KEBIJAKAN UMUM PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN 2018

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR : 900 / NOMOR : 900 / 01114

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Pemerintah Provinsi Bali

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018

NOTA KESEPAKATAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

V. PEMBAHASAN. perekonomian daerah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Utara Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

PARIPURNA 05 Desember 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

USULAN SCOPING LAPORAN EITI 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Daerah. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Suparmoko (2001: 18) otonomi daerah adalah kewenangan daerah

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364

Analisis Isu-Isu Strategis

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah

Transkripsi:

LAMPIRAN : NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR : 900/3942 903/0900.1 TANGGAL : 3 Oktober 2018 TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN ANGGARAN 2019 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN ANGGARAN 2019 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN 2018 Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 DAFTAR ISI iii

DAFTAR ISI DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN 1 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN 2 1.3. DASAR PENYUSUNAN KUA 2 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 7 2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH PADA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN PADA TAHUN 2019. 7 2.2. RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN 2019. 10 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 13 3.1. ASUMSI DASAR YANG DIPERGUNAKAN DALAM APBN 14 3.2. LAJU INFLASI 14 3.3. PERTUMBUHAN PDRB. 14 3.4. LAIN LAIN ASUMSI 14 BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 16 4.1. KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH 16 4.2. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH 19 4.3. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH 49 BAB V PENUTUP 50 Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2016 8 Tabel 2.2 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2016 (persen) 9 Tabel 2.3 PDRB Per Kapita dan Pendapatan Per Kapita Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 10 Tabel 2.4 Laju Inflasi Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 10 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan dalam KUA-PPAS dengan Prioritas Nasional 35 Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan dalam KUA-PPAS dengan Prioritas Provinsi Jawa Tengah 40 Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 8 Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 DAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN Perencanaan pembangunan Kota Pekalongan Tahun 2019 telah diawali dengan Penetapan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021. Peraturan Daerah ini diikuti dengan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 44 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2019, yang proses penyusunannya telah diawali dengan penyelenggaraan Musrenbang mulai dari tingkat Kelurahan sampai dengan tingkat Kota. Tahapan selanjutnya adalah pengajuan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan dibahas dan disepakati bersama antara Walikota dengan Pimpinan DPRD Kota Pekalongan menjadi Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Hal ini merupakan bentuk pelaksanaan dari ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 310 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa Kepala daerah menyusun KUA dan PPAS berdasarkan RKPD dan diajukan kepada DPRD untuk dibahas bersama. Selanjutnya di dalam ayat (2) dan ayat (3) secara berturut-turut disebutkan KUA serta PPAS yang telah disepakati kepala daerah bersama DPRD menjadi pedoman Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Kemudian, Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan Daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD tahun berikutnya. Ketentuan lain yang juga menjadi pedoman adalah pasal 17 ayat (2) Undang- Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyebutkan bahwa Penyusunan Rancangan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Kemudian di dalam pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional juga telah diamanatkan bahwa RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD. Dengan demikian, Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) pada dasarnya merupakan bagian pentahapan dalam upaya mewujudkan target-target yang telah ditetapkan dalam RKPD Kota Pekalongan, dalam hal ini RKPD Tahun 2019. Dan selanjutnya Kebijakan Umum APBD (KUA) ini akan menjadi pedoman dalam penyepakatan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sebelum nantinya menjadi dasar dalam penyusunan RAPBD Kota Pekalongan Tahun 2019. Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2019 harus sinkron dengan dokumen perencanaan Daerah yang bersangkutan. Sehingga secara terstruktur, arah kebijakan pembangunan antar berbagai level pemerintahan akan sinkron satu dengan yang lainnya. KUA dan PPAS Pemerintah Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB I PENDAHULUAN 1

Kota Pekalongan berpedoman pada RKPD Kota Pekalongan Tahun 2019 yang telah disinkronisasikan dengan RKP Tahun 2019 dan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019. Dengan demikian, pada dasarnya Kebijakan umum APBD adalah sasaran dan kebijakan daerah dalam satu tahun anggaran yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman penyusunan R-APBD. Disamping itu, Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021, maka RKPD dan Kebijakan Umum APBD Tahun 2019 ini disusun dengan memuat sinkronisasi perencanaan tahunan dengan memperhatikan pencapaian target-target pembangunan yang ada dalam dokumen RPJMD. Kebijakan Umum APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2019 ini memuat program-program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN Maksud dari penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2019 adalah sebagai landasan penentuan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun 2019 yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Tujuan dari penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah memuat antara lain: 1) Memberikan arah pembangunan melalui penuangan pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah; 2) Mengatur tentang prinsip dan kebijakan penyusunan APBD berkaitan dengan gambaran kondisi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah dan strategi pencapaiannya, serta kebijakan daerah lainnya; 3) Mewujudkan terciptanya sinergitas, integrasi dan keseimbangan antara pendekatan perencanaan program pembangunan berbasis sektoral/per-bidang pembangunan, dengan pendekatan perencanaan pembangunan berbasis kewilayahan; 4) Mewujudkan efisiensi dan efektivitas rencana alokasi sumber daya untuk optimalisasi pembangunan daerah. 1.3. DASAR PENYUSUNAN KUA Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2019 ini berpedoman beberapa regulasi yang berkaitan dan digunakan sebagai rujukan, antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB I PENDAHULUAN 2

