Jurnal Kumparan Fisika Volume 1 Nomor 2 (2018)

dokumen-dokumen yang mirip
Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI KELAS VII.B SMP NEGERI 10 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Peningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Melalui Penerapan Model Discovery Learning

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH AGUSSANTA HIDAYAT E1R112002

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

Diatri Novita, Connie dan Eko Risdianto

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Amanda Defi Nuraini Sapir Dwi Wulandari. Abstract. Keywords: Quantum Learning, Mind Mapping, Think Pair Share, Results Learning.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

ABSTRAK. Keyword: Learning outcomes; physics; learning model; contextual; quantum teaching

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

MIRA BERLIANA NIM E1R

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL TREFFINGER DI KELAS VA SD NEGERI 08 SURAU GADANG

UMU SALAMAH NIM. E1R012050

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Transkripsi:

Peningkatan Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika melalui Model Discovery Learning pada Konsep Getaran Harmonis di Kelas X MIPA 2 SMAN 3 Kota Bengkulu Vijay Amar, Nirwana, Indra Sakti Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Bengkulu Email: vijayamar35@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMAN 3 Kota Bengkulu pada seluruh siswa kelas X MIPA 2 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa pada konsep Getaran Harmonis. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan ratarata skor 24 dalam kategori cukup, siklus II sebesar 28 dalam kategori aktif, dan siklus III sebesar 30 dalam kategori aktif. Hasil Pemahaman konsep fisika pada siklus I diperoleh daya serap sebesar 74,44% dan ketuntasan pemahaman konsep fisika sebesar 52,78 (belum tuntas), meningkat pada siklus II diperoleh daya serap siswa sebesar 77,71% dan ketuntasan pemahaman konsep fisika 77,78% ( tuntas), dan meningkat lagi dibandingkan siklus I dan II yaitu pada siklus III diperoleh daya serap 83,08% dan ketuntasan pemahaman konsep fisika 94,44% (tuntas). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep fisika. Kata kunci: Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran Discovery Learning, Aktivitas Belajar Siswa, Pemahaman Konsep Fisika. ABSTRACT This research was a classroom action research conducted at SMAN 3 Kota Bengkulu for all students of class X MIPA 2 totaling 36 students. This research aimed to describe the increase of learning activities and understanding of student concepts on the concept of Harmonic Vibration. This research was conducted in 4 stages: planning, action implementation, observation, and reflection. The results of this research indicated that student learning activity on cycle I with average score 24 in the category enough, cycle II of 28 in the active category, and cycle III of 30 in the active category. Results Understanding the concept of physics in the first cycle obtained absorption of 74.44% and the completeness of physics concepts understanding of 52.78 (unfinished), increased in cycle II obtained students absorption of 77.71% and comprehension of physics concepts 77.78 % (complete), and increased again compared to cycles I and II ie in the third cycle obtained 83.08% absorption and comprehension of physics concept 94.44% (thorough). Based on the research results can be concluded that the application of discovery learning model can increase the activity and understanding of physics concept. Keywords: Scientific Approach, Discovery Learning Model, Student Learning Activities, Understanding Physical Concepts. I. PENDAHULUAN Pendidikan erat kaitannya dengan sekolah, dari sekolah siswa dapat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupannya. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih dikenal dengan pembelajaran yang melibatkan banyak faktor, baik faktor guru, siswa, bahan atau materi, fasilitas dan lingkungan sekolah. Keberhasilan suatu proses pendidikan sangat bergantung pada situasi kegiatan pembelajaran di kelas dan bagaimana siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu standar proses pendidikan mengalami Amar, Nirwana, Sakti Page 40

