Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN KARAKTERISTIK MODUL BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

PENGEMBANGAN HANDOUT PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS III

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan model ADDIE (Analyze, Design, Development,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

Retno Ningtyas, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi. Abstrak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI STATISTIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH:

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

Pengembangan LKS Berbasis Pendekatan Rme Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

VALIDITAS MODUL MATEMATIKA KELAS X SMA DENGAN MENERAPKAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

Implementasi Pendekatan Guided discovery dalam Game Edukasi Matematika untuk Siswa SMP

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KIMIA DI SMA/MA KELAS X TERINTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. siswa (LKS) berbasis problem based learning (PBL) pada kompetensi statistika

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS RME DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Hestin Sri Widiawati, Efa Wahyu Prastyaningtyas Universitas Nusantara PGRI Kediri. Abstrak

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN 2443-1109 KARAKTERISTIK MODUL BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA Halaman 258 dari 464 Rezki Ramdani 1, Agustan S 2, Sirajuddin 3 Universitas Muhammadiyah Makassar 1,2,3 agustan@unismuh.ac.id 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul matematika dengan pendekatan pemecahan masalah untuk melatihkan berpikir reflektif siswa kelas VII SMP pada materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi. Modul yang dihasilkan dalam bentuk cetak yang memiliki karakteristik berpikir reflektif sehingga modul yang dihasilkan dapat memandu dan membimbing siswa untuk terlatih berpikir reflektif. Adapun komponen berpikir reflektif yang akan dilatihkan dalam modul matematika ini adalah; (1) Formulation and synthesis of the experience; (2) Orderliness of experience; (3) Evaluation of experience; dan (4) Testing the selected solution based on the experience. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan modul dengan kualitas yang ditentukan maka tiga kriteria harus terpenuhi yaitu kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Pengembangan modul dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE dengan langkahlangkah: analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data pengembangan dan kualitas modul, yaitu: lembar penilaian modul, angket pendapat siswa, wawancara guru, dan pretest-postest. Pengembangan modul matematika dengan pendekatan pemecahan masalah untuk melatihkan berpikir reflektif siswa kelas VII SMP dilakukan sebagai berikut: analysis (analisis) meliputi analisis kurikulum,dan analisis situasi pembelajaran; design (perencanaan) meliputi pengumpulan referensi, menyusun materi, melengkapi unsur-unsur modul, dan merancang layout (tampilan); development (pengembangan) meliputi pengembangan modul awal, validitas ahli, dan revisi produk; implementation (implementasi) meliputi penerapan modul dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII sebagai kelas uji coba dan pengisian angket pendapat siswa; tahap terakhir adalah evaluation (evaluasi) meliputi evaluasi semua tahapan dan revisi kembali berdasarkan hasil evaluasi tersebut hingga mendapatkan produk akhir yaitu modul matematika yang dapat melatihkan berpikir reflektif siswa kelas VII SMP. Kata Kunci: modul, berpikir reflektif, pemecahan masalah 1. Pendahuluan Pembelajaran matematika selama ini kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan berpikir reflektif dan pemecahan masalah matematis. Padahal, kedua kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut pemikiran reflektif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting, karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah. Berpikir reflektif merupakan suatu tipe berpikir tingkat tinggi yang bersifat mendorong rasa ingin tahu siswa dan memperlihatkan keterkaitan antara materi

