BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990, United Nations for Development Program (UNDP)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara. kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Bab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah (

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. data dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan pengolahan data

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015


BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memerlukan data agar sasarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. rendahnya tingkat kejahatan/ kriminalitas yang terjadi ditengah tengah kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu. pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

Lokasi: Dermaga Desa Kota Batu, Kec.Warkuk Ranau Selatan. suatu paradigma yang menempatkan manusia sebagai titik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. kelahiran di Simalungun ini perlu dianalisis. (

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia (SDM) yang sehat secara fisik diharapkan menjadi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 2,76% per tahun terutama didukung oleh pertumbuhan produksi yang cepat

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) saat ini, Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari seberapa besar permasalahan mendasar di masayarakat yang dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain meliputi kemiskinan dan pengangguran serta ketiadaan akses terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan. Meskipun demikian pembangunan yang dilaksanakan tidak akan berarti bila pembangunan tersebut tidak mampu meningkatkan kualitas manusia. Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Sejak tahun 1990, United Nations for Development Program (UNDP) mengembangkan sebuah indeks kinerja pembangunan yang kini dikenal sebagai Indeks Pembangunan Manusia atau IPM (Human Development Index). Nilai IPM ini diukur berdasarkan tiga indikator yaitu indikator kesehatan yang diwakili oleh umur (harapan hidup), indikator pendidikan yang diwakili oleh Harapan Lama Sekolah, dan indikator ekonomi yang diwakili oleh pengeluaran riil perkapita (BPS, 2016). IPM atau Human Deploment Index (HDI) merupakan salah satu cara dalam menilai keberhasilan pembangunan suatu Negara, khususnya terkait

2 dengankeberhasilan meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah dengan menggunakan indikator sebagaimana yang digunakan oleh UNDP (Ali Mohammad, 2009). Suatu negara yang dikatakan maju dapat tercermin jika yang dijadikan acuan salah satunya adalah masalah IPM, yang tentu saja menjelaskan seberapa besar perkembangan manusia di suatu negara. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang bisa di eksplorasi dan digali sehingga menunjukkan IPM yang signifikan. Angka IPM disajikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten atau kota. Penyajian angka IPM menurut daerah memungkinkan setiap provinsi dan kabupaten atau kota mengetahui gambaran pembangunan manusia baik pencapaian, posisi, maupun disparitas antar daerah. Dengan mengetahui gambaran pembangunan manusia di seluruh daerah, maka diharapkan setiap daerah dapat berpacu untuk berupaya meningkatkan kinerja pembangunan melalui peningkatan kapasitas dasar penduduk (BPS, 2015) Berdasarkan standar ketetapan yang di gunakan UNDP, skala IPM berkisar 0-100 dengan jabaran sebagai berikut: a) 50 artinya terbelakang (kesejahteraan rendah) b) 51-64 artinya kesejahteraan menengah ke bawah c) 65-79 artinya kesejahteraan menengah ke atas d) 80 kesejateraan tinggi Dari uraian di atas, maka dilakukan suatu penelitian yang menggunakan suatu bentuk penduga yaitu Persamaan Regresi Linier Berganda. Dan untuk

3 menganalisis hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan Pendapatan Rill Perkapita maka penulis memilih judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan diambil dalam tugas akhir ini adalah: 1. Bagaimana model regresi linear berganda yang dapat digunakan untuk pemodelan IPM berdasarkan Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan Pendapatan Rill Perkapita. 2. Bagaimana pengaruh antara Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan Pendapatan Rill Perkapita terhadap IPM 3. Bagaimana korelasi antara Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan Pendapatan Rill Perkapita terhadap IPM dan faktor mana yang paling memberikan kontribusi terhadap angka IPM. 1.3 Batasan Masalah penulis membatasi pokok permasalahan kepada 3 faktor yang mempengaruhi IPM yaitu Harapan Hidup (Tahun), Harapan Lama Sekolah (%), dan Pengeluaran Rill Perkapita (000 Rp). Penulis beranggapan bahwa ketiga faktor inilah yang akan memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.

