10 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Ikan contoh diperoleh dari nelayan yang menangkap ikan di Selat Sunda yang didaratkan di PPI Labuan, Kecamatan Labuan, Provinsi Banten (Gambar 5). Ikan kembung lelaki yang tertangkap merupakan ikan-ikan yang umumnya ditangkap dengan menggunakan pukat cincin. Waktu pengambilan contoh dilakuan setiap bulan yaitu saat bulan gelap selama enam bulan mulai dari April hingga September. : Lokasi pendaratan ikan Gambar 5. Selat Sunda dan PPI Labuan 3.2. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengukuran panjang, bobot dan pengamatan tingkat kematangan gonad ikan. Sebelum dilakukan pengukuran panjang dan bobot serta pengamatan tingkat kematangan gonad, ikan contoh yang akan diamati diambil secara acak berdasarkan jumlah kapal dan tumpukan ikan.
11 Jumlah ikan contoh yang diambil berkisar 50 sampai 100 ekor tiap bulannya. Skema metode pengambilan contoh ikan kembung lelaki disajikan pada Gambar 6. Selanjutnya ikan contoh yang diambil dari PPI labuan dimasukan kedalam cool box dan dibawa ke Laboraturium Biologi Perikanan, Bagian Manajemen sumberdaya Perikanan, Manajemen sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Kemudian ikan tersebut diukur panjang, bobot dan ditentukan tingkat kematangan gonadnya. Gambar 6. Skema metode pengambilan contoh ikan kembung lelaki Pengukuran panjang dilakukan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm dan pengukuran bobot dengan menimbang ikan menggunakan timbangan digital yang memiliki ketelitian 0,0001 gram. Selanjutnya, untuk menentukan jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad maka ikan yang sudah diukur panjang dan bobot selanjutnya dibedah dengan menggunakan alat bedah. Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki dapat dibagi menjadi lima tahap. Penentuan tingkat kematangan gonad menggunakan klasifikasi kematangan gonad yang telah ditentukan. Tingkat kematangan gonad ditentukan secara morfologi berdasarkan bentuk, warna, ukuran, bobot gonad, serta perkembangan isi gonad. Penentuan tingkat kematangan gonad mengacu kepada tingkat kematangan gonad ikan modifikasi dari Cassie (Tabel 2).
12 Tabel 2. Penentuan tingkat kematangan gonad secara morfologi TKG Betina Jantan I II III IV V Ovari seperti benang, panjangnya sampai ke depan rongga tubuh, serta permukaannya licin Ukuran ovari lebih besar. Warna ovari kekuning-kuningan, dan telur belum terlihat jelas Ovari berwarna kuning dan secara morfologi telur mulai terlihat Ovari makin besa, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi 1/2-2/3 rongga perut Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat didekat pelepasan Testes seperti benang,warna jernih, dan ujungnya terlihat di rongga tubuh Ukuran testes lebih besar pewarnaan seperti susu Permukaan testes tampak bergerigi, warna makin putih dan ukuran makin besar Dalam keadaan diawet mudah putus, testes semakin pejal Testes bagian belakang kempis dan dibagian dekat pelepasan masih berisi Sumber: Effendie 1997 Data sekunder meliputi data hasil dan upaya penangkapan ikan kembung lelaki, alat tangkap ikan kembung lelaki, kapal penangkapan ikan kembung lelaki, dan karakteristik Perairan Selat Sunda. Data tersebut diperoleh dari hasil studi pustaka serta arsip milik PPI labuan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. 3.3. Analisis Data 3.3.1. Hubungan panjang dan bobot Model yang digunakan dalam menduga hubungan panjang dan bobot (Effendie 1997) adalah sebagai berikut: (1) W L a dan b = bobot (gram) = panjang (mm) = konstanta Selanjutnya, untuk menduga nilai a dan b model tersebut ditransformasi dengan cara yang terlampir pada Lampiran 1 sehingga menjadi persamaan berikut (2)