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor 232); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4972); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB I PENDAHULUAN 3

15. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6057); 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019. 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019. 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 2025; 26. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019; 27. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 10); 28. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah; 29. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; 30. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel; 31. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 2 Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB I PENDAHULUAN 4

Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran 32. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Penerangan Jalan; 33. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada Pihak Ketiga; 34. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir; 35. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak Sarang Burung Walet; 36. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan; 37. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame; 38. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan daerah Kota Pekalongan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 13 Tahun 2011 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; 39. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Ijin Gangguan; 40. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; 41. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 22 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir; 42. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 23 Tahun 2011 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 23 Tahun 2011 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; 43. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Izin Trayek; 44. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 25 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 25 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; 45. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan 46. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 27 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan; 47. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 28 Tahun 2011 tentang Rumah Pemotongan Hewan dan Retribusi Rumah Pemotongan Hewan; Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB I PENDAHULUAN 5

48. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029; 49. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 31 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Tera /Tera Ulang; 50. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 32 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan; 51. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 33 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pemakaman; 52. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 34 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyedotan Kakus; 53. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 35 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; 54. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 36 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan; 55. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 37 Tahun 2011 tentang Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; 56. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 38 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar; 57. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran; 58. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; 59. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D) Kota Pekalongan Tahun 2005-2025; 60. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 2 Tahun 2014 tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing; 61. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan; 62. Peraturan daerah Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Pekalongan; 63. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi; 64. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2016 tentang RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021; 65. Peraturan Walikota Nomor 44 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2019. Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB I PENDAHULUAN 6

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH PADA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN PADA TAHUN 2019. Perekonomian nasional tahun 2017 tumbuh sebesar 5,07 persen meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 5,03 persen. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ditopang oleh perbaikan ekonomi global yang mendorong perbaikan ekspor. Di sisi lain, perbaikan pendapatan juga memberikan dukungan pada konsumsi rumah tangga sehingga tetap memberikan kontribusi pertumbuhan yang tinggi. Selain hal tersebut, percepatan realiasi infrastruktur selama tahun 2017, mendorong perbaikan investasi yang dibuktikan dengan meningkatnya pertumbuhan investasi dari 4,47 persen pada tahun 2016 menjadi 6,15 persen pada tahun 2017. Pertumbuhan eknonomi nasional tahun 2018 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2017 yaitu pada kisaran 5,1 5,5 persen (Bank Indonesia) yang didukung oleh peningkatan kinerja investasi dan ekspor. Mendasarkan pada lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2018 ditopang oleh lapangan usaha konstruksi, industri pengolahan, serta perdagangan, hotel, dan restoran. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi nasional didukung pula oleh perbaikan ekonomi di sebagian besar wilayah Indonesia. Berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, maka pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2019 diproyeksilan sebesar 5,4 5,8 persen, dengan asumsi: (1) perekonomian dunia terus mengalami pemulihan, (2) tidak ada gejolak dan krisis ekonomi dunia baru yang terjadi, (3) penerapan kebijakan Pemerintah Pusat terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat yang diharapkan dapat mendukung stabilitas ekonomi. Sedangkan laju inflasi diproyeksikan pada kisaran angka 2,5 ± 4,5 persen melalui pengendalian nilai tukar dan suku bunga yang mampu mendorong pergerakan sektor riil. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai upaya-upaya perluasan dan keberpihakan kesempatan kerja kepada kelompok kurang mampu diharapkan akan mengurangi tingkat kemiskinan menjadi 7,0 8,0 persen dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4 5 persen. Sejalan dengan target sasaran pembangunan ekonomi nasional, maka arah kebijakan pembangunan ekonomi Kota Pekalongan pada tahun 2019 ditujukan dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, penanaman pondasi dasar kemandirian, serta pembangunan karakter masyarakat berbudaya berlandaskan nilai-nilai religiusitas. a. Pertumbuhan Ekonomi Selama kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2012-2016, laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan tumbuh antara 5% pada tahun 2015 dan 5,91% pada tahun Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 7

