BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari

BAB I PENDAHULUAN. terbit tahun Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa :

bangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni musik bisa dimulai dari tingkat pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): Setiap warga

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

: Rukun dalam Perbedaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib IV (TIUP) SM 416

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Siklus I

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. Masanung.staff.uns.ac.id/2009/04/28/ruang-publik/

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman)

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, dan maju di berbagai bidang, menuntut seseorang harus selalu up to date

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. kemampuan memori, kognisi, konsentrasi, dan kreativitas. lebih aman di kepala kita adalah dengan cara memakai musik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. (Dilansir dari meltingpotinternational.com, Indonesia: A multicultural melting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

PANDUAN TEKNIS LOMBA VOKAL GRUP BAGI MAHASISWA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

JUDUL PROPOSAL SEMINAR / PROPOSAL TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENGIKUTI TUGAS AKHIR / SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan kebudayaan, mulai

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGUKUHAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG MARS TEGAR BERIMAN

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan

Sahabat Ciptaan: Aca

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lagu wajib nasional adalah lagu-lagu mengenai perjuangan dan nasionalisme bangsa yang wajib untuk dihapalkan oleh peserta didik. Lagu wajib nasional sebagai salah satu produk atau hasil karya cipta budaya masyarakat Indonesia di bidang musik yang telah menyatu dengan jiwa masyarakat Indonesia memiliki fungsi yang kompleks dalam aktivitas budaya masyarakat. Sebagai salah satu ikon budaya masyarakat Indonesia. Lagu Perjuangan Indonesia disebut dengan istilah musik fungsional yang diciptakan untuk tujuan nasional. Fungsi primer lagu-lagu perjuangan Indonesia adalah sebagai sarana upacara, dimana kedudukan para pemain dan peserta didalam seni pertunjukan harus dilibatkan, hingga seni pertunjukan jenis ini bisa disebut the Art of Participation. Fungsi sekunder lagu-lagu perjuangan sebagai media agitasi politik berguna untuk membangkitkan semangat perjuangan melawan penindasan, dan keberadaan jenis lagu-lagu ini di Indonesia pada masa perang kemerdekaan jumlahnya cukup banyak. Dalam pengertian yang luas sebagai perasaan nasional lagu-lagu perjuangan disebut sebagai lagu wajib, diajarkan mulai pada tingkat pendidikan dasar, hingga perguruan tinggi dan wajib diketahui seluruh masyarakat Indonesia. Pengertian lagu wajib disini mengandung maksud, bahwa lagu-lagu itu wajib dipelajari, dipahami, dan dihayati makna dan isinya oleh seluruh pemuda dan pelajar di seluruh pelosok tanah air. Adapun caranya, siapa saja yang namanya pemuda dan pelajar, harus dapat menyanyikan dan dan memimpin lagu-lagu tersebut dengan sebaik-baiknya. Menyadari hal tersebut, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, lalu berusaha menginventarisasikan sejumlah lagu-lagu nasional pada ranah pendidikan salah satunya adalah Sekolah Dasar. Akan tetapi pembelajaran lagu wajib nasional yang telah diajarkan di tingkat Sekolah Dasar, masih terdapat siswa /i yang tidak hapal akan lagu wajib nasional. Hal ini dibenarkan dengan melakukannya penelitian ke lapangan langsung yaitu lingkungan sekolah dasar oleh penulis. Sehingga menghasilkan fenomena yang menjadi dasar melakukannya penelitian berkelanjutan untuk mencari tahu mengapa anak-anak tidak hapal dan mencari solusi untuk menyesaikannya. Adapun fenomena yang dilakukan penulis, yaitu melakukan survei mengenai sejauh mana pengetahuan anak SD dengan lagu-lagu wajib nasional. Penulis pun melaksanakan tes