13 Misalkan Log L = x i ; Log W = y i ; b = b 1 dan b 0 maka persamaan tersebut dapat disederahanakan menjadi y i = b 0 + b 1 x i. Parameter b 0, b 1 dan Koefisien determinasi (R 2 ) diduga menggunakan persamaan yang disajikan pada Lampiran 2. Kehomogenan regresi pada ikan kembung lelaki jantan dan betina dapat diuji menggunakan uji t (Steel dan Torrie 1991) dengan: Ho : b 1 = b 2 Ho : b 1 b 2 (3) Sedangkan s 2 dihitung menggunakan persamaan berikut ( )( ) ( )( ) (4) b 1 : kemiringan garis pada contoh ke-1 b 2 : kemiringan garis pada contoh ke-2 : data ke-j (j=1,2,...,n) pada contoh ke-1 untuk peubah bebas : nilai rataan peubah bebas pada contoh ke-1 : data ke-j (j=1,2,...,n) pada contoh ke-2 untuk peubah bebas : nilai rataan peubah bebas pada contoh ke-2 : data ke-j (j=1,2,...,n) pada contoh ke-1 untuk peubah tidak bebas : nilai rataan peubah tidak bebas pada contoh ke-1 : data ke-j (j=1,2,...,n) pada contoh ke-2 untuk peubah tidak bebas : nilai rataan peubah tidak bebas pada contoh ke-2 3.3.2. Identifikasi kelompok ukuran dan parameter pertumbuhan Identifikasi kelompok ukuran dilakukan dengan menganalisis frekuensi panjang dengan metode NORMSEP (NORMal SEParation) yang dikemas dalam paket program FISAT II (FAO-ICLARM Stok Assesment Tool). Sebaran frekuensi panjang dikelompokan kedalam beberapa kelompok umur yang menyebar normal dengan nilai rata-rata panjang dan simpangan baku pada masing-masing
14 kelompok umur (Gayanilo et al. 1994 in Perdanamihardja 2011). Menurut Boer (1996) fungsi objektif yang digunakan untuk menduga { adalah fungsi kemungkinan maksimum (maximum likehood function): (5) f i = frekuensi ikan pada kelas panjang ke-i (i = 1, 2,...,N), p j = proporsi ikan dalam kelompok umur ke-j (j =1, 2,.., G), µ j = rata-rata panjang kelompok umur ke-j, σ j = simpangan baku panjang kelompok umur ke-j, = titik tengah kelas panjang ke-i x i Pendugaan nilai tengah kelompok umur dilakukan dengan cara mencari turunan pertama L masing-masing terhadap µ j, σ j, dan p j (Lampiran 3). 3.3.3. Parameter pertumbuhan Parameter pertumbuhan diduga menggunakan Model Von Bertalanffy (Sparre dan Venema 1999): [ ] (6) Keterangan: L t = ukuran ikan pada umur t bulan (mm) = panjang maksimum atau panjang asimtotik (mm) K = koefisien pertumbuhan (bulan -1 ) t o = umur hipotesis ikan pada panjang nol (bulan) Selanjutnya, untuk menduga parameter pertumbuhan K, L dan t o, Model tersebut ditransformasi menjadi persamaan linier dengan suatu rankaian manipulasi (Lampiran 4) sehingga diperoleh persamaan berikut (Sparre dan Venema 1999): (7)
15 Misalkan L t = x i ; = y i ; = b 1 dan L (1- ) = b 0, persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi. Nilai b 0 dan b 1 dan R 2 diduga menggunakan persamaan yang terlampir pada Lampiran 2, sehingga L = b 0 /(1- b 1 ) dan K= -(1/ t)ln b 1. Pendugaan t o (umur teoritis) dengan persamaan empiris Pauly (1984). Persamaan empiris Pauly adalah sebagai berikut : Log (-t o ) = -0,3922 0,2752Log L - 1,0380Log K (8) Lama hidup ikan diperkirakan menggunakan persamaan 3/K (Pauly 1984). 3.3.4. Tingkat kematangan gonad Penentukan panjang ikan pertama kali matang gonad (L m ) dapat menggunakan sebaran frekuensi proporsi gonad yang telah matang (King 1995). Analisis data sebaran frekuensi tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1. Menentukan jumlah kelas dan selang kelas yang diperlukan. 2. Menentukan lebar selang kelas. 3. Menghitung frekuensi ikan secara keseluruhan dan frekuensi TKG 3 dan 4 pada selang kelas panjang yang sudah ditentukan. 4. Menentukan proporsi antara TKG 3 dan 4 terhadap frekuensi total tiap selang kelas yang sudah ditentukan. 5. Plotkan pada sebuah grafik dengan panjang ikan sebagai sumbu horizontal dan proporsi gonad matang sebagai sumbu vertikal. Persamaan proporsi tingkat kematangan gonad terhadap panjang ikan adalah (King 1995) (9) P = Proporsi gonad yang telah matang pada selang kelas tertentu (%) r = Kemiringan kurva sigmoid L = Panjang rata-rata pada selang kelas tertentu (mm) L m = Panjang pertaman kali matang gonad (mm)
16 Penentukan L m dapat dilakukan dengan cara mentranformasikan persamaan tersebut dengan cara yang terlampir pada Lampiran 5 sehingga menjadi persamaan linear berikut: ( ) (10) Misalkan L = x i ; ln[(1/p)-1] = y i ; r = b 1 dan rl m = b 0 maka persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi y = b 0 + b 1 x sehingga r = -b 1 dan L m = b 0 /r. Waktu pemijahan ikan diduga menggunakan grafik sebaran Frekuensi tingkat kematangan gonad. Adapun langkah-langkah membuat grafik tersebut adalah 1. Menentukan frekuensi tingkat kematangan gonad tertentu tiap bulannya 2. Plotkan pada sebuah grafik dengan waktu sebagai sumbu horizontal dan frekuensi TKG sebagai sumbu vertikal. 3. Adanya aktifitas pemijahan ditunjukan oleh frekuensi TKG 4 yang tinggi pada bulan tertentu dan mengalami penurunan pada bulan berikutnya.