BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 1. Tinggi Tanaman Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kangkung Darat Ditujukan Pada Gambar 1 berikut ini : 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Tinggi Tanaman 33,39 32,05 28,46 27,32 28,22 24,2 21,45 22,5 17,4 13,62 16,4 14,62 0 ml/l Air 8 ml/l Air 10 ml/l Air 12 ml/l Air 14 HST 21 HST 28 HST Gambar 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Kangkung Darat Pengamatan tinggi tanaman kangkung darat pada umur 14, 21, dan 28 HST dengan perlakuan pupuk organik cair yaitu 0 ml/l air, 8 ml/l air, 10 ml/l air, 12 ml/l air. Ternyata pada perlakuan pupuk 8 ml/l air, pertumbuhan tinggi tanaman kangkung darat pada umur 14, 21 dan 28 HST lebih cepat dari perlakuan pupuk 10 dan 12 ml/l air, dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pupuk organik cair Masagri, pertumbuhan tinggi tanaman kangkung darat lebih lambat. 14
2. Jumlah Daun Adapun Hasil Pengamatan Jumlah Daun Pada Tanaman Kangkung Darat Ditujukan Pada Gambar 2 berikut ini : Jumlah Daun 60 50 40 30 20 33 25 21 48 42 37 32 28 28 36 30 25 14 HST 21 HST 28 HST 10 0 0 ml/l Air 8 ml/l Air 10 ml/l Air 12 ml/l Air Gambar 2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat Pengamatan jumlah daun untuk tanaman kangkung darat, pada umur 14, 21 dan 28 HST dengan perlakuan pupuk organik cair yaitu 0 ml/l air, 8 ml/l air, 10 ml/l air dan 12 ml/l air. pada perlakuan 10 ml/l air, pertumbuhan untuk jumlah daun lebih maksimal pada umur 21 dan 28 HST, dibandingkan yang tidak menggunakan pupuk organik cair Masagri, pertumbuhan jumlah daunnya hanya sedikit. 15
3. Bobot Basah Adapun Rata-rata Bobot Basah Kangkung Darat (gram) Pada Umur 28 HST Dapat Dinyatakan Pada Gambar 3 berikut ini : 120 Bobot Basah 100 80 60 68,7 88,6 95,5 74,3 Bobot Basah 40 20 0 0 ml/l Air 8 ml/l Air 10 ml/l Air 12 ml/l Air Gambar 3. Rata-rata Bobot Basah Kangkung Darat Hasil pengamatan bobot basah untuk tanaman kangkung darat, pada saat panen berumur 28 hari dengan perlakuan pupuk organik cair yaitu 0 ml/l air, 8 ml/l air, 10 ml/l air dan 12 ml/l air. Pada perlakuan 10 ml/l air memberikan pengaruh lebih terhadap hasil bobot basah kangkung darat, dibandingkan yang tidak menggunakan pupuk organik cair masagri hasil bobot basah lebih rendah dari yang menggunakan pupuk organik cair Masagri. 16
4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada umur 14 sampai 28 HST menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik cair Masagri yang dicobakan menunjukkan atau menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang baik pada kangkung darat. Terutama menggunakan pupuk organik cair Masagri dengan perlakuan 8 ml/l air, 10 ml/l air dan 12 ml/l air. Dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pupuk, pertumbuhan tanaman kangkung darat sangat lambat sehingga tanaman tersebut kerdil. Berarti pemberian pupuk organik cair Masagri berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung darat, karena salah satu manfaat dari pupuk organik cair yaitu dapat memperkuat akar dan batang, dapat meningkatkan hasil panen hingga 40% dan kualitas panen, meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit, memperkuat jaringan akar, batang dan mempercepat pertumbuhan (Suwandi, 2009). Dari ketiga variabel yang diamati, untuk tinggi tanaman kangkung darat pada umur 14 sampai 28 HST dengan perlakuan 8 ml/l air pertumbuhannya lebih cepat sedangkan untuk jumlah daun tanaman kangkung darat pada umur 14 sampai 28 HST dengan perlakuan 10 ml/l air pertumbuhannya lebih baik dan maksimal, untuk bobot basah tanaman kangkung darat pada saat panen umur 28 HST, dengan perlakuan 10 ml/l air menunjukkan bobot basah yang lebih tinggi. 17
Pada perlakuan pupuk organik cair 10 ml/l air memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dan nampak terlihat pada pengamatan ke 3 (28 HST). Hal ini disebabkan karena dosis pupuk organik cair Masagri yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman, karena jika tanaman kelebihan atau kekurangan unsur yang dibutuhkan akan membuat pertumbuhan organ tanaman. Kemungkinan juga tersedianya salah satu unsur hara makro dan mikro yang merupakan suplemen tanaman sebagai penyusun pupuk organik cair, yang cepat terserap dan mudah tersedia bagi tanaman. Hal ini sesuai dengan laporan Haryosusetyo dan Simanjorang (2013), bahwa bahan aktif pada pupuk cair Masagri pada jaringan tanaman yang berwujud sekumpulan sel-sel yang aktif melakukan pembelahan sel atau yang dikenal dengan jaringan meristem, jaringan ini terdapat pada ujung akar dan ujung batang. Jaringan meristem berfungsi untuk pertumbuhan perpanjangan batang dan akar sehingga akan mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Pada perlakuan pupuk organik cair Masagri 12 ml/l air menunjukkan adanya perbedaan dengan perlakuan 8 ml/l air dan 10 ml/l air terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot basah kangkung darat, karena pada perlakuan pupuk organik cair 12 ml/l air pertumbuhan dan hasil bobot basahnya lebih rendah dari perlakuan 8 ml/l air dan 10 ml/l air. Perbedaan ini dapat di karenakan kemungkinan perlakuan 12 ml/l air ukuran dosisnya lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 8 ml/l air dan 10 ml/l air. Menurut Kunia Kabelan (2008) Zat-zat yang sangat diperlukan tanaman seringkali kurang cukup terdapat di dalam tanah, terutama Nitrogen (N), Phosfor (P), dan Kalium (K). 18
Apabila unsur tersebut dapat terpenuhi, maka pertumbuhan tanaman akan menjadi normal dan baik. Sebaliknya, apabila kekurangan atau kelebihan akan menunjukkan gejala-gejala kekurangwajaran atau abormal pada tanaman. 19