uji pengetahuan lirik lagu-lagu nasional di anak sekolah dasar Cipagalo 01 kelas V. Dari hasil uji tes tersebut penulis mendapatkan data, bahwa dari 18 siswa/i yang mengikuti tes terdapat hanya 8 siswa/i yang dapat menjawab dengan sempurna, sedangkan 10 siswa/i lainnya menjawab salah esai lirik yang diberikan penulis. Gambar 1.1 aktivitas siswi saat mengisi lembar uji tes lirik lagu nasional (Sumber : Dokumentasi Penulis) Adapun kesalahan yang dimaksud terdapat pada tiga lagu, yaitu pada lirik lagu Indonesia Raya yaitu Di sanalah aku berdiri, Jadi... Ibuku, siswi yang bernama Tita tidak menjawab karena lupa lirik lagu. Pada lagu Bendera Merah Putih yaitu pada syair Berkibarlah di langit yang biru, siswi yang bernama Anisa menjawab dengan Berkibarlah di tiang yang biru. Pada lagu Garuda Pancasila, pada syair Patriot proklamasi, Sedia berkorban untukmu, Pancasila dasar negara, siswi yang bernama fitra menjawab Patriot yang sopan, Sedia berkorban untukmu, Pancasila satu nusa. Padahal proses pembelajaran lagu wajib nasional ada di kurikulum Sekolah Dasar, pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Gambar 1.2 Kurikulum yang diterapkan di tingkat Sekolah Dasar (Sumber : http://kurikulum-sdmi-2013.com)

Pada gambar di atas dalam kotak berwarna merah terdapat mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dengan beban kegiatan belajar pada kelas I-III mendapatkan 4 jam/minggunya, sedangkan pada kelas IV-VI mendapatkan 6 jam/minggunya. Pada mata pelajaran ini terdapat pembelajaran lagu wajib nasional pada ranah Seni Musik. Sementara beban belajar anak untuk tiap mata pelajaran 35 menit untuk sekali pertemuan. Jika melihat kurikulum yang ada pada saat ini, lagu wajib nasional dipelajari di tingkat sekolah dasar pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, pada ranah Seni Musik (musik nusantara). Merujuk pada Depdiknas (2007), tertera Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar terdapat mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Tujuannya diajarkan pada anak SD adalah untuk mengenalkan salah satu ikon budaya negara, hasil cipta masyarakat Indonesia sendiri yang mengandung makna sejarah Indonesia dengan harapan anak dapat menghargai dan mencintai budaya bangsanya, termasuk para tokoh musik nasional, dan pencipta lagu nasional. Gambar 1.3 Daftar isi buku paket pelajaran Seni Budaya dan Prakarya Kelas VI ( Sumber : Dokumentasi Penulis) Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa proses pembelajaran lagu wajib nasional ada pada bab XI, artinya untuk mempelajari lagu wajib nasional terlebih dahulu melewati bab I hingga bab X. Dalam setahun terdapat 2 semester, pada daftar isi buku paket pelajaran kelas VI terdapat XVI bab. Dalam satu semester mempelajari bab dari daftar isi sebanyak VII Bab,