perkembangan dan perubahan seperti halnya kurikulum yang digunakan sekarang adalah kurikulum 2013 yang dikembangkan dari kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki standar kompetensi kelulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk memenuhi kompetensi kelulusan tersebut proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktivitas mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Karena itu kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Dijelaskan Dyer dalam Sani & Hayati (2014) pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki komponen proses pembelajaran antara lain: mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/asosiasi, membentuk jejaring (melakukan komunikasi) [1]. Pendekatan saintifik mengedepankan keterampilan proses dalam pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 guru sebagai fasilitator siswa untuk mengembangkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan mengharapkan siswa mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih baik. Keberhasilan proses pembelajaran ditunjukkan dengan terjadinya perubahan sikap dan perilaku serta peningkatan suatu pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan Magang 3 di SMA Negeri 3 Kota Bengkulu khususnya kelas X MIPA 2 yang menerapkan kurikulum 2013 ditemukan beberapa fakta bahwa: (1) kurangnya antusisas siswa dalam belajar. Saat proses tanya jawab siswa yang aktif hanya 15 siswa dari 36 siswa, karena masih banyak siswa yang belum berani bertanya terkait materi yang dipelajari dan mengungkapkan pendapat di depan kelas. (2) hasil belajar fisika aspek pengetahuan siswa masih belum mencapai ketuntasan minimal yang diterapkan SMAN 3 Kota Bengkulu karena siswa hanya mampu mengerjakan soal yang rumusnya jelas dan sesuai dengan contoh yang diberikan guru, ketika bentuk soal sedikit diubah namun dengan konsep fisika yang sama siswa cenderung bertanya pada guru dan meminta bantuan teman lain yang dianggap lebih pintar. (3) Siswa belum terlatih untuk menjawab soal secara mandiri dan belum terampil menemukan pengetahuan. Siswa kelas X MIPA 2 belum terlibat aktif secara maksimal dalam melaksanakan proses pembelajaran karena siswa kurang dilatih beraktivitas dalam melakukan eksperimen. Proses mengamati, menanya, mencoba, menyimpulkan, serta mengkomunikasikan kurang optimal dilakukan siswa sehingga siswa kurang terampil menemukan pengetahuannya. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar fisika yang diperoleh siswa. Nilai rata-rata ujian siswa kelas X MIPA 2 semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 adalah 68 sedangkan ketuntasan minimal yang ditetapkan di SMAN 3 Kota bengkulu yaitu 75, maka nilai ini belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap soal dan materi fisika yang diajarkan. Siswa tidak hanya mengingat dan memahami tetapi juga siswa diharapkan dapat mengaplikasikan dan menganalisis untuk mengetahui seberapa besar siswa menguasai materi fisika dan memahami penjelasan dari guru. Dalam kurikulum 2013 siswa juga dilatih untuk mengerjakan dan memahami soal mengevaluasi dan mencipta. Oleh sebab itu, perlu diadakannya peningkatan aktivitas belajar dan pemahaman konsep fisika di kelas X MIPA 2. Pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik siswa menjadi pusat pembelajaran. Siswa lebih dilatih dan diarahkan menemukan pengetahuannya lewat percobaan khususnya fisika dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang cocok dalam penelitian ini berdasarkan uraian di atas yaitu model discovery learning. Sani & Hayati (2014) mengungkapkan pembelajaran discovery merupakan pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri [1]. Oleh sebab itu berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu melakukan penelitian di SMAN 3 Kota Bengkulu dengan judul penelitian Peningkatan Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Melalui Discovery Learning pada Konsep Getaran Harmonis di Kelas X MIPA 2 SMAN 3 Kota Bengkulu. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah penerapan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas Amar, Nirwana, Sakti Page 41