Rezki Ramdani, Agustan S, Sirajuddin pembelajaran [1]. Hal tersebut sejalan dengan tuntutan kurikulum 2013 secara tersurat ditemukan kata-kata kunci pada kompetensi inti maupun kompetensi dasar seperti perilaku ilmiah (meliputi rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan), melakukan percobaan dan berdiskusi, menganalisis, menyajikan data dan grafik. Hal tersebut menegaskan bahwa berpikir reflektif yang mendorong rasa ingin tahu siswa merupakan kompetensi masa depan yang harus diajarkan kepada siswa untuk menjawab tantangan globalisasi dan mampu beradaptasi dengan perubahan dan merespon tuntutan abad ke-21. Lebih lanjut, Ambrose [2], Gelter [3] dan Koszalka [4] menyatakan bahwa berpikir reflektif telah diidentifikasi sebagai komponen penting dalam pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membenarkan miskonsepsi dengan membantu siswa untuk berpikir apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Dengan berpikir reflektif siswa dapat memecahkan masalah yang lebih kompleks karena pemikiran siswa akan terarah dan siswa yang berpikir reflektif solusi atau penyelesaian dari masalah yang dipecahkan cenderung benar dan tepat. Hal ini sesuai dengan penelitian King dan Kitchener [4] yang menyatakan bahwa berpikir reflektif membantu seseorang dalam menyelesaikan masalah yang kompleks, karena berpikir reflektif membantu seseorang mengidentifikasi konsep, fakta, formula, dan teori-teori yang relevan terhadap solusi dari masalah yang diidentifikasi. Selain itu, berpikir reflektif juga melibatkan proses menganalisis, membandingkan, mensintesis, mengklarifikasi, dan memilih apa yang seseorang lakukan yang menunjukkan kegiatan refleksi itu sendiri [5,6]. Suatu pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh perangkat pembelajaran yang sesuai. Jika pembelajaran tidak berjalan dengan baik, maka hasil yang diharapkanpun tidak akan tercapai. Sehingga untuk mengembangkan berpikir reflektif siswa dalam pembelajaran matematika, maka diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang sesuai pada materi materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi sehingga siswa dapat berlatih berpikir reflektif dengan pendekatan pemecahan masalah. Pada satu sisi tersedianya buku teks yang berkualitas masih sangat kurang. Para pengarang buku teks kurang memikirkan bagaimana buku tersebut agar mudah dipahami Page 259 of 464

Karakteristik Modul Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Melatihkan Berpikir Reflektif Siswa oleh siswa. Kaidah-kaidah psikologi pembelajaran dan teori-teori desain suatu buku teks sama sekali tidak diaplikasikan dalam penyusunan buku teks. Akibatnya, siswa sulit memahami buku yang dibacanya dan sering buku-buku teks tersebut membosankan. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pun sebagai pendamping dalam pembelajaran matematika kurang dapat memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang optimal. Misalnya ketika siswa membutuhkan pengantar pemahaman materi yang memerlukan penalaran, LKS tidak menyediakan ilustrasi ataupun permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Penyajian materi LKS hanya berupa ringkasan materi yang tentunya tidak cukup sebagai referensi pembelajaran matematika, sedangkan siswa memerlukan pemaparan materi yang memungkinkan mencapai tujuan pembelajaran. Olehnya itu diperlukan penanganan yang tepat terkait masalah pembelajaran matematika tersebut dengan menciptakan sumber belajar yang bisa mengakomodasi semua minat dan kebutuhan siswa. Sumber belajar diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa dan dapat menyesuaikan dengan kecepatan pemahaman masing-masing siswa. Sumber belajar tersebut paling tidak memuat materi matematika tertentu, memuat kegiatan pembelajaran, lembar kerja siswa, dan pedoman guru untuk memanfaatkan sumber belajar tersebut dalam pembelajaran. Modul merupakan suatu unit program pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hasil pengembangan modul matematika dengan pendekatan pemecahan masalah untuk melatihkan berpikir reflektif siswa kelas VII SMP pada materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul matematika dengan pendekatan pemecahan masalah untuk melatihkan berpikir reflektif siswa kelas VII SMP pada materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi. Manfaat dikembangkannya modul ini dapat digunakan oleh guru/praktisi dalam mengajarkan materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi kelas VII SMP dengan pendekatan pemecahan masalah berorientasi berpikir reflektif. Halaman 260 dari 464

Rezki Ramdani, Agustan S, Sirajuddin 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk. Produk penelitian ini adalah modul matematika dengan pendekatan pemecahan masalah untuk melatihkan berpikir reflektif siswa kelas VII SMP pada materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi. Desain pengembangan bahan ajar matematika dalam penelitian ini diadaptasi dari model pengembangan ADDIE yang terdiri atas lima tahap pengembangan yaitu Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model ADDIE dengan didasarkan alasan sebagai berikut: 1. Tahapan dalam pengembangan produk model ADDIE lebih runtut. 2. Adanya tahap validasi dan uji coba menjadikan draft yang dihasilkan lebih sempurna. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti mengikuti prosedur pengembangan media model ADDIE [7] yang disajikan pada diagram berikut: A analysis D design D development I implementation E evaluation Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran. Memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi pembelajaran Melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar Gambar 1. Model ADDIE Subjek penelitian adalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (tahap ujicoba terbatas). Siswa ini akan memberikan tanggapan dan masukan terhadap modul tersebut dengan mengisi angket respon siswa. Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah kelayakan bahan ajar berupa Modul dengan Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) untuk Page 261 of 464

Karakteristik Modul Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Melatihkan Berpikir Reflektif Siswa melatihkan berpikir reflektif pada keliling dan luas persegi dan persegipanjang untuk siswa kelas VII SMP. Untuk kelayakan bahan ajar tersebut dilihat dari segi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar validasi, angket siswa, dan tes evaluasi siswa. Lembar validasi digunakan untuk memvalidasi modul hasil pengembangan. Lembar validasi ini diberikan kepada para validator ahli yaitu dua dosen jurusan matematika dan dua guru SMP. Lembar validasi berisi beberapa penilaian tentang sistematika dan isi modul. Pada lembar validasi ini terdiri dari 17 item pernyataan yang harus dinilai oleh para validator ahli. Lembar validasi juga memuat komentar dan saran yang nantinya akan digunakan sebagai bahan revisi selanjutnya. Dari penilaian validator ahli pada lembar validasi dapat diketahui kevalidan dan kepraktisan suatu modul sebagai bahan ajar. Kevalidan dapat diketahui dari nilai rata-ratanya sedangkan kepraktisan suatu modul sebagai bahan ajar dapat diketahui jika penilaian pada setiap aspek di lembar validasi menunjukkan bahwa tidak ada/sedikit revisi. Siswa yang menjadi subyek uji coba diberikan angket mengenai tanggapan siswa terhadap Modul yang telah dikembangkan. Pada angket yang diberikan kepada siswa ini terdiri dari 10 item pernyataan yang harus ditanggapi oleh siswa. Tanggapan dari siswa juga akan digunakan sebagai bahan tambahan untuk revisi selanjutnya. Selain angket, juga diberikan soal evaluasi terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah ditentukan dalam modul. Batasan siswa dianggap menguasai materi di dalam modul adalah sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70,00. Namun, apabila nilai siswa kurang dari KKM maka siswa diharapkan mempelajari kembali modul tersebut. Dari hasil respon siswa pada angket dan dari hasil tes evaluasi siswa dapat diketahui efektif tidaknya suatu modul. Alur penilaian kelayakan pada modul ini dapat peneliti sajikan pada bagan di bawah ini. Halaman 262 dari 464

Rezki Ramdani, Agustan S, Sirajuddin Instrumen Pengumpul Data Lembar Validasi Angket Siswa Tes Hasil Belajar Valid Praktis Efektif Modul Layak digunakan Sebagai Bahan Ajar Gambar 2 Alur Penilaian Kelayakan Modul Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil penilaian kelayakan adalah dengan perhitungan rata-rata hasil angket serta dari hasil evaluasi siswa. Penilaian hasil evaluasi ini dapat diketahui dengan rumus penilaian sebagai berikut: Nilai Akhir = Jumlah Skor yang diperoleh Jumlah soal 100 Pedoman penilaian hasil evaluasi siswa dapat peneliti sajikan seperti pada Tabel 1 di bawah ini. [8]: Keterangan: Tabel 1. Pedoman Penilaian Hasil Evaluasi Siswa No Kriteria Skor 1 Jawaban Benar, Langkah-Langkah Pengerjaan Benar 10 2 Jawaban Salah, Langkah-Langkah Pengerjaan Benar 8 3 Jawaban Benar, Langkah-Langkah Pengerjaan Salah 6 4 Jawaban Salah, Langkah-Langkah Pengerjaan Salah 4 Sementara rumus untuk menghitung nilai rata-rata angket adalah sebagai berikut X = Nilai rata-rata x = jumlah skor jawaban penilaian X = x n Page 263 of 464