sedangkan pembelajaran lagu wajib nasional ada pada bab XI yang berada pada semester kedua. Untuk pembahasan satu bab, dilakukan selalu satu minggu dengan dua kali pertemuan dalam seminggu. Dampak buruk yang diperoleh jika anak tidak hapal lirik lagu nasional ditinjau pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya sendiri adalah saat memasuki masa ujian di sekolah mengenai pemahaman lagu wajib nasional. Saat ujian prateknya, Guru menyuruh anak untuk bernyanyi lagu wajib nasional tetapi anak tidak dapat bernyanyi dengan baik akan berdampak pada nilai yang didapat anak tidak akan maksimal atau anak tidak lulus mata pelajaran tersebut dapat berdampak pada anak yang tidak akan naik kelas. Selain itu, pada saat upacara bendera rutin hari senin dan hari besar lainnya, sebagai upaya pelestarian lagu wajib nasional di kegiatan rutin sekolah. Lagu wajib nasional dinyanyikan pada acara tersebut, jika anak tidak hapal akan judul lagu dan lirik lagu wajib nasional anak tidak akan bisa bernyanyi dengan baik saat menyanyikan lagu wajib nasional di upacara tersebut. Berangkat dari latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian mengenai fenomena yang ada mengapa anak-anak tidak hapal lirik lagu-lagu wajib nasional, padahal pembelajaran lagu wajib nasional diajarkan di Sekolahan pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan prakarya. Penelitian ditujukan untuk mendapat data bagaimana proses pembelajaran lagu wajib nasional yang diajarkan guru dan menganalisa sebab-akibat mengapa anak tidak hapal lirik lagu wajib nasional. Setelah mendapatkan data tersebut peneliti akan mencari solusi untuk membantu memecahkan masalah yang ada dalam ranah keilmuan desain produk. 1.2.Permasalahan 1.2.1. Identifikasi Masalah a) Anak-anak tidak hapal syair/lirik lagu wajib nasional, padahal diajarkan di Sekolah pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. b) Dengan adanya pembelajaran lagu wajib nasional pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya terdapat tes ujian praktik saat masa memasuki masa ujian pengetahuan di Sekolah. c) Lagu wajib nasional dinyanyikan saat upacara bendera hari senin dan hari besar lainnya. d) Lagu wajib nasional memiliki identitas berupa syair dan intonasi nada sebagai acuan cara menyanyikan lagu.

e) Media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media cetak tulis, yakni buku paket pelajaran. f) Kurangnya waktu pembelajaran anak mengenai lagu wajib nasional di lingkungan sekolah, dapat dilihat dari kurikulum Sekolah Dasar. g) Anak belajar lagu wajib nasional sesuai dengan struktur proses belajarmengajar yakni mengikuti panduan daftar isi dari buku paket pelajaran. 1.2.2. Rumusan Masalah a) Mengapa anak-anak tidak hapal dengan lagu wajib nasional? b) Bagaimana proses pembelajaran lagu-lagu wajib nasional di lingkungan sekolah? c) Media apa yang digunakan saat proses pembelajaran lagu wajib nasional? 1.3.Ruang Lingkup Batasan ruang lingkup yang dipilih adalah anak-anak sekolah dasar pada tingkat kelas II,III, IV, V dan VI. Dikarenakan pengenalan lagu wajib nasional di mulai dari tingkat kelas II berdasarkan data daftar isi buku paket pelajaran hasil penelitian lapangan. Wilayah ataupun area penelitian sebagai sampel adalah SD Negeri Cipagalo 01 di Bandung dan penduduk sekitar. Batasan masalah untuk mencari solusi merancang media sebagai alat mengenalkan lagu-lagu wajib nasional terhadap anak-anak agar anak dapat mengingat syair/lirik maupun judul lagu wajib nasional serta penciptanya. Target penelitian sebagai pengguna adalah Anak Sekolah Dasar yang telah memiliki pengetahuan mengenai lagu wajib nasional dan dapat membaca dengan baik. 1.4.Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan adalah menjawab rumusan masalah yang ada, yaitu mencari tahu penyebab mengapa anak-anak tidak hapal dengan lagu wajib nasional dan proses pembelajaran yang dilakukan di Sekolah serta media apa yang digunakan. Setelah mendapatkan jawaban dari beberapa rumusan masalah yang ada akan dicari solusi dengan melakukan perancangan produk untuk mengenalkan lagu-lagu wajib nasional dengan keilmuan desain produk terhadap anak-anak Sekolah Dasar yang telah memiliki kemampuan membaca yang baik, agar anak dapat menyanyikannya dengan baik. 1.5. Manfaat Perancangan