belajar siswa pada konsep Getaran Harmonis di Kelas X MIPA 2 SMAN 3 Kota Bengkulu? (2) Apakah penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada konsep Getaran Harmonis di kelas X MIPA 2 SMAN 3 Kota Bengkulu? II. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Subjek dari penelitian ini adalah kelas X MIPA 2 SMAN 3 Kota Bengkulu tahun ajaran 2017/2018, yang berjumlah 36 orang siswa, yang terdiri dari 23 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes Pemahaman konsep fisika. Data yang didapatkan adalah aktivitas siswa dan guru,, pemahaman konsep fisika pada setiap siklus. Aktivitas belajar diamati menggunakan lembar observasi pada setiap siklusnya. Penilaian lembar observasi berpedoman pada kriteria penilaian lembar observasi. Pemahaman Konsep Fisika diajarkan melalui lembar kerja siswa dan lembar diskusi siswa untuk melihat pemahaman siswa pada akhir siklus diberikan soal tes evaluasi. Tes evaluasi terdiri dari enam soal essay yang mengandung 6 indikator ranah kognitif yaitu mengingat, memahami, menaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Instrumen tes pada penelitian ini berupa soal essay. Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu harus uji validitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes yang akan digunakan pada penelitian. Adapun, uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji validitas konten (isi). Data tes pemahaman konsep fisika dianalisa dengan menggunakan rumus rata-rata nilai, daya serap dan ketuntasan pemahaman konsep fisika secara klasikal. Rata-rata, Daya serap dan ketuntasan pemahaman konsep fisika klasikal dikatakan meningkat apabila ratarata, daya serap dan ketuntasan belajar klasikal silklus III lebih baik dari siklus II dan siklus I. Pemahaman konsep fisika dikatakan meningkat apabila nilai siswa pada siklus III lebih baik dari siklus II dan siklus I. Dan dikatakan tuntas apabila siswa mencapai nilai KKM yaitu 75. 1. Nilai Rata rata Ket : = Nilai rata-rata = Jumlah nilai pemahaman konsep fisika N = Jumlah siswa [2]. (1) 2. Standar Deviasi S = Ket : S = Standar deviasi X = Nilai siswa = Nilai rata-rata N = Jumlah siswa[3]. 3. Ketuntasan Belajar Klasikal Ket : KB = ketuntasan pemahaman konsep fisika klasikal = jumlah siswa yang skornya 75 N = jumlah siswa keseluruhan 4. Daya Serap S (2) (3) (4) Amar, Nirwana, Sakti Page 42

Rata-rata Skor Aktivitas Siswa Ket : DS = daya serap siswa NS = Jumlah nilai seluruh siswa NI = nilai ideal dan S = adalah jumlah siswa [4]. III. Hasil dan Pembahasan 3.1 Aktivitas Belajar Siswa Tiga Siklus Aktivitas siswa merupakan segala aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Ada 10 aspek aktivitas peserta didik yang telah diamati pada setiap siklus. Dimana pada siklus I aktivitas belajar siswa masuk dalam kategori baik dan meningkat untuk siklus II dan III. Peningkatan ini disebabkan karena adanya perbaikan-perbaikan kekurangan yang dilakukan guru dan siswa pada tiap siklusnya sehingga proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya pengingkatan aktivitas belajar siswa, hal ini sangat berpengaruh terhadap pemahaman konsep fisika. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini ditunjukan juga pada gambar 1 30 24 28 30 20 10 0 siklus I siklus II siklus III Aktivitas Siswa Gambar 1. Grafik Perkembangan Skor Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan gambar 1, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada ketiga siklus meningkat dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III. siklus I di kategorikan baik dengan rata-rata 24, untuk siklus II dan siklus III dikategorikan baik dengan rata-rata 28 dan 30. Peningkatan aktivitas belajar siswa tidak lepas dari peranan guru yang memfasilitasi, membimbing, dan mengarahkan serta memotivasi siswa. Kemampuan guru mengemas pembelajaran menjadi menarik menjadi salah satu poin yang bagus untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan kondusif. 3.2 Pemahaman Konsep pada Tiga Siklus Pemahaman konsep fisika tiap siklus terdiri dari 6 butir soal yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Pemahaman konsep fisika merupakan hasil tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Tes soal ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman konsep siswa terhadap materi fisika yang diajarkan setiap siklusnya. Tipe soal ini berupa tes 6 soal essay kategori (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) tiap butir soalnya tentang materi yang diajarkan setiap siklusnya. Adapun perbandingan Pemahaman konsep fisika pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada gambar 2. Amar, Nirwana, Sakti Page 43

