MENJADI BUNDA YANG DIRINDUKAN Berkesan, Cerdas, Hebat, dan Mendidik I
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). II
MENJADI BUNDA YANG DIRINDUKAN Berkesan, Cerdas, Hebat, dan Mendidik Muhammad Syafi ie el-bantanie Aan Munawaroh Penerbit PT Elex Media Komputindo III
MENJADI BUNDA YANG DIRINDUKAN Ditulis oleh Muhammad Syafi ie el-bantanie 2018 Muhammad Syafi ie el-bantanie Hak Cipta Indonesia dilindungi Undang-Undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia - Jakarta Anggota IKAPI, Jakarta 718100425 ISBN: 978-602-04-5649-2 978-602-04-5650-8 (Digital) Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan IV
Daftar Isi Salam Persembahan Kata Pengantar v vii Menjadi Bunda yang Berkesan 1 Menyusui dan Emotional Bounding 2 Melahirkan dan Emotional Bounding 7 Kangen Masakan Bunda 13 Mengakrabi Anak Lewat Memijat 19 Mendengarkan Curhatan Anak 24 Antara Mendengarkan dan Menasihati 28 Menjadi Sahabat yang Baik bagi Anak 36 Seni Berkomunikasi kepada Anak 41 Lima Bahasa Kasih 49 Mencintai Anak tanpa Syarat 56 Sudahkah Mencintai Anak dengan Benar? 60 Antara Tegas dan Keras 65 Menjadi Bunda yang Cerdas 71 Seni Mengubah Perilaku Anak # 1 72 XV
MENJADI BUNDA YANG BERKESAN 1. Menyusui dan Emotional Bounding 2. Melahirkan dan Emotional Bounding 3. Kangen Masakan Bunda 4. Mengakrabi Anak Lewat Memijat 5. Mendengarkan Curhatan Anak 6. Antara Mendengarkan dan Menasihati 7. Menjadi Sahabat yang Baik bagi Anak 8. Seni Berkomunikasi kepada Anak 9. Lima Bahasa Kasih 10. Mencintai Anak Tanpa Syarat 11. Sudahkah Mencintai Anak dengan Benar? 12. Antara Tegas dan Keras 1
Menyusui dan Emotional Bounding Salah satu fenomena remaja sekarang adalah tidak kangen pulang. Sering kali kami mendapati remaja putri, apalagi remaja putra yang masih asyik nongkrong dan kongko. Padahal waktu sudah menunjukkan rentang pukul 11 12 malam. Seolah tidak ada rasa kangen bertemu dan bercengkerama dengan ibu, ayah, dan adik atau kakaknya di rumah. Seorang remaja misalnya mengatakan, Aku sengaja nggak pulang. Aku males ketemu Bunda. Kalau aku pulang pukul 12 malam, kan Bunda sudah tidur. Nah, baru deh aku pulang. Subuh-subuh Bunda sudah berangkat ke kantor, sedang aku belum bangun tidur. Pas aku bangun, Bunda sudah nggak ada di rumah. Fenomena ini membuat kami berpikir apa yang terjadi dengan remaja sekarang? Hasil 2
observasi kami menunjukkan para remaja itu memang sengaja tidak mau pulang karena tidak ada yang dikangeni di rumah. Tidak ada emosi yang mengikat mereka, sehingga bersegera pulang ke rumah usai pulang sekolah atau waktu menjelang Magrib. Ini masalah serius dalam pengasuhan anak. Maka, para orangtua, terutama para bunda mesti merenung mengapa para remaja itu tidak kangen pulang? Tidak memiliki ikatan emosi dengan bundanya? Tidak ada magnet yang menarik mereka untuk selalu kangen pulang. Padahal, mestinya rumah adalah tempat yang selalu dirindukan oleh anak-anak. Tempat yang penuh kehangatan untuk saling bercengkerama. Karena itu, indah sekali ketika kita menafakuri ayat Al-Qur an surah Al-Baqarah ayat 233, Para ibu hendaklah yurdhi na anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui dengan sempurna. Perhatikan kata yurdhi na yang merupakan bentuk fi il mudhari yang menunjukkan 3
aktivitas sekarang dan terus berlangsung. Ternyata dari sinilah emotional bounding (ikatan emosi) antara ibu dan anak dibangun, sejak 0 2 tahun. Dan, inilah fase terpenting untuk membangun emotional bounding antara ibu dan anak. Bunda yang baik adalah berbeda yurdhi na (menyusui) dengan memberikan ASI melalui botol. Dalam yurdhi na ada dekapan, belaian, dan sentuhan bunda kepada anaknya. Ada untaian doa dan shalawat yang bisa dibaca seiring yurdhi na. Inilah emotional bounding itu. Kelak, si anak terikat hatinya dengan bundanya. Ikatan inilah yang membuat anak selalu kangen kepada bundanya. Kangen pulang dan bercengkerama dengan bundanya meski di luar sana banyak godaan untuk nongkrong dan kongko. 4
Tentang Penulis Muhammad Syafi ie el-bantanie, seorang suami dari Aan Munawaroh dan Buya dari Nasywa, Mumtaz, dan Nadhira. Aktivitas pria berusia 34 tahun ini adalah menulis buku (49 buku yang telah terbit), memberikan seminar, kajian Islam, serta training motivasi dan pendidikan di masjid, sekolah, kampus, dan perusahaan di berbagai kota di Indonesia. Selain itu, ia juga memimpin SMART Ekselensia Indonesia Islamic Leadership Boarding School, Pendiri Yayasan Sahabat Remaja Indonesia. Bersama teman-temannya sedang menyiapkan pendirian Ekselensia Islamic College (EIC). Sebuah lembaga pendidikan Islam untuk melahirkan para hafiz, cendekiawan, dan pemimpin. Ia memiliki mimpi besar mendirikan EIC di 100 kota di 5 benua. Mohon doa dari para pembaca budiman. 271