Ada 2 manfaat yang diperoleh dari proses perancangan, yaitu : Bagi penulis, memperoleh ilmu dan menambah wawasan bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan melalui keilmuan desain produk. Proses perancangan melalui pertimbangan aspek-aspek desain diterapkan langsung saat melakukan perancangan. Bagi anak-anak, memperoleh penambahan wawasan dan bahasa melalui pengenalan lagu wajib nasional yang dilakukan peneliti, melatih daya ingat dan konsentrasi anak. Anak dapat menyanyikan lagu wajib nasional dengan baik dan lewat media edukasi visual lirik lagu nasional. 1.6. Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. a) Data Primer Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan di lapangan, observasi,survey, tes, dan dokumentasi. b) Data Sekunder Mengumpulkan data dari beberapa sumber pustaka, yaitu : Buku 1.7.Metode Analisis Data Proses menganalisis data mengunakan metode campuran (mixed), dengan prosedurprosedur sebagai berikut : 1) Melakukan observasi lapangan dengan melakukan eksperimen dilengkapi dengan alat instrumentasi pengumpulan data. 2) Menggunakan matriks/tabel untuk mendapatkan data-data pertimbangan. 3) Merekam data hasil kegiatan wawancara dan penyebaran angket dengan teknik dokumentasi foto. 4) Mengolah data untuk mendapatkan hasil statistik dari instrumen data yang dipakai untuk mengumpulkan data. 5) Menganalisis data dengan menggunakan interprestasi desain, yakni : 5 W + H dan SWOT buat produk yang sudah ada untuk mencari kemungkinan peluang desain.

1.8.Kerangka Perancangan Pengamatan di Lapangan Wawancara Penyebaran Angket Analisa &Intrepertasi 1. Analisa 5W +1H 2. Analisa SWOT Hipotesis TERM of REFERENCE (TOR) DESIGN 1. Penentuan alternatif produk 2. Batasan perencanaan produk 3. Pertimbangan perencanaan 4. Konsep dasar 5. Gambaran produk 6. Konsep bentuk 7. Penggayaan => Trend PRELIMINARY DESIGN SKETSA IDE SKETSA DESIGN FINAL DESIGN WORKSHOP DRAWING 1. Pertimbangan Kebutuhan 2. Pertimbangan ergonomi 3. Pertimbangan produksi 4. Pertimbangan biaya dan material 5. Pertimbangan pemeliharaan Studi banding dengan produk sejenis (Kompetitor) Pertimbangan proses produksi Pertimbangan Estetika PEMBUATAN MOCK-UP 1.9. Pembabakan Sistematika penulisan laporan : a) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, yang di uraikan menjadi Identifikasi masalah dan perumusan masalah. Pada Ruang lingkup masalah berisikan

batasan masalah, tujuan perancangan, Manfaat, Metode Pengumpulan data, Metode Analisis, Kerangka Perancangan, dan Pembabakan. b) BAB II STUDI LITERATUR Berisikan Referensi-referensi mengenai hal yang berhubungan dengan permasalah perancangan yang berupa teori-teori yang terdapat pada buku, majalah, jurnal, maupun media online. c) BAB III STUDI EMPIRIS Berisikan data-data yang di dapat dari lapangan bisa berupa hasil survey, wawancara, eksperimen, dan selanjutnya data ini diolah yang akan menjadi acuan dalam tahap proses perancangan. d) BAB IV KONSEP PERANCANGAN ALAT EDUKASI LAGU WAJIB NASIONAL Pada bab ini berisikan proses perancangan yang dimulai dari analisa 5W + H, Product Statement, Visual Image Chart, Studi Blocking komponen 2D dan 3D, pembuatan sketsa alternatif, final rendering dan operational, pembuatan gambar tampak untuk menentukan ukuran, final design untuk menampilkan hasil visual bentuk, dan tahap terakhir pembuatan mock up tau prototype menjadi bentuk yang real. e) BAB VI KESIMPULAN penulis. Bab ini berisikan kesimpulan dari dari setipa bab yang dibahas dan saran dari