Karakteristik Modul Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Melatihkan Berpikir Reflektif Siswa Untuk memperkuat data hasil penilaian kelayakan, dikembangkan jenjang kualifikasi kriteria kelayakan. Kriteria penilaian menggunakan skor 1-4, dimana skor 1 menunjukkan skor terendah dan skor 4 menunjukkan skor tertinggi. Penentuan rentang skala pada kriteria penilaian dapat diperoleh dengan cara rentang skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan skor tertinggi. Berdasarkan penentuan rentang tersebut diperoleh rentang 0,75. Kriteria kelayakan analisis nilai rata-rata yang digunakan disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Kriteria Kevalidan Analisis Nilai Rata-rata Rata-rata Kategori validasi 3,26 4,00 Valid / tidak direvisi 2,51 3,25 Cukup valid / tidak direvisi 1,76 2,50 Kurang valid / revisi sebagian 1,00 1,75 Tidak valid / revisi total 3. Hasil dan Pembahasan a. Gambaran Hasil Validasi Ahli Terkait Pengembangan Modul Matematika Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk Melatihkan Berpikir Reflektif Siswa Kelas VII SMP Pada Materi Keliling Dan Luas Persegipanjang Dan Persegi Data diperoleh dari hasil validasi terhadap modul yang dilakukan oleh 4 validator yang terdiri dari 2 dosen jurusan matematika dan 2 guru SMP. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Data penilaian validator terhadap modul materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi disajikan pada Tabel 3, sedangkan komentar/saran validator terhadap modul disajikan pada Tabel 4. Tabel 3 Data Penilaian Validator terhadap Modul Hasil Pengembangan No. Pernyataan v1 v2 v3 v4 1 2 3 Aspek Materi pada Modul Kesesuaian isi modul dengan tujuan Pembelajaran 3 4 3 4 Materi memunculkan aspek keterkaitan dengan dunia nyata 3 4 4 4 Konsep diperjelas dengan menggunakan ilustrasi atau gambar yang tepat 3 4 4 3 4 Keakuratan informasi pada isi modul 3 4 3 4 5 Kejelasan uraian dan pembahasan pada 3 4 4 3 Materi Aspek Penyajian pada Modul Halaman 264 dari 464

Rezki Ramdani, Agustan S, Sirajuddin 6 Adanya tujuan pembelajaran 4 3 4 3 7 Adanya alokasi waktu untuk mempelajari modul 3 3 4 4 8 9 10 Penyajian menekankan kebermaknaan dan manfaat Diberikan rangkuman untuk memudahkan siswa memahami materi yang baru dipelajari Penyajian dan penulisan konsep, istilah, symbol, dan rumus yang penting disajikan secara jelas 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 11 Penataan tampilan pada modul menarik 2 3 4 4 Aspek Bahasa yang digunakan pada Modul 12 Kalimat yang digunakan mudah dipahami 3 3 3 4 Struktur kalimat sesuai dengan tingkat 13 penguasaan bahasa siswa 3 3 3 4 14 Kalimat yang digunakan komunikatif 3 3 4 4 15 16 17 Validator v1 v2 v3 Aspek Evaluasi konsep pada Modul Keakuratan soal- soal pada tes formatif dan soal evaluasi 2 3 3 4 Kesesuaian soal dengan tujuan 3 3 4 4 Pembelajaran Kemudahan latihan soal untuk dipahami 3 3 4 4 Tabel 4. Komentar Validator terhadap Modul Hasil Pengembangan Komentar Revisi bahasa, selain itu belum terlihat pemecahan masalah yang berbasis berpikir reflektif Layak dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, namun tahapan pemecahan masalah mesti disandingkan kemampuan berpikir rereflektif siswa berdasarkan indikatornya Indikator pencapaian seharusnya ditampilkan. Pada dasarnya indikator v4 berbeda dengan tujuan pembelajaran Indikator pencapaian seharusnya ditampilkan. Pada dasarnya indikator Berbeda b. Gambaran Hasil Uji Coba Terbatas Modul Terkait Pengembangan Modul Matematika Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk Melatihkan Berpikir Reflektif Siswa Kelas VII SMP Pada Materi Keliling Dan Luas Persegipanjang Dan Persegi Data pada uji coba modul diperoleh dari hasil angket dan hasil tes hasil belajar siswa pada materi keliling dan luas persegipanjang dan persegi setelah mempelajari modul yang diberikan. Uji coba modul dilakukan dengan cara Page 265 of 464

