DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT BPR Tjandra Artha Lestari Pelaksanaan Good Corporate Governance PT BPR Tjandra Artha Lestari 2 A Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PT BPR Tjandra Artha Lestari... 3 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan hasil Self Assessment... 3 a Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi... 3-4 b Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite... 5 c Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern... 5-6 d Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern... 6 e Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (related party) dan Penyediaan Dana Besar (large eksposure)... 6 f Rencana Strategi Bank... 6-7 g Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan... 7 2 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi... 7 3 Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi... 7-8 4 Paket/Kebijakan Remunerasi dan fasilitas lain Dewan Komisaris dan Direksi... 8 5 Shares Option... 9 6 Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah... 9 7 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris... 9 8 Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)... 10 9 Permasalahan Hukum... 10 10 Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan... 10 11 Pemberian Dana Untuk Kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik... 10 B Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance... 11 LAMPIRAN 1 Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT BPR Tjandra Artha Lestari 2 Tabel 1. Jadwal Rapat Komite Dewan Komisaris Tahun 2017 3 4 1 P a g e
PELAKSANAAN GOOD COORPORATE GOVERNANCE PT. BPR TJANDRA ARTHA LESTARI TAHUN 2017 Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat pada umumnya disertai dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha Bank yang mengakibatkan peningkatan eksposur risiko Bank. Good Coorporate Governance (GCG) pada industri perbankan menjadi lebih penting untuk saat ini dan di masa yang akan datang mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan akan semakin meningkat. Penerapan Good Coorporate Governance secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka memelihara kepercayaan para pemegang saham dan para pemangku kepentingan PT BPR Tjandra Artha Lestari dirasakan semakin penting dengan meningkatnya risiko bisnis dan tantangan yang dihadapi industri perbankan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan Stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai etika (code of conduct) yang berlaku secara umum dalam industri perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsipprinsip GCG. Tujuan Pelaksanaan GCG di PT. BPR Tjandra Artha Lestari a. GCG merupakan suatu keharusan demi menjaga kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan memaksimalkan nilai perusahaan. b. Meningkatkan kinerja BPR dengan menerapkan GCG dalam segala kegiatan Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha yang telah ditetapkan BPR. c. Menjaga agar kegiatan operasional BPR mematuhi peraturan internal dan eksternal serta perundangan yang berlaku. d. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah Bank kepada Stakeholders. e. Memperbaiki budaya kerja BPR. f. Mendorong dan mendukung pengembangan BPR. 2 P a g e
A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance 1. Pelaksaan Good Corporate Governance (GCG) berdasarkan hasil Self Assessment meliputi 11 (sebelas) aspek berikut : 1.1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Direksi. 1.1.a. Jumlah, Komposisi, Kriteria Direksi telah lengkap sesuai ketentuan : 1. Direksi berjumlah 2 (dua) orang. 2. Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dengan komposisi sebagai berikut : * Direktur Utama : Susan Riana * Direktur : Michael Wijaya Onggoro 3. Direksi telah sepenuhnya lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. 4. Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semeda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. 1.1.b. Tugas dan Tanggung jawab Direksi : Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki kewenangan untuk menetapkan Job Description (pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab setiap karyawan) namun keputusannya harus mendapat persetujuan Komisaris. Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Direksi menindaklanjuti temuan audit internal, auditor eksternal seperti Bank Indonesia dan / atau hasil pengawasan otoritas lain. Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS. 1.1.c. Rekomendasi Dewan Komisaris 3 P a g e
Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sehubungan dengan tugas dan tanggungjawab, antara lain sebagai berikut : Persetujuan RKAT PT. BPR Tjandra Artha Lestari tahun 2017. Persetujuan Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Direksi. Persetujuan Surat Keputusan Pendelegasian Wewenang Direktur Utama. Persetujuan berbagai penyimpangan dalam operasional dan kredit tetapi tidak melanggar atau melampaui ketentuan yang berlaku di atasnya. 1.2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris. 1.2.a. Jumlah, Komposisi, Kriteria Dewan Komisaris telah lengkap sesuai ketentuan : 1. Dewan Komisaris berjumlah 2 (dua) orang. 2. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dengan komposisi sebagai berikut : * Komisaris Utama : Hendry Susanto * Komisaris : Alesius Bunawan 3. Dewan Komisaris telah sepenuhnya lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. 4. Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semeda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi. 1.2.b. Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris : Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS. Dewan Komisaris telah melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank serta memberikan nasehat kepada Direksi. 4 P a g e
Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara independen. Dewan Komisaris wajib memastikan terselengaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha bank. Dewan Komisaris berwenang untuk meminta direksi menindaklanjuti hasil temuan Audit Internal, Akuntan Publik, Bank Indonesia dan pengawas otoritas lainnya. 1.3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite / Fungsi Komite. PT. BPR Tjandra Artha Lestari tidak memenuhi kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite dikarenakan modal inti PT. BPR Tjandra Artha Lestari kurang dari sama dengan Rp. 80 Milyar. 1.4. Penanganan Benturan Kepentingan. Dalam hal terjadi benturan kepentingan anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif, maka Dewan Komisaris sebagai pengawas memberikan solusi terhadap benturan kepentingan. 1.5. Penerapan Fungsi Kepatuhan. Penunjukkan Direktur Utama dan Direktur telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Direksi telah menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, tercermin dari laporan pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya ke Dewan Komisaris. Direksi telah menetapkan langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku. Direksi telah berupaya untuk memastikan bank telah melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur operasional (SOP), peraturan Bank Indonesia, maupun 5 P a g e
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 1.6. Penerapan Fungsi Audit Intern. BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat. 1.7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern. Bank telah menunjuk kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Bank Indonesia untuk melaksanakan Audit Laporan Keuangan secara Independen Penunjukkan KAP sesuai dengan keputusan RUPS. KAP menyampaikan hasil audit kepada bank tepat waktu dan mampu bekerja secara independen. 1.8. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern. PT. BPR Tjandra Artha Lestari pada tahun 2017 belum sepenuhnya menerapkan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern. Namun Direksi telah mengevaluasi dan memutuskan transaksi (credit line) yang memerlukan persetujuan Direksi, termasuk penetapan dan persetujuan limit risiko secara keseluruhan, per jenis risiko dan per aktivitas fungsional (kegiatan usaha) Bank. 1.9. Batas Maksimum Pemberian Kredit. 1. Bank tidak melanggar dan melampaui ketentuan BMPK dan Penyediaan Dana kepada pihak terkait. 2. Bank telah memintakan kepada pihak terkait untuk mengisi formulir penyediaan dana pihak terkait beserta keluarganya. 6 P a g e
3. Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan Dana Besar diputuskan oleh Manajemen secara independen. 4. Bank telah menyampaikan secara berkala Laporan BMPK kepada Otoritas Jasa Keuangan. 1.10. Rencana Bisnis BPR. Pengembangan usaha menjadikan strategi PT. BPR Tjandra Arta Lestari, untuk jangka pendek difokuskan pada peningkatan profitabilitas dengan dibarengi untuk menimalkan risiko dan infrastruktur yang kuat sehingga mendukung ekspansi bisnis dan meningkatnya efisiensi melalui inisiatif yang diarahkan pada : Melanjutkan pertumbuhan penyaluran kredit dengan fokus kepada segmen UMKM dan konsumer, secara selektif ditujukan pada sektor produktif. Pertumbuhan DPK difokuskan pada dana pihak ketiga terutama deposito berjangka dan tabungan dengan bunga yang kompetitif. Menyelaraskan pengembangan teknologi khususnya sistem IT yang berbasis SAK ETAP untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan peningkatan pelayanan. Memperkuat kemampuan SDM dengan penekanan pada peningkatan profesionalisme, produktivitas dan integritas SDM. 1.11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan. Bank telah menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulan dengan materi paling sedikit memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi ditanda tangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan 7 P a g e
dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Pengaduan dan laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu. 2. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Komisaris Utama dan Direksi PT. BPR Tjandra Artha Lestari tidak memiliki saham pada PT. BPR Tjandra Artha Lestari, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya. 3. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi. a. Hubungan Keuangan Komisaris Utama dan Direksi PT. BPR Tjandra Artha Lestari tidak memiliki hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Bank. Seluruh Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham juga dengan Pemegang Saham Pengendali Bank. b. Hubungan Keluarga Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPR Tjandra Artha Lestari tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham dan Pemegang Saham Pengendali. 4. Paket kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi Paket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, tunjangan hari raya, tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan makan, tunjangan komunikasi) selama tahun 2017 sebesar Rp. 546.000.000,- 8 P a g e
sedangkan fasilitas lain dalam bentuk natura (tunjangan pph ps.21) selama tahun 2017 sebesar Rp. 14.000.000,- terlihat pada tabel berikut ini : Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Remunerasi dalam bentuk natura (gaji,thr,tunj.jabatan,tunj.kesehat an, tunj.makan, tunj.komunikasi) Fasilitas lain dalam bentuk non natura (tunj.pph ps.21) yang tidak dapat dimiliki Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi Orang Nominal Orang Nominal 2 Rp 174 juta 2 Rp 372 juta 2 Rp 7 juta 2 Rp 7 juta Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan sebagai berikut : Jumlah Renumerasi per Orang dalam 1 tahun*) Jumlah Jumlah Direksi Komisaris Di atas Rp 2 miliar 0 0 Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar 0 0 Di atas Rp 500 juta s.d 1 miliar 0 0 Rp 500 juta ke bawah 2 orang 2 orang 5. Share Option Tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif. 6. Rasio gaji Tertinggi dan Terendah a. rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah = 2,00 % b. rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1,25 % c. rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 4,80 % Secara rinci adalah sebagai berikut : Gaji (dalam rupiah) perbulan No Jabatan Tertinggi Terendah 1 Komisaris Rp 12 juta Rp 2,5 Juta 2 Direksi Rp 15 Juta Rp 12 Juta 3 Pegawai Rp 6 Juta Rp 2,5 Juta 7. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris a. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam Risalah Rapat. 9 P a g e
b. Sesuai POJK, frekuensi rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris paling sedikit sebanyak 4 kali dalam setahun (3 bulan sekali). 8. Jumlah Penyimpangan Internal (internal Fraud) Penyimpangan / kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para pegawai Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit di PT BPR Tjandra Artha Lestari selama tahun 2017 adalah tidak ada/ tidak pernah terjadi. 9. Permasalahan Hukum Permasalahan Hukum Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Jumlah Perdata Pidana 0 0 Dalam proses penyelesaian 3 0 Total 3 0 10. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, bank mampu menghindari transaksi yang mengandung potensi benturan kepentingan. 11. Pemberian Dana untuk kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik Tidak terdapat pemberian dana untuk kepentingan sosial dan kegiatan politik yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Tjandra Artha Lestari. 10 P a g e
B. Kesimpulan Umum hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance. Berdasarkan hasil Self Assessment pelaksanaan GCG PT. BPR Tjandra Artha Lestari periode Desember 2017, disampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Nilai Komposisi GCG sebesar 2,40 dengan prediksi Baik b. Peringkat masing-masing per Faktor adalah : No Aspek yang Dinilai Bobot Peringkat Nilai 1 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris 2 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 4 Penanganan Benturan Kepentingan 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian 8 Intern 20,00% 1,53 0,31 15,00% 2,54 0,32 0,00% 0,00 0,00 10,00% 4,00 0,40 10,00% 4,00 0,40 10,00% 2,93 0,29 2,50% 2,00 0,05 10,00% 0,00 0,00 9 10 Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG dan Laporan Internal 7,50% 3,00 0,23 7,50% 3,00 0,23 11 Rencana Strategis Bank Nilai Komposit 100.00% Prediksi Komposit 7,50% 2,50 0,19 2,40 Baik Terlampir disampaikan Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR Tjandra Artha Lestari tahun buku 31 Desember 2017. 11 P a g e
Demikian Laporan ini disampaikan, agar maklum. Terima kasih. PT. BPR Tjandra Artha Lestari Hendry Susanto Komisaris Utama Susan Riana Direktur Utama 12 P a g e