2013. Pada tahun 2012, pertumbuhan tiga besar yakni jasa pendidikan sebesar 13,55%, industri pengolahan sebesar 11,26% dan pengadaan listrik dan gas sebesar 10,47%. Pada tahun 2016, lapangan usaha yang mengalam pertumbuhan ekonomi bergeser. Tiga besar yang bertumbuh antara lain jasa perusahaan sebesar 10,28%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,65% dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 9,03%. Hal ini sudah sesuai dengan Kota Pekalongan sebagai pusat kegiatan jasa. 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 4,50 4,00 2012 2013 2014 2015 2016 Kota Pekalongan (%) 5,61 5,91 5,48 5,00 5,36 Prov Jateng (%) 5,34 5,14 5,27 5,47 5,28 Nasional (%) 6,16 5,74 5,02 4,88 5,02 Sumber: BPS Kota Pekalongan, 2017 Gambar 2.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Selama kurun waktu 2015 2016 nilai PDRB Kota Pekalongan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Nilai PDRB pada Tahun 2015 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp. 7.778,27 Milyar naik pada Tahun 2016 menjadi Rp. 8.507,54 Milyar. Nilai PDRB Atas Harga Dasar Konstan (ADHK) naik dari Rp. 6.043,09 Milyar menjadi Rp. 6.367,27 Milyar. Apabila dilihat dari laju pertumbuhan PDRB pada tiap sektor pada tahun 2016, maka diketahui bahwa nilai laju pertumbuhan lebih besar dibandingkan tahun 2015. Sektor PDRB yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDRB Kota Pekalongan tahun 2016 yaitu sektor Perdagangan besar dan eceran, Reparasi Mobil dan sepeda motor (21,72%); industri pengolahan (21,43%); serta konstruksi (14,36%). Jika dibandingkan dengan tahun 2015, maka ketiga sektor tersebut masih menjadi sektor dominan dalam PDRB Kota Pekalongan. Tabel 2.1 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2016 No. Lapangan Usaha ADHB (Milyar Rp) ADHK (Milyar Rp) Laju PDRB (%) 2015 *) 2016 **) 2015 *) 2016 **) 2015 *) 2016 **) 1 Pertanian, Kehutanan 413,67 447,87 311,21 323,59 4,09 dan Perikanan 3,98 2 Pertambangan dan - - - - Penggalian 3 Industri pengolahan 1.677,23 1.822,76 1.302,42 1.356,60 3,99 4,16 4 Listrik Gas dan Air 11,80 13,31 11,76 12,43 1,71 Bersih 5,69 5. Pengadaan air, 8,73 9,19 7,46 7,63 2,54 pengelolaan sampah 2,16 Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 8

No. Lapangan Usaha ADHB (Milyar Rp) ADHK (Milyar Rp) Laju PDRB (%) 2015 *) 2016 **) 2015 *) 2016 **) 2015 *) 2016 **) Limbah dan daur ulang 6 Konstruksi 1.114,84 1.221,46 842,14 880,17 5,64 4,52 7. Perdagangan besar dan 1.701,21 1.847,84 1,342,16 1,407,42 3,62 eceran, Reparasi Mobil 4,86 dan sepeda motor 8. Transportasi dan 484,22 514,31 410,33 432,15 5,45 Pergudangan 5,16 9. Penyediaan Akomodasi 410,71 461,41 291,12 314,24 7,78 dan Makan Minum 7,94 10. Informasi dan 301,97 330,11 291,66 316,37 8,58 Komunikasi 8,47 11. Jasa Keuangan dan 463,13 522,26 344,74 375,88 6,89 Asuransi 9,03 12. Real Estate 206,76 227,94 172,69 183,99 7,47 6,54 13. Jasa Perusahaan 29,96 33,75 21,56 23,78 8,94 10,28 14. Administrasi 369,82 404,44 271,57 278,58 5,08 Pemerintahan, 2,58 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 351,22 389,75 236,68 254,40 4,78 7,49 16. Jasa Kesehatan dan 95,02 106,61 69,97 76,73 7,10 Kegiatan Sosial 9,65 17. Jasa lainnya 137,97 154,50 115,00 123,31 3,20 7,23 PDRB 7.778,27 8.507,54 6.043,09 6.367,27 5,00 5,36 Sumber data : BPS Kota Pekalongan, 2017 Tabel 2.2 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2016 (persen) Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015** 2016*** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) A Pertanian, Kehutanan, dan 5,86 5,6 5,27 5,32 5,26 Perikanan B Pertambangan dan Penggalian C Industri Pengolahan 20,82 21,53 21,67 21,56 21,43 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,19 0,17 0,16 0,15 0,16 E Pengadaan Air, 0,13 0,12 0,11 0,11 0,11 Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi 14,08 14,37 14,91 14,33 14,36 G Perdagangan Besar dan 23,55 22,98 22,14 21,87 21,72 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan 6,41 6,1 6,14 6,23 6,05 Pergudangan I Penyediaan Akomodasi 4,56 4,52 4,67 5,28 5,42 dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi 3,96 3,93 3,91 3,88 3,88 K Jasa Keuangan dan 5,71 5,78 5,84 5,95 6,14 Asuransi L Real Estat 2,55 2,52 2,59 2,66 2,68 M,N Jasa Perusahaan 0,34 0,36 0,39 0,38 0,40 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 5,01 4,87 4,73 4,75 4,75 Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 9

Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015** 2016*** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 3,98 4,26 4,43 4,52 4,58 Q Jasa Kesehatan dan 1,14 1,14 1,2 1,22 1,25 Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa lainnya 1,72 1,76 1,84 1,77 2,83 Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100 Sumber data : BPS Kota Pekalongan, 2017 PDRB per kapita merupakan PDRB yang dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Pada Tahun 2016, PDRB per kapita Kota Pekalongan ADHB mencapai Rp.28,43 juta, meningkat dibandingkan dengan tahun 2015. PDRB per kapita Kota Pekalongan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut. c. Inflasi Tabel 2.3 PDRB Per Kapita dan Pendapatan Per Kapita Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 No Tahun Pendapatan Per Kapita (atas dasar harga berlaku) (Rp Juta) 1 2012 19,94 2 2013 21,99 3 2014 24,15 4 2015 26,24 5 2016 28,43 Sumber data : PDRB Kota Pekalongan Tahun 2016, diolah Pada periode tahun 2013-2017, inflasi di Kota Pekalongan cenderung berfluktuasi dari kisaran 2,94 persen di tahun 2016 hingga 7,82 persen di tahun 2014. Nilai inflasi Kota Pekalongan dari tahun 2013-2017 lebih rendah dibanding dengan inflasi nasional dan Provinsi Jawa Tengah, namun pada tahun 2015 dan 2016 sedikit lebih tinggi dibanding Provinsi Jawa Tengah tetapi masih dibawah Nasional. Perkembangan inflasi kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan nasional dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut: Tabel 2.4 Laju Inflasi Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 2013 2014 2015 2016 2017 Kota Pekalongan (%) 7,40 7,82 3,46 2,94 3,61 Prov Jateng (%) 7,99 8,22 2,73 2,36 3,71 Nasional (%) 8,38 8,36 3,35 3,02 3,61 Sumber: Kota Pekalongan Dalam Angka 2017, BPS 2018 2.2. RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN 2019. Dengan melihat perkembangan indikator ekonomi makro daerah sampai dengan tahun 2016, serta berdasarkan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021, target ekonomi makro Kota Pekalongan pada tahun 2019 diperkirakan sebagai berikut: (a). Pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,75% (b). Inflasi 3 + 1 % Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 10