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I Siklus II Siklus III Rata-rata Daya Serap (%) Ketuntasan pemahaman konsep fisika (%) Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata, Daya Serap dan Ketuntasan Pemahaman Konsep Fisika Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa pada siklus I diproleh skor rata-rata 74,44, daya serap 74,44%, dan ketuntasan pemahaman konsep fisika 52,78%. Secara klasikal pemahaman konsep fisika pada siklus I belum dapat dikatakan tuntas. Hal ini terjadi karena ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 75. Jumlah siswa yang mendapat skor 75 sebanyak 19 orang (52,78%),. Skor siswa banyak rendah pada butir soal menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Hal tersebut terjadi karena siswa masih belum terlalu memahami soal menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kebanyakan siswa sulit menjawab soal dalam kategori tersebut. Pada siklus 1 soal kategori mengingat dan memahami semua siswa dikatakan tuntas karena telah mendapatkan skor diatas 15 berdasarkan penilaian patokan yang diterapkan SMAN 3 Kota Bengkulu setiap kategori. Pada soal kategori mengaplikasikan ada 24 siswa yang tuntas, kategori menganalisis ada 17 siswa yang tuntas, kategori mengevaluasi ada 18 siswa yang tuntas, dan kategori mencipta ada 19 siswa yang tuntas Pada siklus II terjadi peningkatan skor rata-rata siswa dari 74,44 pada siklus I menjadi 77,71, daya serap 77,71%, dan ketuntasan pemahaman konsep fisika 77,78%. Pemahaman konsep fisika pada siklus II ini sudah dikatakan tuntas secara klasikal karena telah lebih dari 75% siswa mendapat skor 75. Ketuntasan pemahaman konsep fisika secara klasikal pada siklus II dikatakan belum tuntas dengan terdapat 8 siswa yang belum tuntas secara individual. Siswa mulai memahami soal kategori tingkat tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi, mencipta ketika dijelaskan oleh guru. Pada siklus 1 soal kategori mengingat dan memahami semua siswa dikatakan tuntas karena telah mendapatkan skor diatas 15 berdasarkan penilaian patokan yang diterapkan SMAN 3 Kota Bengkulu setiap kategori. Pada soal kategori mengaplikasikan ada 30 siswa yang tuntas, kategori menganalisis ada 27 siswa yang tuntas, kategori mengevaluasi ada 23 siswa yang tuntas, dan kategori mencipta ada 23 siswa yang tuntas Pada siklus III, skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 83,08, daya serap 83,08%, dan ketuntasan pemahaman konsep fisika 94,44%. Secara klasikal proses pembelajaran pada siklus III dikatakan sudah tuntas karena dari 34 siswa yang mengikuti proses pembelajaran, hanya 2 siswa yang mendapat skor < 75. Sesuai dengan ketuntasan belajar menurut acuan yang ditetapkan di SMAN 3 kota bengkulu, ketuntasan pemahaman konsep fisika klasikal pada siklus III sudah terpenuhi karena sudah lebih dari 75% siswa memperoleh skor 75. Walaupun seperti itu masih ada siswa yang belum dapat menjawab soal secara maksimal pada soal kategori menganalisis ada 3 siswa yang belum tuntas, kategori mengevaluasi ada 2 siswa yang belum tuntas, dan kategori mencipta ada 3 siswa yang belum tuntas Peningkatan pemahaman konsep fisika pada tiap siklus ini menjelaskan bagaiamana penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Peran guru sebagai motivator, fasilitator Amar, Nirwana, Sakti Page 44

dan desain pembelajaran sangat membantu siswa dalam belajar. Hal ini sejalan dengan teori belajar kognitif yang menyatakan bahwa pembelajaran dapat dikatakan sebagai upaya guru untuk memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar [5]. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat kita lihat bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika. IV. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Penerapan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep Getaran Harmonis kelas X MIPA 2 SMAN 3 Kota Bengkulu dan (2) Penerapan model discovery learning dapat meningkatkan Pemahaman Konsep siswa pada konsep Getaran Harmonis kelas X MIPA 2 SMAN 3 Kota Bengkulu. Siswa dapat memahami soal dalam kategori mengingat, memahami,mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 4.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan perbaikan penelitian dimasa yang akan datang berupa : (1)Guru harus memahami betul langkah-langkah model discovery learning (2)Terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu siswa masih sulit menjawab soal pemahaman konsep fisika karena kurangnya dilatih mengerjakan soal kategori tingkat tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. DAFTAR PUSTAKA [1] Sani, R. A., & Hayati, Y. S. (2014). Pembelajran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. [2] Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarata: Bumi Aksara. [3] Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. [4] Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Prestasi Pustakaraya. [5] Abidin, Y. (2014). Desain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Amar, Nirwana, Sakti Page 45