Karakteristik Modul Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Melatihkan Berpikir Reflektif Siswa diujikan pada 7 siswa. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 yang menyajikan data hasil tes siswa setelah mempelajari modul sementara Tabel 6 menyajikan data penilaian siswa terhadap modul, sedangkan komentar/saran siswa terhadap modul disajikan pada Tabel 7. Berikut disajikan hasil evaluasi subyek uji coba terkait modul yang telah dikembangkan. Tabel 5. Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba Modul No. Subyek Uji Coba Nilai 1 s1 92 2 s2 73 3 s3 73 4 s4 93 5 s5 89 6 s6 85 7 s7 77 Hasil evaluasi subyek uji coba pada tahap pertama ini terlihat bahwa nilai masing-masing siswa sudah memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70,00. Pengerjaaan modul terdapat kesulitan yang dialami oleh siswa sehingga pada modul masih harus direvisi. Tabel 6 Hasil Penilaian Siswa terhadap Modul Materi Keliling Dan Luas Persegipanjang Dan Persegi No. Pernyataan s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 1. Penjelasan materi dikaitkan dengan 4 4 4 2 2 2 3 kehidupan nyata siswa 2. Bahasa yang digunakan dalam soal 4 2 4 3 3 3 3 mudah dipahami 3. Materi mudah untuk dipahami 4 2 4 3 3 3 4 4. mudah memahami petunjuk 4 3 4 3 2 3 3 penggunaan modul 5. mudah memahami petunjuk untuk 4 3 4 3 3 3 3 mengerjakan soal dan tugas 6. penyajian materi runtut 4 4 4 2 3 3 4 7. Tampilan modul menarik 4 4 4 3 4 3 3 8. Kesesuaian soal-soal yang ada dengan 4 4 4 3 3 3 3 materi yang sudah dipelajari 9 Jenis dan ukuran huruf mudah dibaca 4 4 4 3 4 3 3 10 Modul dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa 4 4 4 4 4 4 4 Halaman 266 dari 464

Rezki Ramdani, Agustan S, Sirajuddin Tabel 7 Komentar/Saran Siswa terhadap Modul No. Subyek Uji Coba Komentar/Saran 1. s1 Tampilan modulnya menarik, mudah dipahami, dan dimengerti 2. s2 - Ditingkatkan lagi soalnya karena menurut saya kurang mencukupi - Tes formatifnya diberikan penyelesaian setelah diketahui 3. s3 Modulnya mudah untuk dimengerti dan menarik 4. s4 Modul yang diberikan sangat meningkatkan belajar saya 5. s5 Menurut saya ini sudah bagus tapi harus ditingkatkan lagi agar 6. s6 Modul ini dapat meningkatkan belajar saya 7. s7 Matematika ternyata bila dipahami tidak terlalu sulit 4. Kesimpulan Berdasarkan tahap penelitian yang sudah diselesaikan dari penelitian ini cukup berjalan dengan lancar, sehingga diperoleh gambaran awal tentang modul dengan pendekatan pemecahan masalah yang melatihkan proses berpikir reflektif dan gambaran pemecahan masalah matematika siswa SMP terkait berpikir reflektif dalam pemecahan masalah matematika. Dalam rangka turut menyumbangkan pemikiran yang berkenaan dengan peningkatan prestasi hasil belajar matematika dan pembentukan karakter siswa yang mampu reflektif dengan baik disarankan baik guru maupun dosen untuk memberikan pembelajaran atau perkuliahan di kelas dengan berbagai macam pendekatan dan model pembelajaran yang bisa mengcover atau memenuhi kebutuhan belajar siswa mengingat karaketrisitik siswa di kelas itu bervariatif. Daftar Pustaka [1] Lipman, M. Thinking in Education. Cambridge: Cambridge University Press. 2003. [2] Ambrose, R. Initiating Change in Prospective Elementary School Teachers Orientations to Mthematics Teaching by Building on Beliefs. Journal of Mathematics Teacher Education. Vol. 7, (91-119). 2004. [3] Gelter, H. Why is Reflective Thinking Uncommon? Journal of Reflective Practice, Vol.4, No.3. 2003. [4] Koszalka, T. KaAMS: A PBL Environment Facilitating Reflective Thinking. Learning and Instruction Section. NY. 2001. Page 267 of 464

Karakteristik Modul Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Melatihkan Berpikir Reflektif Siswa [5] Kocoglu, Z., Aykel, A. & Ercetin, G. Pen/Paper and Electronic Portofolios: An Effective Tool for Developing Reflective Thinkingof Turkish EFL Student Teachers?. Medditernean Journal of Educational Studies. Vol. 13, No.1 (1-24). 2008. [6] Henderson, K. Encouraging Reflective Learning: An Online Challenge. Proceedings of The 21th ASCILITE Conference (357-364). 2004. [7] Pribadi, Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. 2009. [8] Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2006. Halaman 268 dari 464