2.2.1. Tantangan Perekonomian Tahun 2019. Prospek perekonomian Kota Pekalongan tahun 2019 diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian global dan nasional yang akan terjadi di tahun 2018. Kebijakan Pemerintah untuk percepatan pembangunan jalan tol Pulau Jawa yang salah satunya ditargetkan akan mengoperasionalkan Jalan Tol Pemalang Batang pada tahun 2019 masih belum memberikan gambaran yang jelas seberapa besar pengaruhnya bagi Perekonomian Kota Pekalongan. Meskipun pembangunan exit jalan tol yang akan mengarah langsung ke Pasar Grosir Setono ditargetkan selesai tahun 2019, namun ancaman terhadap penurunan volume kunjungan ke Kota Pekalongan tetap masih harus diwaspadai dan sekaligus disiapkan beberapa antisipasi jalan keluarnya. Selain faktor eksternal, adanya faktor resiko internal juga yang akan berpengaruh terhadap perekonomian Kota Pekalongan. Faktor internal tersebut antara lain adanya lemahnya kapasitas fiskal daerah, khususnya minimnya peluang untuk membuka objek pajak/retribusi baru yang akan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah guna membiayai belanja pemerintah. Disamping itu, kesenjangan keahlian sumber daya manusia juga menjadi permasalahan tersendiri di masa yang akan datang. Menghadapi faktor risiko eksternal dan internal tersebut, maka beberapa tantangan yang harus dihadapi Kota Pekalongan yaitu: a). Isu penguatan ketahanan pangan, energi, dan air dimana ketergantungan Kota Pekalongan masih sangat besar untuk mendapatkan pasokan dari luar daerah terutama dari daerah sekitar b). Tingginya ketergantungan akan barang impor berupa bahan baku dan bahan penolong batik seringkali menyulitkan pengusaha. c). Melemahnya daya saing Kota Pekalongan seiring dengan belum berkelanjutannya produk unggulan daerah terutama pada produk unggulan Batik yang masih berupa bahan komoditi pemenuhan kebutuhan pasar semata namun untuk Batik Pekalongan sendiri belum memiliki brand produk yang original dan kuat di pasaran dan masih sebatas sebagai tempat memproduksi saja. d). Pantauan pelaku industri batik, masih menyoroti terganggunya proses produksi akibat dari seringnya kejadian rob. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yg lebih maksimal dalam mengatasi bencana rob di tahun tahun mendatang e). Di sektor industri, maritim, dan pariwisata pengembangannya masih belum maksimal disamping terkait dengan luasan lahan Kota yang terbatas untuk pengembangan industri baik industri pengolahan maupun industri maritim meski masih adanya peluang untuk pengembangan jasa perkantoran dan pariwisata dengan mengajak investor untuk pengembangan destinasi wisata di Kota Pekalongan dengan menggandeng investor. f). Perlunya menciptakan ekonomi inklusif dengan penguatan UKM di Kota Pekalongan dengan pembangunan technopark perikanan dan pengembangan pusat inovasi dan budaya batik. g). Meski letak Kota Pekalongan yang strategis sebagai pusat pelayanan kegiatan wilayah regional Petanglong namun hal ini belum dimaksimalkan terutama dalam hal pelayanan jasa dan perdagangan dimana selama dua tahun terakhir tidak terlalu singnifikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. h). Operasionalisasi jalan tol masih menyisakan beberapa kemungkinan yang harus diantisipasi di tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu, sambil menunggu Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 11

beroperasinya jalan tol tersebut, maka perlu dilakukan disain penataan kota untuk meningkatkan daya tarik dan juga volume kunjungan 2.2.2. Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2019. Prioritas kebijakan pembangunan Kota Pekalongan tahun 2019 adalah (1) Peningkatan pendapatan perkapita dengan menitikberatkan pada sektor-sektor ekonomi kreatif dan unggulan daerah, (2) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, (3) Peningkatan derajat pendidikan masyarakat, (4) Penguatan kualitas tenaga kerja yang berkinerja tinggi serta penanaman nilai-nilai budaya masyarakat yang berkarakter, (5) Melanjutkan pembangunan infrastruktur penghubung jalur ekonomi regional serta infrastruktur kawasan strategis perkotaan di bidang sosial, budaya dan ekonomi serta (6) Tata Kelola dan Pelayanan Publik. Namun demikian, di sisi lain, keterbatasan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah. Pemerintah Kota Pekalongan diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), efisiensi pendanaan pembangunan dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Berkaitan dengan kondisi yang tersebut di atas maka usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pemantapan perekonomian daerah, adalah sebagai berikut: a. Penguatan kebijakan ekonomi melalui Revisi Tata Ruang Wilayah sangat strategis dalam mengakomodir dinamika pembangunan daerah yang terjadi termasuk untuk kepastian peluang investasi pada sektor yang belum terakomodir dalam peraturan yang lama akan mampu menguatkan ekonomi daerah. b. Meningkatkan volume kunjungan ke Kota Pekalongan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas event tahunan c. Mewujudkan ketertiban hukum dan ketenteraman dalam masyarakat guna menjamin kegiatan usaha dalam masyarakat dapat terselenggara dengan baik. d. Meningkatkan pelayanan perijinan usaha secara terpadu, untuk meningkatkan unitunit layanan dan fasilitasi perijinan bagi usaha mikro, kecil serta sektor informal secara gratis agar dapat menjadi usaha formal dan kemudahan dalam mengakses kredit perbankan. e. Menjamin ketersediaan prasarana dan sarana perekonomian (revitalisasi pasar tradisional, perlindungan UKM) agar berfungsi dengan baik dan sektor-sektor lain sebagai penunjang pertumbuhan dan distribusi barang semakin efisien. f. Peningkatan produktivitas tenaga kerja, perbaikan sistem pengupahan, peningkatan keterampilan dan kewirausahaan dalam masyarakat. g. Meningkatkan koordinasi antar PD, kerjasama antar daerah, mengembangkan kemitraan usaha dan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan sektor informal. Melalui kerjasama kemitraan dan program tanggung jawab sosial perusahaan (program CSR) dari dunia usaha untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) dan lembaga keuangan mikro (LKM) di tingkat Rukun Warga (RW). h. Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan, pendidikan kecakapan hidup (life skills), teknologi tepat guna, produktivitas kerja dan keterampilan yang bersifat teknis. i. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu pemasaran produk unggulan daerah. Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 12