4 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk dapat melihat model regresi linear berganda yang dapat digunakan untuk pemodelan IPM di Sumatera Utara berdasarkan variable-variabel yang mempengaruhinya. 2. Untuk melihat adakah pegaruh antara Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan Pengeluaran Rill Perkapita terhadap angka IPM dengan analisis regresi linear berganda. 3. Untuk mengetahui korelasi antara Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan Pendapatan Rill Perkapita terhadap IPM dan faktor mana yang paling memberikan kontribusi terhadap angka IPM. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi tentang angka IPM Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Ketersediaan data IPM yang akurat diharapkan dapat menjadi referensi untuk menyempurnakan program pembangunan Provinsi Sumatera Utara di masa yang akan dating. 3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai analisis data.

5 4. Sebagai acuan bagi pemerintah untuk mendukung perkembangan pembangunan manusia di provinsi tersebut untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan. 1.6 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian diantaranya adalah: 1. Studi kepustakaan Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari bukubuku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 2. Pengumpulan data Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Sumatera Utara. Data yang di kumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut. 3. Pengolahan data Data penelitian di analisa dengan menggunakann metode Regresi Linear Berganda untuk melihat persamaan regresi linear nya dan untuk mengetahui hubungan setiap variabel digunakan metode analisis korelasi. Adapun yang dilakukan dalam pengolahan data adalah: 1) Penentuan Objek Penelitian

6 Penentuan objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, sesuai dengan metode yang sudah dibentuk dalam penyusunan Tugas Akhir. 2) Penentuan Variabel Menentukan kelompok data mana yang menjadi variable X(variabel bebas) dan mana yang menjadi variable Y (variabel tak bebas). 3) Menentukan hubungan antara variable Y dengan variable X sehingga di dapat regresi Y atas X 1, X 2,, X n. 4) Uji Korelasi Pengujian ini untuk mengetahui seberapa besarkah hubungan variabelvariabel bebas itu dapat menjelaskan variable tak bebas. 5) Menguji Koefisien-koefisien Regresi Pengujian ini dilakukan untuk menguji tingkat nyata koefisien-koefisien regresi yang didapat dan seberapa besar kontribusinya. 1.7 Tinjauan Pustaka IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama

7 Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. (Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/07/12/Thn. XIX, 01 Juli 2016) Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel. Menetukan hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) sehingga didapat regresi Y atas X 1, X 2,X 3,...,X k. (Sudjana, 2009). Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan antara variabel X dan Variabel Y, sedangkan korelasi untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. (Usman Husain, 2006). Untuk analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variable bebas (predictor variable) dan variabel tidak bebas (variabel respon). Variabel yang mudah didapat atau tersedia sering digolongkan dalam variabel bebas, sedangkan variabel yang terjadi karena variabel bebas itu merupakan variable tidak bebas (Sudjana, 2009). Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih

8 dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya (Usman Husain, 2006). Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel di mana persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka persoalan berikutnya yang dirasakan perlu, jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel adalah seberapa kuat atau lemahnya hubungan antara variabelvariabel itu. Dengan kata lain perlu dilakukan suatu cara untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari koefisien korelasi tersebut. Besarnya koefisien korelasi (r) antara dua macam variabel adalah 0 sampai dengan ± 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah variabel mempunyai r = ± 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna. Persamaan Regresi Linier Berganda: keterangan: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + + b n X n Y b 0 b j X j j : Variabel tak bebas : Konstanta : Koefisien regresi : Variabel bebas : 1, 2,, n

9 dengan: maka varibel variabel penelitian dapat dimasukkan ke dalam persamaan Y X 1 = Indeks Pembangunan Manusia (IPM) = Harapan Hidup (Tahun) X 2 = Harapan Lama Sekolah (%) X 3 = Pengeluaran Rill Perkapita (000 Rp) 1.8 Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang suatu landasan teori yang diaplikasikan dalam pengolahan data yang tepat, yaitu menguraikan tentang pengertian regresi linier berganda, uji regresi linier, uji korelasi, dan uji koefisien regresi linier berganda. BAB 3 : PENGOLAHAN DATA Bab ini menguraikan proses pengolahan data pada regresi linier berganda, analisis korelasi ganda, uji keberartian regresi, dan koefisien regresi linier berganda.

10 BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan program yang akan digunakan yaitu SPSS mulai dari input data hingga hasil output yag membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam penulisan. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh tentunya bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhk