I. Pendapatan tunai usaha peternakan, meliputi hasil penjualan ternak dan limbah kandang.

dokumen-dokumen yang mirip
Bab XIII STUDI KELAYAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG


ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

III KERANGKA PEMIKIRAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

VII. ANALISIS PENDAPATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

IV. METODE PENELITIAN

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu kegiatan itu adalah

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

III KERANGKA PEMIKIRAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diselenggarakan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam

PENDAHULUAN. satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

Transkripsi:

Keberhasilan suatu usahatani peternakan diukur dari keuntungan yang diperoleh; sehingga pola usahatani harus mengarah kepada pola berproduksi untuk memperoleh keuntungan atau laba, dengan menerapkan berbagai prinsip ekonomi untuk mencapai tujuan memperoleh laba yang besar. Dalam kaitan ini, petani ternak perlu mengetahui alat analisis yaitu analisis finansial, antara lain analisis Benefit Cost Ratio (B/C) dan Revenue Cost Ratio (R/C). Analisis finansial tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan usahatani sapi potong dalam kaitan kelayakan usaha, dan untuk menghindarkan investasi yang tidak menguntungkan. Pada prinsipnya, perhitungan rugi laba memperlihat-kan pendapatan, keuntungan, dan biaya. I. Pendapatan tunai usaha peternakan, meliputi hasil penjualan ternak dan limbah kandang. II. Pengeluaran tunai (variable cost), meliputi pembelian bibit sapi, pakan, obat-obatan, biaya angkutan, dan tenaga kerja. III. Pendapatan (laba kotor = I - II). IV. Pengeluaran tunai tetap (fixed cost), meliputi pajak, penyusutan kandang dan peralatan, bunga pinjaman. Tenaga Kerja. Curahan tenaga kerja usahatani adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk produksi. Secara umum tingkat upah tenaga kerja dan mesin atau ternak bervariasi selama setahun, tergantung dari jenis pekerjaan, jenis kelamin, serta umur buruh tani. Dalam menghitung biaya tenaga kerja, curahan tenaga kerja dicatat dalam mingguan menurut 1 / 18

jenis pekerjaan, jenis kelamin dan umur, serta tenaga kerja keluarga, upahan atau gotong royong. Sarana produksi. Jenis, jumlah sarana produksi, termasuk bahan bakar serta biaya perbaikan alsintan. Biaya pengangkutan juga harus dicatat terutama bagi petani yang mengangkut pupuk, bibit dari tempat yang jauh atau menjual hasil produksinya ke tempat lain. Hasil produksi. Hasil ternak utama atau hasil samping misalnya limbah kandang segar atau yang telah diolah menjadi pupuk. Harga, upah, dan suku bunga. Merupakan harga pasar sarana produksi, upah, harga produk dan bunga bank, bila petani tidak menjual hasil panen, maka dapat digunakan harga bayangan ( shadow price) yang harga nominalnya sama dengan harga produk yang dijual oleh petani lain untuk kwalitas yang diperkirakan sama. Harga yang relevan adalah harga pasar terdekat yang dicatat segera setelah panen. Analisis kelayakan finansial. Dalam analisis ini, keuntungan bersih usaha tani, R/C atau B/C dapat digunakan sebagai indikator kelayakan usahatani. Tabel 2. Contoh Analisis Usahatani Ternak Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Bantul selama tahun 2005-2006. No Uraian Harga 2 / 18

Akhir Tahun 2005 Akhir Tahun 2006 Volume Jumlah Volume Jumlah I. Biaya Tetap 64.890.000 3 / 18

82.600.000 Pengadaan Induk 3.500.000 49-60 - Penyusutan kandang 500.000 4 / 18

39 19.500.000 50 25.000.000 Sewa lahan (unit) 900.000 39 35.100.000 50 45.000.000 5 / 18

Bunga kredit indukan (6%) 210.000 49 10.290.000 60 12.600.000 II. Biaya Variable 6 / 18

85.123.375 107.595.000 1. Biaya eksplisit 31.742.550 39.157.500 7 / 18

Pakan konsentrat (kg) 850 26.828 22.803.375 32.850 27.922.500 Obat/vaksin (paket) 5.000 196 980.000 240 8 / 18

1.200.000 Perkawinan (kali) 25.000 117 2.927.750 143 3.585.000 Alat habis pakai (unit) 45.000 9 / 18

39 1.55.000 50 2.250.000 Listrik (unit x bulan) 24.000 39 936.000 50 1.200.000 10 / 18

Iuran (bulan) 60.000 39 2.340.000 50 3.000.000 2. Biaya Implisit 11 / 18

53.381.250 68.437.500 Tenaga kerja (HOK) 15.000 3.558,75 53.381.250 4.562,5 68.437.500 III. 12 / 18

Penerimaan 218.258.500 293.490.000 Pedet < 3 bulan (ekor) 2.500.000 7 17.500.000 10 13 / 18

25.000.000 Pedet > 3 bulan (ekor) 3.100.000 12 37.200.000 15 46.500.000 Pedet 3 12 bulan (ekor) 3.500.000 14 / 18

18 63.000.000 31 108.500.000 Dara > 12 bulan (ekor) 4.500.000 14 63.000.000 15 67.500.000 15 / 18

Limbah kandang (ton) 300.000 125 37.558.500 153 45.990.000 IV. Keuntungan (III II I) 16 / 18

68.244.700 143.190.000 B/C (IV : (I + II)) 0,45 0,75 17 / 18

R/C (III : (III + (I + II)) 1,45 1,54 Dari data tersebut terlihat tentang perkembangan usaha pembibitan sapi potong yaitu besarnya biaya yang betul-betul dikeluarkan (eksplisit) pada tahun 2005 dan 2006 masing-masing Rp 31.742.125 dan Rp 39.157.500. Biaya implisit berupa biaya tenaga kerja yang digunakan dalam pengelolaan ternak (mencari hijauan pakan, pemberian pakan dan minum, pembersihan kandang). Penerimaan usaha merupakan hasil penjualan pedet dan nilai pedet serta nilai jual limbah kandang selama pemeliharaan masing-masing sebesar Rp 218.258.500 dan Rp 293.490.000. Keuntungan yang diperoleh atas dasar biaya variabel pada usaha pembibitan ternak sapi potong sebesar Rp 68.244.700 dan Rp 143.190.000. Ditinjau dari tingkat keuntungan atas biaya eksplisit dari variabel (B/C), usaha pembibitan kurang menguntungkan; namun pada kenyataannya, petani masih memiliki modal awal berupa induk sapi yang produktif. Biaya implisit tenaga kerja keluarga, merupakan tambahan penghasilan, dibandingkan apabila peternak tidak memiliki aktivitas. 18 / 18