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) Efektivitas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2019 sebagai pelaksanaan agenda RPJMD tahun 2016-2021 di tahun ketiga, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang dapat dikelola oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Untuk itu, kebutuhan belanja pembangunan daerah akan selalu mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam implementasi RKPD, yang akan selalu berdampingan dengan sumber-sumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana kemitraan swasta, swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate Social Responsibility (CSR). APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran, yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah (penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah). Untuk pendapatan daerah bersumber dari: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; 2) Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah meliputi Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Selanjutnya untuk penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan dan Penerimaan kembali investasi pemerintah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah dan Pembayaran Pokok Utang. Kondisi perekonomian daerah yang stabil diharapkan tetap terjaga pada tahun 2019 melalui sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter nasional yang didukung dengan kebijakan fiskal daerah serta penguatan kelembagaan keuangan mikro dan sektor riil. Harapan dan keyakinan terhadap kondisi tersebut didasarkan pada proyeksi optimis perbaikan perekonomian nasional seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia, meskipun tetap harus diwaspadai gejolak ekonomi global. Dengan pertimbangan berbagai kondisi ekonomi tersebut, maka perhitungan perencanaan APBD Tahun 2019 dihitung berdasarkan berbagai asumsi sebagai berikut : 1. Asumsi Dasar yang Digunakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); 2. Laju Inflasi; 3. Pertumbuhan PDRB; dan 4. Lain-lain asumsi. Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 13

3.1. ASUMSI DASAR YANG DIPERGUNAKAN DALAM APBN Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan dokumen yang memuat kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode satu tahun. Didalam menyusun APBD tentunya mengacu pada kebijakan pemerintah dalam penganggaran nasional yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019, yang selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan APBN Tahun 2019. Sebagaimana asumsi yang digunakan dalam penyusunan RKP 2019, Pertumbuhan ekonomi nasional akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2019 sekitar 5,4-5,8%. Sementara itu, tingkat inflasi diperkirakan pada kisaran 2,5 ± 4,5 persen melalui pengendalian nilai tukar dan suku bunga yang mampu mendorong pergerakan sektor riil. 3.2. LAJU INFLASI Asumsi ekonomi makro nasional tersebut memberikan dampak ekonomi lokal di Kota Pekalongan. Berdasarkan data BPS, inflasi Kota Pekalongan pada tahun 2017 berada pada kisaran 3,61% lebih rendah dari Provinsi Jawa Tengah pada tahun yang sama. Dengan melihat tren laju inflasi tersebut, serta berdasarkan asumsi dasar ekonomi APBN tahun 2019, maka pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan pada tahun 2019 diasumsikan berada pada kisaran 3 + 1%. 3.3. PERTUMBUHAN PDRB. Meskipun dalam lima tahun pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan berfluktuasi, namun selama kurun waktu 2015 2016 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan pada tahun 2016 adalah 5,36% lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional dan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016. Dengan melihat tren pertumbuhan ekonomi tersebut, serta berdasarkan asumsi dasar ekonomi APBN tahun 2019, maka pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan pada tahun 2019 diasumsikan pada kisaran 5,75%, sebagaimana target RPJMD Kota Pekalongan pada tahun 2019. 3.4. LAIN LAIN ASUMSI Asumsi-asumsi lain yang turut berpengaruh dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kota Pekalongan Tahun Anggaran 2019, antara lain: 1. Pendapatan lain (selain Bagi Hasil Pajak) yang bersumber dari Pemerintah Pusat adalah DAK dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Kedua pendapatan dari pos mata anggaran ini diasumsikan sama dengan tahun 2018. Sedangkan untuk Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan mengalami kenaikan sesuai dengan arah kebijakan Alokasi Dasar DAU dari Pemerintah Pusat yang diasumsikan mendekati prosentase kemungkinan kebijakan kenaikan gaji dan tunjangan dengan memperhatikan kebutuhan dan kapasitas fiskal 2. Upaya penyelesaian permasalahan rob yang dibiayai oleh APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah, APBD Kota Pekalongan, ataupun sumber dana lainnya yang tidak mengikat akan mengurangi pengeluaran masyarakat terdampak rob. Dengan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 14

demikian masyarakat akan mulai melakukan usaha-usaha produktif yang akan membantu menurunkan angka kemiskinan di Kota Pekalongan. 3. Dengan akan selesainya pembangunan interchange jalan tol pada akhir tahun 2018, pembangunan bandara baru di Semarang, dan dukungan sarana perhotelan yang memadai di Kota Pekalongan, kunjungan wisata ke Kota Pekalongan sebagai salah satu anggota Kota Kreatif UNESCO. Hal ini akan memacu keterlibatan berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, para pelaku usaha, pengrajin, komunitas, ataupun masyarakat secara luas, untuk ikut berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan. Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 15

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2019 sebagaimana dalam penyusunan KUA tahun-tahun sebelumnya, dilakukan sesuai kaidah dalam perencanaan pembangunan yang terdiri atas sumber-sumber pendapatan daerah, pengeluaran belanja daerah, dan ketersediaan pembiayaan anggaran. Selain mempertimbangkan asumsi dasar ekonomi makro dan penetapan berbagai besaran dalam Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 sebagaimana tertuang dalam RKP Tahun 2019, kebijakan penyusunan APBD Tahun 2019 juga memperhatikan kebutuhan untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah, berbagai kebijakan yang akan dilakukan terkait pelaksanaan pembangunan melalui berbagai program, dan juga perkembangan realisasi APBD pada tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan penganggaran daerah yang tercermin dalam postur APBD, sangat berpengaruh dalam pembangunan daerah, karena APBD merupakan implementasi dari kebijakan fiskal dan sekaligus mencerminkan gambaran tahapan berbagai program pemerintah daerah guna mewujudkan visinya. Dari sisi kebijakan fiskal, APBD berperan sebagai salah satu instrumen untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dari sisi operasionalisasi pelaksanaan programprogram pemerintah, alokasi belanja APBD dapat diarahkan untuk penyediaan sarana dan prasarana pelayanan publik, penyediaan barang dan jasa, dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Reformasi yang dilakukan dalam kebijakan pengelolaan keuangan daerah, telah berjalan sesuai kaidah yang menjamin dilakukannya pengelolaan dengan semangat efisiensi dan efektivitas anggaran, transparansi dan akuntabilitas publik, rasa keadilan masyarakat, serta pencapaian kinerja yang optimal. Hal ini merupakan salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sejalan dilaksanakannya kebijakan Otonomi Daerah, maka semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas mewarnai proses penyelenggaraan pemerintahan, khususnya dalam proses pengelolaan keuangan daerah. 4.1. KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH Penyusunan anggaran tahun 2019 ini secara umum disusun secara rasional dengan memperhatikan kondisi keuangan daerah dan skala prioritas pembangunan Daerah, dalam hal ini belanja daerah tidak akan melampaui kemampuan pendapatan dan pembiayaan daerah. Prinsip dalam pengelolaan keuangan maka pendapatan daerah diproyeksikan pada besaran pendapatan yang optimis tercapai, sedangkan pada sisi belanja adalah merupakan batas tertinggi yang dapat dibelanjakan. Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2019 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. 16

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada tahun 2019 Pendapatan Asli Daerah diasumsikan naik 7,51% dibandingkan dengan target Perubahan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2018. Kenaikan tersebut bersumber dari kenaikan semua jenis pajak daerah yang secara total pendapatan pajak daerah naik sebesar 11,88 % dengan prosentase kenaikan tertinggi diperoleh dari Pajak Parkir, Pajak Hiburan dan Pajak Restoran- Selanjutnya dalam penganggaran Pendapatan Asli Daerah akan memperhatikan halhal sebagai berikut: a. Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah : 1) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 2) Data potensi pajak daerah dan retribusi daerah dengan memperhatikan realisasi penerimaan tahun-tahun sebelumnya. 3) Pajak Daerah diasumsikan naik 11,88 % dan Retribusi Daerah diasumsikan naik 3,60% dibandingkan dengan target Perubahan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2018. b. Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan didasarkan pada realisasi penerimaan tahun sebelumnya. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan diasumsikan naik 6,67% dibandingkan dengan target Perubahan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2018. c. Penganggaran Lain-lain PAD yang Sah diperoleh proyeksi dari pendapatan bunga atau jasa giro, pendapatan BLUD. Lain-lain PAD yang Sah diasumsikan naik 5,83 % dibandingkan dengan target Perubahan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2018 dengan potensi kenaikan terbesar diperoleh dari penerimaan jasa giro naik sebesar 20 %. 2) Dana Perimbangan Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH) terdiri dari : 1) Pendapatan dari DBH-Pajak yang terdiri atas DBH-Pajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) Pertambangan, Perkebunan dan Perhutanan (PBB P3) dan DBH- Pajak Penghasilan (DBH-PPh) yang terdiri dari DBH-PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN) dan PPh Pasal 21 diasumsikan sama dengan pagu definitif Dana Bagi Hasil Pajak Tahun 2018. Namun dalam pelaksanaannya akan mengacu pada pagu definitif dari Pemerintah Pusat 2) Pendapatan dari DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) diasumsikan sama dengan pagu DBH-CHT Tahun 2018. Namun dalam pelaksanaannya akan mengacu pada pagu definitif dari Pemerintah Pusat; 3) Pendapatan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA), yang terdiri dari DBH-Kehutanan, DBH-Pertambangan Mineral dan Batubara, DBH- Perikanan, DBH-Minyak Bumi, DBH-Gas Bumi, dan DBH-Pengusahaan 17

