampilan proses IPA yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran, dan sumber data keterlaksanaan

38 skenario pembelajaran berbasis PCK di peroleh dari hasil observasi dan analisis video. Kaitan jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen dan sumber data dapat dilihat pada tabel berikut. No 1. 2. Jenis Data Keterampilan proses IPA Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran Berbasis PCK Tabel 3.6. Teknik pengumpulan data Teknik Sumber Pengumpulan Instrumen Data Data Observasi Pedoman Observasi Berstruktur Siswa Tes Tes Siswa Wawancara Pedoman Wawancara Siswa Observasi (Analisis Video) Pedoman Observasi Berstruktur Guru I. Analisis Data Teknik analsis data mengungkapkan langkah-langkah analisis serta teknik analisis yang akan digunakan dalam menjawab setiap permasalahan pada rumusan masalah. Sugiyono (2009:207) menyatakan bahwa: Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Pada penelitian ini statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:208) bahwa bentuk penyajian data yang termasuk ke dalam statistik deskriptif diantaranya melalui tabel, grafik, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan perhitungan persentase.

39 Data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis sebagai berikut. 1. Data yang diperoleh dari hasil observasi pada saat melakukan pembelajaran, kemudian di hitung berdasarkan hasil rating scale dengan rentang dari 1-3, kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan pada skor masing-masing kelompok untuk setiap aspek keterampilan proses. Skor yang diperoleh seluruh kelompok untuk setiap aspek keterampilan proses kemudian dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 2. Data yang diperoleh dari hasil tes keterampilan proses, kemudian diolah dengan mengacu skala penskoran tes. Skala penskoran pada penelitan ini adalah skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Secara lebih spesifik proses pengolahan data hasil tes adalah sebagai berikut. a. Skor tiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor jawaban yang benar b. Menghitung skor tiap aspek keterampilan proses c. Menghitung jumlah siswa yang menjawab tiap aspek keterampilan dengan benar d. Menjumlahkan skor seluruh siswa untuk tiap aspek keterampilan proses e. Menghitung rata-rata skor seluruh siswa untuk tiap aspek keterampilan proses dengan menggunakan rumus Dimana n = Jumlah Siswa f. Menghitung persentase skor seluruh siswa untuk setiap aspek keterampilan proses dengan menggunakan rumus Untuk menilai keterampilan proses siswa terhadap tiap aspek keterampilan proses yang diukur melalui tes maupun melalui observasi, akan di kategorikan

40 berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Muhibin Syah (Rostina, 2002:58), berikut tabel kriteria skor keterampilan proses. Tabel 3.7 Kriteria Skor Keterampilan Proses No. Skor Kriteria 1. 2. 3. 4. 5. 81-100% 61-80% 41-60% 21-40% 0-20% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 3. Observasi Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran Berbasis PCK. Selain diobservasi secara langsung, untuk membantu dalam menganalisis proses yang terjadi maka kegiatan pembelajaran di rekam secara audiovisual, agar mempermudah peneliti dalam mendeskripsikan atau menggambarkan keterlaksanaan pembelajaran. Analisis keterlaksanaan skenario pembelajaran dilakukan pada setiap tahapan kegiatan guru, kemudian dideskripsikan dalam suatu dokumen yang disebut dengan dokumen Pa-PeR. Hasil observasi ini bersifat singkat tetapi bermakna spesifik dan ditujukkan untuk menunjukkan implementasi dari aspek aspek analisis PCK konsep gaya gravitasi. Analisis PCK konsep gaya gravitasi (lihat tabel 4.22) tersebut merupakan acuan dalam penyusunan skenario pembelajaran berbasis PCK.