Panas Bumi diasumsikan sama dengan pagu definitif Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Tahun 2018. Namun dalam pelaksanaannya akan mengacu pada pagu definitif dari Pemerintah Pusat; b. Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) : Penganggaran DAU diasumsikan naik 3 % dibandingkan tahun 2018. Hal ini menyesuaikan arah kebijakan transfer ke daerah dan dana desa Tahun Anggaran 2019 yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan 8,3 % dari APBN Tahun Anggaran 2018. Dan dalam pelaksanaannya akan mengacu pada pagu definitif dari Pemerintah Pusat. c. Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK): Rencana DAK diasumsikan sama dengan pagu definitif DAK Tahun Anggaran 2018 akan tetapi didalam pelaksanaan nantinya tetap akan mengacu pada pagu definitif dari Pemerintah Pusat. 3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Penerimaan pendapatan hibah APBN Murni dari Pemerintah Pusat dalam rangka penguatan program SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) guna mewujudkan pencapaian target 100 % akses air bersih pada tahun 2019 serta hibah dana BOS pendidikan sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019 ; b. Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi sementara diasumsikan sama dengan tahun anggaran 2018 menunggu terbitnya Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah tentang prakiraan alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2019 dengan tetap memperhatikan realisasi penerimaan tahun-tahun sebelumnya. c. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok dialokasikan paling sedikit 50% untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; d. Tahun 2019 Kota Pekalongan diasumsikan kembali akan memperoleh Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus yang berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) sebagai reward atas kinerja pemerintah daerah. Mengingat penilaian DID yang semakin ketat maka pada tahun 2019, penerimaan DID diasumsikan sebesar 85% dari pagu DID Tahun 2018. e. Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan dari pemerintah provinsi diasumsikan sama dengan pagu Penetapan APBD Kota Pekalongan Tahun 2018. Namun demikian didalam pelaksanaan nantinya tetap akan mengacu pada pagu definitif dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 18

Dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka kebijakan Pendapatan Daerah dalam APBD Tahun 2019 diuraikan sebagai berikut : 1. Optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah melalui Intensifikasi penagihan, sosialisasi dan peningkatan basis data; 2. Validasi dan up date Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah; 3. Melakukan evaluasi dan revisi Peraturan Daerah Pendapatan Asli Daerah; 4. Meningkatkan pelayanan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah. 5. Meningkatkan koordinasi antar PD dalam bidang Pendapatan Daerah; 6. Memberikan reward and punishment, dan kebijakan stimulus fiskal kepada Wajib Pajak Daerah; 7. Memperkuat penggunaan IT untuk mendukung system, prosedur dan pelayanan; 8. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia yang ada; 9. Mengintensifkan pendapatan melalui peningkatan kerjasama dengan pihak terkait; 10. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah lebih efisien; 11. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam upaya meningkatkan keuntungan agar meningkatkan kontribusi Pendapatan Daerah; 12. Optimalisasi pelayanan Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) melalui penciptaan brand image; 13. Optimalisasi manajemen kas daerah dengan memanfaatkan idle cash dalam bentuk deposito; 14. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dengan optimalisasi penerimaan dana perimbangan melalui koordinasi dengan DJPK, Provinsi dan KPP Pratama; 4.2. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan belanja daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar, serta belanja daerah untuk urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada standar harga satuan regional. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: (a) pendidikan, (b) kesehatan, (c) pekerjaan umum dan penataan ruang, (d) perumahan rakyat dan kawasan permukiman, (e) ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, dan (f) sosial. Sementara urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: (a) tenaga kerja, (b) pemberdayaan perempuan dan 19